1 / 18

LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL. LISENSI. SERTIFIKASI. AKREDITASI. Kompetensi Sasara n Sifat Hukum. Dasar Individu Wajib Berat. Maksimal Individu Sukarela

rafal
Download Presentation

LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

  2. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

  3. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

  4. LEARNING OBJECTIVE MASING-MASING LEVEL

  5. LISENSI SERTIFIKASI AKREDITASI Kompetensi Sasaran Sifat Hukum Dasar Individu Wajib Berat Maksimal Individu Sukarela Ringan Maksimal Lembaga Tgt.Sistim Berat

  6. Setiap tenaga kesehatan diharuskan mendapatkan pengakuan terhadap kompetensinya melalui suatu proses yang dinamakan Sertifikasi. Sertifikasi merupakan suatu proses pengakuan terhadap kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) seorang tenaga kesehatan melalui uji kompetensi.Setelah seorang tenaga kesehatan berhasil memperoleh pengakuan (secara formal) melaui uji kompetensi dengan prosedur sertifikasi ini, maka pengakuan tersebut akan dicatat secara resmi melalui prosedur registrasi. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat penilaian kompetensi inti dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya.

  7. LisensimerupakanprosesuntukmendapatkanSuratIzin . Lisensisebagaimanatersebutterdiridari: • suratizinpraktik (SIP) bagitenagakesehatan yang memberikanpelayananlangsungterhadaptubuhpasien; dan • suratizinkerja (SIK) bagitenagakesehatan yang tidakmemberikanpelayananlangsungterhadaptubuhpasien.

  8. Surat Tanda Registrasi Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat STRTS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Tenaga Sanitarian yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat SIKTS adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan ( Wajib ,pasal 6. PMK.No.32 thn 2013)

  9. Peran Sanitarian (Ahli Kesehatan Lingkungan) Kep MenKes no 373 tahun 2007 tentang standar profesi sanitarian 1. Sebagaipelaksanadanpengamatankesehatanlingkungan, 2. Pengawasankesehatanlingkungandan, 3. Pemberdayaanmasyarakatdalamrangkaperbaikankualitaskesehatanlingkunganuntukdapatmemelihara, melindungidanmeningkatkancara-carahidupbersihdansehat.

  10. pasal 13. PMK.No.32 thn 2013 Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian merupakan pelayanan kesehatan lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair; b. limbah padat; c. limbah gas; d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkanpemerintah; e. binatang pembawa penyakit; f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi.

  11. Setiap Tenaga Sanitarian yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu, meliputi: a. Melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL); b. Melakukan pemantauan pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL); c. Melakukan pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL); d. Melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); e. Melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat sesuai dengan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR); dan f. Melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

  12. Kewenangan/kompetensi yang dimiliki Sanitarian meliputi: • Merencanakandanmengelolasumberdayadibawah • tanggungjawabnya; • b. Mengevaluasisecarakomprehensifdenganmemanfaatkan • IPTEK untukmenghasilkanlangkah-langkahpengembangan • strategiorganisasi yang menjaditanggungjawabnya; • c. Memecahkanpermasalahanberkaitandenganbidangsains, • teknologidanatausenikesehatanlingkunganmelalui • pendekatanmultidisipliner; dan • d. Melakukanriset, mengambilkeputusanstrategisdan • mengomunikasikanatassemuaaspek yang terkaitdengan • kesehatanlingkungandanberadadibawahtanggung • jawabnya.

  13. Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian), meliputi: • Melakukanpekerjaandenganmemanfaatkan IPTEK di • bidangkesehatanlingkungandanberadaptasiterhadapsituasidalammenyelesaikanmasalah; • b. Memformulasipenyelesaianmasalahkesehatan • lingkunganproseduralberdasarpengetahuanspesialis; • c. Mengambilkeputusanstrategisdibidangkesehatan • lingkunganberdasarkan analisis informasi berbasis data; • Memberikanpetunjukdalammemilihberbagaialternatif • solusidanmengembangkankreatifitas yang inovatifdalampengendalianmasalahkesehatanlingkungan.

  14. Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian), meliputi: a. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan; b. Memilih metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan dari beragam pilihan yang sudah baku maupun belum baku; c. Melakukan analisis data terkait dengan kesehatan lingkungan; d. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri ataupun kelompok di lingkup tanggung jawab pengawasannya; e. Memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural dan inovatif secara komprehensif; dan f. Melakukan kerja sama dan membuat laporan tertulis secara komprehensif.

  15. Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Pratama (Asisten Technical Sanitarian), meliputi: • Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan berdasar • informasi yang diterima; • b. Melaksanakanprosedurkerjakesehatanlingkungan yang • tersedia; • c. Melaksanakanpekerjaankesehatanlingkunganspesifik • denganpenggunaan alat berdasar prosedur kerja; • d. Melaksanakanpekerjaankesehatanlingkungansendiri • denganpengawasantidaklangsung; • e. Memecahkanmasalahkesehatanlingkunganberdasar • pengetahuanoperasional; dan • f. melaksanakan kerja sama dan komunikasi dalam lingkup • kerjanya

  16. Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Asisten Teknisi Sanitarian (Operator Technical Sanitarian), meliputi: • Melaksanakansatutugaskesehatanlingkunganspesifik, • denganmenggunakanalat, daninformasi, danprosedurkerja yang lazimdilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, dibawahpengawasanlangsungatasannya; dan • b. memilikipengetahuanoperasionaldasardanpengetahuan • faktualbidangkerjakesehatanlingkungan yang spesifik, • sehinggamampumemilihpemecahan yang tersedia • terhadapmasalah yang lazimtimbul.

  17. Pasal 29 • Setiap Tenaga Sanitarian yang saat ditetapkannya • Peraturan ini sedangmenjalankanpekerjaannyadianggap • telahmemiliki SIKTS. • (2) Dalamwaktuselambat-lambatnya 1(satu) tahunsetelah • PeraturanMenteri ini ditetapkan, Tenaga Sanitarian • sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajibmemiliki SIKTS • sesuaidenganketentuanPeraturanMenteriini.

  18. “We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit”. Aristotle

More Related