1 / 137

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian. burhanuddin bahar. Kilas balik. Alam menunjukkan “sesuatu dan memberi sesuatu” Manusia ingin tahu “ada apa dengan sesuatu itu” dan “dengan tahu sesuatu itu, manusia mendapat keuntungan dalam bentuk perbaikan kualitas kehidupan”.

teryl
Download Presentation

Metodologi Penelitian

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metodologi Penelitian burhanuddin bahar

  2. Kilas balik • Alam menunjukkan “sesuatu dan memberi sesuatu” • Manusia ingin tahu “ada apa dengan sesuatu itu” dan “dengan tahu sesuatu itu, manusia mendapat keuntungan dalam bentuk perbaikan kualitas kehidupan”

  3. Dengan tahu “api”  manusia bisa membakar makanan yang diperolehnya. • Makanan bakar  ternyata lebih awet dari makanan biasa, masa simpan lebih panjang  berarti waktu untuk berburu dan memungut lebih dikurangi  manusia dapat bekerja atau merenung untuk yang lain

  4. Ditemukan siklus teratur dari pergerakan bintang, bulan dan matahari  penanggalan, yang oleh orang Mesir Kuno dipakai untuk pertanian (siklus edaran matahari 12 bulan dan tahun kabisatnya)

  5. Mengapa begitu? • Peradaban tua lahir di daerah tertentu yang memiliki keserupaan: a. Langit cerah  membaca pergerakan bintang di langit b. Bangsa tsb memberi kedudukan khusus pada orang cerdas mereka  tidak usah jadi pekerja kasar  banyak peluang berfikir dan menghasilkan ilmu-pengetahuan

  6. 4.000.000 SM  alat dari batu dan tulang  Homo faber  manusia yang menghasilkan alat mbaca, kerja makin halus • Selain itu, otak manusia lebih besar dari otak mahluk lainnya  15.000 SM – 600 SM manusia menulis dan berhitung, mengamati

  7. Masa 600 SM – 200 M posisi makin kuat ke an inquiring mind dasar pemikiran untuk pengetahuan modern • Phytagoras (abad ke 5 SM)  dalil segitiga siku-siku (hipotenusa kuadrat sama dengan penjumlahan kuadrat dari sisi-sisi suatu segitiga siku-siku)

  8. Socrates (abad ke empat SM)  metode dialog (dialektika) dalam mencari kebenaran dengan mengungkapkan fikiran tentang berbagai isyu atau konsep. Untuk konsep  dialektika digunakan untuk merumuskan konsep tsb

  9. Aristoteles (abad ke-3 SM)  mengemukakan silogisme yang menjadi contoh dasar logika berfikir deduktif  cara fikir yang mampu bertahan 2000 tahun sebagai dasar berfikir ilmiah • Masa Pemikiran Yunani ini bertahan terus dan dikembangkan di masa Islam oleh orang Arab

  10. Masa Islam  Al Khawarizmi (abad 8 M) dan sejumlah ilmuwan lahir di masa ini terutama dalam bidang ilmu kedokteran dan farmasi. • Raja memegang otorita dalam kekuasaan politik dan ilmu-pengetahuan • Zaman modern abad ke 14 hingga kini

  11. Copernicus (abad 14 M)  dari geocentris menjadi heliocentris (bertentangan dengan ajaran Aristoteles dan Katolik Romawi) --. Disempurnakan oleh Keppler • Galileo (15-16 M)  hukum tata planet dan pergerakannya

  12. Bacon (15-16 M)  empirisme  bahwa pengalaman harus menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan  dasar pemikiran induktif) • John Dewey  perkawinan deduksi dan induksi (reflective thinking  scientific thinking) • Scientific thinking menjadi dasar kegiatan METODOLOGI PENELITIAN

  13. Newton dan Einsten dengan kenisbiannya  menjadi pilar amat kuat dalam ilmu pengetahuan modern

  14. Kebenaran • Apakah benar berbeda dengan kebenaran? • Apakah kebenaran itu • Mari kita pakai cara Socrates untuk itu!

  15. Kontinum kebenaran • Benar (True) Kebenaran (Truth) Kebenaran absolut (absolute truth)

  16. Pengetahuan dan kebenaran ilmiah • Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang konsisten, serupa dan objektif. • Pengetahuan yang memiliki ciri seperti ini diperoleh dari penelitian ilmiah.

  17. Dengan demikian penelitian (untuk mencari kebenaran ilmiah ini) memiliki komponen yaitu komponen: • eksperimentasi atau observasi (yang pertama tertuju atas fakta yg belum terjadi dan yang berikutnya atas fakta yang telah terjadi), dan • Penjelasan atau argumentasi

  18. Fakta yg membangun pengetahuan itu diperoleh dengan observasi atau eksperimentasi dan diberi arti terkait hubungan antar faktanya. • Disimpulkan “kebenaran ilmiah” berdasar 2 hal: A. empirik B. logis/rasional (perkembangan dari rasionalisme Plato  Yunani ke empirisme Bacon, Lock, Hume dkk)

  19. Empirik • Apa itu empirik? Empiri berkaitan dengan hal yang dapat ditangkap oleh indra kita, oleh nalar kita dan oleh fakta yang ada di sekitar kita. a. Empiri sensual, b. Empiri logik c. Empiri etik (d). Empiri transedental

  20. Apa itu nalar • Nalar  rasional  ratiocinium • Mohon peserta memberi definisi atas NALAR • Ingat, kita mencari KEBENARAN ILMIAH yang didasari atas empiri dan logis/nalar

  21. Postulat dalam bidang sains • Postulat jenis  segala sesuatu di alam ini memiliki ciri tertentu • Postulat variabilitas  sesuatu yang kita anggap serupa ternyata masih memiliki sifat yang bervariasi, postulat variabilitas

  22. Postulat sebab akibat  semua akibat ada sebabnya • Postulat keterbatasan sebab akibat  tidak semua sebab menghasilkan semua akibat

  23. Sumber pengetahuan • Manusia ditakdirkan memiliki “keingintahuan” yang besar. • Untuk memenuhi hasrat tahu tadi, manusia dapat menempuh cara NON ILMIAH dan cara ILMIAH.

  24. Sumber pengetahuan a. Otoritas b. Pengalaman c. common sense d. intuisi e. logika f. lainnya • Pilih mana?

  25. Dua logika dalam bidang sains • Dua pemikiran dasar dalam bidang sains, deduksi dan induksi • Untuk mengerti dua logika ini (yang sebenarnya suatu siklus) akan diajukan fikiran Wallace (dan juga Earl Babbie) pada roda ilmu

  26. Roda ilmu (Wallace) Teori Generalisasi Hipotesis empiri Observasi empiri

  27. Logika induktif • Logika yang mendasari dirinya atas berbagai observasi yang disimpulkan menjadi sesuatu yang bersifat umum • DARI HAL-HAL KHUSUS KE YANG BERSIFAT UMUM • Generalisasi empiris adalah pengulangan sifat-sifat khusus tadi yang dapat ditemukan pada sampel pertama sampai sampel ke n

  28. Logika induktif • Generalisasi empiris dapat diartikan pengulangan sifat yang konsisten dari observasi nomor satu sampai observasi ke sekian miliard sekalipun • Konsep yang dihasilkan dalam tingkat ini dan hubungan antar konsepnya disebut dengan Grounded theory atau Grass root theory

  29. Bila suatu teori akar rumput dicabut substansi dasar yang membentuk teori itu  pernyataan antar konsep ini berubah menjadi teori

  30. Keseluruhan pengertian  mulai dari observasi atas empiri sampai penbentukan teori kita sebut dengan logika berfikir induktif

  31. Ceritera anak mendengar SUARA HANTU • Ceritera Pak GURU yang AMAT DISIPLIN

  32. Logika deduktif • Manusia membentuk pengetahuan untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efisien dan juga efektif • Bila suatu pagi di kamar mandi yang gelap kita menginjak suatu benda liat serupa silinder sebesar diameter 5 cm, apa reaksi kita?

  33. Mengapa kita bereaksi seperti itu? • Apa simpulan yang ada di kepala kita suatu kebenaran (atau jangan sampai hanya suatu spekulasi). • Apa konsekuensinya bila kita coba menanti dan membuktikannya? • YHU HUIII, jangan menjadi peneliti anumerta!

  34. Bila anda memiliki konsep dan hubungan antar konsep pada fase awal penelitian anda (yang kemudian kita sebut grand theory) kemudian anda mencoba memberlakukannya secara khusus pada apa yang anda fikirkan (hipotesis), kemudian anda mengujinya atas observasi empiri  anda telah berfikir dengan LOGIKA DEDUKTIF

  35. Logika refleksif • Bila kita berfikir berdasar SESUATU YANG LEBIH UMUM KE HAL-HAL YANG KHUSUS maka kita telah menggunakan logika deduktif, dan bila kita berfikiir DARI HAL-HAL KHUSUS KE HAL YANG BERSIFAT LEBIH UMUM, kita telah berfikir secara induktif. • Bila kita berfikir ganti-berganti deduksi dan induksi maka kita telah berfikir secara LOGIKA REFLEKTIF

  36. Validitas suatu penelitian deduktif pada FREKUENSI, dan • Validitas suatu penelitian induktif pada ESENSI • Beri contoh masing-masing

  37. Penelitian DEDUKTIF membutuhkan statistik INDUKTIF untuk uji Ho (mengapa uji Ho butuh statistik induktif, mengapa bukan statistik deduktif saja?) • Penelitian INDUKTIF tidak membutuhkan statistik tetapi membutuhkan validasi kuat dalam menangkap ESENSI atas konsep dan hubungan antar konsep

  38. Arah penelitian • Penelitian diawali adanya ide tertentu u/ diteliti. • Bila anda mulai dgn Grand Theory u/ solusi problem  anda memasuki wilayah DEDUKTIF • Bila anda mulai dengan observasi atas fakta dan membuat simpulan hubungan antar konsep saat awal tsb  anda memasuki wilayah penelitian INDUKTIF

  39. Pada penelitian induktif maupun deduktif kita harus menyediakan judul  JUDUL adalah esensi masalah yang (akan) diteliti. • Dengan demikian judul tidak boleh bertele-tele tetapi langsung tertuju pada intisari masalahnya.

  40. Variabel berdasar skala ukur • Suatu penelitian yang dituangkan dari ide dan problema yang jawaban paling mungkinnya, ditemukan dari konklusi atas premis yang diajukan diturunkan dalam bentuk variabel serta alat ukur. Secara berbagan kita ikuti bentuknya pada halaman berikut.

  41. Idea/interest • Kajian teoritik untuk membentuk kerangka teori • Kerangka teori  kerangka konsep

  42. Konsep X Y (level abstrak) operasionalisasi konsep variabel x y

  43. LoM • Variabel  sesuatu yang memiliki nilai yang bervariasi • Variabel sebisa mungkin measurable • Variabel yang measurable dapat diukur berdasar skala ukur tertentu. • Skala ukur yang kita kenal adalah skala NOIR (nominal, ordinal, interval, rasio)

  44. a. Skala variabel Nominal • Memiliki sifat ekivalensi • Contoh: sex, golongan darah, agama etc. • Memiliki harga rata-rata Modus (harga yang paling frekuen dari variabel tsb) misalnya di kelas ini jenis kelamin paling banyak adalah ……., modusnya adalah ………… • Skala ini memiliki sifat mutually exclusive

  45. b. Skala ukur Ordinal • Memiliki sifat a) ekivalensi b) lebih dari dan kurang dari Contoh: Kecerdasan Pengetahuan Kecantikan/kegagahan Sikap etc

  46. Harga rata-rata skala ordinal adalah Median (dan tentu saja modus  karena memiliki sifat skala nominal) • Rasa haus dari masing-masing kita dalam ruang ini memiliki sifat sangat haus dan kurang haus  bagaimana kalau kita beri skor, skor mana yang paling frekuen muncul, bila diurut yang mana berada di tengah (itulah rata-rata hasunya)

  47. Bila ada di antara kita mencari pasangan, dan kandidat itu kita skor, sbb: Skor 1  paling jelek (mirip Mak Lampir atau seperti Kakek Gila 10 tahun tidak mandi) Skor 2  tidak bagus tidak jelek Skor 3  biasa Skor 4  Lumayan Skor 5  Amat cantik/amat gagah

  48. Bila skor itu memiliki perbandingan yang sama, maka sharusnya kita bersedia menukar kandidat kita yang cantik atau gagah dengan 5 orang yang setara mak lampir atau 5 kakek sableng. • Tetapi mengapa kita tidak mau  jawabnya BUKAN PADA RUMPUT YANG BERGOYANG tetapi skala ordinal tidak setara dalam satuan (anisomorf)

  49. c. Skala ukur interval • Memiliki sifat a) ekivalensi b) sifat lebih dan kurang dari c) perbandingan antar tiap titik adalah sebanding d) angka nol-nya adalah nol perjanjian • Contoh: suhu, IQ etc

  50. d. Skala ukur rasio • Memiliki sifat a) ekivalensi b) sifat lebih dan kurang dari c) perbandingan antar tiap titik adalah sebanding d) angka nol-nya adalah nol absolut • Contoh: kadar gula darah, kolesterol, BB, TB dan indeks atau rasio yang didasari atas angka isomorfi rasio. • (Beri setting story nol dan nol)

More Related