1 / 16

PERTEMUAN XII

PERTEMUAN XII. MARRIAGE. Perkawinan merupakan. Salah satu alternatif gaya hidup Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan Perkawinan.

Download Presentation

PERTEMUAN XII

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERTEMUAN XII MARRIAGE

  2. Perkawinan merupakan................. • Salah satu alternatif gaya hidup • Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa.

  3. Tujuan Perkawinan • Hidup Bahagia • Growth • Mempunyai keturunan

  4. Bentuk-bentuk perkawinan • The traditional model • The shared-roles model • The reversed-roles model • The time limited model • The living together model • The group model

  5. Kiat agar mencapai perkawinan bahagia • Cinta • Seiman • Saling percaya • Seks • Ekonomi • Anak • Hindari pihak ketiga

  6. Romatisme • Komunikasi • Saling memuji dan memperhatikan • Bertengkar secara fair : - hindari berteriak, memukul, melempar sesuatu -tetap fokus pada satu pembicaraan -Beri kesempatan pasangan untuk berfikir -Jangan hanya mendengar perkataan, tapi cobalah untuk mengerti alasan dan berempatilah

  7. 12.Lihatlah diri sendiri 13. Belajar bersabar 14. Sadari betapa berharganya pasangan 15. Beri hadiah yang dapat diingat (kartu pos, puisi, waktu) 16. Beri perhatian seperti yang diinginkan pasangan

  8. Mengatasi bahaya dalam perkawinan Tahap I : Timbulnya Gangguan Tanda-tanda :• Mulai berkata pada diri sendiri, ‘persoalan kecil seperti itu kok dibesarkan’.• Mulai merasa terganggu pada sikap atau kata-kata pasangan. • Mulai enggan mengungkapkan kekesalan Anda pada pasangan.

  9. Mengatasi bahaya dalam perkawinan • Tahap II : Timbulnya Rasa Marah Tanda-tanda :• Kehilangan gairah untuk berhubungan intim.• Merasa tidak dicintai, dihargai, dipahami.• Mulai ada jarak dengan pasangan

  10. Mengatasi bahaya dalam perkawinan • Tahap III : Bersikap Menolak, Tanda-tanda :• Tak lagi bergantung pada pasangan • Kehadiran pasangan dianggap mengganggu.• Hubungan emosi dengan pasangan memudar

  11. Mengatasi bahaya dalam perkawinan • Tahap IV : Tak lagi peduli • Tanda-tanda :• Mulai malas berbeda pendapat atau bertengkar Di depan umum, sering terlihat sebaliknya

  12. Penyebab hancurnya perkawinan • Melakukan perselingkuhan • Melakukan kekerasan • Tidak jujur

  13. Bahan Renungan Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasakbubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur. Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, denganbegitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah. Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikitpun. Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur oranglain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang. Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.

  14. Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwalsekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahatanak-anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berpretasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, membuat kaligrafi, suka larut dalam dunia buku-buku kuno. Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, iamaha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secaradiam diam di sudut halaman. Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.

  15. Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan merekalayak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, danaku bertanya pada diriku sendiri : Dua orangyang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia? Sumber : http://www.yauhui.net/mengapa-perkawinan-menjadi-tidak-bahagia/

  16. TUGAS • Tulis opini Anda mengenai perkawinan yang bahagia.

More Related