1 / 43

LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT)

LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT). KELOMPOK 2. KEMAJUAN CAPAIAN KERANGKA AKSI HYOGO DI TINGKAT LOKAL KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN 2013.

naava
Download Presentation

LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT) KELOMPOK 2 KEMAJUAN CAPAIAN KERANGKA AKSI HYOGO DI TINGKAT LOKAL KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN 2013

  2. Melakukan pemutakhiran data tentang ancaman-ancaman bahaya & kerentanan-kerentanan, menyusun & menyebarkan pengkajian-pengkajian risiko [HFA 2, 3 dan 4] POIN PENTING-3

  3. Sejauh mana pemerintah daerah melakukan pengkajian-pengkajian risiko bencana yang menyeluruh untuk sektor-sektor pembangunan kunci yang rentan dalam wilayah otoritas setempat? [2] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Pengkajian-pengkajian risiko di tingkat lokal yang mencakup analisis yang menyeluruh tentang ancaman bahaya, tingkat keterpaparan dan kerentanan merupakan satu langkah pertama yang menjadi penentu keberhasilan pengurangan risiko. Tanpa memahami risiko-risiko yang dihadapi masyarakat dan ekonomi setempat, tidak ada strategi pengelolaan risiko bencana yang memadai yang bisa dikembangkan dan investasi-investasi akan cenderung menjadi kurang efektif..

  4. KEMAJUAN : • Kajian dan Peta Resiko Bencana masih dalam tahap Penyusunan • RENCANA • Meningkatkan Akses Informasi terhadap penjabaran dari Kajian Risiko Bencana dan Rencana Penanggulangan Bencana. • TANTANGAN • Terbatasnya Anggaran, SDM, Teknologi

  5. Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko ini secara rutin diperbaharui, misalnya setiap tahun atau setiap dua tahun? [2.1.2] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Pengkajian risiko di segala tingkat tidak boleh menjadi satu kegiatan satu kali saja namun perlu dilakukan secara rutin. Ini termasuk pencatatan kerugian yang ditanggung, pemutakhiran rutin tentang tingkat risiko bencana dan tingkat keterpaparan, serta pemantauan terus-menerus kerentanan rumah-rumah tangga, bisnis, infrastruktur dan layanan terhadap ancaman-ancaman alam dan peristiwa-peristiwa ekstrim...

  6. KEMAJUAN • RENCANA • Akan disusun Kajian Risiko,( multi ancaman ) Kab. pandeglang • TANTANGAN • SDM. Dan teknologi, Anggaran Terbatas

  7. Seberapa rutin pemerintah daerah menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kecenderungan ancaman setempat dan langkah-langkah pengurangan risiko (misalnya dengan menggunakan satu Rencana Komunikasi Risiko) termasuk peringatan-peringatan dini akan adanya kemungkinan dampak bencana? [3.1.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Masyarakat setempat harus memahami risiko-risiko apa yang mereka hadapi, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko tersebut dan apa yang sudah ada untuk mengelola risiko-risiko tersebut, untuk bisa menghindarkan kerugian besar ketika terjadi bencana. Komunikasi yang jelas dan rutin tentang temuan-temuan pengkajian risiko lokal dan tentang pesan-pesan peringatan dini merupakan salah satu faktor terpenting dalam menyelamatkan nyawa. Lebih jauh lagi, informasi tentang layanan yang tersedia dan tindakan yang diharapkan sebelum, selama dan setelah kejadian bencana – seperti rencana kontinjensi rencana dan evakuasi, lokasi hunian sementara, dukungan finansial, layanan kesehatan dll. – yang disediakan secara rutin dan dalam format dan bahasa yang tepat untuk masyarakat dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan kehilangan aset secara substansial

  8. KEMAJUAN • Telah Terpasang EWS Tsunami di Desa Teluk Kecamatan Labuan • Telah Terpasang EWS Gempa bumi Di Kec.Cigeulis • Telah Terpasang EWS Letusan Gunung Anak Krakatau di Pasauaran Di Kab. Serang • Telah terbangun suatu jaringan komunikasi lokal antara petugas dilapangan dengan Kecamatan setempat mengenai Banjir. • RENCANA • Akan Dipasang EWS Tsunami di Kec. Lain yang mempunyai kawasan pantai • Akan Dipasang EWS Gempa Bumi di 4 Kecamatan • TANTANGAN • Keterbatasan Anggaran, SDM dan Teknologi

  9. Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko yang dilakukan pemerintah daerah terhubung dengan, dan mendukung kajian risiko pemerintah-pemerintah daerah yang berdekatan dan rencana manajemen risiko negara atau provinsi dengan baik? [2.4.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Bahkan bencana-bencana yang terlokalisasi pun jarang terjadi hanya dalam batas-batas administratif. Oleh karena itu, pengkajian risiko di tingkat lokal yang tidak mempertimbangkan tingkat risiko di lokasi-lokasi sekitarnya dan di tingkat nasional bisa hanya menghasilkan informasi terbatas yang tidak dapat ditindaklanjuti dalam situasi darurat dan memberikan landasan yang keliru untuk langkah-langkah pengurangan risiko.

  10. KEMAJUAN • RENCANA • Membangun Pusat data dan informasi Kebencanaan • TANTANGAN

  11. Sejauh mana pengkajian-pengkajian risiko bencana dimasukkan dengan baik ke dalam semua perencanaan pembangunan daerah yang relevan secara konsisten? [2.1.3] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Membuat temuan-temuan pengkajian-pengkajian risiko bencana di tingkat lokal tersedia untuk semua proses perencanaan dapat memastikan agar kemajuan-kemajuan penting dalam pembangunan daerah terlindungi. Jika pertimbangan risiko tidak menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan dan program-program sektoral atau dalam rencana pembangunan ekonomi di tingkat lokal, investasi-investasi dalam jumlah yang besar bisa hilang karena ancaman yang sering terjadi dan bencana-bencana berskala besar.

  12. KEMAJUAN • RENCANA • Akan Disusun Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Pandeglang • TANTANGAN

  13. Memastikan agar program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana tersedia di sekolah dan masyarakat [HFA 1, 3 dan 5][HFA 1] POIN PENTING-7

  14. Seberapa rutin pemerintah daerah menjalankan program-program pengembangan kesadaran atau pendidikan tentang PRB dan kesiapsiagaan bencana untuk masyarakat? [1.3.3.] • program-program yang mencakup isu keragaman budaya • program-program yang peka perspektif gender • Tingkat pencapaian: 12 3 4 5 • Komunikasi dan pendidikan rutin tentang ancaman, risiko dan strategi pengurangan risiko dapat menciptakan budaya kesadaran dan pencegahan risiko di masyarakat yang terdampak. Jika aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan dalam bentuk program inklusif dan tanggap budaya yang secara rutin menjangkau semua kelompok dalam masyarakat, warga masyarakat bisa menjadi agen-agen yang efektif untuk pengurangan risiko dan kesiapsiagaan yang sukses..

  15. KEMAJUAN • RENCANA • Sosialisasi KRB dan PRB • Pelatihan dan Pendidikan dari tingkat Sekolah sampai dengan Aparatur Pemerintah Tingkat Kecamatan • TANTANGAN

  16. Sejauh mana pemerintah daerah memberikan pelatihan pengurangan risiko untuk para pejabat dan pimpinan masyarakat setempat? [3.2.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5 • Pengetahuan tentang konsep-konsep dasar pengurangan risiko bencana dan strategi manajemen risiko yang umum tidak dengan serta merta dimiliki oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Pelatihan rutin untuk staf pemerintah daerah (di semua dinas) dan para wakil masyarakat berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran tentang risiko dan – yang paling penting – akan pilihan-pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengurangi dan bersiap menghadapi risiko bencana

  17. KEMAJUAN • RENCANA • Sosialisasi KRB dan PRB dengan Berbagai Instansi • TANTANGAN • Terbatasnya Anggaran dan SDM

  18. Sejauh mana sekolah dan perguruan tinggi setempat mencakup kursus-kursus, pendidikan atau pelatihan tentang pengurangan risiko bencana (termasuk risiko-risiko yang berkaitan dengan cuaca) sebagai bagian dari kurikulum pendidikan? [5.2.4] • Tingkat pencapaian: 123 4 5 • Selain melaksanakan geladi-geladi kesiapsiagaan untuk membuat para pelajar sadar akan apa yang harus diperbuat dalam keadaan darurat, sesi-sesi rutin tentang risiko-risiko bencana dan iklim yang diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mereka dapat secara aktif mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Kurikulum untuk semua tingkat pendidikan dapat disesuaikan dengan biaya yang relatif kecil untuk mencakup pengetahuan tentang risiko bencana dan iklim dalam, misalnya, kelas geografi, sejarah, dan fisika.

  19. KEMAJUAN • Pendidikan Lingkungan hidup telah terintegrasi ke dalam kurikulum sekolah • RENCANA • Memberikan Pendidikan ditingkat Guru maupun Murid disekolah ,tentang yang berkaitan dengan PRB • TANTANGAN • PRB Belum masuk kepada Pendidikan lingkungan Hidup

  20. Seberapa jauh kesadaran warga tentang rencana evakuasi atau geladi evakuasi jika perlu? [4.2.2] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5 • Meskipun pemerintah daerah mungkin telah menyusun rencana evakuasi untuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan, ini tidak berarti bahwa warga menyadari atau mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat. Ketika menyusun rencana evakuasi dan geladi-geladi untuk evakuasi, satu strategi komunikasi yang efektif yang memastikan masyarakat bisa mengetahui isinya akan menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan.

  21. KEMAJUAN • Sudah tersedianya Jalur jalur evakuasi dan sudah terlatihnya masyarajat menghadapi bencana • RENCANA • MemasangJalurEvakuasididaerah yang belumterpasang • Membangun Shelter Evakuasididaerah yang strategis • Membentuk suatu Desa Tangguh Bencana di daerah Rawan Bencana Banjir, Tsunami, • TANTANGAN • Tidak adanya lahan untuk tempat evakuasi ( dataran tinggi ) • Belum seluruhnya diberikan Jalur jalur evakusi dikarenakan begitu panjangnya Pantai di kabupaten pandeglang

  22. Melindungi ekosistem dan penyangga-penyangga alamiah untuk meredam ancaman, dan beradaptasi pada perubahan iklim [HFA 4] POIN PENTING-8

  23. Seberapa jauh kebijakan-kebijakan, strategi dan rencana pemerintah daerah dalam PRB terintegrasi dengan baik ke dalam rencana-rencana pembangunan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam? [4.1.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di wilayah pedesaan dan perkotaan merupakan prasyarat keberhasilan pengurangan risiko bencana. Ketika risiko bencana dan iklim menjadi pertimbangan bagi pengelolaan sumber daya alam, masyarakat menghadapi risiko yang lebih rendah terhadap meningkatnya keterpaparan dan kerentanan terhadap ancaman bencana alam.

  24. KEMAJUAN • Program Pembangunan Lingkungan dan pengelolaan SDA telah dicantumkan dalam RPJMD • Sektor Pertanian telah digunakan benih yang tahan kekeringan dan telah melaksanakan program SRI. • RENCANA • Dishutbun. Akan merencanakan Penanaman Komoditas kehutanan disekitar DAS ( Penghijauan dan Reboisasi ) • TANTANGAN • Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kelestarian Lingkungan dan SDA

  25. Sejauh mana pemerintah daerah mendukung restorasi, perlindungan, dan pengelolaan layanan-layanan ekosistem secara berkelanjutan? [4.1.5] • hutan • zona pesisir • lahan basah • sumber daya air • daerah aliran sungai • perikanan • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Ekosistem lokal menyediakan layanan-layanan penting bagi masyarakat dan ekonomi setempat. Ini termasuk bertindak sebagai penyangga terhadap ancaman bencana alam dan secara signifikan meredam dampak khususnya bencana-bencana yang berkaitan dengan cuaca.

  26. KEMAJUAN • Penggunaan Pupuk Organik pada lsawah dan penggunaan pestisida nabati • Penanaman Mangrove • Pengelolaan DAS • Rehabilitasi dan reboisasi Hutan disekitar daerah hulu • Perlindungan terumbu karang • RENCANA • Sosialisasi Tentang pentingnya kelestarian Alam • TANTANGAN • Rendahnya Kesadaran masyarakat • Adanya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah kelestarian lingkungan • Adanya Penebangan Liar • Adanya Penambangan Liar

  27. Seberapa jauh organisasi-organisasi masyarakat sipil dan warga berpartisipasi dalam pemulihan, perlindungan dan pengelolaan layanan-layanan ekosistem secara berkelanjutan? [4.1.6] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Masyarakat setempat seringkali merupakan pengguna dan pengelola utama layanan-layanan ekosistem. Keterlibatan mereka dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan sangat penting bagi peran yang dimainkan layanan-layanan ini dalam mengurangi risiko bencana. Melibatkan masyarakat seperti itu dalam pengambilan keputusan juga bisa memunculkan segala potensi konflik kepentingan dan memberikan ruang untuk melakukan negosiasi dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan di seluruh wilayah.

  28. KEMAJUAN • Telah ada Usaha usaha konservasi Alam Yang dilakukan oleh Perguruan tinggi dan kelompok masyarakat • Disektor Pertanian telah terbentuk Regu pengendali hama • RENCANA • Membentuk Forum kemasyarakatan yang berbasis lingkungan • TANTANGAN • Masih minimnya Anggaran, dan SDM

  29. Sejauh mana sektor swasta berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana-rencana pengelolaan lingkungan dan ekosistem di daerah anda? [4.1.7] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Usaha-usaha swasta, khususnya bisnis-bisnis kecil dan menengah, sebagaian besar seringkali tergantung pada ekosistem setempat dan mempunyai kepentingan kuat dalam pengelolaan sumber daya mereka secara berkelanjutan. Pelibatan mereka dan perusahaan besar yang berpotensi untuk terlibat dalam perencanaan dan program-program pengelolaan lingkungan akan penting untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang ditetapkan daerah.

  30. KEMAJUAN • Beberapa perusahaan sudah menyalurkan dana CSR nya untuk pengelolaan lingkungan • RENCANA • Meyusun Suatu peraturan terhadap dunia usaha tentang penggunaan CSR • TANTANGAN • Masih rendahnya dunia usaha yang berkontribusi terhadap pengelolaan lingkungan

  31. Membentuk sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan [HFA 2 dan 5] POIN PENTING-9

  32. Sejauh mana institusi lokal mempunyai akses ke sumber-sumber finansial untuk mendukung respons bencana dan pemulihan dini yang efektif? [5.3.1.] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Apabila terjadi bencana, penyediaan bantuan bagi warga masyarakat dan rumah-rumah tangga yang terkena dampak bencana lebih penting daripada segala kegiatan apapun dan ini membutuhkan adanya tingkat likuiditas yang cukup dalam anggaran daerah. Akses ke dana kontinjensi dan pemulihan di tingkat daerah dan nasional sangat menentukan bagi keberhasilan respons dan rehabilitasi dalam keadaan darurat.

  33. KEMAJUAN • Akses Sumber pendanaan hanya kepada pemerintah pusat dan provinsi • RENCANA • Memperluas Akses sumber pendanaan diluar pemerintah • TANTANGAN • Terbatasnya sumber dana kabupaten untuk respon bencana

  34. Sejauh mana pusat-pusat peringatan dini didirikan, dilengkapi dengan staf (atau personil yang siap dipanggil) dan sumber daya yang lengkap (cadangan listrik, kelengkapan peralatan dll.) setiap waktu? [2.3.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Penyelamatan jiwa tergantung pada berfungsinya sistem-sistem peringatan dini dan oleh karena itu tergantung pada pusat-pusat peringatan dini yang mempunyai kapasitas untuk merespons segera peringatan dini yang disiarkan secara nasional atau menangkap pesan-pesan peringatan di tingkat lokal. Ini memerlukan sumber daya keuangan dan manusia yang khusus untuk memastikan kesinambungan fungsi pusat-pusat peringatan dini.

  35. KEMAJUAN • Telah terbentuk PUSDALOPS Bencana • Telah terbangunnya EWS Bencana • RENCANA • Memenuhi sarana dan prasarana di PUSDALOPS • Membangun SHELTER TSUNAMI dan BANJIR • TANTANGAN • Keterbatasan Anggaran,SDM dan Teknologi

  36. Sejauh mana sistem-sistem peringatan memungkinkan adanya partisipasi masyarakat secara memadai? [2.3.2] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Penyampaian pesan-pesan peringatan dini ‘last mile’ kepada rumah-rumah tangga dan individu yang terdampak merupakan salah satu tantangan utama dalam sistem peringatan dini nasional. Di tingkat lokal, pemerintah dapat membangun sistem penyampaian peringatan dini di tingkat masyarakat dengan secara aktif mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengembangan dan pengoperasian sistem-sistem peringatan dini, misalnya melalui pengoperasian radio lokal, membentuk sistem penyampaian pesan bergerak kepada masyarakat.

  37. KEMAJUAN • Telah terbangunya Pusdalops • masyarakat sudah dilibatkan dalam upaya peringatan dini jika terjadinya bencana • RENCANA • Akan Diadakanya penambahan EWS didaerah yang tidak terjangkau • Pelatihan masyarakat tentang informasi bencana • TANTANGAN • Belum seluruh lokasi dapat terjangkau EWS

  38. Sejauh mana pemerintah daerah mempunyai pusat pengendali operasi darurat (pusdalops) dan/atau sistem komunikasi keadaan darurat? [5.2.3] • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Ketika terjadi bencana, koordinasi upaya respons dan bantuan penting dilakukan untuk memastikan agar semua individu yang terdampak dapat dijangkau dan pemborosan sumber daya ditekan seminimal mungkin. Kemampuan untuk mengandalkan satu pusat operasi darurat dan sistem komunikasi darurat yang berfungsi merupakan dasar bagi koordinasi yang efektif. Pusat dan sistem seperti itu dapat berada dalam satu dinas pemerintah, satu organisasi setempat atau dibentuk di satu bangunan umum sepanjang semua aktor yang terlibat dapat mengaksesnya dan memahami penuh bagaimana pusat dan sistem tersebut beroperasi.

  39. KEMAJUAN • Telah terbentuk Pusdalops tingkat kabupaten • RENCANA • Memenuhi kebutuhan sarana dan Prasarana pusdalops • TANTANGAN • Kurangnya Sarana dan prasarana , SDM, Anggaran dan teknologi

  40. Seberapa rutin geladi dan latihan dilaksanakan dengan partisipasi pemerintah, non-pemerintah, para pimpinan masyarakat lokal dan para relawan? [5.2.1] • Tingkat pencapaian: 1 2 34 5  • Respons yang efektif tidak dapat direncanakan hanya di atas kertas. Geladi rutin, latihan dan praktik-praktik pengingat merupakan satu-satunya cara untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Geladi yang dilakukan paling tidak setahun sekali akan meningkatkan keberhasilan upaya tanggap darurat secara signifikan.

  41. KEMAJUAN • Pemerintah, Organisasi masyarakat, Dunia Usaha , Perguruan Tinggi telah beberapa kali melakukan Gladi bencana • PMI sudah mempunyai Program -program mitigasi bencana • RENCANA • Melengkapi sarana dan prasarana • TANTANGAN • Kurangnya sarana dan prasarana penyelenggaraan gladi bencana

  42. Seberapa jauh sumber-sumber daya utama untuk respons yang efektif tersedia, seperti pasokan kebutuhan darurat, hunian sementara, rute-rute evakuasi yang teridentifikasi dan rencana kontinjensi pada setiap saat? [5.2.2] • Cadangan persediaan barang-barang bantuan darurat • Hunian sementara untuk situasi darurat • Rute-rute evakuasi yang teridentifikasi • Rencana kontinjensi atau rencana kesiapsiagaan bencana untuk semua ancaman utama • Tingkat pencapaian: 1 2 3 4 5  • Meskipun seluruh cakupan aktivitas-aktivitas respons harus didanai secara setara, ada beberapa item penting yang harus diidentifikasi sebelumnya dan dana untuk ini harus dipastikan. Ini mencakup penyimpanan stok persediaan barang-barang bantuan darurat di lokasi-lokasi yang tepat, memastikan hunian sementara berfungsi dan rencana-rencana kontinjensi terartikulasikan dengan jelas untuk semua ancaman utama.

  43. KEMAJUAN • Telah tersedia sebagian rute rute evakuasi tsunami • RENCANA • Peningkatan dana untuk pembangunan tempat evakuasi • TANTANGAN • Tidak adanya lahan ( dataran Tinggi ) untuk evakuasi • Terbatasnya Anggaran untuk pembangunan Hunian shelter

More Related