1 / 30

Kerjasama :

Arbyn Dungga, ST. ANALISIS PEMBIAYAAN PENDERITA TUBERKULOSIS PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN GORONTALO PROPINSI GORONTALO. Kerjasama : Pusat Studi Pangan, Gizi dan Kesehatan Unhas dengan Proyek Peningkatan Upaya Kesehatan (DHS-ADB) Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo Propinsi Gorontalo.

Download Presentation

Kerjasama :

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Arbyn Dungga, ST ANALISIS PEMBIAYAAN PENDERITA TUBERKULOSIS PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN GORONTALO PROPINSI GORONTALO Kerjasama : Pusat Studi Pangan, Gizi dan Kesehatan Unhas dengan Proyek Peningkatan Upaya Kesehatan (DHS-ADB) Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo Propinsi Gorontalo Gorontalo, 1 Juni 2004

  2. LATAR BELAKANG • Tuberkulosis merupakan salah satu dari 3 penyakit utama masyarakat dunia selain AIDS dan Malaria (ATM). • Tuberkulosis oleh WHO (1992) sebagai “Global Emergency” • Diperkirakan setiap tahun terdapat 2-3 juta penduduk meninggal karena TB, minimal 1 orang akan terinfeksi setiap detik dan seorang penderita TB aktif dapat menulari 10-15 orang/tahun, 1 orang meninggal akibat TB pada setiap detik Gorontalo, 1 Juni 2004

  3. LATAR BELAKANG • Indonesia menempati peringkat ke-3 dari 22 negara setelah India dan Cina yang mempunyai TB yang besar (high burden countries) (2002) • Kerugian ekonomi (Economic Lost) Indonesia karena TB sebesar Rp. 8.2 triliun/tahun yang dipikul oleh pasien, keluarga dan masyarakat (2002) • Masalah yang dihadapi dalam penanggulangan TB adalah rendahnya penemuan kasus di sarana pelayanan kesehatan (dipengaruhi oleh pola pencarian pengobatan masyarakat) Gorontalo, 1 Juni 2004

  4. TUJUAN PENELITIAN • Tujuan Umum • Untuk mengetahui jumlah penderita TB dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penderita di Puskesmas Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo • Tujuan Khusus • Untuk mengetahui jumlah kasus menurut karakteristik penderita • Untuk menganalisis pola pencarian pengobatan masyarakat penderita TB • Untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan penderita TB Gorontalo, 1 Juni 2004

  5. METODE PENELITIAN • Waktu dan lokasi penelitian • Penelitian dilakukan bulan Januari 2004 pada PKM di Kab. Gorontalo meliputi PKM Bongomeme, Mongolato, Tuladenggi, Tilote, Tibawa dan Limboto Barat • Desian penelitian • Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mendapatkan gambaran jumlah penderita TB dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan TB Gorontalo, 1 Juni 2004

  6. METODE PENELITIAN • Jumlah dan cara pemilihan sampel • Seluruh penderita TB baik anak-anak maupun dewasa pada PKM yang terpilih sebagai sampel • Metode pengumpulan data • Data dikumpulkan melalui medical record dan indepth interview bagi penderita, petugas TB PKM dan petugas P2M Dinkes • Pengolahan dan analisis data • Data diolah dengan menggunakan komputer program Microsoft for Excel dan SPSS versi 11.0 dan dianalisis secara deskriptif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan teknik content analysis. Gorontalo, 1 Juni 2004

  7. HASIL PENELITIAN Gorontalo, 1 Juni 2004

  8. KARAKTERISTIK RESPONDEN Karakteristik responden meliputi : • Kelompok umur • Jenis kelamin • Status perkawinan • Kategori penderita Gorontalo, 1 Juni 2004

  9. Tabel 1. Distribusi responden menurut kelompok umur Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  10. Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis kelamin Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  11. Tabel 3. Distribusi responden menurut status perkawinan Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  12. Tabel 4. Distribusi responden menurut kategori penderita Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  13. POLA PENCARIAN PENGOBATAN Beberapa petikan hasil wawancara : • Pada saat orang sakit ada orang yang ke dukun, mantri dan tempat pelayanan kesehatan lainnya • Pertama datang ke dukun, lalu ke mantri, baru ke Puskesmas • Pertama kali ke dukun, bidan desa, warung obat, berobat ke Puskesmas karena penyakit semakin parah • Saya berobat ke dukun tapi tidak ada perubahan, setelah itu saya berobat ke Puskesmas Gorontalo, 1 Juni 2004

  14. POLA PENCARIAN PENGOBATAN Lanjutan ….. • Sehat bisa bekerja, bisa istirahat dengan baik, sakit bila tidak bisa bekerja • Saya sudah satu kali batuk campur darah, dan tante saya pernah batuk darah dan pergi ke Puskesmas • Masih banyak orang yang menderita TB, tapi tidak mau memeriksakan dirinya ke Puskesmas dan mereka lebih banyak berobat ke dukun, mereka ke Puskesmas kalau sudah parah. Gorontalo, 1 Juni 2004

  15. POLA PENCARIAN PENGOBATAN Lanjutan …… • Pengobatan di Puskesmas gratis • Saya malu dengan orang lain • Rasa malu bertemu dengan orang-orang di jalan dan malu keluar rumah • Penyakit TBC, penyakit yang sangat memalukan sehingga saya berobat ke dokter praktek • Masyarakat selalu memberikan dorongan agar berobat teratur Gorontalo, 1 Juni 2004

  16. BIAYA PENGOBATAN • Biaya obat • Biaya administrasi • Biaya Pengawas menelan Obat • Biaya transport pengambilan sputum • Biaya fiksasi • Biaya antar jemput slide • Biaya pembacaan slide • Biaya transport pengambilan obat • Biaya rontgen Gorontalo, 1 Juni 2004

  17. Tabel 5. Jumlah biaya obat penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  18. Tabel 6. Jumlah biaya administrasi penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  19. Tabel 7. Jumlah biaya PMO penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  20. Tabel 8. Jumlah biaya transport pengambilan sputum Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  21. Tabel 9. Jumlah biaya fiksasi penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  22. Tabel 10. Jumlah biaya antar jemput slide penderita TB Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  23. Tabel 11. Jumlah biaya pembacaan slide penderita TB Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  24. Tabel 12. Jumlah biaya transport pengambilan obat penderita TB Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  25. Tabel 13. Jumlah biaya rontgen penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  26. Tabel 14. Total biaya pengobatan penderita tuberkulosis Sumber : Data Primer Gorontalo, 1 Juni 2004

  27. PENUTUP Karakteristik responden • Jumlah penderita tuberkulosis sebanyak 371 orang terdiri dari 190 (51,2%) laki-laki dan 181 (48,8%) perempuan; 7 orang (1,9%) usia < 15 tahun, 353 orang (95,1%) usia 15-64 tahun dan 11 orang (3,0%) > 64 tahun; 311 orang (83,8%) kawin dan 60 orang (16,2%) belum kawin • Terdapat 334 orang (90,0%) penderita kategori I, 9 orang (2,4%) kategori II, 24 orang (6,5%) kategori III dan anak 4 orang (1,1%). Gorontalo, 1 Juni 2004

  28. PENUTUP • Pola pencarian pengobatan penderita tuberkulosis sangat bervariasi meliputi dukun, dokter PKM, dokter swasta, mantri, dan warung obat. Pada umumnya penderita pernah memanfaatkan jasa dukun dalam memperoleh pengobatan. Mereka ke PKM apabila penyakitnya bertambah parah atau tidak dapat ditangani oleh dukun • Jumlah total biaya pengobatan tuberkulosis sebanyak Rp.155.160.556, sebagian besar adalah biaya obat • Jumlah biaya tersebut belum dihitung berdasarkan data keseluruhan dan estimasi penderita. Gorontalo, 1 Juni 2004

  29. REKOMENDASI • Perlu peningkatan program yang berorientasi pada pencegahan dan peningkatan kesehatan misalnya imunisasi bagi balita • Upaya penemuan kasus yang dilakukan secara aktif case finding • Perlu penelitian dan pengkajian lebih jauh tentang upaya penemuan kasus bagi penderita tuberkulosis • Jaminan pemerintah secara berkesinambungan untuk memberikan obat secara gratis kepada penderita terutama bagi keluarga miskin Gorontalo, 1 Juni 2004

  30. Terima kasih Gorontalo, 1 Juni 2004

More Related