1 / 55

APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. Teknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network). CAS, V5.x. LE. CT. RT. Keterangan : LE = Local Exchange CT = Central Terminal RT = Remote Terminal.

maddy
Download Presentation

APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. APLIKASI SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIKSISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

  2. Teknologi Jarlokaf • DLC (Digital Loop Carrier) • PON (Passive Optical Network) • AON (Active Optical Network)

  3. CAS, V5.x LE CT RT Keterangan : LE = Local Exchange CT = Central Terminal RT = Remote Terminal Konfigurasi DLC

  4. DLC • Topologi DLC : point-to-point (Single star) • DLC terdiri dari dua perangkat utama : • CT (Central Terminal) di sisi sentral Fungsi : Interfacing dengan sentral lokal, Multiplexer/Demultiplexer, Crossconnect dan Controller, Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) • RT (Remote terminal) di sisi pelanggan Fungsi : Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE), Multiplexer/Demultiplexer, Interfacing dengan pelanggan • DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk gedung bertingkat

  5. CAS, V5.x ONU PS / AS OLT subscriber ONU LE FIBER Keterangan : LE = Local Exchange OLT = Optical Line Terminal ONU = Optical Network Unit PON = Passive Optical Network AON = Active Optical Network PS = Passive Splitter AS = Active Splitter subscriber Konfigurasi PON / AON

  6. PON • Merupakan sistem jarlokaf yang memiliki topologi jaringan point-to-multipoint (Multiple star). • Untuk membentuk jaringan point-to-multipoint digunakan komponen pencabang pasif (passive splitter). • Diterapkan untuk pelanggan dalam cluster-cluster yang berukuran kecil (4 ~ 120) • Jaringan optik PON dapat digunakan bersama bersama-sama/diintegrasikan untuk jaringan distribusi/broadcast (CATV).

  7. Fungsi Bagian Penyusun PON • OLT (Optical Line Terminal) berfungsi untuk : • Interfacing dengan sentral lokal • Multiplexing/Demultiplexing • Cross-connect & Controller • Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) • ODN ( Optical Distribution Network) berfungsi untuk : • Transport dan distribusi data dari OLT ke ONU • PS (Passive Splitter) berfungsi untuk: • Mendistribusikan daya optik ke semua cabang • ONU (Optical Network Unit) berfungsi untuk : • Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) • Multiplexing/Demultiplexing • Interfacing dengan terminal pelanggan

  8. Modus Aplikasi Jarlokaf • Fiber To The Building (FTTB) • Fiber To The Zone (FTTZ) • Fiber To The Curb (FTTC) • Fiber To The Home (FTTH)

  9. Modus Aplikasi Jarlokaf Cont..

  10. FTTZ • TKO ditempatkan di luar bangunan (outdoor) baik di dalam kabinet atau di manhole • Terminal pelanggan terhubung ke TKO lewat kabel tembaga hingga 1 ~ 3 km • FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK

  11. FTTC • TKO ditempatkan di luar bangunan baik di dalam kabinet, di atas tiang atau di dalam manhole • Terminal pelanggan terhubung ke TKO lewat kabel tembaga antara 0,2 ~ 0,5 Km • FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti KP (Kotak Pembagi)

  12. curb LE 2f terminal pelanggan 2f ONU OLT PS 2f curb LE terminal pelanggan 2f OLT ONU PS 2f Modus aplikasi FTTC dengan Konfigurasi PON

  13. FTTB • TKO terletak di dalam gedung bangunan, biasanya ditempatkan di basement • Terminal pelanggan terhubung ke TKO lewat kabel tembaga indoor (IKR)

  14. Modus Aplikasi FTTB (2) LE 2f ONU OLT PS Konfigurasi (3) PON 2f 2f ONU ONU 2f 2f ONU ONU LE 2f 4f OLT PS Konfigurasi (4) PON

  15. FTTH • TKO ditempatkan di rumah pelanggan • Terminal pelanggan terhubung ke TKO lewat kabel tembaga indoor (IKR) hingga beberapa puluh meter • FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Block

  16. Modus Aplikasi FTTH LE 2f 2f ONU OLT PS 2f LE 2f ONU OLT PS 2f

  17. Topologi Jarlokaf • Single Star (Point-to-point) • Multiple star • Ring

  18. Konfigurasi Single Star (P to P) • Jarlokaf yang memiliki satu buah titik star kabel yaitu pada perangkat Jarlokaf di sisi sentral.

  19. Konfigurasi Multiple Star • Adalah jarlokaf yang memiliki lebih dari satu buah titik star kabel serat optik (P to P dan P to M)

  20. Konfigurasi Ring Kabel • Membentuk jaringan melingkar • Untuk meningkatkan keandalan jaringan • Untuk proteksi terhadap point-to-point link

  21. Konfigurasi Ring Kabel Cont..

  22. Konfigurasi Ring Kabel Cont..

  23. Konfigurasi Ring SDH • Membentuk jaringan melingkar • Untuk meningkatkan keandalan jaringan • Untuk proteksi terhadap point-to-point link • Dengan Ring SDH (ADM) menghemat Kabel Serat Optik

  24. Konfigurasi Ring SDH Cont..

  25. TEKNOLOGI WDM DAN DWDM

  26. Traditional Single-Channel Systems • Karakteristik: • Sejumlah besar sinyal elektronis digital digabungkan menggunakan time divisionmultiplexing (TDM) dan dikirimkan ke sistem transmisi optik sebagai aliran tunggal • Aliran data tunggal ini dibawa dalam sebuah kanal optik pada kecepatan antara 155 Mbps sampai 1.2 Gbps • Panjang gelombang yang digunakan hampir selalu 1310 nm • Setiap 30-50 km, sinyal diterima oleh repeater, lalu dirubah menjadi elektris kemudian ditransmisikan lagi (setelah di-clock ulang) • Jika sistem akan di-upgrade (agar dapat bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi) maka seluruh perangkat harus diganti (karena repeater merupakan perangkat yang sensitif terhadap kecepatan dan kode)

  27. Amplified Single-Channel Systems • Gambar di atas menunjukkan struktur link komunikasi optik yang lebih baru(amplified) • Panjang gelombang yang digunakan adalah 1550 nm dengan alasan sbb: • Untuk memanfaatkan pita rendah redaman pada serat • Untuk memungkinkan penggunaan Erbium Doped Fibre Amplifiers (EDFAs)/62 • Jarak antar amplifiersbisa ditingkatkan menjadi antara 110 dan 150 km(untuk link jarak jauh hal ini merupakan penghematan biaya yang sangat signifikan) • Kecepatan pada umumnya dapat ditingkatkan menjadi 1.2 Gbpsatau 2.4 Gbps.

  28. Secara keseluruhan, aristektur tradisional maupun baru memiliki beberapa persamaan, tetapi terdapat 3 perbedaan yang siginifikan yaitu:: • Karena masih menggunakan serat standard yang memiliki dispersi besar pada pita 1550 nm, kita harus memfokuskan design pada pengendalian dispersi. Pada sistem yang lama, serat tidak terlalu mendipsersi sinyal karena masih menggunakan pita 1310 nm dan repeater juga ikut berperan menghilangkan dispersi. Tetapi apabila kita menggunakan pita 1550 nm, maka dispersi akan menjadi masalah yang besar. Amplifier akan menyebabkan akumulasi dispersi sepanjang link • Aristektur yang baru bersifat transparan baik terhadap format modulasi maupun kecepatan. Aristektur dapat di-upgrade untuk menggunakan kecepatan yang lebih tinggi maupun format modulasi yang berbeda tanpa harus mengganti perangkat di lapangan melainkan hanya perlu mengganti perangkat di setiap ujung • Setelah direncanakan dengan baik, link dapat di-upgrade untuk menggunakan teknologi WDM tanpa perlu merubah outside plant. Perhatian mendalam diperlukan ketika merencanakan kapasitas amplifier (power) karena penambahan WDM akan memerlukan level daya yang lebih tinggi. Meskipun demikian, masih ada kemungkinan untuk merencanakan link sedemikian rupa sehingga upgrading ke WDM tidak memerlukan penggantian perangkat luar (outside equipment)

  29. Multi Channels System • A WDM link involves • – Generation of multiple streams of light each at a different • – Combination of the streams and coupling into an optical fiber • (Single Mode) • – Amplification of the optical signals as required • – Separation of the multiplexed stream into its component streams • – Reception of the optical streams by wavelength specific receivers

  30. .

  31. Early systems used 2 wavelengths which were widely spaced • WDM came to be called DWDM with advent of 16+ channels • – More channels on a wavelenght band with finer grain divisions • (< 200 GHz) • More channels and faster line rates = more optical capacity • – 1.6 Terabits/s capacity in today’s flagship Long Haul DWDM • systems, I.e. 160 ës @ 10 Gigabits/s each

  32. Wavelength-Division Multiplexing (WDM) • WDM adalah proses menggabungkan (multiplexing) beberapa panjang gelombang yang frekuensinya berbeda ke dalam satu serat • Operasi ini menghasilkan banyak serat virtual yang masing-masing dapat membawa sinyal yang berbeda • Gambar di atas memperlihatkan skema dari suatu sistem bidirectional WDM • Sistem ini memiliki n interface layanan dan n panjang gelombang yang ditransmisikan pada kedua arah melalui satu buah serat • Setiap panjang gelombang beroperasi pada frekuensi yang berbeda

  33. Terdapat empat macam WDM yang tersedia: • Metro WDM (< 200 km) • Long-haul atau regional WDM ( 200 km s.d. 800 km) • User service interfaces biasanya berupa interface OC-48/STM-16 • Interface lain yang di-support:Ethernet, Fast Ethernet, Gigabit Ethernet, 10 Gigabit Ethernet, ESCON, Sysplex Timer dan Sysplex Coupling Facility Link, serta Fibre Channel • Di sisi klien bisa terdapat terminal SONET/SDH, add/drop multiplexer (ADMs), ATM switches, dan routers • Extended long-haul WDM (800 km s.d. 2000 km) • Ultra-long-haul WDM (> 2000 km)

  34. Dasar-dasar WDM • Hubungan antara panjang gelombang dengan frekuensi WDM dinyatakan oleh persamaan c = l x f, dimana c adalah kecepatan cahaya pada vacuum (3.10-8 m/s), l adalah panjang gelombang yang diukur dalam kondisi cacuum dan f adalah frekuensi • Tidak seperti panjang gelombang, frekuensi distandardkan karena tidak tergantung pada medium transmisi • WDM dapat dianggap sebagai bentuk frequency-division multiplexing (FDM) yang dikombinasikan dengan timed-division multiplexing (TDM) seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas • Dalam sistem WDM, panjang gelombang (nm), frekuensi dalam satuan gigahertz.

  35. Pita (Jendela)Transmisi SeratFibre Transmission Windows (Bands) Karakteristik serat masa kini • Untuk alasan sejarah, bisa dikatakan ada tiga pita pada spektrum transmisi serat optik • Pita panjang gelombang yang digunakan sistem sangat penting dalam mendefinisikan karakteristik serat optik

  36. Pita frekuensi optik yang digunakan di dalam beragam sistem WDM adalah sbb: • O-band (original) - meliputi rentang 1260 nm-1360 nm • E-band (extended) - meliputi rentang 1360 nm-1460 nm • S-band (short wavelength) - meliputi rentang 1460 nm-1530 nm • C-band (conventional) - meliputi rentang 1530 nm-1565 nm • L-band (long wavelength) - meliputi rentang 1565 nm-1625 nm • U-band (ultra- long wavelength) - meliputi rentang 1625 nm-1675 nm • SMF standard (ITU G.625) direkomendasikan untuk digunakan pada sistem WDM O-band • Serat low-water-peak (ITU G.652.C) direkomendasikan untuk digunakan pada sistem WDM E-band • Serat nonzero dispersion-shifted (ITU G.655) direkomendasikan untuk digunakan pada sistem WDM S-, C- dan L-band

  37. Unidirectional WDM • Sistem unidirectional WDM mencampur (multiplex) sejumlah panjang gelombang untuk ditransmisikan secara satu arah pada satu serat • Perangkat di ujung WDM bertanggung jawab untuk menguraikan (demultiplexing) panjang gelombang dan mengarahkannya ke penerima yang tepat • Sistem unidirectional WDM biasa digunakan penyedia jaringan yang mengirimkan trafik multicast ke stasiun penerima downstream

  38. Bidirectional WDM • Sistem bidirectional WDM mengirim dan menerima sejumlah panjang gelombang pada serat yang sama • Perangkat ujung WDM bertanggung jawab untuk multiplexing dan demultiplexing panjang gelombang dari dan ke tujuan pengirim dan penerima masing-masing • Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh transmisi dua arah full-duplex melalui satu serat • Pada dasarnya sinyal yang berpropagasi berlawanan (counter-propagating signal) pada satu serat harus dipisahkan oleh suatu perangkat yang sesuai

  39. Spasi antar Kanal (Channel Spacing) • Spasi antar kanal adalah jarak panjang gelombang minimum antara dua kanal berbeda yang digabungkan (multiplexed) pada satu serat • Spasi antar kanal menjamin kanal-kanal yang bertetangga tidak akan overlap (overlaping menyebabkan kopling daya antar kanal yang bertetangga) • Spasi antar kanal merupakan fungsi kepresisian laser • Semakin presisi penalaan, akan semakin kecil spasi antar kanal yang diperlukan • Kepresisian laser memiliki hubungan yang linier dengan harganya • Spasi yang dapat digunakan dipengaruhi oleh karakteristik serat yang ada • Faktor lain yang mempengaruhi spasi antar kanal adalah kemampyuan amplifier optik untuk menguatkan rentang kanal • Semakin dekat panjang gelombang ditempatkan, akan semakin penting untuk menjamin agar sinyal tengah (centers) dapat dibedakan dengan sinyal lain di dalam serat yang sama • Rentang nilai spasi antar kanal mulai dari 200 GHz (1,6 nm), 100 GHz (0,8 nm), 50 GHz (0,4 nm), 25 GHz (0,2 nm), sampai 12,5 GHz (0,1 nm) • ITU telah mempublikasikan suatu wavelength grid sebagai standard interoperable yang dapat dijadikan sebagai patokan

  40. Coarse WDM • Coarse WDM (CWDM) cocok untuk pengangkutan layanan data, voice, video, storage, dan multimedia jarak dekat (short-haul) • Maksimum 50 km • Bit rate laser WDM secara langsung menentukan kapasitas panjang gelombang dan bertanggung jawab untuk merubah sinyal data elektrik menjadi panjang gelombang • CWDM menggunakan laser dengan bit rate sampai 2,5 Gbps (OC-48/STM-16) dan dapat di-multiplex sampai 18 panjang gelombang • Dapat menyediakan maksimum 45 Gbps pada satu serat • Gambar di bawah menunjukkan skema CWDM

  41. Dense WDM • Dense Wavelength-Division Multiplexing (DWDM) cocok untuk pengangkutan layanan data, voice, video, storage, dan multimedia jarak dekat (short-haul) maupun jarak jauh (long-haul) • Sangat cocok untuk inti metro atau long-haul dimana permintaan akan kapasitas sangat tinggi • Jika di dalam perencanaan ternyata diperlukan lebih dari 18 panjang gelombang , maka sistem DWDM akan menjadi pilihan dibandingkan dengan CWDM • Sistem DWDM tipikal biasanya menggunakan laser dengan bit rate sampai 10 Gbps (OC-192/STM-64) dan dapat dilakukan multiplex hingga 240 panjang gelombang • Dengan demikian tersedia kapasitas sampai 2,4 Tbps untuk satu serat • DWDM yang lebih baru dapat mendukung sampai 300 kanal panjang gelombang 40 Gbps yang menghasilkan bandwidth sebesar 12 Tbps di dalam satu serat • Transceiver DWDM mengkonsumsi lebih banyak daya dan mendisipasikan panas yang lebih banyak daripada CWDM • DWDM memerlukan sistem pendingin

More Related