1 / 13

Bibliografi tulisan ilmiah

Bibliografi tulisan ilmiah. -13 -. 1. Daftar Kepustakaan (Bibliografi).

glynn
Download Presentation

Bibliografi tulisan ilmiah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bibliografi tulisan ilmiah -13 -

  2. 1. Daftar Kepustakaan (Bibliografi) Menurut Gorys Keraf (1997: 213) daftar kepustakaan adalah daftar berisi buku-buku, artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau segian dari karangan yang tengah digarap. • Cara penyusunan daftar kepustakaan pada umumnya nama pengarang (dibalik), tahun terbit, judul buku, dan data publikasi lainnnya. • Untuk penulisan daftar kepustakaan yang bersumber dari buku, berbeda dengan penulisan makalah atau artikel.

  3. Contoh Penyusunan Daftar Kepustakaan Judul Buku : Pengobatan Nyeri pada Penderita Lanjut Usia Nama Pengarag : Bambang-Hermanto. Data Publikasi : Jakarta: Kedokteran Yarsi. Caranya: 1. Nama pengarang dibalik kemudian diberi tanda koma, seperti Bambang, Hermanto. 2. Tahun terbit 3. Judul buku sengaja dimiringkan, seperti Pengobatan Nyeri pada Penderita Lanjut Usia. 4.Data publikasi (Kota terbit dan tahun terbit). • Bambang, Hermanto. 1998. Pengobatan Nyeri pada Penderita Lanjut Usia. Jakarta: Kedokteran Yarsi.

  4. Daftar Kepustakaan dengan Dua, Tiga, atau Lebih Pengarang • Jika terdiri dua dan tiga orang pengarang, nama pertamanya dibalik, sedangkan yang kedua dan ketiganya tidak dibalikan. 2. Jika lebih dari tiga orang pengrang, nama pertamanya dibalik. Setelah itu, ditulis dengan singkatan dkk. • Kecuali nama yang berupa suku kata, seperti nama orang Cina dan Arab tidak dibalik. Kemudian nama yang dituli Contohnya: Setiawati A dan Bustami Z S. 1995. “ Antihipertensi”. Dalam: Farmakologi Terapi. Edisi IV.Jakarta: Gaya Baru.

  5. Keterangan • Jika ada judul bab yang diambil dalam sebuah buku, judul itu ditulis dengan menggunakantanda petik. Sementara itu, judul buku tetap dimiringkan. Kemudian, data publikasi. • Untuk penyusunan daftar kepustakaan tidak memakai nomor urut. Namun, penyusunannya dapatdilakukan berdasarkan huruf abjad. Contoh Daftar Kepustakaan Berupa Buku Bambang, Hermanto. 1998. Pengobatan Nyeri pada Penderita Lanjut Usia.Jakarta: Kedokteran Yarsi. Setiawati A dan Bustami Z S. 1995. “Antihipertensi“. Dalam: Farmakologi Terapi. Edisi IV. Jakarta: Gaya Baru.

  6. Artikel, Makalah, dan Sumber dari Internet 1. Hartanto Hadi dan Rosilla Herman “Infertilitas Pria”. Medika. No.II Tahun XXIV. Tahun XXIV: Hal 1044-1046. 2. Ramadyan. “Kemandulan Bukan Monopoli Wanita”. (http//berita penaburOrg/200205/artikel/bawang.htm,diakses 12 Oktober 2012). 3. Novartis, 2002. “Kumis Kucing dan Seledri untuk Hipertensi”.( www. Google. com/jurnal/hipertensi, diakses 13 April 2012). 4. Selamet-Suyono. 1996. “Masalah diabetes melitus di Indonesia”. Dalam: HM Syaifullah-Noer dkk,ed. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

  7. Penyusunan Daftar Kepustakaan Secara Lengkap • Penyusunan daftar kepustakaan ada yang digabungkan antara buku, tesis, makalah, artikel dalam satu perangkat. • Disusun berdasarkan abjad. • Tidak Memakai nomor Seperti berikut ini:

  8. Daftar Kepustakaan Bambang, Hermanto. 1998. PengobatanNyeri pada Penderita Lanjut Usia. Jakarta: Kedokteran Yarsi. Hartanto, Hadi dan Rosilla Herman “Infertilitas Pria”. Medika. No.II Tahun XXIV. Tahun XXIV: Hal 1044-1046. Novartis, 2002. “Kumis Kucing dan Seledri untuk Hipertensi”. ( www. Google. com/jurnal/hipertensi, diakses 13 April 2002). Ramadyan. “Kemandulan Bukan Monopoli Wanita”. (http//berita penaburOrg/200205/artikel/bawang.htm,diakses 12 Oktober 2002). Selamet-Suyono. 1996. “Masalah diabetes melitus di Indonesia”. Dalam: HM Syaifullah-Noer dkk,ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Setiawati A dan Bustami Z S. 1995. “Antihipertensi“. Dalam: Farmakologi Terapi. Edisi IV. Jakarta: Gaya Baru.

  9. 2. Catatan Kaki • Catatan kaki adalah Keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki karangan Tujuan membuat catatan kaki: • Untuk menyusun pembuktian • Menyatakan utang budi • Menyatakan keterangan tambahan • merujuk bagian lain dari teks

  10. Jenis Catatan Kaki 1. Penunjukan sumber (referensi) 2. Catatan penjelas 3. Gabungan sumber/referensi dengan catatan penjelas Unsur Catatan Kaki • Pengarang • Judul • Data publikasi: tempat terbit, tahun terbit • Halaman tempat kutipan diambil

  11. Contoh Catatan Kaki 1. Penunjukan sumber (referensi) [1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 ) hlm. 200. 2. Catatan penjelas [2]Kwashiorkor adalah keadaan yang terlihat pada anak terlantar dalam bahasa suku Ga di Ghana J (mesh: Kwashiokor) 3. Gabungan sumber/referensi dengan catatan penjelas • [3] Surau merupakan bangunan peninggalan masyarakat Minangkabau yang berfungsi sebagai tempat berkumpul, bertemu, dantidur bagi anak laki-laki yang balig dan sudah tua. Lihat Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modrenisasi (Jakarta, 2003).

  12. Penggunaan Singkatan dalam Catatan Kaki • Ibid: Singkatan ini dari kata Latin ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Bila catatan itu menunjuk pada karya/artikel yang telah disebutkan dalam nomor sebelumnya • Op. Cit: Singkatan dari Opere Citato. Catatan itu menunjuk kembali sumber buku yang lebih dahulu, tetapi diselingi oleh sumber lain • Loc. Cit: Singatan dari Loco Citato. Bila catatan itu Menujuk kembali sumber artikel , majalah, harian, atau ensiklopedi yang lelah disebutkan sebelumnya, tetapi diselingi oleh sumber lain.

  13. Contoh penggunaan Ibid., Op. Cit., dan Loc. Cit. [1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 ) hlm. 200. [2] Ibid.. [3] Ibid., 13_14 [1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 ) hlm. 200. [2] Ethel Sloane, op. cit. [3]Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahsa Indonesia VIII ( Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1_15. [4] Suwandi, loc. cit.

More Related