html5-img
1 / 63

Embriologi Susunan Pencernaan

Embriologi Susunan Pencernaan. DR. Dr. Yanwirasti. Embriologi Susunan Pencernaan.

marged
Download Presentation

Embriologi Susunan Pencernaan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Embriologi Susunan Pencernaan DR. Dr. Yanwirasti

  2. Embriologi Susunan Pencernaan • Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana. • Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing : • Usus sederhana depan (fore gut) • Usus sederhana belakang (hind gut) • Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.

  3. Perkembangan usus sederhana depan • Oesopagus • Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas : • Bagian ventral : primordium pernafasan • Bagian dorsal : oesopagus

  4. Perkembangan… • Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat. • 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X. • 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus

  5. Kelainan Kongenital Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis • Kelainan ini akibat : • Penyimpangan septum eosophagotracheale ke posterior • Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan sederhana ke arah anterior • Bentuk yang paling sering ditemukan: • Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu • Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.

  6. Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru • Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum. • Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.

  7. Lambung • Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan. • Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.

  8. Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior. • Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam. • Akibatnya : • Sisi kiri menghadap ke depan • Sisi kanan menghadap ke belakang • N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan • N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang

  9. Lambung • Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan : • curvatura mayor • curvatura minor • Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah. • Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah

  10. Lambung • Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale. • Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung

  11. Kelainan kongenital • Stenosis Pylorus • Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah pylorus menebal sehingga terjadi penyempitan rongga pylorus • Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan proyektil

  12. Duodenum • Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut. • Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati. • Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf “C” dan akhirnya terletak retroperitonial

  13. Hati dan Kandung Empedu • Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada ujung distal fore gut. • Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati) • Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm. • Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu. • Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.

  14. Hati dan Kandung Empedu • Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati. • Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris • Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.

  15. Hubungan hati dan peritonium • Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut. • Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis • Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale) • Pada tepi bebas omentum minus terdapat : • Saluran empedu • Vena prota • Arteri hepatica

  16. Hubungan hati dan peritonium • Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritonium viscerale, kecuali pada permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum transversum. • Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan membentuk pars tendinosa diafragma. • Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma dan tidak pernah diliputi peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area of the liver

  17. Fungsi Hati dalam Janin • Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat badan seluruhnya. Hal ini disebabkan karena: • Sejumlah besar Sinusoid • Fungsi hemopoetik • Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah dan putih. • Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam rahim. • Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati ± 5% dari berat badan seluruhnya • Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.

  18. Fungsi Hati dalam Janin • Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus. • Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap. • Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari depan ke belakang. • Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.

  19. Kelainan Kongenital • Atresia kandung empedu • Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap

  20. Kelainan Kongenital • Atresia saluran empedu. • Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar. • Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

  21. Kelainan Kongenital • Bentuk ganda vesica felea.

  22. Kelainan Kongenital • Pembelahan sebagian vesica felea • Diverticula pada kandung empedu.

  23. Pancreas • Dibentuk oleh: • Tunas pancreas dorsal • Tunas pancreas ventral Yang berasal dari epitel entoderm duodenum • Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus. • Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal. • Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

  24. Pancreas • Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu. • Tunas ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput pancreas. • Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal. • Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral. • Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil: • Ductus pancreaticus accesorius (santorini)

  25. Pancreas • Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor. • Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor. • 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.

  26. Pancreas • Pulau-pulau langerhans. • Berkembang dari jaringan parenchim pancreas pada ketiga kehidupan janin. • Tersebar diseluruh kelenjar. • Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5. • Kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar insulin ibunya.

  27. Kelainan Kongenital • Pancreas yang berbentuk cincin • Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal. • Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin. • Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

  28. Kelainan Kongenital • Pancreas heterotopik • Keadaan dimana jaringan pancreas dapat ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana. • Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum Meckel.

  29. Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut) • Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer. • Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus vitellinus yang sempit. • Bagian cranial jerat usus akan membentuk: • Bagian distal duodenum • Yeyenum • Ileum (sebahagian)

  30. Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut) • Bagian caudal jerat usus akan membentuk: • Bagian bawah illeum • Caecum • Appendix • Colon ascenden • 2/3 proximal colon transfersum

  31. Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut) • Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai: • Diferticulum meckel dan diverticulum illeal • Hernia phisiology Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya. Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini. Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.

  32. Perputaran usus tengah • Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior. • Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas: • 90% selama herniasi • 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut. • Perputaran ini berlawanan dengan arah jam. • Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

  33. Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi • Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga perut. • Hal ini mungkin disebabkan: • Menghilangnya mesonephros. • Berkurangnya pertumbuhan hati. • Bertambah luasnya rongga perut. • Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri. • Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan. • Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut. • Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.

  34. Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi • Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk: • Colon ascenden • Flexura hepatica • Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit : - Appendix sederhana • Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat: • Dibelakang caecum • Dibelakang colon

  35. Kelainan Kongenital • Fixasi jerat-jerat usus. terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya. • Sisa-sisa ductus vitellinus. • Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada membentuk sebuah kantong pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan mesenterium.

  36. Kelainan Kongenital • Fistula umbilicalis atau fistula vitellina. Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat. • Kista vitellina atau enterocystoma. Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.

More Related