1 / 33

Multimedia Networking Quality of Service

Multimedia Networking Quality of Service. Quality of Service. Isu: Aplikasi media adalah intensif-bandwith Membutuhkan delay dan jitter yang rendah Network harus menyediakan QoS untuk kinerja baik Internet tidak menyediakan QoS Perlu fitur “tambahan” untuk mendapatkan QoS:

moswen
Download Presentation

Multimedia Networking Quality of Service

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Multimedia NetworkingQuality of Service

  2. Quality of Service • Isu: • Aplikasi media adalah intensif-bandwith • Membutuhkan delay dan jitter yang rendah • Network harus menyediakan QoS untuk kinerja baik • Internet tidak menyediakan QoS • Perlu fitur “tambahan” untuk mendapatkan QoS: • Packet classification, policing, scheduling, call admission • Arsitektur QoS • Integrated Services • Differentiated Services

  3. Requirements untuk QoS • Lihat model sederhana untuk melihat pengaruh sharing dan congestion • Dua “flows” sharing link antara R1 dan R2 • Output queue dari R1 yang diperhatikan

  4. Skenario 1 • Aplikasi audio dan FTP share link • Audio: 1 Mbps (membutuhkan delay rendah) • FTP: sebanyak mungkin (tidak ada time constraint) • Priority scheduling: • Selalu forward paket audio sebelum FTP • Menjamin audio mendapatkan QoS yang baik • Packet marking: menandai paket audiosebagai prioritas tinggi

  5. Klasifikasi Paket • Lebih general dibanding menandai satu class paket adalah klasifikasi paket • Klasifikasi berdasarkan pada siapa yang mengirim jenis paket • IP source, IP destination, source port, destination port, protocol type, … • Kebijakan menentukan service paket apa yang didapat • Misal: “all packets from 128.252.*.* low priority” • Prinsip 1 QoS: “Klasifikasi paket menfasilitasi router untuk membedakan antar paket untuk membedakan classes of traffic.”

  6. Skenario 2 • Jika audio memiliki prioritas lebih tinggi dari FTP, dapat menyebabkan kesulitan FTP dengan mengirim 1.5 Mbps • Mungkin karena malicious atau erroneous • Flows harus diisolasi satu sama lain • Malicious flow tidak dapat menurunkan service lainnya

  7. Isolasi dan Kebijakan • Prinsip 2 QoS: “Memungkinkan menerapkan derajat isolasi antar traffic flows, maka satu flow tidak dirugikan oleh misbehavinf flow lainnya.” • Kebijakan dapat mengontrol traffic • Klasifikasi mengenali suatu paket termasuk pada flow tertentu • Jika paket tidak memenuhi spesifikasi flow tertentu, paket didelay atau didrop • Mekanisme kontrol rate: leaky bucket (dibahas kemudian)

  8. Skenario 3 • Alokasi ketat sumber daya untuk flow • Tidak membolehkan penggunakan bandwith yang tidak terpakai • Jika audio dipause, FTP tidak dapat menggunakan bandwidth • Prinsip 3 QoS 3: “Selain melakukan isolasi antar flow, dapat mengatur penggunaan resources (bandwidth) seefisien mungkin.”

  9. Skenario 4 • Bagaimana jika dua aplikasi dengan prioritas yang sama overload kapasitas link? • Misal, dua aplikasi audio membutuhkan 2 Mbps • Keduanya masih dapat berbagi link meskipun dengan 0.75 Mbps • Kinerja buruk untuk keduanya

  10. Admisi Call • Tidak dapat menggunakan bandwith lebih dari yang ada • Prinsip 4 QoS: “Proses admisi call dibutuhkan dimana flow menyatakan requirement QoS-nya dan kemudian diakui network (pada QoS yang disyaratkan) atau diblok dari network (jika QoS tidak dapat dipenuhi)”

  11. QoS Requirements

  12. Mekanisme Scheduling dan Policing • Scheduling: • FIFO • Priority Queuing • Round Robin • Weighted Fair Queuing • Policing: • Leaky Bucket • Delay maksimum

  13. Scheduling: FIFO • First-In-First-Out • Packets diforward sesuai urutan kedatangan • Discard policy (when buffer is full and packet arrives): • Buang paket yang datang (tipikal) • Buang paket yg datang atau salah satu yg ada di buffer tergantung policy (kapan ini digunakan?)

  14. Scheduling: Priority Queuing • Antrian berbeda untuk class berbeda • Kalsifikasi menentukan paket masuk antrian yg mana • Transmit paket dari class prioritas tertinggi dgn non-empty queue • Preemptive dan non- preemptive

  15. Contoh Antrian Prioritas • Non- preemptive

  16. Round Robin • Tidak seperti antrian prioritas, perlakuan equal untuk tiap class yang berbeda • Transmit class 1, kemudian class 2, kemudian class 1, … • Tetap berjalan, dengan cepat ke class berikutnya jika salah satu class kosong

  17. Scheduling: WFQ • Weighted Fair Queuing • Generalisasi abstraksi Round Robin • Memberi weight wi untuk tiap class • Tiap class mendapat R * wi / (Ówk) throughput (rata-rata)

  18. Paketisasi • Problem dalam algoritma scheduling? • Bagaimana flow mengeksploitasi scheduling dan mendapatkan bandwidth lebih banyak dari flow lain yang memiliki prioritas yang sama? • Kirim paket dengan ukuran sangat besar • Penentuan scheduling dilakukan berdasarkan per-paket selain per-bit • Algoritma yang lebih kompleks menyertakan mekanisme ini

  19. Policing • Bagaimana menentukan rate dimana flow diperbolehkan dikirim? • Average rate: interval penting • 100 pkts/sec = 6000 pkts/sec ?? • Peak rate: maximum rate untuk short time • Burst rate: maximum packets in an instant • Mekanisme Leaky Bucket dapat melaksanakan average dan burst

  20. Leaky Bucket • Transmit jika token paket untuk paket tersedia • Rate r menentukan average, bucket size b membatasi burst

  21. Leaky Bucket + WFQ • Rate maksimum untuk interval t adalah rt+b • Burst maksimum adalah b • Dengan WFQ: tiap flow is dikontrol oleh leaky bucket dengan ri dan bi

  22. Delay Bound • Delay maksimum untuk paket dalam flow i: • Diteruskan lewat leaky bucket • Tidak ada delay jika dikirim pada rate yang ditentukan • b packets didepannya (packet adalah burst terakhir) • Flow mendapatkan R * wi / (Ówk ) bandwidth • Delay maksimum terbatas pada: • Delay yang terjamin sangat penting pada QoS

  23. Arsitektur QoS • Pendekatan 1: Integrated Services • Penerapan QoS pada tiap hop dalam network • Pendekatan 2: Differentiated Services • Melaksanakan pada network edge • Menyederhanakan network core

  24. Integrated Services • Reservasi resource ditiap router pada path • Butuj per-flow state (=> “virtual circuit” J) • Butuh call setup • Setiap router menerapkan spesifikasi QoS

  25. Call Setup (1) • Session menyatakan requirement QoS-nya • R- spec: spesifikasi QoS • T- spec: spesifikasi traffic • Protokol signaling membawa R- spec dan T- spec melalui network • Router mempertimbangkan apakah admit call • Check resource yang teralokasi • Check jikaf R- spec dan T-spec masih “fit” didalamnya • RSVP (ReSerVation Protocol) digunakan untuk task ini

  26. Call Setup (2)

  27. IntServ Traffic Classes • Guaranteed QoS: • Batas tetap queuing delay pada routers • Untuk aplikasi hard real-time dengan requirement delay sensitif • Controlled Load: • Pendekatan serupa QoS dari unloaded router • Untuk aplikasi real-time yg bekerja baik pada unloaded Internet (mis., audio, video, …)

  28. Differentiated Services • Problem dengan IntServ: • Skalabilitas: membutuhkan per-flow state ditiap router • Service classes sedikit: tidak ada prioritas eksplisit • Differentiated Services: • Membedakan antara edge routers dan core routers • Leaf routers (edge router): • Klasifikasi paket (dalam “behavior aggregates” yg berbeda) • Traffic conditioning • Core routers: • Forward paket berdasarkan marking • Supports sedikit “per-hop behaviors” • Fungsi sederhana pada core, kompleks pada edge

  29. DiffServ Network

  30. DiffServ Edge (1) • Fungsi edge pada router-DS “pertama” dalam path (atau pada host) • Klasifikasi • Traffic Conditioning • Klasifikasi: • Node edge menandai paket tergantung dari aturan klasifikasi • Menggunakan fiels tipe service IP dalam header IP • Field tipe service: • 6 bits untuk DS Code Point (DSCP) • Menyatakan per-hop behavior dalam core • 2 bits tidak digunakan

  31. DiffServ Edge (2) • Traffic Conditioning: • Node edge mungkin mendelay dan membuang paket • Untuk beberapa classes, rate yang diberikan terbatas • Traffic dimonitor dan ditentukan jika tidak disyaratkan

  32. DiffServ Core (1) • Per-Hop Behavior: • Kinerja berbeda, dapat diukur • PHB tidak menentukan mekanisme • Contoh: • Class A mendapat x% outgoing bandwidth pada interval t • Paket class A pergi lebih dulu dari paket class B • Yang sekarang dinyatakan: • Expedited (memperlancar) Forwarding: • Rate kedatangan class paling tidak pada rate tertentu • Assured (kepastian) Forwarding: • 4 classes dengan buffering dan bandwith minimum • Masing-masing dgn tiga partisi utama drop

  33. Ringkasan Multimedia Networking • Aplikasi • Bandwidth-intense, delay-sensitive • QoS perlu • Harus ditambahkan pada Internet yang ada • QoS: • Classification • Policing • Scheduling • Arsitektur QoS: • IntServ • DiffServ

More Related