1 / 51

.......... , ............

PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH. .......... ,. DASAR HUKUM. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah PP 06/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

parker
Download Presentation

.......... , ............

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH .........., ............

  2. DASAR HUKUM UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah PP 06/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah PP 08/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan PMK 91/2007 tentang Bagan Akun Standar PMK 171/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK 233/2011

  3. Penyusunan dan Pengesahan APBN/APBD Pemeriksaan Laporan Keuangan Perencanaan Jangka Panjang dan Menengah Perencanaan Jangka Pendek Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBN/APBD • APBN • Rincian APBN • Dok. Pelaksa- • naan APBN • LKPP Laporan Hasil Pemeriksaan RPJP dan RPJM • Renja K/L • RKP-Nasional • Dok. Pelaksa- • naan APBD • LK Daerah Laporan Hasil Pemeriksaan • Renja SKPD • RKP-D RPJP-D dan RPJM-D • APBD • Penjabaran APBD UU No.32/2004 dan UU No.33/2004 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

  4. HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–AGEN: SOLUSI R A K Y A T P E M E R I N T A H Ketentuan Undang-Undang L E M B A G A P E R W A K I L A N P R I N S I P A L A G E N Rencana Anggaran / Kerja Akuntansi Pelaporan + Auditing AKUNTABILITAS 4

  5. KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PS. 30 UU NO.17 TAHUN 2003 • Presiden menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. • Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

  6. KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN • Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. (Ps. 55 ayat (1) UU 1/2004) • Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi LRA, Neraca, dan CaLK dilampiri laporan keuangan BLU pada K/L masing-masing. (Ps. 55 ayat (2) UU 1/2004, Ps. 4 ayat (2) Point j UU 1/2004,Ps. 9 Point g UU 17/2003)

  7. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: TEORI • Diperlukan penetapan batas-batas entitas pelaporan keuangan yang akan menentukan entitas, transaksi, dan kegiatan-kegiatan mana yang akan dicakup dalam laporan keuangan umum pemerintah. • Sehingga akan memberikan gambaran yang komprehensif dan dapat dimengerti mengenai pemerintah dan aktivitas-aktivitasnya.

  8. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: MASALAH YANG TIMBUL • Entitas-entitas dan transaksi-transaksi apa yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah, atau di mana batas-batas entitas pelaporan keuangan pemerintah harus dibuat; • Haruskah informasi mengenai semua entitas yang masuk dalam batas-batas entitas pelaporan keuangan pemerintah itu digabung atau dilaporkan terpisah; • Apabila laporan gabungan dan kombinasi harus disusun, bagaimana penggabungan dan pengkombinasian itu harus dilakukan.

  9. BATAS-BATAS ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN • Pandangan Pertama: Ketaatan kepada Alokasi Dana Publik yang Diotorisasi Akuntabilitas dan informasi untuk pengambilan keputusan itu dapat dipenuhi dengan menunjukkan ketaatan pada alokasi anggaran yang diotorisasi (authorized allocation of funds).

  10. BATAS-BATAS ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN • Pandangan Kedua: Pengendalian/Pemilikan Akuntabilitas dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan dapat dipenuhi dengan cara melaporkan semua sumber yang harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintah, sebagai tambahan atas pelaporan ketaatan atas pengeluaran yang dimandatkan. Ini berarti pelaporan keuangan pemerintah mencakup semua entitas dan transaksi yang dikendalikan atau dimiliki pemerintah.

  11. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: INDONESIA • Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. • Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

  12. ENTITAS PELAPORAN Entitas pelaporan terdiri dari: 1. Pemerintah Pusat 2. PEMDA 3. Kementerian negara/lembaga (KL) 4. Bendahara Umum Negara (BUN) (PP 8/2006)

  13. ENTITAS PELAPORAN • Entitas pelaporan tingkat KL ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku BUN, berdasarkan pertimbangan: • kemandirian pelaksanaan anggaran, • pengelolaan kegiatan, dan • besarnya anggaran. • SKPD dan SKPKPD bukan entitas pelaporan

  14. ENTITAS AKUNTANSI Entitas Akuntansi terdiri dari: • Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu KL  mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran tersendiri, termasuk pengguna dana APP • Bendahara Umum Daerah (BUD) • Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA • Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA  bila mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri.

  15. PAKET LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan pemerintah setidak-tidaknya terdiri dari: • LAPORAN REALISASI ANGGARAN • NERACA • LAPORAN ARUS KAS (hanya Menteri Keuangan selaku BUN) • CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

  16. PAKET LAPORAN KEUANGAN • LRA menyajikan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diperbandingkan dengan anggarannya dan dengan realisasi periode sebelumnya. • Neraca menyajikan aset, utang, dan ekuitas dana yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya. • LAK menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan, dan arus kas dari aktivitas non anggaran yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya.

  17. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK) CaLK sekurang-kurangnya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, dan pencapaian target Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan Kebijakan akuntansi Informasi rinci tentang pos-pos dalam laporan keuangan Kejadian penting setelah tanggal pelaporan Informasi tambahan 17

  18. PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN • Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 24/2005 telah diganti PP 71/2010).  KK + 11 PSAP + Bultek + IPSAP • Laporan Keuangan dihasilkan dari suatu Sistem Akuntansi Pemerintahan (PMK 171/2007).  SAPP = SAI + SA-BUN

  19. ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DPR Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Satker Presiden Eselon 1 K/L LKKL LKBUN Wilayah/ Provinsi LKPP: LRA Neraca LAK CaLK LRA Neraca CaLK Lap. Arus Kas LRA Neraca CaLK Satker BLU KONSOLIDASI KPPN/PKN Kanwil DJPB APK-DJPB BUN Utang & Hibah Penerusan Pinjaman Transaksi Khusus Belanja Subsidi BPK Belanja Lain-lain Investasi Pemerintah Transfer ke Daerah Badan Lainnya Sistem Akuntansi BUN MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA

  20. Pemerintah Pusat/Daerah LRA Neraca KL/SKPD/ Satuan Kerja LAK BUN/BUD CaLK ENTITAS & KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Penambahan unsur-unsur Laporan Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan/atau oleh komite yang menyusun SAP (ayat 4).

  21. LAPORAN KEUANGAN KL DAN BUN UNAUDITED • Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan dan menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan • Menteri Keuangan selaku BUN menyusun laporan keuangandan menyampaikannya kepada Presiden • Disampaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah TA berakhir • Laporan keuangan KL dan BUN disampaikan pula kepada BPK (PP 8/2006)

  22. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT UNAUDITED • Menteri Keuangan menyusun laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) berdasarkan laporan keuangan KL serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara dan disampaikan kepada Presiden untuk selanjutnya disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 3 bulan setelah TA berakhir. • Tugas penyampaian LKPP kepada BPK dapat didelegasikan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan (PP 8/2006)

  23. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT AUDITED • Menteri/pimpinan lembaga memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK. • Laporan Keuangan yang telah disesuaikan bersama tembusan tanggapan disampaikan kepada Menteri Keuangan oleh menteri/pimpinan lembaga paling lambat 1 minggu setelah LHP diterbitkan BPK untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian LKPP. • Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap LKPP berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan K/L dan LKPP serta koreksi lain berdasarkan SAP. (PP 8/2006)

  24. RUU PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN • Menteri Keuangan menyusun RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan oleh Presiden disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 bulan setelah TA berakhir. UU 22/2006 UU 7/2010 UU 46/2007 UU 8/2009 UU 1/2010 UU 23/2009

  25. TIME FRAME PELAPORAN KEUANGAN LK UNAUDITED LK AUDITED AUDIT LKPP PEMBAHASAN RUU P2 APBN DENGAN DPR • - TINGKAT K/L • TINGKAT ESELON I • TINGKAT SATKER

  26. SUPLEMEN LAPORAN KEUANGAN • Laporan keuangan K/L dilampiri dengan laporan keuangan BLU bentuk ringkas. • Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah dilampiri dengan Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah • Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah disusun oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota PP 8/2006

  27. LAPORAN KEUANGAN BLU • Laporan keuangan K/L dilampiri laporan keuangan BLU pada K/L masing-masing.(Pasal 55 ayat (2) huruf a UU 1/2004) • Laporan keuangan BLU terdiri dari laporan realisasi anggaran/laporan operasional, neraca, LAK, dan CaLK, disertai laporan mengenai kinerja.(Pasal 27 ayat (1) PP 23/2005) • Selain dilampirkan pada laporan keuangan KL, laporan keuangan BLU K/L juga dikonsolidasikan/digabungkan dengan laporan keuangan K/L yang bersangkutan. (Pasal 27 ayat (4) PP 23/2005 dan Paragraf 21 PSAP 11)

  28. LAPORAN KEUANGAN BLU • Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. (Pasal 26 ayat (2) PP 23/2005), • Penggabungan laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan K/L dilakukan sesuai dengan SAP. (Pasal 27 ayat (7) PP 23/2005)

  29. IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA • LKPP dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya (Pasal 30 ayat (2) UU 17/2003) • Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara (Pasal 55 ayat (2) huruf d UU 1/2004) • Ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah investasi atau penyertaan modal negara pada perusahaan negara.

  30. IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA • Ikhtisar laporan keuangan perusahaan (LKPN) negara disusun oleh Menteri Negara BUMN (Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN Nomor 23/PMK.01/2007 dan Nomor Per-04/Mbu/2007) • Dalam rangka penyusunan LKPP (Unaudited), Ikhtisar LKPN-Unaudited disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat tanggal 15 Maret tahun berikutnya. • Dalam rangka penyusunan LKPP (Audited), Ikhtisar LKPN-Audited disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat tanggal 20 Mei tahun berikutnya.

  31. LK BUMN-U LK BUMN-U 15 FEB 20X1 2 PENYUSUNAN IKHTISAR LK BUMN-U LK BUMN-U LK BUMN-U 1 LK BUMN-U 2 IKHTISAR LK BUMN-U IKHTISAR LK BUMN-U 15 MARET 20X1 IKHTISAR LK BUMN-U VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP 1 HASIL VERIFIKASI 28 FEB 20X1 Lampiran & Jurnal Investasi PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-UNAUDITED BUMN

  32. 1 LK BUMN-A LK BUMN-A 15 MEI 20X1 PENYUSUNAN IKHTISAR LK BUMN-A LK BUMN-A LK BUMN-A IKHTISAR LK BUMN-A IKHTISAR LK BUMN-A LK BUMN-A SOR SOR IKHTISAR LK BUMN-A SOR VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP HASIL VERIFIKASI 1 20 MEI 20X1 PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-AUDITED BUMN Lampiran & Jurnal Investasi

  33. LK BUMN SMT I LK BUMN SMT I 31 JULI 20X0 1 PENYUSUNAN IKHTISAR LK BUMN-U LK BUMN SMT I LK BUMN SMT I LK BUMN SMT I IKHTISAR LK BUMN SMT I IKHTISAR LK BUMN SMT I IKHTISAR LK BUMN SMT I VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP 1 HASIL VERIFIKASI 15 AGUST 20X0 Lampiran & Jurnal Investasi PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPNBUMN SEMESTERAN

  34. LK NON BUMN-U LK NON BUMN-U 15 FEB 20X1 2 PENYUSUNAN IKHTISAR LK NON BUMN-U LK NON BUMN-U LK NON BUMN-U 1 LK NONBUMN-U 2 IKHTISAR LK NON BUMN-U IKHTISAR LK NON BUMN-U 15 MARET 20X1 IKHTISAR LK NON BUMN-U VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP 1 HASIL VERIFIKASI 28 FEB 20X1 Lampiran & Jurnal Investasi PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-UNAUDITEDNON BUMN

  35. 1 LK NON BUMN-A LK NON BUMN-A 15 MEI 20X1 PENYUSUNAN IKHTISAR LK NON BUMN-A LK NON BUMN-A LK NON BUMN-A IKHTISAR LK NON BUMN-A IKHTISAR LK NON BUMN-A LK NON BUMN-A SOR SOR IKHTISAR LK NON BUMN-A SOR VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP HASIL VERIFIKASI 1 Lampiran & Jurnal Investasi 20 MEI 20X1 PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-AUDITEDNON BUMN

  36. LK NON BUMN SMT I LK NON BUMN SMT I 31 JULI 20X0 1 PENYUSUNAN IKHTISAR LK NON BUMN SMT I LK NON BUMN SMT I LK NON BUMN SMT I LK NON BUMN SMT I IKHTISAR LK NON BUMN SMT I IKHTISAR LK NON BUMN SMT I IKHTISAR LK NON BUMN SMT I VERIFIKASI PENYAJIAN LKPP 1 HASIL VERIFIKASI 15 AGUST 20X0 Lampiran & Jurnal Investasi PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN NON BUMN SEMESTERAN

  37. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB: TEORI • Entitas pelaporan harus memberikan pernyataan tanggung jawab terhadap substansi informasi yang disajikan dalam laporannya, bahwa laporannya tidak akan menyesatkan para pengguna laporan, dalam arti: • mencerminkan kejujuran penyajian • menggambarkan substansi yang seutuhnya/tidak ditutup-tutupi dan tidak semata-mata menonjolkan segi hukumnya • netral yaitu bebas dari keberpihakan • mencakup semua hal yang material

  38. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB • Pasal 55 ayat (4) UU 1/2004: ”Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.”

  39. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB • Laporan keuangan tahunan KL/SKPD/PEMDA disertai dengan pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/ kepala SKPD/gubernur/bupati/ walikota. • Laporan keuangan tahunan BAPP yang dialokasikan kepada KL, dan PEMDA, disampaikan secara terpisah dan disertai dengan pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota yang menerima alokasi APP. (PP 8/2006)

  40. ISI PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Pernyataan tanggung jawab memuat pernyataan bahwa pengelolaan APBN/APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan SAP.

  41. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KN/L/PEMDA/SKPD

  42. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS PENGGUNAAN DANA APP

  43. PENGENDALIAN INTERN • Untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan, setiap entitas pelaporan dan akuntansi wajib menyelenggarakan sistem pengendalian intern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. • Dalam sistem pengendalian intern harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh BUN/BUD.

  44. PENGENDALIAN INTERN • APIP pada KL/PEMDA melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota • Menteri Keuangan selaku BUN berwenang menunjuk APIP untuk melakukan evaluasi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan APP serta DD/TP pada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang bersangkutan

  45. LAPORAN KEUANGAN INTERIM • Kepala satuan kerja di lingkungan KL menyampaikan laporan keuangan sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada menteri/pimpinan lembaga. • Menteri/pimpinan lembaga menyusun laporan keuangan interim KL dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.

  46. LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI • SKPD pelaksana kegiatan DD menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada tingkat pemerintah pusat. (Ps. 28 (1) PP 8/2006) • Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan kegiatan DD disampaikan kepada gubernur dan menteri/pimpinan lembaga terkait. (Ps. 28 (2) PP 8/2006) • Gubernur menyiapkan laporan keuangan dan kinerja gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD pelaksana kegiatan DD dan menyampaikannya kepada menteri/pimpinan lembaga terkait serta kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. (Ps. 28 (3) PP 8/2006)

  47. LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN • SKPD pelaksana kegiatan TP menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada tingkat pemerintah pusat. (Ps. 29 (1) PP 8/2006) • Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan TP disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota dan menteri/pimpinan lembaga terkait. (Ps. 29 (2) PP 8/2006) • Gubernur/bupati/walikota menyiapkan Laporan Keuangan dan Kinerja gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD pelaksana kegiatan TP dan selanjutnya menyampaikannya kepada Menteri/Pimpinan Lembaga terkait serta kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. (Ps. 29 (3) PP 8/2006)

  48. LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI/TUGAS PEMBANTUAN • Dilaporkan secara terintegrasi dalam laporan keuangan K/L pengguna anggaran yang bersangkutan. (Ps. 30 (1) PP 8/2006) • Dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. (Ps. 30 (2) PP 8/2006)

  49. SANKSI ADMINISTRATIF • Setiap keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh PA/KPA pada tingkat pemerintah pusat yang disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kelalaian, MenKeu selaku BUN dapat memberi sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana. (PP 8/2006)

More Related