1 / 1

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2000) terhadap 161 orang siswa SMP dan

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2000) terhadap 161 orang siswa SMP dan SMU ada perbedaan kecenderungan menyontek antara laki-laki dengan perempuan (t=3,58 p=0,05). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa laki-laki lebih cenderung.

shani
Download Presentation

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2000) terhadap 161 orang siswa SMP dan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2000) terhadap 161 orang siswa SMP dan SMU ada perbedaan kecenderungan menyontek antara laki-laki dengan perempuan (t=3,58 p=0,05). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa laki-laki lebih cenderung untuk menyontek dibandingkan dengan perempuan. Kemudian Newstead dkk (1996) scrla Lobcl dan Lcavanon (1988) menjelaskan bahwa laki-laki lebih cenderung menyontek dibandingkan dengan perempuan. Ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa laki-laki mengharapkan untuk berhasil pada tugas-tugas akademis lebih dari perempuan, sehingga laki-laki lebih sering menyontek untuk menghindari kegagalan. (Schab dalam Thornburg, 1982). Merebaknya tindakan menyontek di kalangan pelajar dan mahasiswa yang merupakan satu cerminan bahwa mentalitas suatu bangsa sedang dalam keadaan sakit. Masyarakat tidak lagi mengejar prestasi yang diraih lewat keuletan, ketekunan, kerja keras dan kejujuran Sutrisno (2001), tetapi semua dilakukan dengan cara jalan pintas atau berbuat curang. Budaya jalan pintas di kalangan mahasiswa tidak dapat dilepaskan dengan kultur yang berkembang di masyarakat umum yang diwarnai budaya santai, budaya jalan pintas dan dan budaya 'jalan t o l \ misalnya kalau ingin menjadi kaya dengan korupsi, ingin menjadi artis terkenal dengan kebcranian membuka-buka bagian tubuh yang semestinya di tutup (Irawan, 1993). Budaya masyarakat yang semakin pennisif terhadap perilaku jalan pintas tersebut, membuat siswa dan mahasiswa memandang perbuatan yang mereka lakukan adalah hai yang wajar. Penelitian yang dilakukan oleh Baird (Harding, 2001) menemukan bahwa 85 persen siswa merasa menyontek adalah bagian normal dalam hidup, dan 95 persen dari siswa mengakui bahwa menyontek yang mereka lakukan belum seberapa, justru siswa lain yang lebih banyak melakukannya. Pada diri mereka telah berkembang

More Related