1 / 74

PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA

PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA. Prof. Ir. MUKHTASOR, M.Eng, Ph.D. OUTLINE PRESENTASI. PENDAHULUAN KEGIATAN MIGAS & POTENSI PENCEMARAN LAUT PENANGGULANGAN PERATURAN TERKAIT PERISTIWA PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA.

jiro
Download Presentation

PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT TERHADAP AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA Prof. Ir. MUKHTASOR, M.Eng, Ph.D.

  2. OUTLINE PRESENTASI • PENDAHULUAN • KEGIATAN MIGAS & POTENSI PENCEMARAN LAUT • PENANGGULANGAN • PERATURAN TERKAIT • PERISTIWA PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS MIGAS DI INDONESIA

  3. * termasuk pertanian, layanan publik & komersial, perumahan, dan sektor lain Sumber: International Energy Agency, 2010

  4. * termasuk pertanian, layanan publik & komersial, perumahan, dan sektor lain Sumber: International Energy Agency, 2010

  5. * tidak termasuk China Sumber: International Energy Agency, 2010

  6. * tidak termasuk China Sumber: International Energy Agency, 2010

  7. SUMBER: DIRJEN MIGAS, KEMENTERIAN ESDM (2010) 7

  8. INDUSTRI MINYAK & GAS Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan minyak dan gas saat ini lebih dari 50% dilakukan di wilayah pesisir dan laut Permintaan akan produksi minyak dan gas baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat PELUANG PENGEMBANGAN SEKTOR MINYAK & GAS SERTA INDUSTRI PENUNJANG LAIN PENCEMARAN LAUT

  9. Peta Daerah Rawan Pencemaran Minyak(Mukhtasor dkk 2008)

  10. UU NO. 32/ 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sektor Migas Ketidaksiapan sektor Migas dalam Implementasi UU No. 32/ 2009 (efektif per 1 April 2010) akan berpotensi mengakibatkan kehilangan sebagian produksi migas di tahun 2010 *disampaikan oleh Dirjen Migas pada Sidang Anggota DEN ke-4, 19 Maret 2010

  11. Tahapan Kegiatan Industri Minyak & Gas 1. Konstruksi Anjungan 2. Aktivitas Pengeboran 3. Proses Produksi & Pemeliharaan 4. Transportasi Minyak & Gas

  12. Konstruksi Anjungan (Platform) • Sistem pendukung utama pada operasi pengeboran dan produksi minyak dan gas lepas pantai • Dapat berupa bangunan terapung, atau struktur beton/baja yang dibangun untuk menopang fasilitas pengeboran atau produksi minyak

  13. Potensi Pencemaran Laut pada Konstruksi Anjungan • Keberadaan struktur (platform) akan mempengaruhi perubahan lokal pada habitat dan distribusi ikan • Pada area sekitar 750 m dari platform, konsentrasi hidrokarbon yang terkandung sangat tinggi (1000 x konsentrasi ‘background’)  diversivitas rendah • Efek pada bentos tidak ditemukan pada jarak lebih dari 3000 m dari platform

  14. Aktivitas Pengeboran • Untuk mendapatkan hidrokarbon secara efektif dari sebuah reservoir, beberapa sumur dibor dengan formasi yang berbeda pada beberapa bagiannya • Diperlukan teknik pengeboran khusus untuk menetrasi bagian yang berbeda dari reservoir  controlled directional drilling/rotary drilling • Diperlukan cairan/bahan kimia khusus untuk mencegah kenaikan temperatur yang berlebihan dan keretakan pipa akibat penambahan tegangan pada mata bor

  15. Potensi Pencemaran Laut pada Aktivitas Pengeboran Drilling fluids  Cairan yang dipompakan ke dalam sumur bor untuk membantu proses pengeboran - Water Based Drilling Fluids (WBF), drilling fluid yang menggunakan air sebagai cairan dasar. - Oil Based Drilling Fluids (OBF), drilling fluid yang menggunakan cairan hasil suling dari crude oil seperti minyak diesel, mineral atau cairan lain sebagai cairan dasar. - Syntetic Based Drilling Fluids (SBF) atau disebut juga sebagai pseudo-oil based drilling fluids, adalah drilling fluids yang menggunakan material sintetis seperti etilen, polyesters, dan ester sebagai cairan dasar. Cuttings  potongan lapisan tanah hasil pengeboran

  16. Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002) Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste)

  17. Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002) Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste)

  18. Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste) Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002)

  19. Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002) Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste)

  20. Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002) Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste)

  21. Drilling fluid New make up drilling fluids Fluid+cuttings separation system Recirculated fluid Fluid blowdown (waste) Drilling fluid Fluid + cuttings To disposal Cuttings (waste) Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds Sistem Sirkulasi Drilling Fluids/Muds (Mukhtasor 2002)

  22. Perkiraan Drill Cuttings & Drilling Mud yang Terikut Note: Deep water : kedalaman air  300 m, dan Shallow water : kedalaman air < 300 m

  23. Operasi Produksi & Pemeliharaan Fasilitas Memproduksi minyak atau gas dengan cara pemisahan fluida (cairan dan gas yang keluar dari sumur) menjadi minyak mentah, gas dan air (produced water)

  24. Potensi Pencemaran Laut pada Operasi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas Keberadaan struktur Flaring & cahaya Perawatan bawah air Pembuangan Produced Water Beberapa Limbah Lainnya : produced sand, air ballast, drainase dari dek, limbah sanitasi & domestik, air pendingin (cooling water)

  25. Produced Water Air yang keluar dari sumur pengeboran bersama-sama minyak dan gas Air ini kemudian dipisahkan dari minyak dan gas selama proses produksi menggunakan separator atau alat pendukung proses lainnya Potensi dampak lingkungan terbesar dikarenakan pembuangan dilakukan secara kontinyu (sumber: NatureTechnology, tanpa tahun)

  26. Potensi Pencemaran Laut pada Operasi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas Kontribusi pencemaran laut akibat kegiatan ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah total minyak bumi yang masuk dan mencemari laut, kecuali pada suatu kasus tertentu misalnya terjadi kecelakaan yang sangat besar, seperti semburan sumur minyak (blow out).

  27. Transportasi Minyak & Gas Potensi pencemaran laut dari transportasi migas dengan menggunakan tanker: - kecelakaan tanker - operasi rutin tanker (pembuangan air bilga & ballast, dry docking) Potensi pencemaran laut dari transportasi migas dengan menggunakan pipa: - kebocoran pipa

  28. Jalur Distribusi dan Jumlah Produksi Minyak di Indonesia (Tahun 2003)(Sumber: Pertamina dalam Kompas, 7 Maret 2005)

  29. Kerusakan Lingkungan akibat Tumpahan Minyak

  30. Kerugian Sosial-Ekonomi

  31. Clean-Up

  32. PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT AKIBAT AKTIVITAS MIGAS

  33. Drilling Fluids Treatment Screening (penyaringan) : Shale Shaker, Gumbo Removal Hydrocycloning : Desanders, Desilters Centrifugation : Scalping, Decanting Centrifuges Gravitational Settled (pengendapan): Sumps, Dewatering Units

  34. Sumber: ASME (2005)

  35. Cutting Treatment • Dewatering • Thermal desorption • Stabilization • Peralatan yang biasa digunakan: - auguers (screw conveyors) - vacuum - cutting boxes - cutting dryers

  36. Cutting Dryer Sebelumdimasukkanke dryer, kandungan drilling fluid dalam cutting 10%. Setelah keluar dari dryer, kandungan menjadi 2% (Sumber : ASME, 2005)

  37. Tujuan Pengolahan Produced Water(Arthur et.al., 2005 dalam Ahamadun et.al., 2009) De-oiling dispersed oil & grease Soluble organic removal Disinfection SS removal  suspended particles & sand Dissolved gas removal light hydrocarbon gases, CO2, H2S Desalination  dissolved salts Softening  excess water hardness Miscellaneous  Removing NORM

  38. Clean Up Produced Water Technology(API, 1995)

  39. Teknologi Pengendalian Produced Water Ahmadun et.al. (2009) telah mengkaji ulang berbagai jenis teknologi yang tersedia saat ini untuk pengendalian dampak produced water. • Physical Treatment • Chemical Treatment • Biological Treatment • Membrane Treatment Sampai saat ini, belum ada satu pun teknologi yang cocok untuk mengolah limbah produced water secara tuntas, 2 atau lebih sistem teknologi perlu dikombinasikan secara seri. Meskipun demikian, level teknologi saat ini sudah mampu mengolah sampai kualitas yang memenuhi syarat untuk penggunaan ulang, termasuk mampu mengolah sampai setara dengan kualitas air minum.

  40. Physical Treatment • Adsorption of dissolved organics on activated carbon, organoclay, copolymers, zeolite, resins • Sand filters • Cyclones • Evaporation • Dissolved air precipitation • Electrodialysis

  41. Chemical Treatment • Chemical precipitation • Chemical oxidation • Electrochemical process • Photocatalytic treatment • Fenton process • Treatment with ozone • Room temperature ionic liquids • Demulsifier

  42. Membrane Treatment • Membrane  Microfiltration, Ultrafiltration, Nanofiltration, Reverse Osmosis • Bentonite clay & Zeolite membrane • Combined system • Modified membrane to reduce fouling

  43. Setelah memenuhi syarat lingkungan, air dapat langsung dibuang (discharge) atau dikirim untuk diolah di darat atau disalurkan ke reservoir dengan cara diinjeksikan ke dalam sumur. Dalam hal diinjeksikan ke dalam sumur, proses ini dilengkapai filter untuk menangkap partikel-partikel padat

  44. Near field Far field Current Flow EXIT Skema Pembuangan Produced Water-Proses Produksi Minyak di Laut

  45. Ilustrasi Injeksi atau Re-injeksi Air ke dalam Reservoir Pada beberapa kasus, injeksi air laut dilakukan untuk pemeliharaan tekanan hidrolik dalam menjaga kestabilan reservoir. Kegiatan ini di sisi lain secara simultan akan berdampak pada meningkatnya volume produced water

  46. Subsea Separation • Metode untuk mengurangi kandungan air dengan menempatkan separator di dasar laut • Pilot project  Norwegia (sumber: NatureTechnology, tanpa tahun)

  47. Sidetracking Metode untuk memerangkap produced water sebelum mencapai permukaan dengan membuat sumur-sumur lain di sekitar sumur utama (sumber: NatureTechnology, tanpa tahun)

  48. Oil Boom • Melokalisir tumpahan minyak • Apabila arus > 0,75 knot  lapisan minyak tidak stabil & pecah menjadi butiran-butiran (droplet) • Efektif digunakan pada perairan yang tenang dan dangkal

More Related