1 / 37

EVALUASI KESUBURAN TANAH

EVALUASI KESUBURAN TANAH. Referensi. Dierolf, T., T. Fairhurst, and E. Mutert. 2000. Soil Fertility Kit: A toolkit for acid upland soil fertility management in Southeast Asia. PPI. Singapore. NW. Yuwono. Kesuburan Tanah. UGM. EVALUASI KESUBURAN TANAH.

lel
Download Presentation

EVALUASI KESUBURAN TANAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EVALUASI KESUBURAN TANAH

  2. Referensi Dierolf, T., T. Fairhurst, and E. Mutert. 2000. Soil Fertility Kit: A toolkit for acid upland soil fertility management in Southeast Asia. PPI. Singapore. NW. Yuwono. Kesuburan Tanah. UGM.

  3. EVALUASI KESUBURAN TANAH • UNTUK MENGIDENTIFIKASI KENDALA KESUBURAN TANAH • MENGIDENTIFIKASI POTENSI KESUBURAN • SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH • SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

  4. Evaluasi Kesuburan Tanah  Suatu proses dimana problema-problema nutrisi didiagnosis dan rekomendasi-rekomendasi pemupukan dibuat • Faktor-faktor yang menentukan kesuburan : • Kemampuan tanah menyediakan hara dalam jumlah dan saat yang dibutuhkan • Ada atau tidaknya racun (anorganik & organik) • Sifat fisik yang mempengaruhi perkembangan sistem perakaran (aerasi, drainase dan karakteristik pengikatan air)

  5. Langkah-langkah mengatasi problem kesuburan : • Melakukan problem definisi sejelas-jelasnya dan seawal mungkin  apakah problem tersebut problem tanah • Unsur mana yang kemungkinan terlibat  untuk menjawab dapat dilakukan : • Menggunakan lingkungan setempat • Informasi kondisi kesehatan ternak  steely wool diseae pada ternak domba  indikator defisiensi Cu tanaman pakan • Tanah kahat P  tingkat vertilitas ternak tinggi • Indikasi  bekas pembakaran subur  defisiensi mineral tertentu • Di bawah kabel telepon  subur  indikasi kekurangan Cu • Dekat kawat berduri  indikasi defisiensi Zn • Mengumpulkan informasi petani & petugas

  6. Rumput untuk ternak yang kekurangan P berdampak pada kesehatan ternak

  7. Keadaan geologi dan tipe tanah • Tanah kapuran  defisiensi Mg • Tanah masam  defisiensi Mo • Menyangkut keadaan vegetasi  dari tanaman indikator yang ada : tanaman Brigalow  suplay hara N tinggi • Mengamati gejala dari daun  sumber informasi konvensional  evaluasi kesuburan • Leaf painting : yaitu dengan mengoleskan larutan hara pada daun  dilihat responnya • Dilakukan dengan injeksi hara  pada tanaman pohon ==. Dilihat responnya • Dengan cara Biokimia (Biochemical test)  defisiensi Mo  dideteksi dengan nitrat reductase  belum banyak digunakan  rumit • Analisis tanah dan uji tanah kualitatif  kalibrasi dengan suatu tanaman  dibandingkan dengan nilai Critical level

  8. Analisis jaringan tanaman  sesudah tanaman tumbuh. Hasil yang diperoleh harus diperhatikan : • a. Jenis jaringan • b. Umur jaringan • c. Letak jaringan • d. Adanya kontaminasi dengan debu dan unsur kimia • Percobaan pemupukan  percobaan dengan penambahan unsur • Nutrient Omission Trial  percobaan penggunaan hara  menggunakan pemupukan lengkap sebagai kontrol  salah satu hara dikurangi sebagai perlakuan  dilihat gejalanya

  9. Cara untuk evaluasi penentuan pupuk : • Soil testing (uji tanah) • Plant analysis • Missing element tecnique  sama dengan omission • Melalui pecobaan takaran pemupukan Dalam soil testing  yang perlu diperhatikan Pengambilan sampel (sampling)  letak, kedalaman, waktu & frekuensi analisis Analisis laboratorium  metode analisis Korelasi antara hasil dan tanggapan tanaman Interpretasi dan rekomendasi Penetapan rekomendasi Penelitian

  10. Pengambilan Sampel Tanah PETA BOR SEMPEL PENGAMBILAN 5 BOR KOMPOSIT ANALISIS

  11. ANALISIS KEBERSIHAN KECERMATAN KETELITIAN

  12. Melalui analisis tanaman  cocok untuk tanaman tahunan Kelemahan  pada waktu hail analisis diperoleh  sudah terlambat untuk mengatasi penurunan hasil Analisis tanaman ini digunakan untuk tiga tujuan : Mengidentifikasi problema keharaan  menentukan cara mengatasinya Untuk menentukan dan mengkalkulasi penyerapan hara Memonitor status keharaan

  13. SEMPEL UNTUK IDENTIFIKASI PENGAMBILAN DAUN KE TIGA PUCUK + 3

  14. DASAR REKOMENDASI PEMUPUKAN TANMN TAHUNAN

  15. SEMPEL SERAPAN HARA SEMUA TANAMAN, KOMPOSIT SEMUA BAGIAN AMBIL SEMPEL

  16. PERCOBAAN LAPANG DI SAWAH PENGAMBILAN PADA VEGETATIF MAXIMUM SEMUA KOMPONEN TANAMAN

  17. PERCOBAAN LAPANG KACANG TANAH

  18. PERCOBAAN DI SCREEN HOUSE

  19. PERCOBAAN BAWANG MERAH

  20. Identifikasi Gejala Defisiensi Unsur Hara

  21. Gejala Defisiensi Nitrogen Gejala Defisiensi Phosphate Gejala Defisiensi Kalium

  22. Gejala Defisiensi S Gejala Defisiensi Mn, Fe Gejala Defisiensi Mg Gejala Defisiensi B, Zn, Cu, Ca, Mo

  23. Gejala defisiensi P (kiri) dan K (kanan)

  24. Akar pada tanaman ini adalah pendek, kerdil dan berubah warna akibat tanah keracunan Al Defisiensi pada tanaman penutup/ cover plant (Pueraria phaseoloides)

  25. Daun tanaman jagung yang normal (atas) defisiensi unsur Kalium (tengah) dan defisiensi unsur Phosphate (bawah)

  26. Serapan Hara Serapan hara adalah jumlah hara yang masuk ke dalam jaringan tanaman, yang diperoleh berdasarkan hasil analisis jaringan tanaman Manfaat dari angka serapan hara antara lain : Mengetahui efisiensi pemupukan Mengetahui agihan hara dalam tubuh tanaman Mengetahui pengangkutan hara dalam tanaman Mengetahui neraca hara di suatu lahan. Pertimbangan dalam membuat rekomendasi pemupukan SERAPAN = kadar hara (%) x bobot kering (g) Misalnya padi sawah memiliki kandungan K dalam jerami 1% dari bobot kering panen sejumlah: 2 ton/ha, maka besarnya pengangkutan K dalam jerami = 0,01 x 2.000 kg/ha = 20 kg K/ha

  27. EFISIENSI PEMUPUKAN Efisiensi merupakan nisbah antara hara yang dapat diserap tanaman dengan hara yang diberikan Eh = Sp-Sk x 100% Hp Eh = efisiensi serapan hara Sp = serapan hara pada tanaman yang dipupuk Sk = serapan hara pada tanaman yang tidak dipupuk Hp = kadar hara dalam pupuk yang diberikan • Makin banyak hara yang dapat diserap dari pupuk yang diberikan tersebut, maka nilai efisiensi penyerapan semakin tinggi • Nilai efisiensi serapan hara secara umum adalah untuk N = 40-60% , P = 15-20% dan K = 40-60%

  28. Suatu lahan padi sawah membutuhkan 35 kg P2O5 / hektar, sedangkan dari uji tanah didapatkan kadar P tersedia 20 P2O5 /hektar. Jika efisiensi serapan fosfat dari pupuk TSP (45% P2O5) yang diberikan sebesar 25%, maka jumlah pupuk yang diperlukan adalah: Kebutuhan P2O5 = (25 – 20) x 100/ 25 =60 kg P2O5 kg/ha Kebutuhan TSP = (100/45) x 60 = 133 kg TSP/ha

  29. Strategies to reduce losses when nutrients are applied to soil as mineral fertilizers

  30. PABRIK PUPUK N PABRIK PUPUK UREA

  31. PEMBUATAN UREA

  32. UNIT KRISTALISASI

  33. ALAT PEMBERIAN PUPUK

  34. TRAKTOR PENGOLAHAN TANAH & PEMBERIAN PUPUK

  35. SIKLUS NITROGEN

  36. Fix. N Locatan muatan listrik N atm NO2 – Larut dalam air hujan Transpirasi (hilang) Fix N oleh mikroorganisme Hewan Sisa tanaman Azotobacter Rhizobium Diserap tanaman NH2 (b.o.) Denitrifikasi Aminisasi amonifikasi NO3 NO2 Nitratasi Nitritasi Tercuci NH4 Volatilisasi Nitrifikasi Terfiksasi Mikrobia (immobilisasi) SIKLUS N

More Related