00:00

Understanding Aging Process and Mechanisms in Human Body

Aging is a natural process characterized by cellular energy decline, physiological changes, and increased disease risks. The process involves wear and tear on cells, DNA damage, glycation, and free radical effects. Various theories, such as the Wear and Tear Theory and the Programmed Theory, help explain the complexities of aging, including hormonal changes, muscle loss, and immune system decline.

lopezfando
Download Presentation

Understanding Aging Process and Mechanisms in Human Body

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROSES AGING

  2. KELOMPOK B5 • • • Risma Hasanah Pramudya Wandayani Nabila Nur Amalia (1911604106) (1911604107) (1911604108) Muh. Fadhil Askari (1911604112) Muh. Bentara Nanta S (1911604113) Ananda Moh Farid (1911604114) • • • Aprimansah Rahmah Nazifah A Febiyati Vika Rahmita (1911604109) (1911604110) (1911604111) Muh. Naufal Parigi (1911604115) Rizqy Hakim (1911604116)

  3. • Definisi Aging Aging adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat

  4. • Mekanisme atau Proses Penuan (Aging) Proses aging ditandai dengan adanya penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit

  5. 3 Fase Karakteristik Aging 1. Fase Subklinik (usia 25-35 tahun) Pada tahap ini kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan berlebihan radiasi ultraviolet dari matahari. 2. Fase Transisi (usia 35-45 tahun) Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas. 3. Fase Klinik (usia 45 tahun keatas) Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA (dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan.

  6. TEORI-TEORI PROSES AGING 1. Teori Wear and Tear Teori “pakai” dan “rusak” ini menjelaskan bahwa penuaan terjadi apabila sel dan jaringan tubuh yang telah digunakan atau disalahgunakan terus menerus menjadi habis atau rusak. a. Teori DNA Damage Kerusakan DNA terjadi terus menerus pada sel organisme hidup. Sebagian kerusakan ini dapat diperbaiki, tetapi sebagian terakumulasi pada saat DNA Polimerase dan mekanisme perbaikan lain tidak dapat memperbaiki defek secepat saat pertama kali muncul kerusakan. Akumulasi kerusakan DNA juga terjadi pada sel mamalia yang tidak dapat membelah. Mutasi genetik terjadi seiring penambahan usia, menyebabkan malfungsi sel. Kerusakan DNA mitokondrial juga menyebabkan disfungsi mitokondria (Park dan Yeo, 2013). b. Glikosilasi Glikosilasi merupakan proses penting pada penyakit degeneratif seperti diabetes. Glikosilasi merupakan ikatan kovalen antara gula darah dan hemoglobin pada sel darah merah. Pada keadaan normal non diabetes, hanya sedikit atau sekitar 4,5% sampai 6% gula darah yang berikatan dengan hemoglobin. Banyaknya ikatan kovalen ini dapat dilihat dengan mengukur Hemoglobin A1c (HbA1c). Apabila kadar HbA1c ini terlalu banyak akan memperburuk fungsi dan struktur sel. Glukosa akan diabsorbsi dengan mudah oleh organ-organ tidak tergantung insulin, seperti ginjal, pembuluh darah, saraf perifer, dan lensa mata sehingga terjadi kekakuan arteri, hilangnya fungsi saraf, dan katarak. Proses penuaan pada diabetes ini merupakan role model dari proses penuaan pada kondisi lainnya (Pangkahila, 2007). c. Teori Radikal Bebas Radikal bebas adalah suatu molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Makromolekul seperti asam nukleat, lipid, gula, dan protein mudah diserang oleh radikal bebas. Ikatan single- dan double- asam nukleat dapat rusak dan berikatan dengan molekul lain, serta dapat berikatan dengan basa atau kelompok gula lain

  7. 2.Teori Program Teori ini mengatakan bahwa penuaan mengikuti suatu jam biologik, kemungkinan adalah lanjutan dari sistem yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan masa kecil. Pengaturan ini bergantung pada perubahan ekspresi gen yang berpengaruh pada respon pemeliharaan, perbaikan, dan pertahanan. Teori ini terdiri dari tiga subkategori : a. Teori Terbatasnya Replikasi Sel Kehidupan sel dipengaruhi oleh panjang telomere (enam nukleotida sekuen DNA yaitu TTAGGG) yang terletak pada ujung chromosome strands. Telomere berpengaruh pada fungsi sel punca pada organ yang pergantian selnya tinggi. Dengan setiap replikasi sel, telomere memendek pada setiap pembelahan sel. Setelah sejumlah pembelahan sel, telomere telah dipakai dan pembelahan sel berhenti. Mekanisme telomere menentukan rentang usia sel dan pada akhirnya juga rentang usia organisme sendiri (Pangkahila, 2007). b. Teori Immunologi Sistem imun telah terprogram untuk berkurang seiring waktu, yang akan menyebabkan tubuh semakin rentan terhadap penyakit infeksi dan menyebabkan penuaan serta kematian. Efektivitas sistem imun terbaik adalah saat pubertas dan perlahan menurun seiring bertambahnya usia. c. Teori Neuroendokrin Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh hipotalamus yang terletak di otak. Hipotalamus membentuk poros dengan hipofise dan organ tertentu, contohnya poros hipotalamus-hipofise- testis, poros hipotalamus-hipofise suprarenalis, dan lain-lain. Pada usia muda, fungsi hormonal lebih optimal dibandingkan dengan usia tua (Pangkahila, 2007).

  8. 3. a.Teori Seluler Teori Biologi Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. b. Teori “Genetik Clock” Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. c. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin) Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. (Tortora & anagnostakos, 1990) d. Keracunan Oksigen Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990) e. Sistem Imun Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989).

  9. 4. a. Teori Psikologis Teori Pelepasan Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat. b. Teori Aktivitas Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.

  10. Gejala Klinis Penuaan atau Aging Gejala Klinis Penuaan Proses penuaan dimulai dengan menurunnya bahkan terhentinya fungsi berbagai organ tubuh, yaitu: 1. Tanda fisik, seperti masa otot berkurang,lemak meningkat, kulit berkerut, daya ingat berkurang, fungsi seksual, dan reproduksi terganggu, kemampuan kerja menurun, sakit tulang. 2. Tanda psikis, seperti gairah hidup menurun, sulit tidur, mudah cemas, mudah tersinggung, merasa tidak berarti lagi.

  11. Faktor Penuaan atau Aging • Faktor Internal Penurunan anatomik dan fisiologik dapat meliputi sistem saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan, metabolisme, ekskresi, musculoskeletal serta kondisi psikososial. Kondisi psikososial itu sendiri meliputi perubahan kepribadian yang menjadi faktor predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan kurang percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus asa dan dukungan sosial yang kurang. • Faktor Eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses menua antara lain gaya hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat proses penuaan adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang tidak teratur

  12. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia 1.Perubahan-Perubahan Fisik a) Sel b) Sistem persarafan c) Sistem pendengaran d) Sistem penglihatan e) Sistem kardiovaskular f) Sistem pengaturan tempratur tubuh g) Sistem respirasi h) Sistem gastrointestinal i) j) k) l) m) n) Sistem reproduksi Sistem genito urinaria Sistem endokrin Sistem kulit Sistem muskuloskeletal Perubahan mental

  13. Penyakit-Penyakit Usia Tua (Geriartri) 1) Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium) Infection (infeksi) Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatandan penciuman) Isolation (Depression) Inanition (malnutrisi) Iatrogenic (penyakit karena pemakaian obat-obatan) Insomnia Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh) Impotence (Gangguan seksual) 10) Impaction (sulit buang air besar) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

  14. KASUS No. Aspek Biologis Lansia di Panti Lansia di Masyarakat Jumlah Mann-Whitney U F % F % a p-value 1. Baik 26 65% 26 60% 50 0,05 0,646 2. kurang 14 35% 14 40% 30 Total 40 100% 40 100% 80

  15. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisa bivariat pada penelitian ini didapatkan tidak ada perbedaan successful aging terkait aspek biologis pada lansia tinggal di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang dengan lansia tinggal bersama masyarakat di Desa Lubuk Sukon Salah satu kriteria successful aging yang dinyatakan oleh Berk (2007 dalam Suadirman, 2011, p.181) yaitu optimis serta perasaan efikasi diri dalam meningkatkan kesehatan dan fungsi fisik. Masa tua merupakan masa mempertahankan kehidupan secara fisik agar kesehatan terjaga, terhindar dari penyakit, sehingga tidak menyulitkan orang lain (Suadirman, 2011, p.37). Tidak ada perbedaan successful aging terkait aspek biologis pada lansia tinggal di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang dengan lansia tinggal bersama masyarakat di Desa Lubuk Sukon tahun 2015 dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin berkurang kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

More Related