1 / 36

Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer

Merupakan rangkuman dari artikel yang dimuat pada Jurnal Mahkamah Konstitusi Volume 7 Nomor 4, Agustus 2010.

maniksukoco
Download Presentation

Isu-Isu Hukum dan Konstitusi Kontemporer

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KonstitusidanKonstitusionalisme M. LaicaMarzuki

  2. GambaranUmum • The Constitution of The United States of Americamendoronglahirnyaconstitutional statesdi beberapakawasandunia, termasuknegara-negaramonarki, yang dikenaldenganpenamaan: constitutional monarch. • Dalamperkembangannya, beberapa constitutional state menyadaribahwakonstitusinegara-negaradimaksudkurangmemuatpengaturanhalpembatasanpenguasadanpengakuanhak-haksipilrakyatbanyak di dalamnya. • Munculgagasan agar dalamkonstitusidiatursemacamconstitutional government, yang padahakikatnyamewujudkanhalpembatasanpemerintahanataulimited government.

  3. Konstitusi • KonstitusiatauGrondwet, Grundgesetz, Undang-UndangDasarmenempatitataurutanperaturanperundang-undangantertinggidalamnegara (constitutie is de hoogste wet). • Dalamkonteksinstitusinegara, konstitusibermaknapermaklumantertinggi yang menetapkanantara lain pemegangkedaulatantertinggi, strukturnegara, bentuknegara, bentukpemerintahan, kekuasaanlegislatif, kekuasaanperadilan, danpelbagailembaganegarasertahak-hakrakyat.

  4. KonstitusionalismeMemuatEsensiPembatasanKekuasaan • Konstitusionalismemengatur agar penyelenggaraannegaradanpemerintahantidaksewenang-wenangdanhaldimaksuddinyatakansertadiatursecarategasdalampasal-pasalkonstitusi. • Kedaulatanrakyatdilaksanakanmenurut UUD, tidakbolehdijalankanatasdasarthe ruling of the mob. • UUD 1945 (redaksi lama) nyaristidakmengindahkanpahamkonstitusionalisme, walaupun di dalamnyatelahmemberlakukandistribution of power di antarabidang-bidangkekuasaannegara.

  5. Unsur-unsur yang perludiadopsidalamkonstitusi • Sistemseparation of power ataudistribution of power yang disertaichecks and balances; sistemkekuasaanperadilan yang merdekadanmandiri, utamanyalebihmemberdayakanperadilanadminstrasi; • Pengakuanhak-haksipildanpolitikwarga, utamanya yang berkaitandenganpemilihanumumdanpemilukada; • Pembatasanmasajabatan-jabatanpublikdalamnegara; • Memberikankewenanganpengaduankonstitusional (constitutional complaint) bagiMahkamahKonstitusi.

  6. UJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NEGARA KITA: MASALAH DAN TANTANGAN MaruararSiahaan

  7. GambaranUmum • PerubahanKetiga UUD 1945 menghasilkanpergeserankearahsusunankekuasaan yang bersifat horizontal fungsional, dimanakedudukanlembaga-lembaganegaramenjadisetara. • Dengandemikian, terjadipergeserandarisistemsupremasiparlemenmenjadisistemsupremasikonstitusi • Tujuannyamenyempurnakanaturandasarpenyelenggaraannegarasecarademokratisdan modern, antara lain melaluipemisahandan/ataupembagiankekuasaan yang lebihtegas, sistemchecks and balances yang lebihketatdantransparan, sertapembentukanlembaga-lembaganegara yang baru

  8. GambaranUmum • Perubahantersebutmelandasidibentuknya MK. • Salah satukewenangan yang dimiliki MK yaknipengujianundang-undangterhadapUndang-UndangDasar, secaraumum/lazimdisebutjudicial review. • PutusanMK dalam proses pengujianundang-undangterhadapUndang-UndangDasar, adalahmerupakansebuahpendapattertulis Hakim Konstitusi, yang mengakhiridanmenyelesaikanperselisihan yang diajukantentangpenafsirankonstitusi.

  9. MahkamahKonstitusidanJudicial Review • Fungsi judicial reviewinijugasemestinyadilihatdaripandanganteorijenjangnormahukumdari Hans Nawiasky yang menyatakanbahwaStaatsfundamentalnorm (normadasarnegara) sebagainormatertinggi yang harusmenjadiacuanbaginorma-normahukum yang berada di bawahnya. • Permasalahanyang timbuladalahapabilanormaatauundang-undang di bawahnormadasarbertentangandenganstaatsfundamentalnormtersebut, sehinggaharusdibentuksebuahmekanismetersendiri agar penyimpangan yang terjadidapatdiluruskan.

  10. Undang-UndangdalamSistemHukumIndonesia • Terdapatperbedaanundang-undangdilihatdaribentukmaupunisinya. Perbedaanjenisundang-undangtersebutsamasekalitidakdisinggungbaikdalam UUD 1945 maupundalam UU MK. • Perbedaanundang-undangdalamartiformildandalamartimateriildidasarkanbukanhanyapadapembuatnya, melainkandapatjugadilihatdarisubstansiataumaterimuatan yang dikandung. • JimlyAsshidiqiememberigambaranperbedaanantarabentukdanisiperaturandimaksudyaitu: (i) adaperaturan yang berbentukundang-undangtetapimateri yang diaturnyaseharusnyacukupdituangkandalambentukperaturanpemerintahsaja; (ii) adaperaturan yang berbentukPeraturanPresiden, namunisinyaseharusnyaberbentukundang-undang.

  11. Undang-UndangdalamSistemHukum Indonesia • Pembedaanjenisundang-undang yang disinggungterdahulu, menunjukkanbahwaterdapatperaturanperundang-undangan yang dilihatdaribentuknyamerupakanundang-undangnamundarisegisubstansi, sesungguhnyaterdapatjugaundang-undang yang lebihditujukankepadapenyelenggarapemerintahan, karenalebihmerupakanrencana, pengaturan, dankebijakanmakrodalamperekonomian. • Pengujianundang-undang yang demikian, memilikiimplikasi yang berbeda, jikadibandingkandenganundang-undang yang mengikatsecaraumum, yang meletakkankewajiban, larangan, danperintahsecaralangsungkepadaseluruhrakyat.

  12. Undang-UndangdalamSistemHukum Indonesia • “undang-undang” dalamkontekspengertianteknisketatanegaraan Indonesia (lama) yang menurut A. Hamid, S. A. ialah “produkhukum yang dibentukolehPresiden” dalamrangkapenyelenggaraanpemerintahannegaradenganpersetujuan DPR. • Denganadanyaamendementerhadap UUD 1945, rumusantersebutsudahtidaktepatlagi, pemegangkekuasaanmembentukundang-undangsaatiniberada di tangan DPR, tidaklagi di tanganPresiden. • TAP MPR yang masihberlakukarenamemuatketentuan yang mengikatumum “dapatdisamakankedudukannya” denganundang-undang

  13. PengujianPerpu • Pasal 7 ayat (1) UU 10/2004 telahmendudukanPerpusejajardenganUndang-Undang. • PeraturanPemerintahPenggantiUndang-Undangadalahjenisperaturanperundang-undangan yang ditetapkanolehPresidendalamhalikhwalkegentingan yang memaksa. • Padatataranperaturanperundang-undangandibawahundang-undangdan yang bukanmerupakanPerpu, tetapmasihtersisapersoalanujikonstitusionalitas yang timbulakibatdisintegrasidandiferensiasiwewenangpengujian yang dilakukanoleh 2 (dua) lembagaperadilan yang berbeda.

  14. Tantangan • Perluasanakseskeadilankonstitusionalmelaluikemungkinanpengujiankonstitusionalitasperaturanperundang-undangandibawahundang-undang. • Sebaliknyadi negara-negara yang menganutkewenanganpengujianperaturanperundang-undangansecaraterintegrasi di satutangan. • Ruanglingkupakibathukumputusan MK yang menyatakansatuundang-undangtidaksesuaidengankonstitusi, meliputiperaturan-peraturanperundang-undangan yang lebihrendah yang lahirdariundang-undang yang diuji.

  15. PROBLEMATIKA TUGAS KONSTITUSIONAL KOMISI YUDISIAL TaufiqurrohmanSyahuri

  16. GambaranUmum • Jabatan hakim di satusisimerupakanjabatan yang sangatmulia, dan di sisi lain, jikatidakhati-hati, dapatmerendahkanmartabatnyakarenabanyakgodaan yang siapmenjerumuskannya. • Putusanhakim diharapkanmengandungnilaiijtihad (baca: adil) denganmelaluiperanKomisiYudisial.

  17. Unsur-UnsurKomisiYudisial • KomisiYudisialbersifatmandiri; • berwenangmengusulkancalon hakim agung; • menjagakehormatandanperilakuhakim; • menegakkankehormatan hakim

  18. TugasKomisiyudisial • Tugaspertama (mengusulkan Hakim Agungkepada DPR) tentutidakbegitusulit. • Berbedadengantugaskedua, yaknimelaksanakanpengawasanterhadapperilaku hakim; tentunyaakanmengalamibanyakkesulitan, terutamamengingatjumlah hakim se-Indonsia yang akandiawasimencapairibuan orang. • Olehkarenaitu, dalammelaksanakantugaspengawasantanpamenggunakanmetode yang tepat, akansulituntukdapatberjalansecaraefektif.

  19. TugasPengawasan KY • Tugaspengawasaninidibedakanmenjadidua, yaknimenjagadalampengertianpreventifdanmenegakkandalamartirepresif. • FungsimenjagasebagaimanadisebutdalamPasal 24B UUD 1945 belumbanyakditerjemahkandalamUndang-UndangKY. • Fungsimenjagamelaluipendidikandanlatihanakanlebihefektifmencegahperilakuburuk hakim daripadafungsimenegakkandisiplin hakim.

  20. WACANA CONSTITUTIONAL QUESTIONS DALAM SITUS MAHKAMAH: KONTEKS E-DELIBERATIVE DEMOCRACY Anom Surya Putra

  21. GambaranUmum • Ketersediaaninformasikonstitusionalisme di situs (website) MK dapatmenjadisalahsatusumberpengetahuanhukumdanadministrasipublik • Takheran, dalammasakomodifikasiinformasi, opinipublikterhadapputusan MK kiankompleksdanterkadangmelesatjauhdariapa yang dimaksudkanolehsubstansiputusanitusendiri. Salah satu media elektronikmencatatputusan MK itutelahmemenangkanjudicial review yang diajukanmantanMenteriSekretaris Negara YusrilIhzaMahendradantidakberartimelepaskannyadarikasusSisminbakum.

  22. GambaranUmum • Ilmuhukumharusbersediamengembangkantatahukum yang menjadiobjekkajiannyatetapdalamkonsepnyasebagaisuatusistemnorma yang taklagiberwatakpositif yang sempitdandimodelkansebagaisistemperkaidahan yang tertutup, melainkanmelakukansuatusistem yang terbuka. • Layananforum constitutional questionsdanconstitutional complaintbermakna pula ketikadilihatdarititik-lontar (milestone) berupaperubahan(change).We live in a world where the only certainty is change (Roger Lovell).

  23. Catatan • Ancamannyaadalahsapuangelombangdariparapengakses website yang bersekutudenganstrukturpasar (yang tidakefisien) gunamengajakwarganegaramenjadipelakucyberloafing. • Cyberloafingadalahtindakanmenggunakanakses internet organisasiselama jam kerjauntuktujuanpribadi. • Tindakaninitelahmeruntuhkanperusahaan AS hingga $3 jutasetahununtuksetiap 1.000 stafdenganakses internet. Di sektorpublik, ancamanperilakucyberloafingmengganggukonsentrasiataspelayanan-kolaboratifpadae-constitutional complaint, dandisisi lain mempercepatkemerosotankualitasopinipublikpada e-constitutional questions.

  24. PENERAPAN KONSEP KONSTITUSI HIJAU (GREEN CONSTITUTION) DI INDONESIA MaretPriyanta

  25. MuatanKonstitusiHijau • Konstitusi Negara Indonesia menegaskanbahwasetiap orang berhakmendapatkanlingkunganhidup yang baikdansehatsebagaipengaturanhakasasimanusiakhususnyadalambidanglingkungandalam UUD 1945. Pengaturaniniinimenjadisesuatuhal yang barumengingatdalamkonstitusisebelumamandemen, hakasasikhususnyamengenailingkunganhiduptidakdiaturdandibahassecarategasdanjelas.

  26. KonstitusiHijauSebagaiSubjekHukum di Ekuador • Setiaporang di Ekuadormempunyaihak-hakdasar yang dijaminUUD danolehinstrumen-instrumeninternasionalsertaalammerupakansubyek yang jugaberhakatassegalahak yang dijamindalamUUD. • Alammerupakantempatkehidupanbersama, tumbuhdanmengalamireproduksi, jugamempunyaihakasasinyasendiri, disampinghakasasimanusia. • Setiaporang, masyarakat, ataubangsamembutuhkanpengakuanakanhak-haknyaatasalamdihadapanhukumdanpemerintahan.

  27. KonstitusiHijauSebagaiSubjekHukum di Ekuador • Setiap orang pribadi, masyarakat, kelompokdanbangsamempunyaikeuntungandarialamdanmemupukkekayaanalamuntukkehidupanbersama. Alamdisekitarnyatidakbolehdirusakdandikurangidayadukungdanfungsinyabagikehidupanbersama • Denganketentuanright of nature dalamkonstitusiEkuador, dikatakanbahwaekuador yang dinyatakansebagaikonstitusihijau di duniasaatini. Ketentuanmengenaihak-haklingkunganalam yang diadopsikedalamketentuanKonstitusiEkuadortersebuttidaklagibersifattempelandanmenempatkanalamsebagaisuplemendalamhubungandenganmanusia, tetapijustrumenempatkanalamsebagaisubyekhak-hakkonstitusional.

  28. Masalah • Belumadanyaketentuanmengenaiperlindungandanpengelolaanlingkunganhidupsecarategasdalamkonstitusi. • Perlunyaketegasanpemerintahdalammenempatkanhaklingkungansebagaisubyekhukumdalamkonstitusinya.

  29. MEKANISME PEMAKZULAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN MENURUT UUD 1945 Muhammad BahrulUlum

  30. MekanismePemakzulan • HakAngket; Sidangparipurna; MK memeriksa, mengadili, danmemutuskonstitusionalitasPresidendan/atauWakilPresidenatasdugaan DPR tersebut; Setelah MK memutusPresidendan/atauWakilPresidenbersalahdenganmelanggarhukumdankonstitusi, DPR menyelenggarakansidangparipurnauntukmeneruskanpemberhentianPresidendan/atauWakilPresidenkepada MPR. • Selanjutnya, MPR wajibmenggelarsidangparipurnauntukmemutususul DPR untukpemberhentianPresidendan/atauWakilPresiden paling lambat 30 harisejak MPR menerimausul DPR. • Keputusanpemberhentian di MPR dilakukandengancara voting olehanggota MPR. Sebelumpemberhentian, Presidendan/atauWakilPresidenmempunyaihakmenyampaikanpenjelasan di depansidangparipurna MPR.

  31. Masalah • Penggunaanhakangketoleh DPR tidakdapatmenegakkansupremasihukumdankeadilan yang substantifdenganmembawaPresidendan/atauWakilPresidenkepada MK, walaupundalampenyelidikanditemukanpelanggaran yang melibatkanWakilPresiden. • Konsepnegarahukum di Indonesia berkaitandalampemakzulanmasihlemahkarenacenderungdipengaruhiolehkonfigurasipolitik.

  32. KonsistensiAsas Negara HukumdalamPasal 7B UUD 1945 • KetentuanpemberhentianPresidendan/atauWakilPresidensebagaimanadiaturdalamPasal 7B ayat (7) UUD 1945 yaitu, “KeputusanMPR atasusulpemberhentianPresidendan/atauWakilPresidenharusdiambildalamrapatparipurnaMPR yang dihadiriolehsekurang-kurangnya 3/4 darijumlahanggotadandisetujuiolehsekurang-kurangnya 2/3 darijumlahanggota yang hadir, setelahPresidendan/atauWakilPresidendiberikesempatanmenyampaikanpenjelasandalamrapatparipurnaMajelisPermusyawaratan Rakyat.”

  33. KonsistensiAsas Negara HukumdalamPasal 7B UUD 1945 • Dalambunyiketentuantersebutjelasbahwaapabila MK memutusPresidendan/atauWakilPresidenmelakukanpelanggaranhukum, padaakhirnya MPR menggelarsidangparipurnauntukmemberhentikanPresidendan/atauWakilPresiden. Mekanismepemberhentian di MPR dilakukandenganmekanisme voting, yaitukeputusandiambildengandihadiriolehsekurang-kurangnya 3/4 darijumlahanggotadandisetujuiolehsekurang-kurangnya 2/3 jumlahanggota yang hadir.

  34. Koreksi • Terhadapasasnegarahukum yang senantiasamenjunjungtinggisupremasihukum, hendaknya UUD 1945 memberikanketentuanbahwaputusan MK harusdijalankansepenuhnyaoleh MPR. • Implikasinya, apabila MK memutuskanPresidendan/atauWakilPresidenmelakukanpelanggaran, namun MPR tidakmenyetujuipemberhentianPresidendan/atauWakilPresiden. Makasendi-sendihukumdapatdiruntuhkanoleh UUD 1945, mengingatsecara formal tindakan yang dilakukanoleh MPR adalahkonstitusional.

  35. Agenda Perubahan • Konsepnegarahukum di Indonesia berkaitandalampemakzulanmasihlemahkarenacenderungdipengaruhiolehkonfigurasipolitik. Olehkarenaitu, supremasihukumharussenantiasadiperkuat, sehinggahukumdankonstitusidapatditegakkantanpaintervensipolitik. • Agenda penyempurnaan UUD 1945 tersebutdilakukandenganmerubahketentuanPasal 7B ayat (3) yang menyatakanbahwajikaditemukanpelanggarankonstitusi, DPR harusmengajukanpermohonankepada MK untukmemutusdugaanpelanggarantanpamenggunakanmekanismepemungutansuaradanPasal 7B ayat (7) UUD 1945, denganmencantumkanrumusanbahwapemberhentianpresidendan/atauwakilpresidendilakukanoleh MPR dengankewajibanmelaksanakanputusan MK.

More Related