1 / 36

BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH

BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH. NENG DJUBAEDAH, SH, MH RABU, 26 MARET 2008, 18, 25 MARET 2009, 16 nov 2011. CUCU. Pengertian & Dasar Hukum Bagian Cucu Patrilineal Syafi’i: Zaid bin Sabit Bilateral Hazairin: mawali : Q.4:33 KHI: ahli waris pengganti : Psl. 185 KHI.

kevyn-boyer
Download Presentation

BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU DAN WASIAT WAJIBAH NENG DJUBAEDAH, SH, MH RABU, 26 MARET 2008, 18, 25 MARET 2009, 16 nov 2011

  2. CUCU Pengertian & Dasar Hukum Bagian Cucu • Patrilineal Syafi’i: Zaid bin Sabit • Bilateral Hazairin: mawali: Q.4:33 • KHI: ahli waris pengganti: Psl. 185 KHI

  3. DASAR HUKUM KEWARISAN ISLAM BAGI CUCU: PATRILINEAL SYAFI’I • Hadis Zaid bin Tsabit (terjemahan A.Hassan) • “Anak laki-laki punya anak-anak, sepang-kat dengan anak-anak, jika si mati tidak meninggalkan anak, yaitu • yang laki-laki sama dengan laki-laki; dan • yang perempuan sama dengan perempuan. • Mereka jadi warits sebagaimana anak-anak jadi warits.

  4. DASAR HUKUM KEWARISAN ISLAM BAGI CUCU: PATRILINEAL SYAFI’I (cont’d) • Mereka jadi hajiib sebagaimana anak-anak jadi hajiib; dan • anak laki-laki punya anak laki-laki tidak dapat waritsan selama ada anak laki-laki. • Jika si mati meninggalkan anak pe-rempuan dan seorang cucu laki-laki, maka anak itu mendapat sepa-roh dan selebihnya untuk cucu laki-laki.”

  5. GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki menempati tempat anak laki-laki, kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan. • Cucu perempuan melalui anak laki-laki menempati tempat anak perempuan, kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan.

  6. A CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI = ANAK LELAKI, jika TIDAK ADA ANAK

  7. A CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LELAKI = ANAK PEREMPUAN, jika TIDAK ADA ANAK

  8. GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki yang menempati tempat anak laki-laki kalau tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan itu mewaris dan menghijab sama seperti anak laki-laki. • Cucu perempuan melalui anak lelaki yang menempati tempat anak perempuan kalau tidak ada anak lelaki dan tidak ada anak perempuan itu mewaris dan menghijab sama seperti anak perempuan.

  9. B A CUCU LAKI-LAKI (A) menghijab SAUDARA lelaki sekandung PEWARIS (B) • A = cucu laki-laki melalui anak lelaki = seluruh harta warisan; • B = saudara laki-laki sekandung = terhijab oleh A. • Gambar:

  10. B A CUCU PEREMPUAN (A) bersama SAUDARA lelaki sekandung PEWARIS (B) • A = cucu perempuan = 1/2, zul-fara’id (Q.4:11c jo. hadis Zaid bin Sabit); • B = saudara lelaki sekandung = sisa = 1/2, ‘asabah binafsihi (hadis Zaid bin Sabit). • Gambar:

  11. A B GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Cucu laki-laki melalui anak laki-laki tidak mewaris kalau ada anak laki-laki. • Gambar: A = anak lelaki = seluruh harta; B = cucu lelaki = terhijab oleh A.

  12. A B GARIS HUKUM hadis ZAID BIN TSABIT yang dibuat Sajuti Thalib (cont’d) • Kalau ahli waris terdiri atas seorang anak perempuan dan seorang cucu laki-laki melalui anak laki-laki, maka anak perempuan memperoleh 1/2 harta peninggalan, dan cucu laki-laki melalui anak laki-laki memperoleh sisa. • Gambar:

  13. A B Seorang Anak Perempuan (A) = 1/2, Cucu Lelaki (B) = sisa

  14. CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LAKI-LAKI: TAKMILAH (hadis IBNU MAS’UD): Patrilineal Syafi’i • Abdullah bin Mas’ud: Rasulullah saw pernah hukumkan untuk seorang anak perempuan 1/2, • dan untuk cucu perempuan 1/6 un-tuk mencukupkan 2/3 (takmilatas-sulusaini), • dan selebihnya untuk saudara pe-rempuan.

  15. D C A B ANAK PEREMPUAN (A)=1/2, CUCU PEREMPUAN (B) melalui anak lelaki (C)=1/6, & SAUDARA PEREMPUAN sekandung (D)=SISA (Ibnu Mas’ud)

  16. BAGIAN WARISAN untuk CUCU menurut BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI • CUCU = mawali • Dasar hukum an-Nisa: 33a (Q.4:33a jo. Q.4:11a, 11b, 11c).

  17. CUCU menurut Pasal 185 KHI = AHLI WARIS PENGGANTI • Ahli waris yang meninggal lebih dahulu daripada pewaris maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka tersebut dalam Pasal 173. • Bagian bagi ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.

  18. A B C D AYAH, IBU bersama satu ANAK LELAKI & CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  19. A B C D AYAH, IBU, ANAK PEREMPUAN & CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  20. A B C AYAH, CUCU PEREMPUAN & CUCU LELAKI melalui ANAK PEREMPUAN= ZULARHAM ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  21. A B C AYAH, IBU, CUCU LELAKI melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  22. A B C AYAH, IBU, CUCU PEREMPUAN melalui ANAK LELAKI ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  23. A B C AYAH, IBU, CUCU LELAKI melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM ; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  24. A B C AYAH, IBU, CUCU PEREMPUAN melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM; BILATERAL HAZAIRIN = MAWALI ; KHI = AHLI WARIS PENGGANTI

  25. E F A B D C Pewaris meninggalkan ibu (E), isteri (F), satu anak laki-laki (A), satu anak perempuan (B), dan satu cucu laki-laki (C) melalui ANAK LELAKI (D) Penyelesaian menurut KHI: Tahap I: • E = Ibu = 1/6 = 40/240 • F = Isteri = 1/8 = 30/240 • Sisa = 1 – (4/24 + 3/24) = 24/24 – 7/24 = 17/24, diberikan kepada anak-anak pewaris, A, B, dan D.

  26. Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) Tahap II: • A : B : D = 2 : 1 : 2 (Pasal 176 KHI) • A = 2/5 X 17/24 (sisa) = 34/120; • B = 1/5 X 17/24 (sisa) = 17/120; • D = 2/5 X 17/24 = 34/120 diberikan kepada C.

  27. Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) Tahap III: • Pasal 185 (2) KHI: C tidak boleh lebih dari B, maka keluarkan dulu bagian A= 34/120; • Sisa = 17/24 – 34/120 = 85/120 – 34/120 = 51/120 dibagikan kepada B dan C sesuai hadis Zaid bin Tsabit

  28. Penyelesaian Kasus menurut KHI (cont’d) • B = anak perempuan = 1/2 X 51/120 = 51/240; • Sisa = 51/120 – 51/240 = 102/240 – 51/240 = 51/240 • C = cucu laki-laki = sisa = 51/240. • A = 68/240; • B = 51/240; • C = 51/240; • E = 40/240; • F = 30/240

  29. ZUL-ARHAM

  30. CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM Pengertian ahli waris zul-arham: 1. Ahli waris yang dihubungkan melalui garis keturunan perempuan: a. cucu lelaki/cucu perempuan melalui anak perempuan; b. Anak lelaki/perempuan melalui saudara perempuan; nenek gairu sahih; saudara lelaki dan/atau saudara perempuan ibu (khal/khalah), dll.

  31. CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL-ARHAM & DASAR HUKUM 2. dapat tampil sebagai ahli waris jika pewaris tidak meninggalkan • Ahli waris zul-fara’id nasabiyah; • ‘Asabah. 3. DAPAT TAMPIL bersama JANDA/ DUDA (zul-fara’id sababiyah/perkawinan) • DASAR HUKUM: Al-Anfal:75

  32. A A B C B C CUCU melalui ANAK PEREMPUAN = ZUL ARHAM

  33. WASIAT WAJIBAH

  34. Kitab Undang-undang Hukum Wasiat Mesir Nomor 71/1946: WASIAT WAJIBAH • Besar wasiat wajibah bagi CUCU yang TERHIJAB = bagian orang tuanya; • Maksimal 1/3 • Memenuhi 2 Syarat : • Cucu: berhak menerima harta warisan; • Si Mati tidak memberikan jalan lain sebesar yang ditentukan baginya (wasiat ihktiyariyah).

  35. WASIAT WAJIBAH untuk ANAK ANGKAT dalam PASAL 209 KHI • Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal-pasal 176 sampai dengan 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan anak angkatnya • Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya

  36. Wallahu ‘alam Wassalamu ‘alaikum Warahmatullah wabarakatuh

More Related