html5-img
1 / 29

KODE ETIK PENULISAN DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH

KODE ETIK PENULISAN DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH. M. Nur Kholis Setiawan. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah DP2M DIKTI, DIKNAS 2008. Latar Belakang: . Keterbelakangan dalam publikasi (kuan-kualitatif) Kerisauan etika - pelanggaran kode etik tulisan maupun penulis

holt
Download Presentation

KODE ETIK PENULISAN DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KODE ETIK PENULISAN DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH M. Nur Kholis Setiawan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah DP2M DIKTI, DIKNAS 2008

  2. Latar Belakang: • Keterbelakangan dalam publikasi (kuan-kualitatif) • Kerisauan etika - pelanggaran kode etik tulisan maupun penulis • budaya membaca menulis rendah • budaya mendengar dan melihat masih dominan

  3. ETIKA: Penegasan Istilah Etika - moralitas atau perilaku yang baik dan pantas serta patut. Secara luas : tata-krama, tata-tertib, disiplin-aturan, sopan-santun, pranata, norma, baik kemanusiaan maupun agama

  4. A. KODE ETIK PENULISAN • Tata krama, tata tertib, sopan santun menulis. • Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-aturan baku. • Tulisan Ilmiah: • mengikuti tata aturan ilmiah • berbeda dengan tulisan populer atau tulisan lainnya

  5. KODE ETIK PENULISAN (lanjutan) • Tulisan memperhatikan: * penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda baca lainnya. * rangkaian kalimat yang baik dan teratur, enak dibaca, mudah dipahami oleh pembaca.

  6. KODE ETIK PENULISAN (lanjutan) • Tulisan memperhatikan: * Teknik-Teknik Penulisan: Kata pembuka dan Penutup sesuai proporsi Mengikuti aturan main penulisan sebagai tulisan ilmiah Bagian isi (diskusi) lebih dominan dalam tulisan Tidak boros dalam mengutip langsung

  7. KODE ETIK PENULISAN (lanjutan) • Tulisan dibuat secara sistematis sesuai dengan panduan: - judul, anak judul - abstrak - kata kunci - pendahuluan - pembahasan - simpulan - daftar pustaka

  8. KRITERIA TULISAN ILMIAH • Obyektif : Berdasarkan kondisi faktual • Up to date: Tulisan merupakan perkembangan ilmu mutakhir • Rasional : berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal balik. • Reserved : tidak overcliming, jujur, lugas, dan tidak bermotif pribadi. • Efektif dan Efisien : Tulisan merupakan media komunikasi yang berdaya tarik tinggi.

  9. Aspek Lain yang terkait dengan etika penulisan • Hindari kekeliruan yang lazim dalam penulisan draft: - judul - abstrak - kata kunci - pendahuluan - pembahasan - simpulan

  10. - Judul. • - Hindari judul yang tidak jelas, menimbulkan • mis-interpretasi pembaca • Abstrak • - tidak mencerminkan isi keseluruhan tulisan • - tidak fokus, lebih dari ukuran ideal • Kata kunci • - tidak mencerminkan hal paling penting

  11. - Pendahuluan - Terlalu panjang, tidak proporsional - Tidak memuat posisi tulisan, tidak secara jelas menyebut metodologi - Pembahasan - Tidak fokus - Analisis tidak mendalam - Alat bantu tidak jelas - Simpulan - Tidak menjawab masalah yang diangkat - Mengulang-ulang statemen yang ada dalam pembahasan

  12. Pelanggaran Etika Ilmiah Ada banyak definisi, tetapi semua menyangkut setidaknya tentang 3 (tiga) hal, yaitu: • fabrikasi data • falsifikasi data • plagiarisme.

  13. Fabrikasi data -- ‘mempabrik’ data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif. Falsifikasi data-- bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian. Plagiarisme--- mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang secukupnya.

  14. B. KODE ETIK PENULIS • Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan • Menjunjung tinggi posisinya sebagai orang terpelajar, menjaga kebenaran dan manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan • Menulis secara cermat, teliti, dan tepat. • Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya. • Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna

  15. B. KODE ETIK PENULIS (lanjutan) • Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain. • Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna • Menyadari sepenuhnya bahwa tiga pelanggaran kode etik berakibat pada hilangnya integritas penulis jika melakukannya.

  16. KODE ETIK PENULIS(lanjutan) • Secara moral cacat, apalagi dilihat dari kacamata agama. Nilai keagamaan mencela pelanggaran sebagai bagian dari ketidakjujuran, pencurian atau mengambil kepunyaan orang lain tanpa hak. • Nurani mengalami proses pengkeruhan.

  17. PENULIS SEHARUSNYA: - Jujur pada diri sendiri. • Memiliki nurani. • Nurani mengalami proses pencerahan. • Menuntun pada sikap terbuka secara ilmiah: - verifikasi - tidak memihak

  18. Tiga Mata Jangkar Perbuatan - NIAT-TUJUAN –CARA - Niat - proporsional - Tujuan - mulia - Cara -- profesional

  19. C. HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH • Sumber-sumber pengetahuan bisa dikelompokkan atas :• Pengalaman• Otoritas• Cara berfikir deduktif• Cara berfikir induktif• Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah)

  20. a. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak digunakan orang. Melalui pengalaman seseorang bisa menjadi tahu tentang seluk beluk sesuatu. Sejarah misalnya menunjukkan sejak jaman nenek moyang cara memasak dipelajari tanpa disadari (contoh daging yang dimasak). Selanjutnya akan berkembang pada pemahaman informasi dari pengalaman, ditambahkan  dengan informasi, serta adanya kesempatan dan sistem trial and error (contoh mendung pertanda hujan)

  21. b. Otoritas atau wewenang sering dijadikan pegangan orang dalam hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui pengalaman pribadi. Orang mencari jawaban atas suatu permasalahan yang sulit melalui seseorang yang memiliki wewenang atai otoritas. Sikap tunduk kepada orang bijak yang dipercayai, sebagian besar berpengaruh selama periode pertengahan, di saat guru dan para nenek moyang waktu itu seperti Plato, Aristoteles dan pemimpin agama lebih diterima dari kepercayaan yang dilakukan berdasarkan berdasarkan observasi dan analisa kenyataan

  22. c. Cara berfikir deduktif diperkenalkan oleh Aristoteles, suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataan umum ke khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Cara berfikir ini dilakukan melalui suatu rangkaian pernyataan yang disebut silogisme yang terdiri atas : Dasar pemikiran utama (premis mayor) Dasar pemikiran kedua (premia minor) Kesimpulan. Contoh : Semua manusia adalah makhluk hidup (Premis mayor) Socrates adalah seoramng manusia (premis minor), karena itu Soctares adalah makhluk hidup (konklusi)

  23. d. Cara berfikir induktif (Francis Bacon (1561-1626). Simpulan umum berdasarkan fakta yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung. Contoh : Induktif    : Setiap burung yang pernah diamati mempunyai sayap Oleh karena itu, setiap burung mempunyai sayap. Oleh karena itu, setiap merpati mempunyai sayap. Dalam berfikir induktif, kesimpulan diperoleh melalui pengamatan contoh-contoh selanjutnya dibuatlah generalisasi

  24. e. Pendekatan ilmiah diperkenalkan oleh Charles Darwin dengan menggabungkan aspek-aspek penting dari metode induktif dan deduktif. Dari teori Malthus tentang Populasi oleh Darwin digunakan menjelaskan tentang evolusi setelah menggabungkan data dengan baik. Darwin berdasarkan pada teori Malthus menarik kesimpulan bahwa datanya mungkin benar. Dia memformulasikan suatu hipotesis dari kenyataan yang telah diketahui, kemudian menyelediki dengan lebih jauh untuk mengetahui apakah hal itu membantu kehidupan  atau membuktikan hal yang salah dengan adanya tambahan yang jelas

  25. f. Dalam pendekatan ilmiah dikenal lima langkah sebagai berikut: 1. Perumusan Masalah 2. Pengajuan hipotesis 3. Berfikir deduktif/induktif 4. Pengumpulan dan analisis data 5. Penerimaan dan penolakan hipotesis

  26. C. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN • Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah.Kata kunci disini adalah metode atau cara pemerolehan pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh secara kebetulan belum merupakan ilmu/sains. • Metode ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang diawali dengan perumusan masalah, pengumpulan data/informasi/fakta, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

  27. Perbedaan Metode Ilmiah dengan non-Ilmiah • Metode Ilmiah: 1    Perumusan masalah jelas dan spesifik2    Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris.3    Jawaban permasalahan didasarkan pada data4    Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar5    Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain

  28. Perbedaan Metode Ilmiah dengan non-Ilmiah • Metode non- Ilmiah: 1    Perumusan masalah kabur2    Masalah tidak selalu dapat diukur, dapat saja bersifat supernatural atau dogmatis3    Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data lapangan4    Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis data yang logis5    Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain

  29. Wassalam Selamat Berkarya dan Sukses Selalu (M. Nur Kholis Setiawan) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta m.kholis@gmx.de nkholis@bagais.go.id Mobile: 081 328725909

More Related