1 / 31

KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM PENCAHAYAAN SNI 03-6197-2000

KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM PENCAHAYAAN SNI 03-6197-2000. Presented By: Elfizon Bustami Maschandra Rusman Iskandar. INTRODUCTION.

luyu
Download Presentation

KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM PENCAHAYAAN SNI 03-6197-2000

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM PENCAHAYAANSNI 03-6197-2000 Presented By: Elfizon Bustami Maschandra Rusman Iskandar

  2. INTRODUCTION • Konservasi energi pada bangunan gedung di Indonesia dimulai sejak tahun 1985 dengandiperkenanikannya program DOE (Departemen of Energy, USA) oleh Departemen PekerjaanUmum. Perkembangan selanjutnya nyaris tidak terdengar sampai tahun 1987. • ASEAN yang bekerjasama dengan USAID sekaligus memperkenalkan program ASEAM(A Simplified Energy Analysis Methode) Sejak itu mulailah masalah konservasi energiterangkat kembali ke permukaan di Indonesia.

  3. TUJUAN • memperoleh sistem pencahayaan dengan pengoperasian yang optimal • penggunaan energi dapat efisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsibangunan,kenyamanan dan produktivitas kerja • Penggunaan energi yang optimal tanpa mempengaruhi biaya

  4. SASARAN • Perencanaan, • Pembangunan, • Pengoperasian dan pemeliharaan gedung • Penggunaanenergi yang efisien pada gedung/ bangunan yang telah ada.

  5. PENGECUALIAN • pencahayaan untuk bioskop, siaran TV, presentasi audio visual dan semua fasilitashiburan yang memerlukan pencahayaan sebagai elemen teknologi utama dalampelaksaanan fungsinya • Pencahayaan khusus untuk bidang kedokteran. • Fasilitas olahraga dalam ruangan (indoor). • pencahayaan yang diperlukan untuk pameran di galeri, museum, dan monumen. • Pencahayaan luar untuk monumen. • Pencahayaan khusus untuk penelitian di Laboratorium. • Pencahayaan darurat.

  6. PENGECUALIAN(continuation) • Ruangan yang mempunyai tingkat keamanan dengan risiko tinggi yang dinyatakanoleh peraturan atau oleh petugas keamanan dianggap memerlukan pencahayaan tambahan. • Ruangan kelas dengan rancangan khusus untuk orang yang mempunyaipenglihatan yang kurang, atau untuk orang lanjut usia. • Pencahayaan untuk lampu tanda arah dalam bangunan gedung; • Jendela peraga pada toko/etalase. • Kegiatan lain seperti agro industri (rumah kaca), fasilitas pemrosesan dan lain-lain.

  7. PELAKSANAAN • Tingkat pencahayaan minimal yang direkomendasikan tidak boleh kurang daritingkat pencahayaan pada tabel 1 • Daya listrik maksimum per meter persegi tidak boleh melebihi nilai sebagaimanatercantum pada tabel 2

  8. PENGHEMATAN ENERGI • pemilihan lampu yang mempunyai efikasi lebih tinggi dan menghindari pemakaianlampu dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu fluorescen dan lampupelepasan gas lainnya. • pemilihan armatur yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuaidengan penggunaannya, mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan silauatau refleksi yang mengganggu • pemanfaatan cahaya alami siang hari

  9. PENCAHAYAAN ALAMI • cahaya alami siang hari harus dimanfaatkan sebaik-baiknya; • dalam pemanfaatan cahaya alami, masuknya radiasi matahari langsung ke dalambangunan harus dibuat seminimal mungkin. Cahaya langit (pantulan) harus diutamakan dari padacahaya matahari langsung; • pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung harus memenuhi ketentuanRSNI 03-2396-2001 tentang "Tata cara perancangan pencahayaan alami siang hariuntuk rumah dan gedung"

  10. PROSEDUR PERHITUNGAN DAN OPTIMASI PEMAKAIAN DAYA LISTRIK • tentukan tingkat pencahayaan rata-rata (lux) sesuai dengan fungsi ruangan (tabel 1); • tentukan sumber cahaya (jenis lampu) yang paling efisien (efikasi tinggi) sesuaidengan penggunaan termasuk renderasi warnanya; • tentukan armatur yang efisien; • tentukan tata letak armatur dan pemilihan jenis, bahan, dan warna permukaan ruangan(dinding, lantai, langit-langit); • hitung jumlah Fluks luminus (lumen) dan jumlah lampu yang diperlukan;

  11. PROSEDUR PERHITUNGAN DAN OPTIMASI PEMAKAIAN DAYA LISTRIK(continuation) • tentukan jenis pencahayaan, merata atau setempat; • hitung jumlah daya terpasang dan periksa apakah daya terpasang per meter persegitidak melampaui angka maksimum yang telah ditentukan pada tabel 2; • rancang sistem pengelompokan penyalaan sesuai dengan letak lubang cahaya yangdapat dimasuki cahaya alami siang hari; • rancang sistem, pengendalian penyalaan yang dapat menyesuaikan ataumemanfaatkan pencahayaan alami secara maksimal yang masuk ke dalam ruangan.

  12. Kualitas warna cahaya • Warna cahaya lampu (Correlated Colour Temperature = CCT),Warna cahaya lampu ticlak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna obyek, tetapi lebih kepada memberi suasana • Renderasi warna, Efek suatu lampu kepada warna obyek akan berbeda-beda. Lampu diklasifikasikan dalamkelompok renderasi warna yang dinyatakan dengan Ra indeks

  13. Warna cahaya lampu • Warna putih kekuning-kuningan (warm-white), kelompok 1 (< 3.300 K) • Warna putih netral (cool-white), kelompok 2 ( 3.300 K - 5.300 K) • Warna putih (dayligho, kelompok 3 (> 5.300 K)

  14. Pemilihan warna lampu bergantung pada tingkat iluminansi yang diperlukan agar diperolehpencahayaan yang nyaman. Makin tinggi tingkat iluminansi yang diperlukan, maka warnalampu yang digunakan adalah jenis lampu dengan CCT sekitar > 5.000 K (daylight) sehinggatercipta pencahayaan yang nyaman. Sedangkan untuk kebutuhan tingkat iluminansi yangtidak terlalu tinggi, maka warna lampu yang digunakan < 3.300 K (warm white)

  15. Renderasi warna • Efek warna kelompok 1: Ra indeks 80 - 100%. • Efek warna kelompok 2: Ra indeks 60 80%. • Efek warna kelompok 3: Ra indeks 40 - 60%. • Efek warna kelompok 4: Ra indeks < 40%

  16. Perhitungan tingkat pencahayaanalamisiang hari • tentukan faktor pencahayaan siang hari atau faktor langit minimum yang diperlukanpada titik-titik yang dipilih sesuai dengan fungsi ruangan. • gunakan Cara perhitungan faktor langit dan faktor pencahayaan siang hari sesuai rSNI 03-12396-2001 tentang "Tata cara perancangan penerangan alami siang hariuntuk rumah dan gedung". • tentukan lubang cahaya yang dapat di buka sesuai ketentuan ventilasi.

  17. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN Pengoperasian

  18. Penempatan alat kendali • Semua alat pengendali pencahayaan diletakkan pada tempat yang mudahdijangkau dan mudah dilihat. • Sakelar yang melayani ruang kerja apabila mudah dijangkau dapat dipasangsebagai bagian dari armatur yang digunakan untuk menerangi ruang kerjanya. • Sakelar yang mengendalikan beban yang sama pada lebih dari satu lokasi tidakboleh dihitung sebagai tambahan jumlah sakelar pangendali.

  19. PENGECUALIAN • pengendalian pencahayaan yang mengatur suatu area kerja yang luas secarakeseluruhan sesuai dengan kebutuhan- pencahayaan dan pengendali dapat dipusatkan ditempat lain (termasuk lobi umum dari gedung perkantoran, hotel, rumah sakit, pusatperbelanjaan dan gudang • pengendalian otomatis atau pengendalian yang dapat di program; • pengendalian yang memerlukan operator terlatih;

  20. Pengendalian Sistem Pencahayaan(Kecuali Sistem Darurat) • setiap pemasangan partisi yang membentuk ruangan harus dilengkapi minimumsatu sakelar "ON/OFF" untuk setiap ruangan; • area dengan luas maksimum 30 m2 harus dilengkapi dengan satu sakelar, untuksatu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan; • pencahayaan luar bangunan dengan waktu operasi kurang dari 24 jam terusmenerus, harus dapat dikendalikan secara otomatis dengan pengatur waktu (timer),photocell atau gabungan keduanya; • area yang pencahayaan alaminya tersedia dengan cukup, sebaiknya dilengkapidengan sakelar pengendali otomatis yang dapat mengatur penyalaan lampu sesuai dengantingkat pencahayaan yang dirancang;

  21. Pengendalian Sistem Pencahayaan(Kecuali Sistem Darurat) (continuation) • setiap sakelar, maksimum melayani total beban daya seperti dianjurkan dalamPersyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi yang terakhir; • penyaluran daya listrik pada kamar tamu Hotel, sebaiknya dapat dimatikan dandihidupkan dengan memasukkan kunci kamar pada kotak sakelar (keytag), kecuaii untukkeperluan khusus. • armatur yang letaknya paralel terhadap dinding luar pada arah datangnya cahayaalami yang menggunakan sakelar otomatis atau sakelar yang terkendali, harus dapatdimatikan dan dihidupkan dengan sakelar tersendiri/manual.

  22. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN Pemeliharaan

  23. Agar tindakan pemeliharaan pada sistem pencahayaan lebih tepat dan terjaminpelaksanaannya, pemilik atau pengelola bangunan gedung diharuskan memiliki buku manualpengoperasian sistem pencahayaan bangunan gedung.

  24. INFORMASI YANG HARUS DIMILIKI • diagram satu garis dari sistem listrik bangunan gedung. • diagram skematik pe-ngendalian sistem listrik untuk pencahayaan. • daftar peralatan listrik yang beroperasi pada bangunan gedung terutama untukpencahayaan. • daftar pemakaian listrik untuk pencahayaan sesuai dengan jumlah lampu danjenisnya. • daftar lampu, jenisnya dan karakteristik lampu. • daftar urutan pemeliharaan. Dengan memiliki informasi ini, tindakan pemeliharaan dan pengendalian sistempencahayaan dapat ditentukan lebih tepat

  25. Untuk Pemakaian Effisien • setiap pencahayaan yang tidak diperlukan harus dimatikan. • lampu dan armatur harus dijaga tetap bersih guna memperoleh tingkatpencahayaan yang tepat. • lampu harus diganti jika fluks luminasinya jauh menurun sesuai dengan umurnya. • penggunaan warna muda untuk dinding, langit-langit, lantai dan korden, dengandemikian dapat mengurangi jumlah cahaya yang diperlukan sebagai akibat pengaruhreflektansi bahan-bahan yang dipakai.

  26. Untuk Pemakaian Effisien(continuation) • penggunaan pencahayaan luar untuk tujuan dekorasi dan suasana dioptimalkan. • pengurangan tingkat pencahayaan luar sampai pada batas terendah yang masihmemberikan keamanan dan kenyamanan. • petugas pembersih rungan bekerja lebih awal sehingga pemadaman lampu dapatdilakukan lebih cepat. • penggantian lampu yang tidak hemat energi dengan lampu hemat energi

  27. SEMOGA BERMANFAAT TERIMA KASIH

More Related