1 / 14

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. TUJUAN SYARI’AT ISLAM Tujuan ditetapkan hukum dalam Islam adalah untuk memelihara kemashlahatan manusia sekaligus untuk menghindari mafsadat , yakni memelihara : agama , jiwa , akal , keturunan , dan harta .

macy
Download Presentation

PENDAHULUAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENDAHULUAN • TUJUAN SYARI’AT ISLAM Tujuanditetapkanhukumdalam Islam adalahuntukmemeliharakemashlahatanmanusiasekaligusuntukmenghindarimafsadat, yaknimemelihara: • agama, • jiwa, • akal, • keturunan, dan • harta. • Tujuantersebutdicapaimelaluipenetapanhukum yang pelaksanaannyatergantungpadapemahamansumberhukum (al-Qur'an dan al-Sunnah)

  2. DASAR HUKUM ISLAM • AL-QUR’AN • Al-Qur’an adalah sumber hukum pertama dan utama dalam Islam. Sehingga jika ada masalah-masalah baru yang muncul dalam kehidupan masyarakat kita harus menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan yang pertama. • Al-Qur’an secara global terdiridariayatayatMuhkamat (jelas) danMutasyabihat (umumdanbelumjelas)

  3. DASAR HUKUM ISLAM • Secaragarisbesarayatayatal-Qur’an terdiri dari : • Ayat-ayat muhkamat (hukum), kelompok ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang sudah jelas dan tegas sehingga tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut, seperti ayat ayat yang berhubungan dengan masalah aqidah (al-ikhlas )dll. • Ayat-ayat Mutasyabihat, ayat-ayat yang termasuk kelompok ini sifatnya masih umum dan belim jelas, sehingga perlu penjelasan lebih lanjut. Seperti ayat-ayat tentang perintah shalat, penjelasan lebih detail tentang ayat tersebut ada didalam al-Hadits.

  4. DASAR HUKUM ISLAM • B. AL-HADITS • Pengertian Al-Hadits • Menurut bahasa : Khabar / berita yang disampaikan seseorag kepada orang lain. • Menurut Istilah : Segala ucapan, perbuatan dan hal ihwal dantaqrir

  5. DASAR HUKUM ISLAM • AS-SUNNAH • Menurut bahasa :Jalan, artinya jalan hidup yang ditempuh dan dijadikan kebiasaan, apakah perbuatan itu baik atau buruk. • Menurut istilah : Segala yang dinukil/diambil dari nabi baik perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, jalan hidup baik sebelum dan sesudah diangkat menjadi nabi.

  6. HADITS QUDSI • Adalah perintah (wahyu) Tuhan yang disampaikan kepada nabi (melalui mimpi atau ilham) tetapi redaksinya bukan ditentukan oleh Allah melainkan dibuat oleh nabi sendiri. Dan biasanya hadits qudsi selalu dimulai dengan kata : Allah berfirman.

  7. JENIS HADITS BERDASARKAN MATAN (ISI) • HaditsPerkataan :yaknihaditstentangucapanatauperkataannabi. Haditsjenisinibiasanyadiawalidenganperkataan “Nabibersabda” • Hadits perbuatan : yaknikhaditstentangperbuatannabisepertihaditsmengenaicara mendirikan shalat, jumlah rakaatnya, haji dll. Semua cara ini diterima melalui perbuatan nabi yang kemudian diceritakan oleh sahabat maka jadilah hadits. • Haditstaqrir : yaknihadits yang berkenaandenganketetapannabi.  Contoh hadits taqrir : biasanya terjadi karena perbedaan pendapat/penafsiran terhadap perkataan nabi.

  8. FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR’AN • Menafsirkan, artinya menerangkan ayat-ayat yang tidak jelas dan tidak mudah diketahui maksudnya/maknanya. Seperti ayat-ayat mujmal (yang masih umum) seperti ayat tentang shalat, zakat dll. 2. Menguatkan artinya keterangan yang diberikan oleh al-Hadits adalah untuk menambah kokoh/kuat apa yang telah diterangkan oleh al-Qur’an, seperti ayat tentang puasa : 3. menetapkan suatu hukum yang belum ada ketetapannya di dalm al-qur’an

  9. TINGKATAN HADITS • Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak dan tidak diragukan lagi kebenarannya. • Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat dan tabi’in seorang atau beberapa orang yang dipercaya dan jujur. • Ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh seseorang atau beberapa orang tapi bukan dari kalangan sahabat. Hadits ahad terbagi kepada : 3 (Tiga) tingkatan

  10. HadistAhad • Shaheh adalah hadits yang meriwayatkannya sampai kepada nabi • Hasan adalah hadits yang meriwayatkannya bersambung sampai kepada nabi tapi yang meriwayatkannya kurang adil. • Do’if adalah hadits yang meriwayatkannya tidak bersambung dan juga kurang adil.

  11. C. IJTIHAD • Pengertian • Menurut bahasa : yang berarti : Berusaha keras, Sungguh-sungguh, mencurahkan tenaga, memeras fikiran. • Menurut istilah : Suatu pekerjaan yang mempergunakan segala kemampuan daya ruhaniah untuk mengeluarkan hukum syara/menggali hukum berdasar al-Qur’an dan al-Hadits.

  12. OBJEK IJTIHAD • Obyek dari ijtihad adalah : Masalah-masalah baru yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang belum ada keputusan hukumnya baik di al-Qur’an maupun di Al-hadits, dan umumnya menyangkut masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan social seperti : • maslah ekonomi : Saham, Bunga Bank, Asuransi dll. • Masalah politik : bentuk negara, dll • Teknologi : cloning, bayi tabung, dll

  13. SYARAT IJTIHAD • Menguasai bahasa arab. • Hal ini disyaratkan karena al-Qur’an dal al-Hadits yang menjadi sumber utama hokum Islam adalah berbahasa arab. • Akan tetapi ada beberapa ulama yang tidak mensyaratkan penguasaan bahasa arab, dengan pertimbangan bahwa al-Qur’an sekaran telah banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. 2. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang seluk beluk al-Qur’an (Ulumul Qur’an ). • Dengan bekal paham dengan ilmu ini, maka seorang mujtahid dapat memahami isi kandungan dan maksud al-qur’an , terutama yang berhubungan dengan hukum syari’at. • Imam syafi’i malah mengharuskan seorang mujtahid mahus hafal al-Qur’an, sehingga dia bisa dengan mudah menyebutkan ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum syara.

  14. SYARAT IJTIHAD 3. Memiliki pengetahuan yang cukum tentang Sunnah • Seperti diketahui bahwa fungsi al-Hadits adalah sebagai penafsir dan penjelas dari al-Qur’an. Sehingga seorang mujtahid perlu memahami ini terutama yang berhubungan dengan kualitas dari hadits-hadits yang ada, sehingga tidak terjebak dengan penggunaan hadits yang do’if/palsu dalam memberikan penjelasan terhadap al-Qurlan dan menetapkan keputusan hukum . 4. Memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu ilmu yang berhubungan dengan disiplin ilmu • Seorang mujtahid yang ingin melakukan ijtihad tentang hal-hal yang baru muncul dalam kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu harus memiliki pengetahuan yang luas tentang hal tersebut. Jika tidak memilikinya maka dia tidak bisa melakukan ijtihad untuk memutuskan masalah tersebut. • Sebagai contoh jika seorang mujtahid ingin memutuskan apakah bayi tabung itu boleh atau tidak menurut Islam maka dia harus faham terlebih dahulu tentang seluk beluk bayi tabung, seperti proses bayi tabung dst. 5. Bermoral/Berakhlak • Agar seorang mujtahid melaksanakan ijtihadnya secara benar dan tidak diselewengkan maka orang tersebut harus dasar moral yang tinggi atau berahlak mulia.

More Related