1 / 78

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR. ASKEB II Hj. Sitti Aras. BAYI BARU LAHIR. Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adl: Bayi yg baru dilahirkan sampai dgn umur 4 mgg

Download Presentation

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR ASKEB II Hj. Sitti Aras

  2. BAYI BARU LAHIR • Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adl: Bayi yg baru dilahirkan sampai dgn umur 4 mgg • BBL normal adl Bayi yg baru dilahirkan pd kehamilan cukup bulan, BB bayi antara 2500 gram sampai dgn 4000 gram & tanpa tanda asfiksia & penyakit penyerta lainya. • Neonatal Dini adl BBL sampai dgn usia 1 mgg • Neonatal lanjut adl BBL dari usia 8 hari sampai dgn usia 28 hari.

  3. CIRI – CIRI UMUM BBL NORMAL • Bernafas & menangis spontan • Frekuensi berkisar 180x/menit • Warna kulit kemerah – merahan & terdpt verniks caseosa atau bersih • Lemak subkutan ckp tebal • Rambut lanugo & rambut kepala tumbuh dgn baik • Aktifitas atau gerakan aktif ekstremitas dlm keadaan afleksi • BB berkisar antara 2500 – 3000 gr • PB antara 50 – 55 cm • Ukuran kepala a/l : FO 34 cm, MO 35 cm, SOB 32 cm

  4. Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan yg bersifat kimiawi, mekanik & termik. • Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan mengalami perubahan - perubahan

  5. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR • Perubahan pada Sistem Pernapasan Rangsangan u/ grk pernafasan : • Tekanan mekanik dr thoraks • Pe Pa O2 & ke Pa CO2 • Rangsangan dingin pd daerah muka Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ : • Mengeluarkan cairan dlm paru – paru • Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/ pertama kali

  6. Proses Mekanis (penekanan dari thorak pada saat melalui vagina) Hentakan balik dada Rangsangan kimiawi, thermal, mekanikal, sensori + Kehilangan cairan Tekanan negative intra thorak Penggerakan pernafasan pertama Masuknya udara Permulaan penurunan tekanan permukaan alveolus Peningkatan PaO2 alveolus Peningkatan volume pembuluh darah paru-paru Pembukaan pembuluh darah paru Peningkatan aliran darah ke dalam paru Peningkatan sirkulasi limfe Peningkatan oksigenasi yang adequat

  7. PERKEMBANGAN SISTEM PULMONER

  8. Lanjutan • Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler Tjd perubahan besar, yaitu : • Penutupan foramen ovale pd atrium jantung • Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2 & aorta Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt Volume drh pd BBL berkisar 80 – 110 ml/kg

  9. Tali Pusat Diklem Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah) Tertutupnya ductus venosus Pertama kali bernafas Meningkatnya system resistensi Tekanan dari atrium kanan berkurang dibandingkan dg atrium kiri Perubahan dr kanan ke kiri meninggalkan dr kiri ke kanan dr aliran darah Darah ke hati dan system portal Meningkatnya tingkat sirkulasi oksigen dalam sirkulasi pulmonary Paru-paru berkembang Paru-paru mengeluarkan cairan Menurunnya resistensi vaskuler pulmonary Tertutupnya ductus arteriosus Meningkatnya tekanan di atrium kiri Tertutupnya foramen ovale Lingkungan yg dingin

  10. Perubahan pd Sistem Thermogenik Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l : • Konveksi : Proses hilangnya pns tbh melalui kontak dgn udara yg dingin di sktrnya • Radiasi :Proses hilangnya pns tbh bl by diletakkan dkt dgn benda2 yg lbh rendah suhunya dr suhu tbhnya • Evaporasi : Proses hilangnya pns tbh bl by berada dlm keadaan bsh • Konduksi : Proses hilangnya pns tbh melalui kontak lgs dgn benda2 yg mempunyai suhu lbh rendah

  11. Stress Dingin Meningkatnya konsumsi oksigen Meningkatnya metabolisme Meningkatnya penggunaan glukosa BAT (metabolisme jaringan adipose coklat) Meningkatnya rata-rata pernafasan Pembebasan asam lemak Meningkatnya penggunaan persediaan glikogen Lebih banyak membutuhkan oksigen Hypoksia Menipisnya persediaan glikogen Menurunnya produksi surfaktan (kebutuhan O2, glukosa, perfusi paru-paru yg adequate) Menurunnya pH Asidosis metabolisme Hypoglikemia Vasokonstriksi pulmonary Penurunan berat atau gagal menambah berat (penggunaan kalori untuk energi dan pertumbuhan) Distress pernafasan Hypoksia lanjut

  12. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Renal Ginjal pd BBL sdh berfungsi, ttp blm sempurna. BBL hrs BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr, dgn jumlah urin sktr 20 – 30 ml/hr & me mjd 100 – 200 ml/hr pd wkt akhir mgg pertama

  13. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Gastrointestinal Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi & tgt pd ukuran by, sktr 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai dlm bbrp mnt pd saat pemberian makanan & selesai antara 2 – 4 jam stlh pemberian makanan & pengosongan ini dipengaruhi o/ bbrp faktor a/l wkt & volume makanan, jns & suhu makanan serta stres fisik.

  14. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Hepar Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal : • penyimpanan zat besi • metabolisme KH • konjugasi bilirubin • koagulasi Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg BBL mdh terkena hipoglikemi Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/ mengubah bilirubin, namun sebagian bsr BBL ada yg mengalami hiperbilirubinemia fisiologis

  15. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Immunitas Sistem immunitas BBL blm matang, shg menyebabkan BBL rentan thd berbagai infeksi & alergi Sedangkan sistem immunitas yg telah matang akan memberikan kekebalan alami & kekebalan didpt pd tbh Kekebalan alami t/d struktur pertahanan tbh yg mencegah a/ meminimalkan infeksi

  16. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Integumen Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp blm matur. Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis. Verniks caseosa bersatu dgn epidermis By aterm memiliki kulit erithemathous Kulit srg kelihatan berbintik & lurik2 Tgn & kaki sdkt sianosis

  17. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Repro Pd bayi perempuan labia mayora & minora mengaburkan vestibulum & menutupi klitoris Pd bayi laki-laki preputium biasanya tdk sepenuhnya tertarik msk Pd BBL baik perempuan / laki-laki srg ditemukan pembengkakan payudara

  18. Lanjutan • Perubahan pd Sistem Skeletal Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional Tgn sdkt lbh panjang dr kaki Punggung BBL kelihatan lurus & dpt ditekuk dgn mdh BBL dpt mengangkat & memutar kepala ketika menelungkup

  19. Perubahan pd Sistem Neuromuscular Pertumb. otak sgt cpt & membutuhkan glukosa & O2 yg adekuat Bbrp aktivitas refleks yg tdpt pd BBL a/l : 1. Refleks Moro / Peluk 2. Rooting Reflex 3. Refleks menghisap & menelan 4. Refleks batuk & bersin 5. Refleks genggam 6. Refleks melangkah & berjalan 7. Refleks otot leher 8. Babinsky Reflex

  20. TERMOREGULASI (Perlindungan Termal)

  21. PENDAHULUAN • Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pd BBL blm berfungsi sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, tubuh bayi terlalu kecil utk memproduksi & menghslkan panas sebabkan BBL mudah sekali terkena Hipotermi. • Disebut hipotermi bila suhu tubuh turun di bwh 36,5 °C ( N : 36,5 °C – 37,5 °C )

  22. MEKANISME KEHILANGAN PANAS PD BBL • EVAPORASI  Proses kehilangan panas pd bayi krn penguapan cairan ketuban pd permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri krn tdk sgr dikeringkan.

  23. KONDUKSI  Kehilangan panas tubuh mll kontak langs ant tubuh bayi dgn permukaan yg dingin. • KONVEKSI  kehilangan panas pd bayi yg tjd saat bayi terpapar udara sekiar yg lebih dingin.

  24. RADIASI  Kehilangan panas yg tjd krn bayi ditempatkan di dekat benda- benda yg mempunyai suhu tubuh lebih rendah dr suhu tubuh bayi.

  25. PENILAIAN HIPOTERMI BBL • Gejala Hipotermi BBL 1. Bayi tdk mau menyusu/minum 2. Bayi tampak lesu 3. Tubuh bayi teraba dingin 4. Dlm keadaan berat, denyut jantung bayi menurun & kulit bayi mengeras

  26. Tanda-tanda Hipotermi sedang • Akifitas berkurang, letargis • Tangisan lemah • Kulit berwarna tdk rata • Kemampuan menghisap lemah • Kaki teraba dingin

  27. Tanda-tanda Hipotermi Berat • Bibir & kuku kebiruan • Pernafasan lambat • Pernafasan tdk teratur • Bunyi jantung lambat • Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia & asidosis metabolik

  28. Tanda-tanda Stadium Lanjut Hipotermi • Muka, ujung kaki & tangan berwarna merah terang. • Bagian tubuh lainnya pucat • Kulit mengeras merah & timbul edema terutama pd punggung, kaki & tangan

  29. PENCEGAHAN HIPOTERMI • Segera mengeringkan bayi setelah lahir • Menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat • Menutupi kepala bayi dengan topi • Bonding attachment dan memberikan ASI • Tidak memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir (sampai suhu tubuh stabil) • Rawat gabung

  30. EVALUASI NILAI APGAR • KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn menggunakan nilai APGAR. • Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui apakah bayi menderita asfiksia/tdk. • Penilaian bayi dilakukan berdasakan : 1. Usaha bernafas 2. Frekuensi denyut jantung 3. Warna kulit 4. Tonus otot 5. Reaksi Penghisapan

  31. USAHA BERNAFAS • Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan & pemberian O2 hingga respirasi kembali normal. • CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS 1.kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul di mulut & tdk di faring bag belakang 2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung akan menimbulkan pernafasan megap- megap.

  32. 3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea dgn menggunakan pipa endotrakea. • MENILAI USAHA BERNAFAS 1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,  menilai frekuensi denyut jantung 2. Bila bayi mengalami apnea/sukar bernafas  lakukan rangsangan taktil dg menepuk- nepuk atau menyetil telapak kaki bayi/menggosok-gosok punggung bayi sambil beri O2 100% kecepatan 5ltr/mnt.

  33. 3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas rangsangan taktil mulai beri VTP.

  34. FREKUENSI DENYUT JANTUNG • MENILAI FREKUENSI DENYUT JANTUNG BAYI • Denyut Jantung pd saat lahir berkisar ant 100-180x/mnt & sgr stabil mjd 100-120/140x/mnt. • Penilaian frekuensi denyut jantung bayi dilakukan apabila pernafasan spontan normal teratur. • Cara menghitung frekuensi denyut jantung yaitu dg menghitung jml denyut jantung dlm 6 det x 10 = frekuensi jantung permnt

  35. Apabila frekuensi denyut jantung < 100/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan  indikator lakukan VTP. • Apabila detak jantung tdk dpt dideteksi  efinefrin hrs sgr diberikan & pd saat yg sama VTP & kompresi dada dimulai.

  36. WARNA KULIT • Menilai warna kulit br dilakukan apabila bayi bernafas spontan & frekuensi denyut jantung > 100x/mnt. • Apabila terdpt sianosis sentral, O2 tetap diberikan. • Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu diberikan.

  37. TONUS OTOT • Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas, ttp stlh 1 atau 2x tangisan tonus otot bayi akan bertambah sempurna. • Sgr stlh lahir bayi cenderung u/ memfleksikan tbhnya  u/ m’capai posisi senyamam mungkin. • Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp mnt hrs dianggap sbg pertanda buruk  anoksia, narkosis, kolaps vaskuler, sindrom jantung kiri konginental, hipoglikemia, sindrom down, hematoma subdural dr sumsum tulang belakang dll.

  38. REAKSI PENGHISAPAN • Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek pd saat jln nafas dibersihkan. • Apabila bayi dlm keadaan menyeringai, batuk/bersin  reaksi penghisapan baik.

  39. APGAR ringkasan dari : A : Appearance : Rupa (warna kulit) P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung G : Grimace : Menyeringai (akibat reflek kateter dlm hidung) A : Activity : Keaktifan/tonus otot R : Respiration : Pernafasan Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2

  40. TABEL NILAI APGAR

  41. Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi dgn kriteria sbb : Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat • Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7, maka hrs dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut..

  42. RESUSITASI • PENGERTIAN Adl suatu tindakan yg dilakukan u/ mencegah tjdnya asfiksia & memperlancar pernafasan pd bayi scr spontan & teratur. • INDIKASI 1.Apabila BBL mempunyai nilai APGAR 4-6 (APGAR mnt ke-1 bayi butuh perhatian khusus, APGAR mnt ke-5 indeks dr efektifitas resusitasi) 2. Menunjukkan depresi pernafasan sedang & butuh resusitasi.

  43. PENATALAKSANAAN RESUSITASI A. Langkah Awal (dilakukan dlm 30 dtk) • Jaga posisi bayi ttp hangat  selimuti bayi • Atur posisi bayi  kepala sedikit ekstensi • Isap lendir bayi  hisap lendir dr mulut dulu baru hidung. • Keringkan & Rangsang bayi  keringkan mulai muka,kepala & bagian tubuh lain dg sedikit tekanan. Lalu lakukan rangsangan taktil.

  44. 5. Atur kembali posisi kepala & selimuti bayi  ganti kain yg basah dg yg kering selimuti kecuali muka & dada,kepala bayi sedikit ekstensi. 6. Penilaian bayi  berdasarkan 3 gejala yg sangat penting : usaha bernafas,frekuensi denyut jantung & warna kulit.

  45. Menilai Usaha Bernafas • Bila bernafas spontan & memadai  lanjutkan menilai frekuensi denyut jantung. • Bila bayi Apnoe/sukar bernafas  lakukan rangsangan taktil, beri O2 berkonsentrasi 100% kecepatan 5 liter/mnt  bila stlh beberapa dtk tdk tjd reaksi atas ransangan taktil  mulai pemberian VTP

  46. Menilai Frekuensi Denyut Jantung Bayi • Bila frekuensi denyut jantung > dr 100x/mnt & bayi bernafas spontan teratur  lanjutkan menilai warna kulit. • Bila frekuensi denyut jantung < dr 100x/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan  indikasi dilakukan VTP. • Apabila denyut jantung tdk dpt dideteksi  epinefrin diberikan, saat yg sama VTP & kompresi dada dimulai.

  47. Menilai Warna Kulit • Penilaian warna kulit baru dilakukan apabila bayi bernafas spontan & frekuensi denyut jantung bayi > dr 100x/mnt. • Apabila terdpt sianosis sentral  O2 tetap diberikan • Apabila sianosis perifer  O2 tdk perlu diberikan.

  48. VENTILASI TEKANAN POSITIF • VTP dilakukan dg sungkup & balon resusitasi atau dg sungkup & tabung. • Kecepatan ventilasi 40 – 60x/mnt • Tekanan ventilasi u/ nafas pertama 30 – 40 cmH2O, stlh nafas pertama butuh tekanan 15 – 20 cmH2O. • Suara nafas didengar dg stetoskop  adanya suara nafas dikedua paru2x mrpk indikasi bhw bayi mendpt ventilasi dg benar.

  49. Menilai frekuensi Denyut Jantung Bayi pd saat VTP • Frekuensi denyut jantung dinilai stlh selesai melakukan ventilasi 15 – 20 det pertama. • Apabila frekuensi denyut jantung >100x/mnt #. Bayi mulai bernafas spontan  lakukan rangsangan taktil u/ merangsang frekuensi & dlmnya pernafasan  VTP dihentikan & O2 arus bebas diberikan #. Klau wajah bayi tampak merah  O2 kurangi secara bertahap. #. Apabila pernafasan spontan & adekuat tdk tjd  VTP dilanjutkan

  50. Apabila frekuensi denyut jantung bayi ant 60 – 100x/mnt #. VTP dilanjutkan dgn memantau frekuensi denyut jantung bayi. #. Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60x/mnt  mulai kompresi dada. • Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60x/mnt VTP dilanjutkan – periksa ventilasi apakah adekuat & O2 yg diberikan benar 100%  segera mulai kompresi dada.

More Related