1 / 19

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM. Karakter N ormatif Ilmu Hukum .

ion
Download Presentation

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. METODOLOGI PENELITIAN HUKUM KarakterNormatifIlmuHukum. IlmuHukumkadangkaladikelompokkansebagaiilmusosial (adagelar MS) hinggakinisecara formal (oleh P dan K) dikelompokkansebagaiilmuhumaniora (gelar M.HUM). Gelar S1 : SarjanaHukum (S.H) tidakjelasmenunjukankarakterlulusandengankwalitasyurispadahaltujuanpendidikan S1 adalahmenguasaihukumpositipdanatasdasaritumampumemecahkanmasalahhukum (Legal Problem Solving)

  2. Hukumberisinorma. Karakternormaadalahmengharuskan(preskriptif) danbukandeskripsi. Dengandemikianhukumbukanlahgejala yang dapatdiamatiolehpancaindera. Dengankarakterdemikianorangmeragukanilmuhukumsebagaiilmukarenatidaksensual sebagaimanahalnyasainsdanilmusosial. Karakternormatifilmuhukummerupakanciriilmuhukumsecara universal, baikdalamcivil law systemmau pun common law system.

  3. Kepustakaanbahasa Indonesia tidaktajamdalampenggunaanistilah. IstilahIlmuHukumtampaknyabegitusajadisejajarkandenganistilah-istilahdalambahasaasingsepertidalamBahasaBelanda: Rechtswetenschap, RechtstheoriedandalamkepustakaanberbahasaInggrisdikenaldenganistilah-istilahsepertiJurisprudence, Legal science.

  4. IlmuHukumsebagaiilmusui generis, artinyailmuhukumtidakdapatdikelompokkandalamsalahsatucabangdaripohonilmu (IPA, IPS danHumanoria). Iatidakdapatdibandingkandenganilmu-ilmu lain---fokuskajiannyahkmpositif.

  5. Ilmuhukumnormatifyiilmuygmengkajihukumpositifdanmempunyaitugas:Ilmuhukumnormatifyiilmuygmengkajihukumpositifdanmempunyaitugas: Mendiskripsikanhukumpositif,maksudnyamemaparkanisidanstrukturhukumpositif Mensistematisasihukumpositif, maksudnyamensistematisasi sis danstrukturhkm pos Menginterpretasihukum [positif,artinyaberusahamenjelaskanmaknaygterkandungdlmaturan

  6. 4. Menilaihukumpositif,artinyasifatnormatifilmuhukum,dimanaobyeknyabukanhanyanormaakanttpjgmenyangkutdimensipenormaan. 5. Menganalisishukumpositif, artinyakegiatanmenganalisaantarahukumdankepatutan hrs dipikirkandlmsuatuhubungan,olehkarenaitunormahukum hrs bertumpu pd asas2 hukumdandibalikasasitudapatdisitematisasi gejala2 lain.

  7. Hukumpositifdisinimaksudnyaadalahhukumygberlaku pas suatuwaktudantempattertentu,yiautran/normatertulisygscrresmidibentukdandiundangkanpenguasabaikygtertulismaupuntidaktertulisygscrefektifmengaturperilakumasyarakat

  8. Hukumpositifmempunyaikarakter,al; Dibuatolehpenguasa Memilikikarakterobyektifdanlugas Bersifatmengikat Memilikikeberadaan Memilikibentuktersendiri Isidanobyeknyaberkaitan dg tujuannyayicitahukum

  9. Dipandangdarifilsafatilmu,makaistilahilmuhukumdibedakanmenjadi 2, yi IlmuHukumNormatif IlmuHukumEmpiris

  10. IlmuhukumEmpirisyiilmuhukumygmemandanghukumsbgfaktaygdapatdikonstatasi /diamatidanbebasnilaiartinyapengkajianilmuhukumtdkbolehtergantung/dipengaruhiolehpenilaianpribadisipeneliti. Sifat/ciriilmuhukumempiris,al: 1. membedakanfaktadarinorma 2.Gejala hukum hrs murniempiris(faktasosial) 3. metodologinyayimetode ilmu2 empiris 4. bebasnilai

  11. Ada 4 (empat) hal yang menggambarkanhakekatilmuhukumsebagaiilmu sui generis, yaitu : 1). KarakterNormatifIlmuHukum ; 2). TerminologiIlmuHukum ; 3). JenisIlmuHukum ; dan 4). LapisanIlmuHukum.

  12. MenurutCarel Smith Penafsirandanpenerapanaturan-aturanhukum, menurutbeberapateoritisihukummenuntutsuatuputusannilai (waardeoordeel). Hukum yang berlaku “adalah”, karenamempelajarihukumatau yang menerapkanhukum,hukumitu “seharusnya”. Pencampuradukanantara “is” (yang ada) dan “ought” (yang seyogianya) menjadialasanuntukmeragukankadarkeilmiahanataukeilmuandariilmuhukumsendiri.

  13. Hukumitutidakdipelajarisecarabebasnilaidanpencampuradukan “is” dan “ought” adalahbukanalasanuntuktidakmemberikanpredikatilmupadailmuhukum.

  14. TerminologiIlmuHukumdalamBahasaBelanda, JermandanBahasaInggrisdigunakanistilahberikut : (-). Rechtswetenschap(Belanda) ; (-). Rechtstheorie(Belanda) ; (-). Jurisprudence (Inggris) ; (-). Legal science (Inggris) ; (-). Jurisprudent (Jerman).

  15. STOLKER …… memandangkarakternormatifdariilmuhukumsebagaisebabutamauntukkerapuhan (kwetsbaarheid) dariilmuhukumsebagaiilmu. Van GesteldanVramken (2007), mengatakanhukumitumempunyaisuatukarakternormatif Hukumadalahsuatu “ilmunormatif”, hukummempunyaikaidah-kaidahsebagaiobyekpenelitiandanhukum yang berlakumenyandangkarakternormatifdanhukummempunyaimakna.

  16. Hart (The Concept of law): ….mengatakanhukumitubukansekedarsuatutatananpaksa (dwangorde) yang memaksakankepadapenguasadandenganbantuansanksi-sanksi, tetapiiajugasuatutatanannormatif yang dengannyaadapengenaansanksi-sanksi yang sudahdijustifikasikan….sehinggadalamsatubunyiuumenetapkanapa yang seharusnyauntidarisuatupengaturandanapa yang menjadibatas-batasnyadarisuatukewenangan.

  17. Berpijak pd falsafahilmu, ilmudibedakanmenjadi 2 sudutpandang : 1. pandanganpositivistik 2. pandangannormatif p.Positivistik ilmuempiris  ciri2 ilmuempiris P normatif  ilmunormatif  ciri2 ilmunormatif

  18. filsafathukum ilmu hkm teorihukumdlm arti luas dogmatishukum

  19. Obyekpenelitian: gejalaataukonstruksi

More Related