E N D
ASPEK EKOLOGI PHT PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM
Ekosistem • Suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen biotik dan abiotik (Untung, 2001) • Suatu sistem yang rumit dan interaktif yg tersusun oleh semua organisme hidup pd suatu daerah dg lingkungan fisiknya (tanah, air, iklim, habitat) (Birch, 1961)
Aliran energi dalam ekosistem terlihat pada rantai makanan • Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. • Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. • Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora.
Stabilitas ekosistem • Dalam ekosistem rantai makanan-rantai makanan itu saling bertalian membentuk jaring-jaring makanan (food web) . • Semakin tinggi diversitas dalam suatu ekosistem, maka semakin kompleks jaring-jaring makanan maka stabilitas ekosistem tersebut semakin tinggi
Agroekosistem • Agroekosistem adalah ekosistem yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia dalam proses budidaya tanaman dengan tujuan untuk memperoleh hasil pertanian yang tinggi (Ferro, 1987). • Pada agroekosistem didominasi oleh jenis-jenis tanaman yang dipilih oleh petani baik dengan pola tanam monokultur atau tumpang sari. Umur tanaman pada agroekosistem juga umumnya relatif sama struktur fenologinya juga sama (Hasibuan, 2003).
Diversitas pada agroekosistem • Keadaan di mana jenis dan umur tanamanpada suatu agroekosistem relatif sama, menyebabkan jaring-jaring makanan dan diversitas pada agroekosistem lebih rendah apabila dibandingkan dengan ekosistem alami.
Beberapa ahli ekologi dan entomologi mengatakan, meskipun jaring-jaring makanan pada agroekosistem lebih sederhana, namun masih cukup kompleks dan dinamis (Risch, 1987). • Berbagai organisme sebagai komponen pembentuk agroekosistem mempunyai peran sebagai produsen (tanaman), herbivora, predator, parasit, dan dekomposer.
Peran Arthropoda pada agroekosistem • Berbagai jenis Arthropoda yang ada pada agroekosistem mempunyai peran yang beragam antara lain sebagai herbivora, predator, parasitoid, pemakan plankton, dan dekomposer • Arthropoda tersebut saling berinteraksi dan membentuk jaring-jaring makanan. Pada agroekosistem dengan diversitas yang tinggi akan terbentuk jaring-jaring makanan yang lebih kompleks, sehingga mendukung terciptanya agroekosistem yang stabil (Hasibuan, 2003).
Pengelolaan agroekosistem berpengaruh terhadap diversitas • Pengelolaan agroekosistem yang baik akan menjaga berlangsungnya rantai makanan, sehingga keseimbangan ekosistem dapat tercapai. • Hal itu berarti peningkatan populasi hama dapat dihindari dg cara pengelolaan agroekosistem yang benar dan bijaksana.
PHT merupakan sistem pengendalian hama yang mengutamakan pengelolaan agroekosistem. • Dalam pengelolaan agroekosistem tersebut mendorong berfungsinya mekanisme pengendalian alami spt pemanfaatan musuh alami, penggunaan varietas tahan, budidaya tanaman sehat, pengaturan pola tanam, dll.
Dengan pengelolaan agroekosistem diharapkan keseimbangan ekosistem tercapai dan pop hama di bwh AE. • Penggunaan pestisida akan membunuh musuh alami hama,merusak rantai makanan, dan menyebabkan ketidak seimbangan agroekosistem.
Dalam penerapan PHT : • Petani harus memiliki pengetahuan ttg biologi hama, musuh alami, dan berbagai teknik pengendalian hama • Hasil pemantauan selanjutnya dianalisis sebagai dasar dari pengambilan keputusan ttg tindakan apa yang akan dilakukan
Kepik Predator • Famili: Gerridae, Belastomatidae, Pentatomidae, Reduviidae
Cendawan Patogen Serangga Beauveria bassiana Metarhizium anisopliae
Beauveria bassiana (Deuteromycetes: Moniliales) Wereng coklat Penggerek batang jagung Walangsangit