1 / 18

Lalat

Lalat. DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Klasifikasi :. Subordo : Brachycera Famili : Tabanidae. Terdiri dari 3 genus : Tabanus Chrysops Haematopota. Subordo : Cyclorrhapha Famili : Muscidae.

hewitt
Download Presentation

Lalat

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

  2. Klasifikasi :

  3. Subordo : BrachyceraFamili : Tabanidae Terdiri dari 3 genus : • Tabanus • Chrysops • Haematopota

  4. Subordo : CyclorrhaphaFamili : Muscidae Terdiri dari 3 genus penting: • Musca • Stomoxys • Haematobia

  5. Musca domestica(Lalat rumah)

  6. Biologi Musca domestica • Daur hidup : Telur – Larva – Pupa – Dewasa/imago (metamorfosis sempurna) • Telur, berbentuk seperti pisang, warna krem, diletakkan berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 100 – 150 butir. • Tempat peletakan telur yang disukai adalah manur, feses, sampah organik yang membusuk dan lembab. Menetas 6-8 jam. • Larva berbentuk maggot, berwarna krem, ukuran 10 –12 mm. Terdiri dari 3 instar, lama stadium larva 5 hari.

  7. Biologi Musca domestica • Sebelummenjadi pupa, larva mencaritempat yang kering • Pupa berbentukbarel, kecoklatan. Lama stadium pupa 3-4 hari. • Lalatmenetasdari pupa melaluikantung di bagianataskepala yang disebutptilinum. • Jarakterbanglalatmencapai 20 mil • Lalatbertelursetelah 4-8 harikawin. Makananlalatdapatberbentukcair, semi padatdanpadat. • Lalatmempunyaitipemulutmenghisap, labium memanjangterbagimenjadi 2 labellum di bagian distal. Mempunyaipseudotrachea yang merupakansaluranuntukmenghisap.

  8. Telur : • Berbentuksepertipisang (1-2mm) • Berwarnaputihsusu • Diletakkan di tempat yang lembab • Menetas (6-8 jam) • Pupa : • 24 jam pertama, kulit mengeras, kutikula berubah warna menjadi coklat tua hampir hitam • 3-4 hari • Larva : • Terdiri dari 3 instar larva • bentuk silinder,tipis dengan anterior berbentuk kerucut (kepala) dan posterior yang lancip • tembus cahaya (I,II) dan putih /kekuningan (III) • 5 hari

  9. Kerugian yang ditimbulkan : • Penular berbagai jenis penyakit perut pada manusia (disentri, kolera, diare) • Menimbulkan gangguan higienis pada peternakan • Status higiene dan sanitasi

  10. LALAT RUMAH (Musca domestica) Saha abdi ? Aduh perut ku gendut,nih !! Korban keganasan lalat

  11. Chrysomyamegacephala(Lalat Hijau) • Lalat bertelur pada karkas,feses atau bahan organik yang membusuk. Jumlah telur rata-rata 254 butir. • Telur menetas 9 – 10 jam. Lama stadium larva sekitar 4 hari. Lalat dewasa dapat hidup sampai 105 hari. • miasis fakultatif

  12. Chrysomya megacephala

  13. Sarcophaga sp.(Lalat blirik/daging) Lalat ini berwarna abu-abu, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm panjangnya. Lalat ini mempunyai tiga garis gelap pada bagian dorsal toraks, dan perutnya mempunyai corak seperti papan catur. Lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya sperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk.

  14. Sarcophaga(Lalat blirik, lalat daging)

  15. Pengendalian Lalat • Meningkatnya jumlah lalat di suatu daerah dapat dianggap sebagai sebuah indikator efisiensi pembuangan sampah dan standard sanitasi di suatu daerah. • (1) Sumber serangga tersebut, (2) Bagaimana populasi serangga tersebut bias meningkat ?, (3) Bagaimana derajat gangguannya pada individu dan komunitas, dan (4) Peran serangga terhadap penularan penyakit bakterial dan viral.

  16. METODA NON KIMIAWI • Cara pengendalian nonkimia untuk lalat dewasa tersedia dari mulai yang alat pengusir dan jebakan lalat yang sangat sederhana seperti kertas perekat lalat, sampai dengan yang sangat canggih seperti perangkap lampu (light trap) yang dapat membunuh lalat dewasa dengan aliran listrik, saat ini banyak dipakai.

  17. Pengendalian Kimiawi • Dengan didukung upaya pengendalian non kimiawi seperti upaya higiene dan sanitasi, insektisida dapat memegang peranan penting dalam pengendalian lalat. Secara praktis isnsektisida banyak digunakan untuk mengendalikan lalat dewasa seperti insektisida golongan organofosfat, karbamat, piretrin dan berbagai jenis piretroid sintetik.

  18. Pengendalian Kimiawi • Penggunaan insektisida dalam pengendalian lalat bisa meliputi pembunuhan larva (larvisida), penolakan lalat dewasa (repelan), atau pembunuhan lalat dewasa dengan cara penyemprotan residu permukaan (residual surface spray), penyemprotan ruangan (space spray) atau pengumpanan (bait).

More Related