1 / 13

Bioanor OT 1

Perkembangan Senyawa Organotimah(IV) Dalam Uji Biologi (BIOANORGANIK SENYAWA TIMAH). Bioanor OT 1. Senyawa Organotimah. Senyawa Organotimah Senyawa organotimah merupakan bagian dari senyawa organologam  senyawa-senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen C-Sn. Bioanor OT 1b.

liza
Download Presentation

Bioanor OT 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perkembangan Senyawa Organotimah(IV) Dalam Uji Biologi (BIOANORGANIK SENYAWA TIMAH) Bioanor OT 1

  2. Senyawa Organotimah Senyawa Organotimah • Senyawa organotimah merupakan bagian dari senyawa organologam  senyawa-senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen C-Sn. Bioanor OT 1b

  3. Senyawa Organotimah(Cont’d) • Sebagian besar senyawa organotimah dapat diang-gap sebagi turunan dari RnSn(IV)X4-n (n = 1-4)  turunan Sn(IV). • Hampir tidak ditemukan aktivitas biologis dari selain timah(IV)  padahal diketahui juga ada timah(0)  untuk katalis dan timah(II)  sebagai garam biasa untuk reaksi kimia dan sebagian sebagai katalis. Bioanor OT 2a

  4. Senyawa Organotimah(Cont’d) Turunan Sn(IV) diklasifikasikan sebagai mono-, di-, tri- dan tetra- organotimah (IV), tergantung pada jumlah gugus alkil (R) atau aril (Ar) yang terikat. • Anion lain yang terikat (X) biasanya adalah klorida, fluorida, oksida, hidroksida, suatu thiolat (mengandung sulfur) atau suatu karboksilat. • Untuk organotimah(IV) karboksilat  saat ini sangat pesat perkembangannya  berhubungan dengan kemampuan aktivitas biologi yang dimilikinya Bioanor OT 2b

  5. Senyawa Organotimah(Cont’d) Ikatan Sn-X memiliki derajat ion tertentu bergan-tung pada anion (X) dan alkil (R). Sebagai contoh, titik leleh dari (CH3)3SnX bervariasi untuk: fluorida (300ºC) > klorida (37ºC) > bromida (27ºC) > iodida (3,4ºC). Senyawa organotimah tahan terhadap hidrolisis atau oksidasi pada kondisi normal walaupun dibakar menjadi SnO2, CO2 dan H2O. Bioanor OT 3

  6. Senyawa Organotimah(Cont’d) Kecenderungan terhidrolisis dari senyawa organo-timah lebih lemah dibandingkan senyawa Si atau Ge yang terkait dan ikatan Sn-O dapat bereaksi dengan larutan asam. Kemudahan putusnya Sn-C oleh halogen atau reagen lainnya bervariasi berdasarkan gugus organiknya dan urutannya meningkat pada urutan. Bu (paling tidak stabil) < Pr < et < me < vinil < Ph < Bz < alil < CH2CN < CH2CO2R (paling stabil). Bioanor OT 4

  7. Senyawa Organotimah(Cont’d) Penggabungan SnR4 melalui gugus alkil tidak teramati sama sekali. Senyawa-senyawa dengan rumus R3SnX atau R2SnX2 tergabung secara luas melalui jembatan X sehingga meningkatkan bilangan koordinasi Sn menjadi lima, enam atau bahkan tujuh. Dalam hal ini, F lebih efektif dibandingkan unsur-unsur halogen lainnya. Contohnya; Me3SnF memiliki struktur trigonal bypiramida, Me2SnF2 memiliki struktur oktahedral. Bioanor OT 5

  8. Senyawa Organotimah(Cont’d) Sedangkan jembatan Cl yang lebih lemah memiliki struktur terdistorsi. Sebaliknya atom O lebih efektif dari F. Senyawa organotimah juga mengalami katenasi (penggabungan antar logam) seperti R3SnSnR3, R3Sn(SnR2)nSnR3 dan cyclo-(R2Sn)n. Bioanor OT 6

  9. Senyawa Organotimah(Cont’d) Organotimah Halida -Organotimah halida  RnSn(IV)X4-n (n = 1-4) kebanyakan merupakan padatan kristalin dan sangat reaktif  mudah diubah ke senyawa lain. - Senyawa ini merupakan pusat dalam kimia organotimah  semua reaksinya bermula dari senyawa ini. Turunan senyawa ini yang pertama kali dibuat adalah dietiltimah diodida ((C2H5)2SnI2)) oleh Edward Franklin  pada tahun 1950-an. Bioanor OT 6b

  10. Senyawa Organotimah(Cont’d) Organotimah halida dapat disintesis secara langsung antara logam timah dengan alkil halida yang reaktif. Metode ini secara luas digunakan untuk pembuatan dialkiltimah dihalida. Penggunaan katalis seperti logam-logam lainnya, logam halida atau basa Lewis juga dapat diaplikasikan untuk alkil halidayang tidak reaktif . Bioanor OT 7

  11. Senyawa Organotimah(Cont’d) Urutan kereaktifan halogen adalah MeX>EtX>PrX. Sebagai contoh; Sn + 2 PhCH2Cl2 (PhCH2)2SnCl2 Sn + 2 CH2=CHCH2Br(CH2=CHCH2)2SnBr2 Alkiltimah trihalida diperoleh dari reaksi yang dikatalisis Sb(III) dari timah(II) halida dengan alkil haliha pada suhu tinggi. Et3N/HgCl2 Bioanor OT 8

  12. Senyawa Organotimah(Cont’d) Et3Sb SnBr2 + n-C18H37Br n-C18H37SnBr3 Prosedur yang umum untuk sintesis organotimah halida adalah disproporsionasi dari tetraorganotimah dengan timah(IV)halida. Melalui perbedaan perbandingan mol dari “starting material” tersebut, trialkiltimah halida, dialkiltimah halida dan alkiltimah trihalida secara selektif dibentuk. Bioanor OT 9

  13. Senyawa Organotimah(Cont’d) 3 R4Sn + SnCl4 4 R3SnCl R4Sn + SnCl4 2 R2SnCl2 R4Sn + 3 SnCl4 4 RSnCl3 Cara alternatif lain untuk sintesis trialkiltimah bromida atau trialkiltimah iodida adalah pemutusan ikatan Sn-C dari tetraalkiltimah dengan bromida atrau iodida. Sebagai contoh : Me4Sn + Br2 Me3SnBr Bioanor OT 10

More Related