1 / 10

Oleh : Kurnia Dewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jalan Seturan , Yogyakarta 55281

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANG IKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN, DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADA SKEPTISME REMAJA TERHADAP IKLAN TELEVISI. Oleh : Kurnia Dewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jalan Seturan , Yogyakarta 55281

keefe-huber
Download Presentation

Oleh : Kurnia Dewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jalan Seturan , Yogyakarta 55281

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANGIKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN,DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADASKEPTISME REMAJA TERHADAP IKLAN TELEVISI Oleh : KurniaDewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta JalanSeturan, Yogyakarta 55281 Abstract : Scepticism toward television advertising is defined as approach of somebody toward television advertising by using discerning mind and the tendency to refuse or believe whatever is shown on television ( Boush et al, 1994).Scepticismtoward television advertising represent negative attitude of consumer because it tends to disbeliefethe advertising claims and suspecting the advertiser motives.

  2. Pendahuluan Berbagaicaradigunakanperusahaanuntukmelakukankomunikasipemasaran, salahsatunyaadalahpromosi. periklananmerupakanbentukpromosiyang paling banyakdigunakanprodusenkarenadianggaplebihefektifdalammenyampaikanpesankepadakonsumen. Konsumen (remajadananak-anak) akanlebihefektifdalammenerimainformasiapabila penyajiannyalengkapmeliputi audio dan visual (Macklin, 1994). Isutentangresponremajaterhadapiklanmasihjarangditelititerutamaterhadaptaktikpemasangiklan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan keinginan untuk melakukan penelitian mengenai respon remaja terhadap iklankhususnya yang disampaikanmelaluimedia televisi. PenelitianBoush et al (1994) menghasilkansimpulanbahwaremajamemilikiskeptisme yang tinggi terhadapiklantelevisidanberhubunganpositifdengansemakintingginyapengetahuanmerekamengenaitaktikpemasangiklan. Semakintaktikpemasangiklandipahami maksud atau motifnya, maka remaja semakin meragukanatauskeptisterhadapiklantersebut.

  3. MetodePenelitian Hipotesis 1 : Pengetahuantentangtaktikpemasangiklanberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 2 : Penghargaan diri berpengaruh positif dan signifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 3 : Kerentanankonsumenberpengaruhnegatifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hipotesis 4 : Pengetahuanprodukkonsumenberpengaruhpositif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadapiklantelevisi. Pengumpulan data dalampenelitianinidilakukandenganmetodesurvei, yaitudenganmenggunakankuesionerberisidaftarpernyataan yang dibagikansecaralangsungkepadarespondenuntukditanggapidandiisikemudiandikembalikansecaralangsung pula kepadapeneliti. Pengumpulan data dalampenelitianinihanyadilakukansekaliataudisebut pula sebagaicross-sectional study (Sekaran, 2000). Terdapat 11 butirpernyataan yang digunakan sebagaiindikatorskeptismeterhadapiklantelevisi, sepertidirekomendasipenelitisebelumnyayakniBoushet al (1994) yang terdiri dari lima butir pernyataan yang mencerminkan ketidakyakinan pada pesan iklan yaitu:

  4. (1) iklan di televisi menyampaikan suatu kejujuran; (2) sayadapatmempercayaihal-hal yang dikatakanataudilakukanseorang model dalamiklan; (3) produkyang diiklankan di televisi selalu merupakan produk yang terbaikuntukdibeli; (4) sayadapatmemperolehkejujuran melalui iklan di televisi; dan (5) Jika iklan televisitidakjujur, tentutidakditayangkan di televisi. Butir-butirpernyataantersebutdiukurmenggunakanskala Likert 5 poin dengan skor 1-5 (1= sangat setuju dan5= sangattidaksetuju). Enambutirpernyataan yang lain mengenaikecurigaanpada motif pemasangiklan, yaitu: (1) pemasangiklanlebihpeduliagar sayamembeliprodukyang diiklankan daripada menyarankan yang terbaik bagisaya; (2) sayaseringmemperhatikanadatipudayapemasangiklan di televisiuntukmendorongsayamembeliproduk yang diiklankan; (3) iklantelevisiberusahamembuatseseorangmembelibarangyang sesungguhnyatidakdibutuhkan; (4) adaperbedaanantaraiklantelevisidengan program televisidalammempengaruhisaya; (5) iklantelevisihanyamenyampaikanhal-hal yang baikdantidakmenyampaikanhal-halyang burukdarisuatuproduk; dan(6) semuaiklan di televisipadadasarnyatidakjujur. EnambutirpernyataantersebutdiukurmenggunakanskalaLikert, denganskor1-5

  5. HasildanPembahasan Penelitian ini dilakukan menggunakan 351 respondenremaja yang terdiridaripelajardanmahasiswadi Yogyakarta yang berusia 17 sampaidengan21 tahun. Persentaseresponden yang berstatuspelajarsebesar 48,7 % danrespondenmahasiswasebesar 51,3 %. Berdasarkan jenis kelamin, 44,7 % responden berjenis kelamin pria dan 55,3 % wanita. Dari segi usia, sebesar 26,8 % responden berusia 17 tahun; 31,1 % berusia 18 tahundan 15,1 % berusia19 tahun. Sedangkanresponden yang berusia 20 dan21 tahunmasing-masingsebesar 13,7 % dan 13,4 %. Karakteristikresponden yang lain adalahrataratawaktu menonton televisi per hari. 21,1 % responden menonton televisi kurang dari 2 jam per hari; 30,5 % responden menonton televisi 2-3 jam per hari; 29,1 % responden menonton televisi 3-4 jam per hari dan 19,4 % responden menonton televisi lebih dari 4 jam per hari.

  6. Penelitian ini menggunakan skala Likert 5 poin untukmenghitungskorjawabanrespondendenganskor3 sebagainilaitengahpengukuran. Setelahdilakukan penghitungan, rata-rata skor skeptisme terhadap iklan televisi sebesar 3,6; pengetahuan tentangtaktikpemasangiklansebesar3,3; penghargaandirisebesar 4,1; kerentanankonsumensebesar2,8 danpengetahuanproduksebesar3,3. Berdasarkan rata-rata skor di atas, dapat dikatakan bahwarespondenmemilikiskeptismeterhadapiklantelevisi, pengetahuantentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuantentangprodukyang diiklankan karena memiliki rata-rata skor lebih dari 3. Sedangkan rata-rata skor kerentanan konsumen nilainya kurang dari 3 yakni sebesar 2,8. Hal ini menunjukkanbahwarespondentidakmemilikikerentanan.

  7. Berdasarkanhasilanalisisregresiberganda, pengaruhpengetahuantentangtaktikiklanpemasangiklan, penghargaan diri, kerentanan konsumen, dan pengetahuanprodukkonsumendapatdirumuskankedalampersamaanberikut: Skp = 0,077PT + 0.276PD – 0,148KK + 0,049PPK Persamaantersebutmenunjukkanbahwavariabelpenghargaandiri (PD) memberikanpengaruh yang lebihbesardengannilai beta 0,276 dibandingkandengantigavariabel yang lain yaitupengetahuantaktik (PT), kerentanankonsumen (KK), danpengetahuanprodukkonsumen (PPK) dengannilai beta masingmasing0,077; -0,148; dan 0,049. Variabel pengetahuan tentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuanprodukkonsumenmempunyaiarahhubunganpositifdenganskeptismeremajaterhadapiklan televisi, artinya semakin tinggi pengetahuan tentangtaktikpemasangiklan, penghargaandiri, danpengetahuan produk konsumen semakin tinggi pula skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Sedangkan variabelkerentanankonsumenmempunyaiarahhubungannegatifdenganskeptismeremajaterhadapiklan televisi, artinya semakin tinggi kerentanan konsumensemakinrendahskeptismeremajaterhadapiklantelevisi.

  8. Hasilanalisisregresimenunjukkanangkasignifikansivariabelpengetahuantentangtaktikpemasangiklansebesar 0,122 > 0,05. Artinyavariabelpengetahuantentangtaktikpemasangiklantidakberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Pembuktianhipotesiskeduamengenaipengaruhpenghargaandiripadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisimenunjukkanangkasignifikansivariabelpenghargaandirisebesar 0,000 < 0,05. Artinyavariabelpenghargaandiriberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Kerentanankonsumenterbuktiberpengaruhnegatifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Hal iniditunjukkandenganangkasignifikansipadavariabelkerentanankonsumensebesar 0,005 < 0,05. Angkasignifikansipadavariabelpengetahuanprodukkonsumensebesar 0,358 > 0,05. Artinyavariabelpengetahuanprodukkonsumentidakberpengaruhpositifdansignifikanpadaskeptismeremajaterhadapiklantelevisi. Dengandemikian, dapatdikatakanbahwarespondentidakmengetahuibanyakhalmengenaiproduk yang diiklankansehinggatidakdapatmenunjukkansikapataukecenderungantertentuterhadapiklan yang ditayangkan di televisi.

  9. Kesimpulan Kesimpulan : semakintinggipengetahuanremajatentangtaktikpemasangiklanmakatidakbisadipastikanbahwadiaakanmemilikikecenderungan yang tinggi pula untuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigaimaksudpemasangiklan. Semakintinggipenghargaanremajaterhadapdirinyamakasemakintinggi pula skeptismeataukecenderungannyauntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan. Semakintinggikerentananremajaterhadaplingkungansosialnya, semakinrendahskeptismenyaterhadapiklantelevisi. Dengan kata lain, semakinmudahdipengaruhiolehlingkungan di luardirinyadalammengambilkeputusanmakasemakinrendahkecenderunganremajauntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan. Sebanyakapapunpengetahuan yang dimilikiremajatentangproduk yang diiklankan, tidakdapatdipastikanbahwadiaakansemakinskeptisatausemakincenderunguntuktidakmeyakinipesaniklandanmencurigai motif pemasangiklan.

  10. Saran dandaftarpustaka Pemahamanmengenaikonsumenberkaitandengansikapdanperilakunyadiharapkanakanmemberikansejumlahmanfaatbagiberbagaipihak. Manfaattersebut di antaranyaadalahmemberikanpengetahuandasarbagiparapenelitipemasaranketikamelakukananalisiskonsumen, membantumanajerpemasarandalampengambilankeputusan, membantuparapembuatkebijakanuntukmembuatperaturandanlandasanhukum yang lebihbaikmengenaikegiatanpenawarandanpertukaranbarangataujasa, sertamembantukonsumenuntukdapatmengambilkeputusan yang lebihbaik. DaftarPustaka : Asri, M. (1986), Marketing, ed 1 Yogyakarta: Penerbit BPFE dan LMP2M. Astuti, Widhy T. (2002), HubunganSkeptismeRemajaterhadapIklanTelevisidenganPengetahuanRemajatentangTaktikPemasangIklan, Tesistidakdipublikasikan, Program PascaSarjanaUniversitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bearden, William O., Richard G. Netemeyer, and Jesse E. Teel (1989), “Measurement of Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence,” Journal of Consumer Research, Vol 15 (March): 473-481. Boush, David M., Marian Friestad, and Gregory M.

More Related