1 / 18

Disusun oleh : Dannar Nur Fathini (11324) Tri Marsiwi (11443) Maghfirotul Amaniyah ( 11821 )

PERBANYAKAN LIDAH BUAYA ( ALOE VERA ) DALAM MEDIA IN VITRO DENGAN PENAMBAHAN NAA DAN BAP PADA BERBAGAI KONSENTRASI. Disusun oleh : Dannar Nur Fathini (11324) Tri Marsiwi (11443) Maghfirotul Amaniyah ( 11821 ). Latar Belakang.

tymon
Download Presentation

Disusun oleh : Dannar Nur Fathini (11324) Tri Marsiwi (11443) Maghfirotul Amaniyah ( 11821 )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERBANYAKAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DALAM MEDIA IN VITRODENGAN PENAMBAHAN NAA DAN BAP PADA BERBAGAI KONSENTRASI Disusun oleh : DannarNurFathini(11324) Tri Marsiwi(11443) Maghfirotul Amaniyah (11821)

  2. LatarBelakang • pemanfaatan lidah buaya dalam negeri hingga saat ini sangat beragam mulai dari sebagai tanaman obat sampai industri makanan olahan. Minat masyarakat terhadap produk-produk berbahan dasar lidah buaya cukup baik sehingga peranan lidah buaya mendapat tempat cukup baik. Hal ini menjadi salah satu alasan penting mengenai pentingnya perbanyakan tanaman lidah buaya. Salah satu metode perbanyakan adalah dengan kultur jaringan bagian tanaman lidah buaya

  3. Tujuan • Untukmendapatkankomposisi media tanam yang tepatuntukkulturjaringanlidah buaya. • Mengetahuipengaruhinteraksiantara NAA dan BAP terhadappertumbuhanterbaikeksplankultivartunas pucuk lidah buaya yang ditanamdenganteknikkulturjaringan, • Mengetahuipengaruhmasing-masingkonsentrasicampuran NAA dan BAP dengankultivartunas pucuk lidah buaya yang terbaikterhadappertumbuhaneksplantunas pucuk yang ditanamdenganteknikkulturjaringan.

  4. TinjauanPustaka Untukmengantisipasimeningkatnyakebutuhanbibit, sejalandenganberkembangnyaindustriberbahanbakulidahbuaya, kiranyaperludikembangkanteknologiin vitro yang efisienbagiperbanyakantanamanlidahbuaya. Tekniktersebutkelakdapatditerapkanpadavarietasterpilih yang berdayaproduksiataumengandungbahanaktiftinggi. Menurut George dan Sherrington (1984) danYusnita (2003), kulturjaringantanamanmerupakanteknikmenumbuhkembangkanbagiantanamanbaikberupasel, jaringanatau organ dalamkondisiaseptiksecarain vitro. Meskipunpadaprinsipnyasemuaseldapatditumbuhkan, sebaiknyadipilihbagiantanaman yang masihmudadanmudahtumbuhsepertianakanataumata tunas.

  5. Metodologi • Bahan: tunas pucuk lidah buaya, bahankimia Media Murashige-Skoogdimodifikasi, zatpengaturtumbuh,sterilant • Alat : botoltanam, gelaserlenmeyer, gelasukur, pipet, neraca, pH-meter, otoklaf, lup, oven, laminar air flow, hot plate, magnetic stirrer, kamerasertaalat-alatlainnya. Perlakuan : • MS Dasar • BAP 0 +NAA 0, 1 • BAP 1 + NAA 0 • BAP 1 + NAA 0, 1 • BAP 1 + NAA 1

  6. Pembahasan Faktor-faktoryang mempengaruhikeberhasilankulturjaringandapatdibedakanmenjadiduayaitu • faktorinternal • faktoreksternal

  7. Faktor internal • Genotipe mempengaruhi pola pembentukan organ adventif dari kalus. Kemampuan membentuk tunas dan akar secara terpisah atau embryogenesis dari kalus berbeda antar famili maupun genera. Perbedaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietas serta jenis kelamin tanaman induk.

  8. 2. Poliploidi Dalam lingkungan lapang dapat kita perhatikan bahwa tanaman dengan poliploid lebih kecil mempunyai anakan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai poliploid yang lebih besar. Fenomena tersebut ternyata terekspresikan juga di dalam kultur in vitro. Hal ini dikarenakan dalam pembelahan sel multiplikasi/duplikasi kromosom pada tanaman berploidi besar berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai poloidi lebih kecil.

  9. 3. Perbedaan daya regenerasi dan multiplikasi (diferensiasi) antara tanaman dikotil dan monokotil dalam kultur in vitro . Pada tanaman dengan jenis dikotiledonae akan lebih mudah berdiferensiasi daripada tanaman monokotiledon.. Pada tanaman dikotiledon biasanya mempunyai titik tumbuh yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman monokotiledon. Oleh karena itu, apabila jaringan tanaman monokotil jika dikulturkan akan terdiferensiasi lebih lambat karena jaringan yang bersifat meristemoidnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan tanaman dikotil.

  10. 4. ZPT dan Hormon • hormon merupakan suatu senyawa alami dalam tubuh tanaman yang berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan. • ZPT merupakan senyawa analog dengan hormon yang ditambahkan dari luar untuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

  11. Faktoreksternal • 1. Media kultur Perbedaankomposisi media, komposisizatpengaturtumbuhdanjenis media yang digunakanakansangatmempengaruhipertumbuhandanregenerasieksplanyang dikulturkan.

  12. 2) LingkunganTumbuh a) Suhu. Umumnyatemperatur yang digunakandalamkulturinvitrolebihtinggidarikondisisuhuinvivo. Tujuannyaadalahuntukmempercepatpertumbuhandanmorfogenesiseksplan. b) Kelembabanrelatif. Kelembabanrelatifdalambotolkulturdenganmulutbotol yang ditutupumumnyacukuptinggi, yaituberkisarantara 80-99%. Jikamulutbotolditutupagaklonggarmakakelembabanrelatifdalambotolkulturdapatlebihrendahdari 80%. Sedangkankelembabanrelatifdiruangkulturumumnyaadalahsekitar 70%. c) CahayaPertumbuhan organ ataujaringantanamandalamkulturinvitroumumnyatidakdihambatolehcahaya, namunpertumbuhankalusumumnyadihambatolehcahaya.

  13. 3) KondisiEksplan Umumnyaeksplan yang berasaldarijaringantanaman yang masihmudakarenasel-sel yang aktifmembelahdengandindingsel yang belumkomplekssehinggalebihmudahdimodifikasidalamkulturdibandingkanjaringantua.

  14. Factor yang paling mempengaruhikegagalandalampraktikumyaitu factor eksternalkondisieksplan. Eksplan yang digunakanbukanberasaldariindukan yang dipeliharadenganbaikdandijaganutrisisertalingkungannya. Lidahbuaya yang digunakanberasaldarirumahkawat, tetapikondisitanamantidakdiperhatikan. Selainituketebalaneksplan yang ditanamansebesar 1 cm memungkinkanbakteri, virus maupunjamurmasihterdapatdidalameksplan.

  15. Dari hasileksplan yang masihhidupmenunjukkanbahwapenggandaan tunas paling baikdiperolehpada media MS denganmenambahkan BAP 1 mg/L tunas yang terbentuk 3 buah. BAP efektifmenginduksipembentukandaundanpenggandaan tunas. Sedangkanpembentukandaun paling baikpadamedi MS dasardengandaun yang dihasilkansebanyak 3 buahdenganpanjang 2 cm.

  16. Kesimpulan • Media MS dasarmemberikanhasil yang baikdalampembentukandaun. Sedangkan media MS denganpenambahan BAP 1 mg/L menunjukkanhasil optimum padapembentukan tunas. • Tingkat kontaminasisampai 66% disebabkanbahantanamlidahbuayaberasaldariindukan yang kurangdiperhatikannutrisidanpemeliharaannya, sertaketebalaneksplan.

More Related