1 / 46

Kuliah Estetika Prof. DR I Nyoman Sedana, SSP.,MA.

Kuliah Estetika Prof. DR I Nyoman Sedana, SSP.,MA. WUJUD. PENAMPILAN. ISI / ESENSI. Ruang Lingkup Estetika. Directly Fine arts. Indirectly Performance. Seni Murni. Bentuk. Struktur. Berbobot. Rasa estetik aja. Ibarat/ Norma. Penonjolan. Suasana. Unity. Gagasan. Kontras Paradox.

margot
Download Presentation

Kuliah Estetika Prof. DR I Nyoman Sedana, SSP.,MA.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kuliah Estetika Prof. DR I Nyoman Sedana, SSP.,MA.

  2. WUJUD PENAMPILAN ISI / ESENSI Ruang Lingkup Estetika Directly Fine arts Indirectly Performance Seni Murni Bentuk Struktur Berbobot Rasa estetik aja Ibarat/Norma Penonjolan Suasana Unity Gagasan Kontras Paradox In diversity Combination Purpose Karya Seni Pragina Kritik, Pesan, Amanat Complexity Intensity Media Harmoni Kontras Simetri Asimetri Moral Agama Adat Hukum Pagelaran Tegang, gembira, sedih Balance Ke dalam Penonton Viewers Pengamat Sensasi Persepsi Impresi Emosi Interpretasi Apresiasi Aesthetic Experiences Ke luar:Cendekiawan 1.Evaluasi 2. Kritik

  3. Estetika kontemplatif: Subjektif internal, Rasa Aura Otonom Spiritual via Vegetarian Estetika instrumental: Objektif external Rasio Aurat Heteronum Spiritus / Vaginatarian

  4. Estetika Tradisi Bali Para seniman Bali secara alami sudah memiliki kepekaan sensasi keindahan atau rasa seni dan memahami serta mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip keindahan itu sendiri yang diidensifikasi dengan serangkaian sifat/kwalitas estetis. 26 sifat/kwalitas /potensi: pangus (serasi), pantes (layak), lengut (memikat), lemuh (lentur),

  5. bagus, jegeg (cantik), manis, becik (baik), utama, hidup, nuek (fokus), mantep, mabawa (karismatik), luhung (indah), luhur, cocok, nguwub (melingkupi/utuh), mupuh (sistematis), baud (humoris), banyol (lucu) anut (sesuai), nyulur (normatif), ngenen (mengena), Adung.

  6. ngelangening (memukau), ngenyudin (memikat), dan makenyor (intensif). Kwalitas-kwalitas ini adalah konsep estetika alam Dewata dan metode artistik para seniman Bali yang sesungguhnya sudah lama melandasi pembangunan keindahan di seantero Bali.

  7. Ketika mencapai standar mutu yang maksimal maka produksi seni bersangkutan akan memiliki kekuatan internal (inner power) dan daya pikat mujizat yang disebut Taksu. Meski belum ditulis secara sistematis, teori estetika alam Dewata ini sudah lama dipahami dan diterapkan serta dipelajari secara oral tradisi secara turun temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang.

  8. 10 Konsep Keindahan tradisi Pedalangan Solo • Regu = rasa wibawa agung luhur • Greget = nerves, tegang, panas hati • Sem = rasa asmara, erotis • Nges = terenyuh, sedih • Renggep = tetap semangat, hidup, tidak kendor • ____ • Soetarno. Pakeliran Pujosumarto, Nartosabdo, dan Pakeliran Dekade 1996-2001. Surakarta: STSI Press, 2002,9

  9. Antawacana/wijang = membedakan suara sesuai tokoh • Cucut = rasa humor gelak tertawa • Unggah-ungguh = harmonisasi bahasa, sabetan & iringan • Tutuk = uraian cerita jelas, runtut, terkesan di hati • Trampil = cekatan menggerakkan wayang, meringkas cerita, bahasa yg digunakan, iringan, dan dialog • ____ • I Nyoman Sedana. 30 Tahun Dinamika Seni Pewayangan: Fakta, Isu, Masalah dan Perspektif. Orasi Ilmiah pada Dies Natalis Pertama dan Wisuda II. Institut Seni Indonesia. Denpasar, Rabu 28 Juli 2004: 12.

  10. Konsep-konsep estetika vokal Pedalangan Bali • Tandak • Bebaturan/Sesendon • Tampak Silir/Gerong • Pangalang Ratu

  11. Metode Artistik • KPA Kusumadilaga dalam Serat Sastramiruda merinci sembilan syarat[1] yang perlu dimiliki oleh seorang dalang: • Mardawalagu (paham akan gending atau tembang Kawi); • Amardibasa (menguasai bahasa pewayangan/ antawacana); • [1] Kanjeng Pangeran Arya Kusumadilaga. Serat Sastramiruda. Kamajaya (alih bahasa) dan Sudibjo Z. Hadisutjipto (alih aksara). Jakarta: Penerbitan Buku Sastra Depdikbud, 1981, p 50 - 51. • I Nyoman Sedana. 30 Tahun Dinamika Seni Pewayangan: Fakta, Isu, Masalah dan Perspektif. Orasi Ilmiah pada Dies Natalis Pertama dan Wisuda II. Institut Seni Indonesia. Denpasar, Rabu 28 Juli 2004: 13

  12. Awicarita (mempunyai banyak ceritra); • Paramakawi (mengerti bahasa kawi dan kesusastraan); • Paramengsastra (bangak menyelami sastra literatur); • Renggep (jangan sampai turun semangat); Sabet/tetikasan (mahir menggerakan wayang). Soetarno menambahkan tiga syarat lagi yaitu • Mardawabasa (dapat membangkitkan rasa kasihan, haru, tegang, dan gemas); • ------- • I Nyoman Sedana. 30 Tahun Dinamika Seni Pewayangan: Fakta, Isu, Masalah dan Perspektif. Orasi Ilmiah pada Dies Natalis Pertama dan Wisuda II. Institut Seni Indonesia. Denpasar, Rabu 28 Juli 2004: 13

  13. Nawungkrida (halus perasaannya, pandai membaca situasi, dan menyelami); dan • Sambegana (menguasai makna panembah, falsafah dan penghayatan).[1] • [1] Soetarno. Pakeliran Pujosumarto, Nartosabdo, dan Pakeliran Dekade 1996-2001. Surakarta: STSI Press, 2002: 7. • Soetarno. Pakeliran Pujosumarto, Nartosabdo, dan Pakeliran Dekade 1996-2001. Surakarta: STSI Press, 2002,.

  14. Hukum estetika Tembang Bali • Pada lingsa • Guru Lagu • Ngelung • Ngandang • Raga Rasa Tala

  15. Creative Method: Kawi Dalang Exposition in Sapta Petala: Irawan requests permission from his mother Dewi Ulupuy and his grand father Sanghyang Antaboga to support Pandawa in the Bharatayuddha. Departure to Indra Wiprasta: 1st traveling scene.

  16. Estetika Nusantara bersifat mistis, magis, kosmis, dan religius, yg menjadi roh, dalam perwujudan simbol-simbol kesenian Nusantara. Bentuk, wujud, atau simbol – simbol yang muncul memang berbeda, namun, jiwa esensinya tetap berorientasi pada budaya mistis, magis, kosmis, dan religius. Kesenian Nusantara terintegrasi dlm kegiatan tradisi ritual. Pelaku seni acapkali tidak menyadari kalau mereka sedang berkesenian krn hanya merasa sekedar malakukan tradisi.

  17. 33 sub kondisi psikologi (psychological states) 14. Inconstancy 15. Joy 16. Agitation 17. Stupor/ trance/coma 18. Arrogant 19. Despair 20. Impatience 21. Sleep 22. Epilepsy 23. Dreaming 24. Awakening 25. Indignation/ annoyance • Discouragement • Weakness • Apprehension/ hesitate • Envy/jealousy • Intoxication • Weariness/tired • Indolence/lazy • Depression • Anxiety • Distraction • Recollection • Contentment • Shame 26. Dissimulation 27. Cruelty 28. Assurance 29. Sickness 30. Insanity/mad 31. Death 32. Fright/fear 33. Deliberation /care

  18. Sad Rasa: manis, pahit, lalah, pakeh, sepet, masem. Jaen di suwudne (Save best for last) Pangsing wadih! Rasa lengkap: cinta, marah, sedih, … Kombinasi tragicomedy Deskripsikan perbandingan tubuh/senyum yang etis, estetis, selebritis, erotis, politis, attractis, dan sadis.

  19. 9 Rasa ESTETIKA Dramatis INDIA 9 Bhava 1. Erotic (Srngara) Love 2. Comic (Hasya) Mirth 3. Pathetic (karuna) Sorrow 4. Furious (Raudra) Anger 5. Heroic (Wira) Energy 6. Terrible (Bhayanaka) Terror 7. Odious (Bhibatsa) Disgust 8. Marvellous (Adbhuta) Astonishment 9. Peace (Santa) Ultimate Freedom Each explained in p 105

  20. Om Atheny Rasa Asranam Sarwa roga wunasanem Twam mana sarwa sidiastu Sarwa karya prasudya ya Satyam, Siwam, Sundaram. Sryam, Sukam, Purnam. Estetika: Tontonan, Tuntunan, Tuntutan. Wali, Bebali, Balih-balihan, Beli-belian Taksu/Aura → Aurat Legong → seksi dancer Wacak → Kocak

  21. Kuliah Estetika Ilmu dan Persepsi Keindahan Penjelajahan artistik dan ketinggian nilai estetis yang dicapai orang Bali biasanya diasosiasikan dgn Taksu. Taksu menjadi barometer keberhasilan seseorang dalam menjalani segala macam profesi, termasuk seni mengerjakan suatu pekerjaan rutin, seni bergaul, seni memimpin, seni bisnis, dsb, di samping seni pertunjukan.

  22. Concept and Function of Taksu in Balinese Society What Taksu can do for us? Who and what can have Taksu? How to obtainTaksu? Is Taksu an object or a state?

  23. What Taksu can do for us? • To get ability to command • To get ability to “become” a character or dignitary

  24. Who and what can have Taksu? • Taksu is accessible to all, but not instant and commercial as calling a Taxi • Taksu might be a blessing for the morally worthy. • Taksu might be inherited • Taksu might be possessed only by one person in the family at a time • Taksu might be a property of an object

  25. How to obtainTaksu? • Practice. • Prayer. • Meditation • Magical sources of Taksu • Localized sources of Taksu

  26. Is Taksu an object or a state? • Taksu might be an enduring personal possession. • Taksu might be a temporary state.

  27. Kronologi internalisasi seni • 5 tahapan Panca Wi: • Wiraga, mengenal wujud dan penampilan • Wirama, menikmati tempo/ritme dan melodi • Wirasa, merasakan keutuhan harmoni dlm perpaduan, dlm keanekaragaman, dan dlm tujuan. • Wiguna, memiliki fungsi, mafaat, signifikansi / makna seni. • Wibawa, menjadi utama (sudha-sidha-sidhi)

  28. Affective Wibawa/ Purna Cognitif Wiguna Pragmatis MKDU Psiko Instrumental Wiraga, Wirama, Wirasa MKDK MKK

  29. Affective Mk Pengembangan Kepribadian MK Kehidupan Bersama Socio MK Keahlian Berkarya & M Prilaku Berkarya Psikomotor M Keilmuan& Ketrampilan Learning to be Learning to know Learning to do Learning to live Cognitif

  30. Soft power Diplomacy

  31. Teori maupun konsep-konsep estetika berkesenian berkembang menurut perubahan bentuk, fungsi, dan peranan kesenian terhadap zamannya masing-masing: Form follows meaning, Form follows function, Form follows fun.

  32. Konsep2 estetika mempengaruhi paham ekpresi budaya sepanjang zaman, shg mucul silih berganti aliran: Neo-classicism, mengacu ke zama klasik Yunani Romantism, mengharap kesempurnaan idealis, Realism 1850, Anti-realism (Symbolism 1880, Expressionism, Epic show), Naturalism yang mengutamakan unsur-unsur alamiah organik, hingga Post-modern sekarang.

  33. Since romanticism emphasized artificial and idealized world, in 1850 realism replaced romanticism (roman=impossible VS novel=possible) to find pragmatic solution by rejecting idealistic and utopian visions.

  34. Symbolism (often called neo-romanticism, impressionism, or idealism) began in France in 1880s, is anti-realistic, for it denies that ultimate reality is to be found in the evidence of 5 senses or through rational thought processes. The essential of symbolism was the abandonment of the appearances of life in favor of its spirit, symbolically represented, and the search for poetic rather than a prosaic drama. The principle elements: verbal beauty, contemplation, and the passionate portrayal of what actually exists about us and within us, that is to say nature and our sentiments; and finally, enveloping the whole work and creating the atmosphere proper to it, the idea which the poet forms of the unknown in which float about the beings and things which he evokes, the mystery which dominates them, judges them, and presides over their destiny.

  35. Estetika Seni Vokal Tembangpun sarat dengan ikatan konsep estetika dan metode artistik. Misalnya Tembang macapat harus mematuhi hukum Pada Lingsa. Kakawin diikat dengan Guru Laghu, dll. Sandyagitha oleh perpaduan suara bibir dan suara gamelan.

  36. Tandak (tetandakan, plural) is the vocal art that embellishes the melody and faithfully follows the pitch and tone of the instrumental music. This type of vocal art is always used for entrance scenes, sad scenes, and love scenes. For example, tandak alas harum is used for the appearance of refined characters. Tandakcandi rebah is for the arrival of demonic characters. Tandak mesem is for a sad scene of refined characters with small eyes; tandak rundah is for sad scenes of demonic characters with sharp fangs; tandakbendu semara is for sad scenes of strong/hard characters with big oval or round eyes.

  37. Tampak silir is vocal cum instrumental music where melody, pitch and tone match. In the first meeting scene, tampak silir is usually sung by the servant or precedes the dialogue, narrating the features of each character who is about to speak. The lyric is usually a brief, flamboyant description about a great king, a resilient hero, a holy sage, a gorgeous palace, or a prosperous country. Tampak silir is called gerong when used in Sendratari dance-drama

  38. Bebaturan are ornamental vocal arts, which are melodically free from and far more elaborate than the instrumental music. Unlike the tandak in which the instrumental music is dominant, the vocal element in Bebaturan always dominates the ostinato of the instrumental pieces. This vocal type is used in traveling scenes and some fighting scenes. The lyrics describe the situation or the mood of a specific character. Musical pieces of bebaturan include gedebeg, bima kroda, sekar gendot (a traveling version), krepetan, etc. Bebaturan is called sasendon in Sendratari dance-drama.

  39. Hakikat keindahan dalam sastra Ida Pedanda Sidemen (118), Sanur oleh IB Agastya: "Tujuan hidupku bersetubuh dengan Dewi Keindahan yang kupuja dalam candi pustaka yang kubangun” Intinya menikmati asmara keindahan "puncak sexual" bersama Dewi yang dipuja dlm karya-karya sastra/pustaka "Widyasastra sudharma diphanikang Tribhuana sumena prabaswara" Ilmu pengetahuan suci menjadi penerang hidup di tiga dunia

  40. Estetika dlm Bebaturan Wayang: "Yan sira telas rumenga rasan iking Sanghyang Aji, Bila sudah merasakan indahnya ilmu pengetahuan suci pisan ingu juga sira mahyun rumenga  katantara. Mustahillah akan berminat mendengarkan kata-kata lainnya Kadi angganing wang rumenga susabdaning kuwong, Bagai orang yg mendengar bagusnya suara tuhu-tuhu (kebenaran) wus rumesep ri hati languning swarania amangun harsaning cita. Sudah merasuk ke dalam hati sanubari dan menggelorakan rasa indah, Tan hana gantani mahyuna rumenga resing sabdaning gagak" Tidak ada saatnya berniat mendengarkan suara gagak yang mengerikan.

  41. Art & Imagination Imagination is more important than knowledge. Albert Einstein Imaginationis the real and eternal world of which this vegetable universe is but a faint shadow.  William Blake We can forgive a man for making a useful thing as long as he does not admire it. The only excuse for making a useless thing is that one admires it intensely.All art is quite useless. Oscar WildeA good artist lets his intuitionlead him wherever it wants. Lao Tzu Poetry is to make a stone stony  ?

  42. MENYEIMBANGKAN OTAK KIRI & OTAK KANAN OTAK KIRI Kepekaan terhadap pengenalan bentuk/ pola, sensori persepsi & kemampuan mengklasifikasikan sesuatu atau menandai berbagai kesamaan/ perbedaan di sekitarnya OTAK KANAN Kepekaan terhadap seni dan keindahan Kepedulian, empati dan toleransi terhadap makhluk lain Kemampuan mengimajinasikan kehidupan di masa datang ROTI

  43. Sad Rasa

  44. Statuta mengharuskan Senat terdiri dari guru besar… Dgn meniadakan dua guru besar dari unsur Senat Institut, tidakkah Pimpinan sudah pramada alpaka thd Statuta ISI sbg Konstitusi kita??? Dulu Centre of Excellent menghasilkan Senat Cacat Hukum! Kini Word class capaian indikatornya apa? Korbankan Senat ISI agar selamanya cacat Konstitusi/ Statuta???

More Related