1 / 26

VARIABLE COSTING

VARIABLE COSTING. HARGA POKOK VARIABEL (VARIABEL COSTING ). DEFINISI DAN PENGERTIAN FULL COSTING VS VARIABEL COSTING DASAR MUNCULNYA HARGA POKOK VARIABEL TUJUAN DAN MANFAAT HARGA POKOK VARIABEL KELEMAHAN VARIABEL COSTING. HARGA POKOK PENUH

karik
Download Presentation

VARIABLE COSTING

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. VARIABLE COSTING

  2. HARGA POKOK VARIABEL(VARIABEL COSTING) • DEFINISI DAN PENGERTIAN • FULL COSTING VS VARIABEL COSTING • DASAR MUNCULNYA HARGA POKOK VARIABEL • TUJUAN DAN MANFAAT HARGA POKOK VARIABEL • KELEMAHAN VARIABEL COSTING

  3. HARGA POKOK PENUH PENGGOLONGAN BIAYA MENURUT FUNGSINYA BIAYA TETAP MENJADI UNSUR HARGA POKOK PRODUKSI PENYUSUNAN LAPORAN RUGI LABA TANPA MENCARI CONTRIBUTION MARGIN HARGA POKOK VARIABEL PENGGOLONGAN BIAYA MENURUT PRILAKUNYA BIAYA TETAP MENJADI UNSUR BIAYA PERIODE PENYUSUNAN RUGI LABA DENGAN MENCARI CONTRIBUTION MARGIN FULL COSTING VS VARIABEL COSTING

  4. MUNCULNYA VARIABEL COSTING • JUMLAH PRODUKSI TIDAK SEPERTI PADA TAFSIRAN PRODUKSI NORMAL SEHINGGA BOP DIBEBANKAN BISA LEBIH ATAU KURANG DIBEBANKAN • JUMLAH YANG DIPRODUKSI TIDAK SAMA DENGAN JUMLAH YANG DIJUAL SEHINGGA BIAYA BERSIFAT TETAP AKAN MENEMPEL PADA PERSEDIAAN SAMPAI PERSEDIAAN TERJUAL. • PIHAK INTERNAL MEMERLUKAN INFORMASI YANG DISUSUN DENGAN METODE HARGA POKOK VARIABEL

  5. TUJUAN HARGA POKOK VARIABEL • MEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS KONTRIBUSI UNTUK PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK • MEMUDAHKAN MANAJEMEN MENGENDALIKAN KONDISI OPERASIONAL YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN PENILAIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA DEPARTEMEN ATAU DIVISI TERTENTU DI DALAM PERUSAHAAN

  6. MANFAAT METODE HARGA POKOK VARIABEL PIHAK INTERNAL • PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK • PENENTUAN HARGA JUAL • PENGAMBILAN KEPUTUSAN • PENGENDALIAN BIAYA PIHAK EXTERNAL • PENENTUAH HARGA POKOK PERSEDIAAN • PENENTUAN LABA

  7. KELEMAHAN HARGA POKOK VARIABEL • SUKAR MENGGOLONGKAN BIAYA KE DALAM BIAYA TETAP DAN VARIABEL • TIDAK SESUAI DENGAN PSAK • INFORMASI YANG DIHASILKAN HANYA DIGUNAKAN UNTUK PIHAK INTERN  DIBUAT ADJUSTMENT

  8. ELEMEN BIAYA FULL & VARIABEL COSTING

  9. PERLAKUAN BIAYA PRODUK DAN BIAYA PERIODE HP. PENUHHP. VARIABEL BIAYA PRODUKSI : BIAYA VARIABEL : - VARIABEL - PRODUKSI - TETAP - NON PRODUKSI BIAYA NON PRODUKSI : BIAYA TETAP: - VARIABEL - PRODUKSI - TETAP - NON PRODUKSI BIAYA PRODUK BIAYA PERIODE

  10. DEFINISI & PENGERTIAN ADALAH : • SUTAU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA MEMASUKKAN UNSUR BIAYA YANG BERSIFAT VARIABEL KE DALAM HARGA POKOK PRODUKSI • BIAYA YANG BERSIFAT TETAP DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PERIODE

  11. VARIABLE COSTING FOR PRICING PURPOSES Beberapa Manajer memahami adanya perbedaan dalam penetapan harga antara metode absorption & variable costing Variable costing berdasarkan perilakunya dapat digunakan untuk penentuan harga dengan cara =( FC : Q) + VC/unit Contoh :Biaya penerbangan satu pesawat terbang dengan 150 tempat duduk dari Jkt-Smg dengan biaya tetap Rp.20.000.000,- ditambah biaya variabel 50.000,-/orang. Untuk menutup biaya tetap dan variabel untuk 100 penumpang maka biaya angkutnya harus : (Rp.20.000.000 : 100) + Rp.50.000,- =Rp.250.000,- Jika 100 penumpang membayar penuh sebesar

  12. Variable Costing for Pricing Purposes Rp.325.000,-/penumpang maka laba usaha adalah : Pendapatan=100x325.000= 32.500.000 Biaya-biaya Biaya tetap= 20.000.000 Biaya variabel =100x50.000= 5.000.000 LABA USAHA = 7.500.000 . Seat yang kosong diisi dengan menjual sambil memberikan diskon 60% dan terjual 35 tiket maka tambahan laba usahanya adalah : Pendapatan=(100x325.000)+(35x130.000)=37.050.000

  13. Variable Costing for Pricing Porposes Biaya tetap 20.000.000 Biaya variabel=135x50.000 6.750.000 LABA USAHA 10.300.000 . Ternyata dengan adanya penambahan tiket dengan pemberian diskon 60% akan dapat meningkatkan laba usaha menjadi Rp.10.300.000,-

  14. Variable Costing versus Absorption Costing Absorption Costing : Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variabel. . Variable Costing : Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya periodik.

  15. Contoh perhitungan Nopember Desember Persediaan awal 0 200 Produksi 2.000 2.000 Penjualan 1.800 2.200 Persediaan akhir 200 0 . Biaya-biaya : Biaya produksi variabel/unit : Bahan langsung Rp.100,- Rp.100,- Tenaga kerja langsung 50,- 50,- Overhead pabrik variabel 30,- 30,-

  16. Contoh perhitungan Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000 Adm&pemasaran variabel 20 20 Adm&pemasaran tetap/bulan 120.000 120.000 Harga jual/unit 500 500 . Nilai persediaan : Absorption costing= 200 unit xRp260= 52.000,- Variable costing=200 unitxRp180 = 36.000,-

  17. Dampak Terhadap Laba Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi perubahan terhadap persediaan, maka Laba Absorption=Laba Variable. Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi peningkatan persediaan, maka Laba Absorption > Laba Variable Costing. Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi penurunan persediaan, maka Laba Absorption < Laba Variable Costing.

  18. Laporan Rugi Laba(format tradisional) Nopember Desember Pendapatan penjualan 1.800 X Rp.500 900.000 2.200 X 500 1.100.000 Harga pokok penjualan 1.800 x Rp. 260 468.000 2.200 x 260 572.000 LABA KOTOR 432.000 528.000 Adm&Pemasaran (1.800xRp20)+120.000 = 156.000 (2.200xRp20)+120.000 164.000 LABA NETO 276.000 364.000

  19. Laporan Rugi Laba(format kontribusi) Pendapatan penjualan Nopember Desember 1.800 X Rp.500 900.000 2.200 x 500 1.100.000 Biaya variabel (1.800xRp180)+1.800x20= 360.000 (2.200xRp180)+2.200x20= 440.000 Margin kontribusi 540.000 660.000 Biaya tetap 280.000 280.000 LABA NETO 260.000 380.000

  20. Perbedaan Laba Pada bulan Januari ternyata laba neto Absorption Costing lebih besar daripada laba neto Variable Costing sebesar Rp.16.000,-.Perbedaan ini timbul karena adanya penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir sebesar (Rp.160.000 : 2.000)x200unit =Rp.16.000,-

  21. Perbedaan Laba Pada bulan Februari ternyata laba neto Absorption costing lebih rendah daripada Variable costing sebesar Rp.16.000,-Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap dalam persediaan awal. Pendekatan Absorption Costing=Penjualan Pendekatan Variable Costing= Produksi

  22. Reconciliation Of Absorption and Variable Costing Net Income (NI) November December Variable Costing-NI 260.000 380.000 Add: Fixed-FOH Cost (200 unitxRp.80) 16.000 Deduct: Fixed-FOH Cost (200 unitxRp.80) 16.000 Absorption Costing 276.000 364.000

  23. Keunggulan Variable Costing Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan pada Laporan Rugi Laba format tradisional. Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption Costing karena disamping ada biaya produksi variabel juga dimasukkan unsur biaya tetap.

  24. Keunggulan Variabel Costing Variable Costing berkaitan dengan Standar Costing dan Flexible Budget, tidak demikian dengan Absorption Costing. Laba Netto berdasarkan Variable Costing lebih dekat kaitannya dengan Net Cash Flow daripada Absorption Costing terutama pada perusahaan yang mengalami masalah serius dengan Cash Flownya. Data Variable Costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis lainnya.

  25. Keunggulan Variable Costing Pada Variable Costing, dampak Fixed Cost terhadap Laba sangat jelas. Tidak demikian dengan Absorption Costing yang samar-samar. Berdasarkan keunggulan2 Variable Costing tersebut bukan berarti Absorption Costing jelek, tetapi lebih mengarah pada tujuan penggunaannya. Variable Costing digunakan untuk membantu manajemen dalam melakukan analisis biaya, sedangkan Absorption Costing memberikan informasi keuangan bagi External Users.

  26. MATUR SUWUN

More Related