1 / 29

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIBUAT TAHUN : 2012 STASTUS PERBAIKAN : BARU

Pertemuan 12 OBSERVATIONAL LEARNING. MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIBUAT TAHUN : 2012 STASTUS PERBAIKAN : BARU TAHUN PERBAIKAN : --- DOSEN : RAHMAH HASTUTI, M.Psi., Psi. PK-FP-02-08. TUJUAN. Setelah selesai “ tatap muka ” ini , mahasiswa diharapkan mampu :

muriel
Download Presentation

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIBUAT TAHUN : 2012 STASTUS PERBAIKAN : BARU

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 12 OBSERVATIONAL LEARNING MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIBUAT TAHUN : 2012 STASTUS PERBAIKAN : BARU TAHUN PERBAIKAN : --- DOSEN: RAHMAH HASTUTI, M.Psi., Psi. PK-FP-02-08

  2. TUJUAN • Setelahselesai “tatapmuka” ini, mahasiswadiharapkanmampu: • Menjelaskanmengenai pengertian observational learning • Menjelaskan proses dalam observational learning Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  3. 4. SOCIAL COGNITIVE APPROACHES TO LEARNING • Bandura’s social cognitive theory Behavior Person/cognitive Environment Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  4. Social Learning Theory Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  5. Cognitive factors • Our dispositional factors: beliefs, expectations, values, intentions, social roles, emotional makeup and biological and genetic influences Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  6. Behavioural factors • Our skills, practice and self efficacy • Self efficacy: Similar to confidence. The belief that one is capable of performing a certain behaviour to attain a certain goal Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  7. Environmental factors • Our social, political and cultural influences and personal learning experiences Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  8. Factors that may influence learning • Consistency. The model (the person the learner is imitating) behaves in a way that is consistent across situations • Identification: The learner can identify with the model • Rewards/punishment. We can learn from the consequences of the models’ behaviour. (vicarious learning) • Liking: The more we likethe model, the more likely we are to imitate his or her behaviour Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  9. Observational Learning a. Processes in O.L. (attention, retention, production, motivation) b. Models in the Classroom c. Models in the media – sesame street Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  10. BANDURA’S CLASSIC BOBO DOLL STUDY: THE EFFECTS OF OBSERVATIONAL LEARNING ON CHILDREN’S AGGRESSION (Left) an adult model aggressively attacks the Bobo doll. (Right) a kindergarten-age girl who has observed the model’s aggressive actions follows suit. • Children watched a model being aggressive to a bobo doll • Children imitated the model – were aggressive to the bobo doll Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  11. Evaluation of study • Ethical problem of using children (cannot give consent, were taught aggressive behaviour) • Study was well controlled (children were matched with children of equal aggression, age and same gender) • Children’s aggressive behaviour was quantitatively measured by two observers (teacher of the children and the model) through a one way mirror glass • Possible demand characteristics • Problems of ecological validity and generalizability Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  12. Evaluation of study • Ethical problem of using children (cannot give consent, were taught aggressive behaviour) • Study was well controlled (children were matched with children of equal aggression, age and same gender) Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  13. Tingkah laku manusia: • Bukan hanya refleks otomatis. • Hasil interaksi lingkungan dengan skema kognitifnya. Faktorsosial, maupuntingkahlaku, memainkanperanpentingdalampembelajaran. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  14. Contoh:Seorang anak perempuan yang meniru cara berpakaian dan tingkah laku ayahnya. Pada akhirnya ia akan mengerti bahwa dirinya tidak sama seperti ayahnya, dan kemudian akan mengikuti perilaku ibunya. Jadi, pada saat ia mendapat stimulus baru dari lingkungan, ia tidak langsung meniru, tapi ia mengatur stimulus yang didapat apakah itu sesuai dengan dirinya atau tidak. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  15. reciprocal determinism • Pendekatan yang menjelaskantingkahlakumanusiadalambentuktimbalbalik yang terus-menerus. • Orang yang menentukan (memengaruhi) tingkahlakunyadenganmengontrolkekuatanlingkungan, danorangtersebutjugadikontrololehlingkungan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  16. ContohSocial Learning Observational learning -> modelling • Inul -> goyang ngebor-> terkenal, dibayar mahal. • Penyanyi dangdut lain ingin meniru. • Ada Konsekuensi dan Respon. • Diciptakanlah oleh para penyanyi dangdut lainnya: • Goyang ngecor -> laku, terkenal • Goyang patah-patah -> laku, terkenal • Goyang gergaji -> laku, terkenal • Meniru kejadian dari orang lain. • No respon = respon dihilangkan -> nantinya akan • hilang dg sendiri. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  17. The Observational Learning Process Attentional processes Retention processes Production processes Incentive and motivational processes Observational learning is learning that involves, strategies, and beliefs by observing others. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  18. The Observational Learning Process: 4 Steps • Attentional processes • Retention processes • Production processes • Incentive and motivational processes Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  19. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 1: Attentional Processes • Developing cognitive processes to pay attention to a model- more developed processes allow for better attention • Must observe the model accurately enough to imitate behavior Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  20. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 1: Attentional Processes • Sebelum murid-murid dapat memperlihatkan sebuah aksi model, mereka harus mengikuti apa yang model lakukan/katakan. Perhatian pada model adalah pengaruh dari sekumpulan karakteristik; contohnya: kehangatan, kekuatan,dll. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  21. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 2: Retention Processes • To later imitate behavior, must remember aspects of the behavior • Retain information in 2 ways: • Imaginal internal representation: Visual image Ex: Forming a mental picture • Verbal system: Verbal description of behavior Ex: Silently rehearsing steps in behavior Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  22. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 2: Retention Processes • Untuk memperlihatkan sebuah aksi model, murid-murid harus mengkodekan informasi di memori sehingga membantu murid-murid untuk mengingat model/contoh. • Contoh: Guru berkata,”Saya menunjukkan cara yang benar untuk ini. Kamu dapat melakukan ini pada langkah pertama, langkah kedua, dan langkah ketiga,” seperti contoh bagaimana untuk menyelesaikan sebuah masalah matematika. • Video dengan mempertunjukkan karakter yang berwarna penting untuk dipertimbangkan karena lebih mudah di ingat oleh murid-murid dibandingkan instruksi guru itu sendiri. • Ingatan murid-murid dapat ditingkatkan ketika guru memberikan pertunjukkan yang hidup, logis, dan jelas. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  23. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 3: Production Processes • Taking imaginal and verbal representations and translating into overt behavior- practice behaviors • Receive feedback on accuracy of behavior- how well have you imitated the modeled behavior? • Important in mastering difficult skills • Ex: Driving a car Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  24. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 3: Production Processes • Anak-anak mungkin dapat mengikuti sebuah model/contoh mengenai yang mereka lihat, masih karena batas kemampuan motorik mereka. • Seorang anak usia 13 tahun melihat pemain basket Lebron James dan pemain golf Michelle Wie melakukan kemampuan atletik yang sempurna, atau mengobservasi seorang pianis terkenal atau artis, tetapi tidak mampu untuk memperlihatkan aksi motoriknya. • Mengajar, pelatihan, dan latihan dapat membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan motoriknya. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  25. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 4: Incentive and Motivational Processes • With incentives, observation more quickly becomes action, pay more attention, retain more information • Incentive to learn influenced by anticipated reinforcements Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  26. The Observational Learning Process: 4 StepsStep 4: Incentive and Motivational Processes • Setelah anak-anak memperhatikan apa yang model katakan/lakukan, menyimpan informasi pada memori, dan menampilkan aksi tetapi tidak ada motivasi untuk menunjukkan perilaku model/contoh. • Bagaimanapun mereka kemudian perlu diberikan reinforcer (stiker/jus buah), sehingga mereka meniru perilaku model/contohnya. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  27. Self-Efficacy • Keyakinan akan sesuatu yang dapat menguasai sebuah situasi (keadaan) dan menghasilkan dampak yang positif. • keyakinanindividubahwaiamampumengerjakantugasuntukmencapaitujuan, mampumengatasihambatan. Self-efficacy memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  28. Models in the Classroom • Teacher will be an important model instudents’ lives. • Students will be observing the behavior countless times everyday of the school year. • For example, a teacher might demonstrate how to create an outline fora paper or do a PowerPoint presentation. • Also students can become more reflectiveand think more critically by observing models. • In addition to being a key model yourself for children to observe and learn from,students learn from observing many other models, including parents, mentors, and peers. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

  29. Daftar pustaka • Santrock, J. W. (2009). Educational psychology (4th ed.). New York, NY: McGraw Hill. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)

More Related