1 / 8

PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang

TINDAK LANJUT. PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang. Pasal 99 KEMITRAAN. TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN. Paragraf 4 Kemitraan

kerem
Download Presentation

PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TINDAK LANJUT PP Nomor 6 Tahun 2007tentang Pasal 99 KEMITRAAN TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

  2. Paragraf 4 Kemitraan Pasal 99(1) Pemberdayaan masyarakat setempat dapat dilaksanakan melalui kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf c, dalam hal : a. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan izin pemanfaatan hutan; atau b. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan hak pengelolaan hutan kepada badan usaha milik negara (BUMN) bidang kehutanan. (2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya, wajib memfasilitasi terbentuknya kemitraan antara masyarakat setempat dengan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan hutan. (3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan dengan masyarakat setempat. (4) Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan tidak mengubah kewenangan dari pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan kepada masyarakat setempat. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Menteri. PENJELASAN Pasal 99 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “ kemitraan " adalah kerjasama antara masyarakat setempat dan pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan hutan, dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. Ayat (2) Termasuk dalam pemberian fasilitasi, antara lain, adalah membantu menyelesaikan konflik dan membentuk kemitraan

  3. Pasal 84 Pemberdayaan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1) dapat dilakukan melalui : a. hutan desa; b. hutan kemasyarakatan; atau c. kemitraan. DEFINISI –DEFINISI PM PP 6 /2007 ps 83 (1) Untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil, dilakukan pemberdayaan masyarakatsetempat, melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Permenhut P.37/2001 ps 1 (2) Pemberdayaan Masyarakat setempat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Permenhut P49/2008 ttg HD ps .1 (11) Fasilitasi adalah upaya penyediaan kemudahan dalam memberikan hak pengelolaan hutan desa dengan cara pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi, pendidikan dan latihan, serta akses terhadap pasar. FASILITASI Permenhut P37 /2007 ttg HKm ps. 1 (9) Fasilitasi adalah upaya penyediaan kemudahan dalam memberdayakan masyarakat setempat dengan cara pemberian status legalitas, pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi, pendidikan dan latihan, akses terhadap pasar, serta pembinaan dan pengendalian.

  4. “ Suasana kejiwaan “ pada penerbitan PP 6/2007 adalah : belum ada sesuatu hak / akses nyata bagi masyarakat setempat atas pengelolaan kawasan hutan, itu sebabnya kemitraan diatur atas dasar pemberian akses masyarakat atas kawasan hutan yang telah diberikan kepada pihak lain /dunia usaha sebagaimana diatur oleh Pasal 99 (1)

  5. PRINSIPKEMITRAAN Setara Saling menguntungkan PEMEGANG IPH / PEMEGANG HPH MASYARAKAT SETEMPAT kerjasama ( KEMITRAAN ) • IUPHHK - HA • IUPHHK - HT • BUMN / BUMS komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan. Menteri, Gubernur, atau Bupati / Walikota, memfasilitasi • KRITERIA: • Kelompokmasyarakat • Bermukimsetempat (didalamdansekitarhutan) • KRITERIA : • PEMEGANG HAK KELOLA HUTAN • PERMODALAN • KEMAMPUAN TEKNIS / EXPERTISE • AKSES PASAR • pengembangan kelembagaan, • pengembangan usaha, • bimbingan teknologi, • pendidikan dan latihan, serta • akses terhadap pasar. • pemberian status legalitas, • pembinaan dan pengendalian. • Pemilik Hak Pengelolaan Hutan • Bukan Pemilik HPH

  6. STUDI POLA KEMITRAAN • REKOMENDASI : • Kebijakan , dalambentuk NSPK danperanPemerintah / PemerintahDaERAH • Kelembagaan, KelembagaanPolaKemitraan yang dibangundenganprinsip-prinsip : • Pembagianperan yang jelas • Berbagihasildanmanfaat • SumberDayaManusia , barkaitandenganpenguasaandanpemahamankonsep, mekanismedanprosedur • RUMUSAN LOKAKARYA REGIONAL ( Palembang, 22-23 Juli 2008 ) • PRINSIP- PRINSIP KEMITRAAN : • 1. Sukarela • 2. Kesepakatan • 3. Kesetaraan • 4. Lokalspesifik / menghargainilai-nilailokal • 5. Transparansi & komunikasi • 6. Kepercayaan • 7. Berbagisumberdaya • 8. Salingmenguntungkan • 9. akuntabilitas

  7. RUMUSAN LOKAKARYA REGIONAL ( Palembang, 22-23 Juli 2008 ) • PRINSIP- PRINSIP KEMITRAAN : • 1. Sukarela • 2. Kesepakatan • 3. Kesetaraan • 4. Lokalspesifik / menghargainilai-nilailokal • 5. Transparansi & komunikasi • 6. Kepercayaan • 7. Berbagisumberdaya • 8. Salingmenguntungkan • 9. Akuntabilitas • PARAPIHAK • 1. Masyarakat • 2. Perusahaan IUPHHK HA/HT • 3. Pemerintah (Daerah) • 4. KomunitasAdat • 5. PihakIndependen • DEFINISI KEMITRAAN : • 1. Melibatkanberbagaipihak-pihakterkait • 2. Adatitiktemu (kesepakatan) dariberbagaikepentingandantujuan yang berbedadariberbagaipihak yang bermitra (kemitraan) secarasukareladansetara • 3. Kerjasama yang salingmenguntungkandenganprinsiberbagisumberdaya • ISU STRATEGIS : • KELEMBAGAAN : yurisdiksi - aturan main – organisasi • MODEL-MODEL KEMITRAAN daninisiator ( BUMN – BUMS)

  8. KERANGKA : • KetentuanUmum • Maksud, Tujuan, danRuangLingkup • PRINSIP – PRINSIP KEMITRAAN • PolaKemitraan • IUPHHK- HA/HT (BUMS/BUMN) denganMasyarakatPemilikHakPengelolaanHutan • IUPHHK – HA/HT (BUMS/BUMN) denganMasyarakatbukanPemilikHakPengelolaanHutan • IUPHHK – HA/HT (BUMS/BUMN) denganMasyarakatPemilikLahanHak • KelembagaanKemitraan • KelembagaanMasyarakat • Perorangan • KelompokTaniHutan • KelompokMasyarakat (HKm) • LembagaDesa (HD) • 2. KelembagaanMitra Usaha • a. BUMN • b. BUMS • 3. KelembagaanPendampingan • Persyaratandan Tata Cara • Pemegang IUPHHK – HA/HT ……… • BUMN atau BUMS …………………… • Pengikatanperjanjiandengansyaratdanketentuan yang diberlakukan • BirokrasiprosespengikatanperjanjianKemitraan. • HakdanKewajiban • PengaturanHakdanKewajiban yang memenuhikesetaraandansalingmenguntungkan • PembinaandanPengendalian • GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA, melaksanakan • pengembangankelembagaan, • pengembanganusaha, • bimbinganteknologi, • pendidikandanlatihan, serta • aksesterhadappasar. • pemberian status legalitas • pembinaandanpengendalian. • KetentuanPenutup N S K P Fasilitasi

More Related