1 / 23

PEMBUATAN FILM PENDEKBERGENRE DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN TEKNIK TRACING VECTOR DAN

PEMBUATAN FILM PENDEKBERGENRE DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN TEKNIK TRACING VECTOR DAN MOTION TRACKING BERJUDUL OBSESI. Kolokium 3. Biyan Anggriawan 08.51016.0096. Latar Belakang Masalah. Kenapa harus FILM Pendek ?

lahela
Download Presentation

PEMBUATAN FILM PENDEKBERGENRE DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN TEKNIK TRACING VECTOR DAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBUATAN FILM PENDEKBERGENRE DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENGGABUNGAN TEKNIK TRACING VECTOR DAN MOTION TRACKING BERJUDUL OBSESI Kolokium 3 Biyan Anggriawan 08.51016.0096

  2. Latar Belakang Masalah Kenapa harus FILM Pendek ? • Film pendek sangat menarik karena mampu menyampaikan pesan secara utuh. • Penyampaian pesan yang disampaikan jauh lebih mudah, penonton atau audien lebih focus pada pesan dari film tersebut. • Film jauh lebih nyaman disaksikan dan dipahami oleh penonton. Asumsi ini juga didukung dengan perrnyataan dari Gatot Prakosa (2008:3).

  3. Latar Belakang Masalah Kenapa Harus Drama? • Perkembangan skrip yang menggunakan struktur dramatis. • Film tersebut kisah nyata dengan karakter yang nyata, penataan, situasi kehidupan dan cerita. • Film yang dramatis itu jujur dan realistis dengan masalah situasi. (Parrent Joanne, 2002).

  4. Latar Belakang Masalah Kenapa Harus Menggunakan Teknik TV & MT? • Sebagai visualisasi emosional tokoh dengan mentrace • wajah sitokoh sesuai emosional yang ia pendam. • Untuk lebih komunikatif maka TV emoticon sitokoh digabungkan dengan teknik MT. • Memvisualisasikan bahasa non verbal sitokoh

  5. Latar Belakang Masalah Kenapa harus OBSESI ? • Obsesi sendiri adalah dorongan yang tidak tertahankan atau memaksa dan tidak masuk akal untuk melakukan sesuatu (Frankl, 1968: 470). • Sebagaimenumbuhkan keinginan mencapai suatu tujuan / keinginan. • Memunculkan atau mendorong suatu keinginan agar mencapai suatu tujuan.

  6. Rumusan Masalah • Bagaimana membuat film pendek? • Bagaimana membuat film bergenre drama? • Bagaimana membuat film dengan menggunakan penggabungan teknik tracing vector dan motion tracking? • Bagaimana membuat film berjudul obsesi?

  7. Batasan Masalah • Hanya Memproduksi film bergenre drama remaja. • Hanya Memproduksi film dengan menggunakan penggabungan teknik tracing vector danmotion tracking. • Hanya memproduksi film berjudul Obsesi.

  8. Tujuan • Film merupakan media perubah masal yang paling mudah diterima oleh manusia karena menggunakan perpaduan antara audio dan visual. • Media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi. • Memvisualisasikan pesan-pesan moral kehidupan pada khalayak.

  9. Manfaat Teoritik • Mengembangkan penggabungan teknik tracing vector & motion tracking yang akan dipergunakan dalam sebuah film. Praktis • Sebagai media komunikatif untuk memotivasi tentang obsei dan cita-cita khususnya Segmentasidan target audien.

  10. Landasan Teori OBSESI Obsesisendiriadalahdorongan yang tidaktertahankanataumemaksadantidakmasukakaluntukmelakukansesuatu (Frankl, 1968: 470). Padadasarnyaobsesiadalahkeinginan, namunberbedadengankeinginan yang impulsif. Dengankata lain obsesikeinginan yang berangkatdaripersoalandanbergerakdisuatutujuan. Agar persoalanterpecahkandantujuannyatercapaimakasuatuobsesimenuntutsebuahdevosi (dayagerakdaridalam). Tanpabermaksudmenunjukkansuatuarogansi.(Budiawan, 2006: 9).

  11. Landasan Teori Film Pendek Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Dibanyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. (Efendy Heru, 2003:13)

  12. Landasan Teori Drama Semua film fiktif kebanyakan bergenre drama. Fakta pertama yaitu perkembangan skrip, skrip yang menggunakan penulas struktur dramatis. Tapi ketika seseorang berkata itu adalah drama berarti film tersebut kisah nyata dengan karakter yang nyata, penataan, situasi kehidupan dan cerita. (Parrent Joanne, 2002).

  13. Landasan Teori Teknik Tracing Vector Tracing adalah teknik menggambar ulang dengan memakai acuan gambar gambar serta mengubah gambar bitmap menjadi objek vector. . Vector sendiri ialah mendeskripsikan gambar dengan menggunakan garis dan kurva (garis dan kurva biasa disebut vector), yang didalamnya termasuk juga warna-warna dan properti-properti gambar. Apabila vector diedit, maka yang dimodifikasi adalah properti garis dan kurva yang mendeskripsikan bentuk tersebut. Vector dapat digeser, diubah ukurannya (resize), diubah bentuknya (reshape), atau diubah warnanya tanpa mengurangi kualitas gambar aslinya. Vector dapat ditampilkan pada perangkat output dengan resolusi yang berbeda-beda tanpa mengurangi kualitasnya.(Infotek, 2006).

  14. Landasan Teori Teknik Motion Tracking Motion Tracking adalah sebuah teknik editing pada softwere adobe after efect dengan menggunakan tool tracker sehingga sebuah objek dapat dikaitkan dengan objek yang ada dalam gambar. Objek-objek tersebut dapat mengikuti gerak objek yang berada didalam video tanpa menempel pada gerakan kamera. Definisi Motion Tracking adalah proses pengaturan nilai untuk menentukan jarak pada setiap objek maupun gerakannya. Nilai positif pada Motion atau gerakan maupun tracking akan membuat jarak setiap pada setiap karakter terpisah semakin jauh. Apabila menggunakan negatif, maka jarak setiap karakter akan menjadi dekat dan seakan-akan menyatu. (Offset, 2010:163)

  15. Metodologi Penentuan konsep film berjudul Obsesi ini akan dilakukan gabungan penelitiandari literatur, wawancara, observasi dan SWOT untuk merujuk ke satu kunci. Dan ditemukan Keyakinan Yang Kuat

  16. Perancangan Karya Penelitian Ide Pengumpulan Data Perancangan Data Konsep Sinopsis Skenario Hunting Lokasi Tracing Vector Shooting Story Board Obsesi Motion Tracking Editing Render Packaging Dubbing

  17. Segmentasi, Targeting, Positioning ‘STP’ • Geografis • Ukuran Keluarga : Kota besar • Kepadatan : Tengah kota • Demografis • Usia : 16-22 tahun • Gender: Umum L/P • Ukuran Keluarga: 4+(Sedang) • Siklus keluarga: Sendiri • Targeting Target dalam pembuatan film ini ditujukan pada para pemuda khususnya para pelajar SMA dan mahasiswa. • Positioning Film ini diharapkan sebagai gambaran tentang perjuangan seorang remaja atau pelajar untuk menggapai impiannya.

  18. Implementasi Karya

  19. Implementasi Karya Pesan-Pesan Dalam Film • Scene 1 • kelulusan tidak harus dirayakan denan cara corat-coret Kelulusan bisa • dilakukan dengan cara lain yang positif. • Scene 2 • cita-cita itu bisa apa saja selama itu adalah cita-cia yang positif. • Dimana ada kemauan dan obsesi pasti ada jalan untuk mencapai cita-cita. • - Makanan khas lebih baik dan lebih bergizi dari pada makanan Junkfood. • - Taman Bungkul adalah tempan suci seharusnya menjaga kesopanan disana. • Scene 3 • - Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya • - Perkataan atau ucapan harus bisa dipertanggung jawabkan • Scene 4 • - Yakinlah pasti ada petunjuk dari Tuhan. • - Kesetia kawanan

  20. Implementasi Karya Pesan-Pesan Dalam Film • Scene 5 • sesama teman harus saling tolong menolong apabila salah satu • temannya sedang kesusahan. • - kepedulian seorang ibu terhadap anaknya sangatlah besar. • - Selalu saling mendukung dan bekerja sama sesama teman. • Scene 6 • - Seorang ibu akan melakukan segalanya untuk sang anak. • Scene 7 • - Bersama akan semakin ringan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. • Scene 8 • - Berkerjasama yang baik akan mewujudkan sesuatu yang baik pula. • Scene 9 • - Melakukan lebih baik dari pada berdiam diri

  21. Implementasi Karya Pesan-Pesan Dalam Film • Scene 10 • Slalu optimis menerima tantangan apapun dan yakinlah pasti bisa, • Scene 11 • Emansipasi wanita tak harus dengan merokok tetapi sesuatu perbuatan • yang baik. • - Inspirasi tak slalu dengan merokok. • - Teman yang baik selalu menjadi sandaran hati bagi temannya • Scene 12 • Bersainglah secara sehat., • Scene 13 • Kita harus berkorban untuk mendapatkan sesuatu tetapi tetaplah optimis • kelak semua akan baik. • Scene 14 • Cinta sejati adalah suatu pengorbanan bukanlah nafsu belaka.

  22. Implementasi Karya Pesan-Pesan Dalam Film • Scene 15 • Penyesalan selalu datang belakangan namun berusahalah untuk • memperbaikinya. • - Keselamatan seorang sahabat lebih penti dari pada ambisius pribadi • Scene 16 • Pengorbanan yang mulia untuk orang lain. • Scene 17 • - berhati besar untuk memaafkan. • Scene 18 • - Selalu bersangka baik dan optimis.

  23. Terima kasih Banyak PLAY KARYA

More Related