1 / 21

Textlinguistik sebagai Alternatif Penerapan LFS dalam Pengajaran Bahasa Jerman

Textlinguistik sebagai Alternatif Penerapan LFS dalam Pengajaran Bahasa Jerman. Dian Indira Fakultas Sastra Unpad 2006. Textlinguistik/TL (bhs. Jerman) – discourse analysis (bhs. Inggris) – analisis wacana. Textlinguistik merupakan bidang kajian relatif baru dalam penelitian linguistik.

otis
Download Presentation

Textlinguistik sebagai Alternatif Penerapan LFS dalam Pengajaran Bahasa Jerman

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Textlinguistik sebagai Alternatif Penerapan LFS dalam Pengajaran Bahasa Jerman Dian Indira Fakultas Sastra Unpad 2006

  2. Textlinguistik/TL (bhs. Jerman) – discourseanalysis (bhs. Inggris) – analisis wacana Textlinguistik merupakan bidang kajian relatif baru dalam penelitian linguistik. Perkembangan historis : - (1937) Firth; dianggap penggagas ( fungsional)- bahwa konteks situasi perlu menjadi aspek yang diteliti, namun saat itu penekanan pada segi struktur lebih berpengaruh. -(1952) Harris; dalam makalah berjudul “Discourse Analysis” mengupas tentang unsur linguistik dan hubungan teks dengan situasi sosial.

  3. 1960-an dianggap asal usul analisis wacana modern; - terbitan tentang ; analisis struktur wacana, analisis film dsb. - eksplorasi dgn disiplin ilmu lain; Pragmatik, Psikolinguistik, Sosiolinguistik dsb. 1970-an - Labov ; analisis bentuk percakapan - Austin, Grace & Searle ; speech acts Dengan perkembangannya yang cukup panjang, analisis wacana mulai dianggap sebagai bidang kajian tersendiri.

  4. - Analisis wacana di Inggris banyak dipengaruhi M.A.K. Halliday ( tata bahasa sistemik ), yang menekankan fungsi sosial bahasa dan struktur tematik serta struktur informasi (bandingkan Rani,2004). Teori ini dikenal sebagai teori sistemik fungsional, bersifat fungsional dalam interpretasinya tentang teks, sistem dan unsur dari struktur linguistik, yang dibandingkan dengan penggunaan bahasa yang sebenarnya. (bandingkan Tomosowa, 1994)

  5. tuntutan pengajaran bahasa saat ini : - Kompetensi - tuntutan stakeholders - tingginya konkurensi Bagaimana pengajaran linguistik yang paling tepat ? Gambaran pengajaran linguistik di beberapa program studi di Fakultas Sastra Unpad, di samping mata kuliah linguistik dasar; morfologi, sintaksis, semantik, fonologi/fonetik, serta metode penelitian linguistik, dan seminar linguistik.

  6. - PS Sastra Indonesia: a. wacana b. kapita selekta linguistik - PS Sastra Sunda : a. analisis wacana b. sosiolinguistik - PS Sastra Rusia : a. Kapita selekta morfologi bhs. Rusia b. Kapita selekta sintaksis bhs. Rusia c. Kapita selekta semantik bhs. Rusia d. Kapita selekta fonologi bhs. Rusia - PS Sastra Jerman : a. Textlinguistik I & II b.Trends in der Linguistik I & II - PS Sastra Inggris : a.Discourse Analysis I & II b. Pragmatic c. Psycholinguistic d. Sosiolinguistic

  7. Tingkat kemahiran apakah yang harus dimiliki ? Apakah memang analisis wacana tingkat kebutuhannya paling relevan, ataukah pragmatik, psycholinguistic, atau Trends in der Linguistik ? Perlukah cabang-cabang kajian linguistik ini dikemas dalam bentuk lain sehingga tercapai linguistik fungsional sistemik ?

  8. Dalam pembahasan mengenai analisis wacana perlu dipahami pengertian wacana terlebih dahulu. Pengertian wacana; a. satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam komunikasi(Rani dkk, 2004) b. may be spoken or writen, prose or verse dialogue or monologue. It may be anything from a single proverb to a shole play, from a momentary cry for help to an all-day discussion on a committee. A text is a unit of language in use. It is not a gramatical unit, like a clause or sentence; and it is not defined by its size (Halliday & Hasan, 1976) c. menitikberatkan pada hasil rekaman kebahasaan yang utuh dalam peristiwa komunikasi (bandingkan Djajasudarma, 2006)

  9. -In derTextlinguistik dagegen bezieht sich der Begriff zunächst einmal auf mündliche und auf schiftlichesprachlicheEinheiten (Linke, 1996) ‘Tekslinguistik berkaitan dengan kesatuan bahasa lisan dan tulis’ Dalam pembahasan Textlinguistik obyek berupa bahasa tulis.

  10. Pendapat yang keliru bila mengatakan memahami teks cukup dengan memahami setiap kalimat yang ada. Teks merupakan satuan bahasa yang terlengkap & tertinggi dan mempunyai wujud walaupun bentuk bermacam-macam. Antar kalimat mengandung pertalian atau keterikatan yang kental & runtut, baik dalam bentuk maupun makna, dan juga mempunyai fungsi komunikasi. ada sesuatu yang mengikat kalimat-kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang menyebabkan orang pendengar atau pembaca mengetahui bahwa ia berhadapan dengan sebuah teks atau wacana bukan sebuah kumpulan kalimat melulu, tanpa ikatan (lihat Lubis, 1994) contoh : - anak kecil itu mengajakmu bermain. Di gurun pasir hampir tidak pernah hujan. Sekarang saya lapar. (bukan teks)

  11. Pengertian Texlinguistik ; Analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dan karenanya mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaraan percakapan atau teks tulis. Konsekuensinya, analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, dan khusunya interaksi atau dialog antarpenutur. (bandingkan Oetomo, 1993) Textlinguistik beschäftigt sich einerseits mit der Abgrenzung und Klassifizierung von Texten, fragt also danach, wie sich linguistisch die Grösse ‘Text’ genau bestimmen lässt und welche verschiedenen Typen von Texten es gibt. Andererseits untersucht die Texlinguistik den Bau und die Struktur von Texten, d.h. sie geht der Frage nach, welche sprachlichen Bauelemente Texte konstituieren, wie die einzelnen Elemente (z.B. Sätze, Textabschnitte) systematisch zusammenhängen und wie sie zu Texten verbunden werden. Tekslinguistik – klasifikasi teks – tipe-tipe teks - bangun dan struktur teks - elemen-elemen yg mengkonstruksi teks - sistemstis teks.

  12. Secara singkat analisis wacana mecakup ; Kontext Textanalyse thematiche und grammatische Textstruktur Textfunktion

  13. Textlinguistik; meliputi dua aspek analisis ; Linguistik non-linguistik Yang oleh Linke (1996) digambarkan dalam diagram sebagai berikut; Textoberflächenstruktur An Sprachmaterial gebunden Textkohäsion Texttiefenstruktur Erschlossene bzw. zu erschliessende konseptuelle Basis Textkohärenz

  14. Kohesi (kohäsion) Pengertian ; kohesi adalah hubungan bentuk antarkalimat didalam satu wacana baik dalam secara strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu. (lihat Tarigan, 1987) Die Kohäsion bezieht sich auf die äußere Gestalt des Textes, auf z. B. Tempusformen, Pronomen oder Deiktika und damit tendenziell auf die Oberflächenstruktur, während sich die Textkohärenz auf den inhaltlichen Zusammenhang, die logische Form, bezieht. (Linke, 1996) Unsur Kohesi dalam bahasa Jerman (Kohäsionsmittel) ; a. Konnektive:Konjunktionen und Pronominaladverbien - Konjunktion: Ich weiss,dassich nichts weiss. (dass = bahwa) - Pronominaladverb: Heute ist Freitag.Darüberfreue ich mich. (Darüber = mengenai hal itu) b. Rekurrenz:Morgen kommt der Nikolaus. Vor dem Nikolaushab ich Angst.)

  15. c. Partielle Rekurrenz:Morphems), (Derivation) (Komposition) : : Zusammenhang", "zusammenhängend", "zusammenhanglosen" d. Pro-Formen:Pronomen, Adverbien, Pronominaladverbien - Mein Vatersitzt im Gefängnis.Erist sehr einsam.) (Mein Vater = ayah saya, Er = dia ) e. Textdeixis: Ein bestimmter Artikel - `Ruth kommt nach Germersheim. Sie will hier die berühmte Universität besichtigen” f. Vorwissensdeixis: Ein bestimmter Artikel - Der Bauer bestellt ein Bier g. Situationsdeixis: zur konkreten Situation her, - Wir treffen unsmorgen hier.‘Besok kita bertemu lagi di sini“ h. Substitution:Synonyme, Metaphern,Hyperonyme, und Hyponyme.

  16. i. Tempus: • - Als ich nach Hause kam, war niemand zu Hause. (als = ketika – bentuk lampau) • j. Ellipse: • - Ich will nach Hause. Ich auch.(Ich = saya; auch = juga) • k. Explizite Textverknüpfung / Metakommunikation:

  17. Koheren (Kohärenz) Pengertian; Koheren adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. (Tarigan, 1997) Kohärenz gibt an, in welcher Weise der Text in Rede bzw. Schriftinhaltlich zusammenhängtoder als zusammenhängend betrachtet wird. (teks – percakapan atau tulisan – berhubungan secara semantis )

  18. Konzepte: 1. Isotopie, 2. Präsupposition, 3. Frames and Scenes 4. Thema – Rhema – Strukturierung 5. Assoziative Verknüpfung (berkaitan dengan pengetahuan tentang “dunia”)

  19. Kendala dalam textlinguistik : koheren meskipun mahasiswa telah dibekali mata kuliah pengethuan kebudayaan Jerman. Contoh : Anna : Ich mach mal eben rasch die Küchentür zu. Die Milch ist übergelaufen “Pintu dapur akan segera saya tutup. Susunya mendidih.” Simpulan : - Textlinguistik membahas tidak saja hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan linguistik namun berkaitan pula dengan aspek-aspek non-linguistik - Kendala yang dihadapi pembelajar bahasa Jerman berupa aspek- aspek non-linguistik - Perlu dipertimbangkan pola pengajran linguistik yang sistemik fungsional untuk mencapai tingkat kemahiran.

  20. Daftar Pustaka • Cahyono, Bambang yudi. 1994. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Penerbit Universitas Airlangga. Malang • Djajasudarma, T. Fatimah, 2006, Wacana Pemahaman dan Hubungan Anatarunsur, PT. Refika Aditama, Bandung • Gross, Harrv, 1998, Einfűhrung in die Gemanistsche Linguistik, iudicium Verlag Gmbh, Műnchen • Linke, Angelika et al, 1996, Studienbuch Linguistik, Max Niemeyer Verlag, Tűbingen

  21. Lubis, A. Hamid Hasan, 1991, Analisis Wacana Pragnat, Angkasa, Bandung • Oetomo, Dede, 1993, Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana, Penerbit Karisma, Yogyakarta • Tarigan, Pengajaran Wacana, Bandung: Angkasa, 1987 • Tarigan, Wacana Persuasi: Sarana Strategis bagi Komunikasi Pembangunan, dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1987 • Tomasowa, Francien Herlen, 1994, Analisis Klausa Bahasa Indonesia Pendekatan Sistematik M.A.K. Halliday, Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya, Jakarta

More Related