1 / 10

21 KEKELIRUAN ARGUMENTASI

Dedy Djamaluddin Malik. 21 KEKELIRUAN ARGUMENTASI.

joshua
Download Presentation

21 KEKELIRUAN ARGUMENTASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dedy Djamaluddin Malik 21 KEKELIRUAN ARGUMENTASI

  2. Guilt by association: bila dua peristiwa terjadi secara bersamaan maka pikiran kita akan membentuk asosiasi atas keduanya. Bila satu terjadi maka yang lain pun harus terjadi.yakni karena Stikom kampusnya tidak besar, maka mahasiswanya pun “tidak besar” (tidak cerdas). Virtue by association: Bila Puan Maharani mencalonkan Presiden, maka kemungkinan besar akan menang karena dia anak Megawati. ASSOCIATION EFFECTS

  3. Arguments against the person: argumentum ad homonem: menyerang orang lain yang tak relevan dengan topik pembicaraan. “Nilaiku jelek-jelek semester ini!”. Kawan kita komentar:”Habis ngobrol aja sih saat dosen ngajar!”. Appeal to pity: mengimbau atas dasar belas kasihan. “Beli barang itu, kasihan dari pagi belum ada satu pun barang yang laku.”

  4. Popularity and Testimonial: teknik popularitas (bandwagon effect) yakni teknik persuasi dan propaganda yang menekankan pada konformitas. “Karena Islam di kita umumnya Sunni, maka Syiah tidak diperlukan”. “Siapa saja yang dukung perubahan maka harus dukung partai Nasdem. Testimonial: teknik ini sering dipakai dalam iklan. “Katakan tidak pada korupsi!”, kata SBY. “Saatnya berkurban”, kata Kyai Miftah Faridl.

  5. False dichotomy (Black and white fallacy): memilih pada dua posisi yang ekstrim. “Tidak dukung saya atau dukung saya”. Padahal bisa saja milih alternatif lain: netral. Appeal to pride or snobbary: membujuk dengan memakai pujian atau menjilat. “Hanya kamusatu-satunya teman terbaik saya yang pasti bisa meminjamkan uang kepada saya”. “Orang pinter minum tolak angin”, kata sebuah iklan.

  6. Card stacking or suppressed Information: teknik perusasi yang melebihkan satu informasi dan mengabaikan informasi yang lain. “Mobil ini termurah di antara jenis sedan yang ada di pasaran”. Circular reasoning: penalaran yang melingkar ialah pernyataan yang tidak mendukung konklusi. “Kita harus meningkat batas kecepatan kendaraan karena aturan batas kecepatan terlalu pelan”.

  7. Irrelevan reason (non sequitur) pernyataan yang tidak relevan, “its does follow”. Semua nilai semester yang jelek karena dia bodoh. Slippery slop: Bila tagihan listrik tak dibayar, listrik akan padam. Straw person: a fallacious argument in which the opponent’s position is mischaracterized in such a way that it is easier to refute and dismiss (untuk membuktikan tidak benar dan diabaikan). Mary: “Kita tak boleh mengkhianati prinsip keadilan dan demokrasi. Teroris yang dicurigai harus dijamin hak2 dasarnya lewat pengadilan yang fair. Tom: Mary mendukung pembebasan teroris yang diketahui salah. Kita tak bisa membiarkan musuh2 jahat berkeliaran.

  8. Appeals to ignorance: karena hingga sekarang belum ada yang bisa membuktikan Tuhan tidak ada, maka jelas Tuhan itu ada. Sebaliknya, karena hingga sekarang belum ada yang membuktikan Tuhan ada, maka Tuhan tidak ada. Weak analogies: Appeals to authority: mengambil otoritas untuk menunjang argumen dengan mengutip tokoh yang tidak punya “otoritas”. “Kalau mau pinter agama, tanya lah sama artis Sule”.

  9. Incomplete comparisons: perbandingan yang tidak lengkap biasa memakai term: best, savest, better. “Voted the best ice cream” atau “More docters agree that Dopeys can give you the fastest pain relief”. Ini tak lengkap. Terbaik dari apa?; lebih setuju dari apa? Tercepat dibandingkan apa?. Knowing the unknowable: kita diberi informasi yang tidak mungkin bisa diketahui. Tiba-tiba ada orang yang bilang ditunjuk Tuhan jadi nabi. Tentu saja ini sulit diketahui dan dibuktikan. False cause: mengambil sebab yang salah. Makin banyak mesjid makin banyak prostitusi. Maka mesjid harus ditutup.

  10. Put downs (emosional appeal): Hanya orang bodoh yang mendukung calon X. “Tidak ada Prof yang tidak setuju Rektor UI sekarang dipecat”. Appeal to tradition: kebenaran yang sudah diterima adalah yang terbaik. Tidak ada tugas lain bagi wanita kecuali mengabdi suami. Jadi bekerja di luar rumah tidak penting. Mempertahankan nilai lama adalah keweajiban masyarakat. False charge fallacy: semua orang yang ngomong salah kecuali saya.

More Related