1 / 29

KOMPLEKSOMETRI

KOMPLEKSOMETRI. KOMPLEKSOMETRI/CHELATOMETRI. Metoda analisis titrasi berdasarkan reaksi pembentukan kompleks dari ion logam (Ca;Mg) dengan ligan multidentat (bergigi banyak) Ligan yang digunakan : asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) Rumus umum = H 4 Y pKa = 2,0;2,7;6,2 dan 10,3.

malana
Download Presentation

KOMPLEKSOMETRI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KOMPLEKSOMETRI KOMPLEKSOMETRI

  2. KOMPLEKSOMETRI/CHELATOMETRI • Metoda analisis titrasi berdasarkan reaksi pembentukan kompleks dari ion logam (Ca;Mg) dengan ligan multidentat (bergigi banyak) • Ligan yang digunakan : asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) • Rumus umum = H4Y • pKa = 2,0;2,7;6,2 dan 10,3 KOMPLEKSOMETRI

  3. RUMUS MOLEKUL EDTA HOOC-CH2 CH2-COOH .. .. N-CH2-CH2-N HOOC-CH2 CH2-COOH • Kompleksnya dengan ion logam = senyawa sepit (Chelat) KOMPLEKSOMETRI

  4. KOMPLEKSOMETRI

  5. Reaksi Kesetimbangan EDTA • H4Y = asam tetra protik dapat berdisosiasi 4 tahap seperti berikut ini : • H4Y H+ + H3Y- ; Ka1 = 1x10-2 • H3Y- H+ + H2Y2- ;Ka2 = 2,2X10-3 • H2Y2- H+ + HY3- ; Ka3 =6,9X10-7 • HY3- H+ + Y4- ; Ka4 = 5,5X10-11 KOMPLEKSOMETRI

  6. KOMPLEKSOMETRI

  7. Ion-ion mana yang terdapat dalam larutan ( H3Y- ; H2Y2-; HY3- atau Y4-) tergantung pada pH larutan • Pada pH = 10 ion yang terbanyak adalah Y4- • Oleh karena asam bebas adalah H4Y , • sementara garam NaH3Y kurang larut baik dalam air, maka pada umumnya dipakai garam dinatriumnya yaitu : Na2H2Y (dinatrium EDTA) KOMPLEKSOMETRI

  8. PRINSIP REAKSI • Mn+ + H2Y2- MY (n-4)+ + 2H+ ATAU • Mn+ + Y4- MY (n-4)+ • K STABILITAS KOMPLEKS: [My](n-4)+ • K = [Mn+] [ Y4-] K semakin besar, Kompleks semakin stabil KOMPLEKSOMETRI

  9. Contoh : • Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+ • Al3+ + H2Y2- AlY4- + 2H+ • Karena dalam reaksi dibebaskan H+, maka larutan harus dibufer supaya perubahan pH yang besar tidak terjadi selama titrasi KOMPLEKSOMETRI

  10. Contoh K stabititas kompleks EDTA-Logam KOMPLEKSOMETRI

  11. Pada pH < 10 : H+ H+ H+ H+ • Y4-→ HY3-→ H2Y2-→ H3Y- →H4Y • Pengurangan pH menyebkan konsentrasi Y4- berkurang banyak • Sehingga ion logam lebih sulit diubah secara kuantitatif dalam kompleksnya • Pada umumnya perlu pH besar (alkali) agar konsentrasi Y4- besar molalitas besar • Konsentrasi Y4- yang besar diperlukan untuk pembentukan kompleks dengan EDTA supaya menghasilkan K stabilitas kecil seperti Mg; Ca KOMPLEKSOMETRI

  12. Untuk menghasilkan Kstabilitas yang kecil perlu pH rendah, • karena jumlah [Y4-] yang diperlukan sedikit misal Cu; Zn KOMPLEKSOMETRI

  13. INDIKATOR KOMPLEKSOMETRI • Adalah zat warna yang dapat membentuk komples dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH tertentu • Misal: • Eriochrom black T ( untuk p.k Mg) • Calcein (untuk p.k Ca) • Xylenol orange (untuk p.k Bi) • Murexide (untuk pk Ca) KOMPLEKSOMETRI

  14. ERIOCHROM BLACK T = H3In • Reaksi perubahan EBT pada berbagai pH: pH pH • H2In- HIn2- In3- • Merah Biru Oranye • pH 5,3-7,3 10,5-12,5 • Pada pH 7-10, indikator dalam bentuk HIn2- (biru), dengan ion logam membeentuk kompleks beerwarna merah KOMPLEKSOMETRI

  15. Reaksi: • Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+ biru merah • Secara skematis titrasi Mg2+ dengan EDTA digambarkan sebgai berikut: • (1) Penambahan Indikator • Mg2+ + HIn2-→ MgIn- + H+ Mg2+ + HIn2- MgInd- Mg2+ KOMPLEKSOMETRI

  16. (2) Penambahan EDTA (H2Y2-): • MgIn- Mg2+ + H2Y2- Mg2+ + H2Y2-→ MgY+ +2H+ KOMPLEKSOMETRI

  17. (3) Penambhan H2Y2- pada akhir titrasi MgIn- MgY MgY MgY + H2In- H2Y2- MgIn- + H2Y2- MgY + HIn2- + H+ KOMPLEKSOMETRI

  18. SYARAT INDIKATOR • Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar perubahan warnanya tajam, namun harus lebih lemah dari kompleks logam-EDTA, sehingga perubahan warna dari kompleks logam-indikator ke kompleks logam -EDTA cepat & tajam • Reaksi perubahan warna sebelum titik akhir titrasi terjadi bila hampir semua ion logam membentuk kompleks dengan EDTA KOMPLEKSOMETRI

  19. SYARAT INDIKATOR • Reaksi warna spesifik • Beda warna indikator (bebas) & warna kompleksnya harus jelas • Sensitif terhadap ion lo gam (perubahan warna dekat dengan titik ekivalen titrasi • Berlaku pada pH batas titrasi KOMPLEKSOMETRI

  20. KELEMAHAN EBT • Kurang baik untuk ino Ca2+ denga EDTA , karena kompleks Ca-EBT >Ca –EDTA) • Titik ekivalen terjadi terlalu cepat • Agar penentuan Ca2+ dengan EDTA dapat menggunakan indikator EBT, maka perlu ditambah sedikit Mg2+ ke dalam EDTA sebelum dilakukan standarisasi KOMPLEKSOMETRI

  21. Pentitrasi campuran MgY2- & H2Y2- • Reaksi : • Ca2+ + MgY2- CaY2- + Mg2+ • Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+ merah • Setelah semua Ca2+ habis bereaksi, penambahanEDTA menyebabkan reaksi : • MgIn- + H2Y2- MgY2- + H+ + In2- • Biru • K stabilitas CaY2- > MgY2- KOMPLEKSOMETRI

  22. CARA-CARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI Titrasi ion logam dengan EDTA dapat dilakukan sebagi berikut: 1- TITRASI LANGSUNG • Ion logam yang ditentukan diatur pHnya dengan bufer salmiak pH=10 • Ditambah indikator EBT & masking agent • Dititrasi langsung dengan EDTA • Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan karena indikator terusir dari kompleks logam-indikator • Titrasi dilakukan sampai perubahan warna sempurna KOMPLEKSOMETRI

  23. 2. Titrasi Kembali (tidak Langsung) • Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih • Diatur pH larutan dengan bufer • Kelebihan EDTA ditetrasi kembali dengan larutan baku ion logam • Cara ini digunakan bila : • Dalam larutan terdapat ion lain selain ion logam yang ditentukan, yang dapat mengendapkan ion logam yang ditentukan misal: OH-, fosfat • Tidak ada indikator yang cocok untuk logam yang ditentukan • Reaksi ion logam- EDTA lambat KOMPLEKSOMETRI

  24. 3- TITRASI SUBSTITUSI (pengusiras • Larutan ion logam yang ditentukan ditambah Mg atau Zn-EDTA • Ion Mg2+ & Zn2+ yang dibebaskan dititrasi dengan EDTA pada dekat perubahan warna indikator KOMPLEKSOMETRI

  25. TITRASI SUBSTITUSI (pengusiras • Untuk logam yang membentuk kompleks Logam-EDTA lebih stabil daripada ion logam lain Mn+ + MgY2- MY(n-4)+ + Mg2+ • Mg yang dibebaskan ekivalen dengan Mn+ , kemudian dititrasi dengan EDTA KOMPLEKSOMETRI

  26. 4. TITRASI ASAM-BASA • Prinsip reaksi: • Mn+ + H2Y2- MY(n-4)+ + 2H+ • H+ yang dihasilkan ditetrasi dengan larutan baku NaOH KOMPLEKSOMETRI

  27. PEREAKSI YANG DIGUNAKAN • Larutan baku: ZnSO4 ; MgSO4 • Larutan bufer pH 10 (salmiak) 88 mL NH4OH 25% + 13,5 g NH4Cl diencerkan dengan air sampai 250 mL • Larutan baku sekunder : Na2EDTA.2H2O (dinatrium EDTA) • Indikator: EBT (pengenceran 1:100 dalam NaCl kering) KOMPLEKSOMETRI

  28. Penggunaan Titrasi Kompleksometri • P.k Ca dalam susu • P.k Zn • Kesadahan air KOMPLEKSOMETRI

  29. SEKIAN KOMPLEKSOMETRI

More Related