1 / 1

Teknokrat Menyimpang

Teknokrat Menyimpang Bung Hatta bicara tentang pelaksanaan Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Tak sampai selesai beliau baca pidato, beliau dipapah kembali duduk di meja pimpinan, dan pidato beliau dilanjutkan pembacaannya oleh Sri-Edi Swasono.

ronli
Download Presentation

Teknokrat Menyimpang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teknokrat Menyimpang Bung Hatta bicara tentang pelaksanaan Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945. Tak sampai selesai beliau baca pidato, beliau dipapah kembali duduk di meja pimpinan, dan pidato beliau dilanjutkan pembacaannya oleh Sri-Edi Swasono. Mendekati Akhir pidato, Bung Hatta berkata, “Pada masa yang akhir ini negara kita masih berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, tetapi politik perekonomian negara di bawah pengaruh teknokrat kita sekarang, sering menyimpang dari dasar itu.” Ketika pidato selesai dibacakan peserta semua berdiri bertepuk tangan menghormati Bung Hatta, Bapak Sarjana Ekonomi, yang begitu setia pada gagasan koperasi yang telah beliau kembangkan sejak masa perjuangan dahulu. Dalam kongres ini lahir berbagai tanggapan atas pendapat Bung Hatta tentang teknokrat ini. Ada yang membenarkannya, ada pula yang menolaknya. Yang menarik adalah bahwa beda pendapat diungkapkan secara rasional, obyektif dan zakelijk. Argumen berhadapan dengan argumen. Data statistik diungkapkan dengan data statistik lainnya. Analisa beradu analisa. Para sarjana ekonomi bisa berlainan pendapat, namun satu hal yang jelas, mereka mengabdikan ilmu dan kemampuan intelektualitasnya kepada pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Tidak ada di antara mereka yang secara sadar melacurkan diri, menjatuhkan integritas intelektualnya. Cara penglihatan bisa berbeda, namun arah pengabdian jelas tunggal, yakni bagi masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan bahagia. Bersama dengan utusan-utusan daerah, hasil kongres seperti terpantul dalam pembicaraan yang berlangsung bebas dan demokratis, telah dilaporkan pula kepada Bapak Presiden Soeharto. Sehabis pertemuan ini saya perlu melaporkannya kepada Bung Hatta. Dengan penuh minat Bung Hatta mendengar berbagai pendapat yang hidup berkembang dalam kongres ESEI ini. Panjang lebar tanggapan dan komentar beliau tentang hasil kongres dan masalah pembangunan. Beliau berpesan agar terus-menerus dikembangkan kebiasaan beradu pendapat dan bertukar pikiran antara sarjana ekonomi dalam wadah ESEI ini. Saya mengangguk mengerti dan teringat kembali ungkapan Prancis yang sudah 25 tahun Bung Hatta paterikan dalam lubuk hati saya, “dalam pertumbuhan beda pendapat, lahir kebenaran-kebenaran baru!” Emil Salim, Pribadi Manusia Hatta, Seri 11, Yayasan Hatta, Juli 2002

More Related