1 / 44

PROSEDUR BATUK EFEKTIF, NAFAS DALAM DAN POSTURAL DRAINASE

PROSEDUR BATUK EFEKTIF, NAFAS DALAM DAN POSTURAL DRAINASE. Batuk Efektif. Pengkajian Keadaan fisik (tanda-tanda vital) Riwayat medis dahulu dan sekarang Sumber informasi tambahan yang diindikasikan. implementasi. Tujuan : > untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas .

gada
Download Presentation

PROSEDUR BATUK EFEKTIF, NAFAS DALAM DAN POSTURAL DRAINASE

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROSEDUR BATUK EFEKTIF, NAFAS DALAM DAN POSTURAL DRAINASE

  2. Batuk Efektif Pengkajian • Keadaan fisik (tanda-tanda vital) • Riwayat medis dahulu dan sekarang • Sumber informasi tambahan yang diindikasikan

  3. implementasi Tujuan : > untuk mempertahankan kepatenanjalan nafas. > mengeluarkan sekresi dari jalan nafasbagian atas dan bawah. Mekanisme normal batuk : inhalasi dalam, penutupan glotis, konstraksi aktif oto-otot ekspirasi, dan pembukaan glotis.

  4. Batuk yang efektif : apakah ada sputum cair (ekspektorasi sputum), laporan K tentang sputum yang ditelan, atau terdengarnya bunyi nafas tambahan yang jelas saat klien di auskultasi. • K dengan penyakit pulmonar kronik, ISPA dan ISPB : nafas dalam dan batuk sekurang-kurangnya setiap 2 jam saat terjaga. • K dengan sputum yang banyak : batuk setiap jam saat terjaga dan setiap 2-3 jam saat tidur sampai fase akut produksi lendir berakhir.

  5. Tekhnik Batuk K pasca OP • Prosedur batuk Cascade : ambil nafas dalam tahan 2 detik sambil mengkontraksikan otot-otot ekspirasi, buka mulut dan batuk melalui ekshalasi. • Prosedur batuk Huff : buka glotis dan katakan “huff” • Prosedur batuk Quad : ekspirasi maksimal, dorong keluar dan keatas pada otot-otot abd melalui diafragma.

  6. Prosedur Nafas Dalam Pengkajian • 10 benar • Keadaan fisik (tanda-tanda vital) • Riwayat medis dahulu dan sekarang • Sumber informasi tambahan yang diindikasikan

  7. impementasi Tujuan : untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping dari retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan demam).

  8. Nafasdalam ideal : posisi duduk tegak pada tepi tempat tidur atau kursi dengan kaki disokong. K dianjurkan untuk mengambil nafas dalam perlahan, menahan sedikitnya 3 detik, dan mengeluarkannya perlahan. Bila sekresi terauskultasi, kemudian batuk dimulai pada inspirasi maksimum.

  9. POSTURAL DRAINASE → pembersihan berdasarkan gravitasi secret jalan nafas dari segmen bronchus khusus. • Menggunakan satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. • Tiap posisi mengalirkan secret khusus dari percabangan trakeobronkial-area paru atas, tengah, bawah-trakea. Batuk atau pengisapan kemudian dapat menghilangkan secret dari trakea.

  10. Pendelegasian • kepada personel asisten. • perawat : bertanggung jawab untuk menindaklanjuti, menjamin perawatan tepat dan dokumentasi yang lengkap telah dipenuhi. • Perawatan akut oleh : ahli terapi pernafasan. • Tidak boleh pada K yang tidak stabil secara medis. • Dilakukan pada semua segmen paru kecuali pada ateletaksis pada lobus bawah : drainase hanya pada daerah yang terkena, sedangkan pada K anak-anak yang mengalami fibrosistik : drainase pada semua segmen paru.

  11. Peralatan • Handuk besar (pilihan) • Peralatan penghisap • Baskom emesis atau tisu dan kantong kertas • Tempat tidur RS dapat ditempatkan pada posisi trendelenburg (perawatan akut, restorative, atau lingkungan perawatan di rumah) • Papan pemiring atau pendorong (bila drainase dilakukan di rumah) • Kursi (untuk mendrainase lobus atas) • Bantal 1-4 buah • Teko air dan air minum • Sarung tangan sekali pakai

  12. Tujuan • Mengeluarkan sekresi pada jalan nafas • Menggunakan gravitasi untuk mendrainase dan melepaskan sekresi berlebihan • Menurunkan akumulasi sekresi pada klien tidak sadar atau lemah

  13. Pengkajian berfokus kepada • Bunyi nafas bilateral • Frekuensi dan karakter pernafasan • Program dokter mengenai pembatasan aktifitas/ posisi • Toleransi terhadap fisioterapi sebelumnya • Radiografi dada saat ini

  14. Identifikasi Hasil dan Perencanaan Sasaran kunci dan kriteria sasaran sampel : K akan : Berventilasi dengan jalan nafas bersih, yang dibuktikan dengan frekuensi pernafasan klien dalam batas normal, dan bunyi nafas pada semua lobus bersih. Hasil yang diharapkan (sample) • K dapat melakukan pernafasan dengan frekuensi 14 - 20, kedalaman normal, halus dan simetris • Bunyi nafas bersih pada area target; radiografi dada menunjukkan lapang paru bersih • Gas darah arteri dalam batas normal klien • Pemberi asuhan menunjukkan keterampilan akurat dan memahami program fisioterapi dada.

  15. Pertimbangan Khusus • Dihindari pada k yang tidak mampu berbaring datar (mis : k yang mengalami peningkatan tekanan intra cranial atau k dengan gawat nafas ekstern) • Lama waktu terapi atau derajat peninggian kepala harus diubah sesuai toleransi k • Terapi tidak boleh dilakukan 2 jam atau lebih setelah asupan makanan padat ( 1 jam setelah asupan diet cair ) • Terapi yang dilakukan terutama sebelum makan dan saat tidur, akan membuka jalan nafas sehingga memudahkan pernafasan saat makan dan malam hari.

  16. Jangan melakukan perkusi atau vibrasi di atas area iritasi atau kerusakan kulit, jaringan lunak, tulang belakang atau bagian manapun yang terasa nyeri • Selalu sediakan alat penghisap pada kasus aspirasi • Untuk k lansia, tekanan perkusi atau vibrasi harus dimodefikasi untuk mencegah fraktur pada tulang lansia yang sudah rapuh.

  17. Pertimbangan Penyuluhan • K dan keluarga harus diajarkan bagaimana memilih postur di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. contoh, posisi miring trendelenburg untuk mengalirkan lobus bawah lateral dapat dilakukan dengan k berbaring miring atau posisi miring semi-fowler bila ia bernafas sangat pendek. (dispnea) • Beritahu k untuk tidak menjadwalkan kegiatan utama seperti latihan fisik atau mandi.

  18. Pertimbangan Geriatrik • Pada pengobatan anti hipertensi, k tidak mampu menoleransi perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan membersihkan jalan nafasnya.

  19. Pertimbangan Perawatan Di Rumah Dan Perawatan Jangka Panjang • Di lingkungan rumah, posisi trendelenburg dapat dicapai dengan beberapa cara : • tempat tidur RS • angkat tempat tidur pada bagian kaki setinggi 30-45 cm menggunakan papan yang ditempatkan di bawah papan tempat tidur • Dapatkan baji busa atau bantal ganda untuk posisi yang tepat

  20. Beberapa posisi untuk drainase postural

  21. Bronkus Apikal Anterior lobus Atas Kanan dan Kiri • K duduk di kursi, bersandar pada bantal.

  22. Bronkus Apikal Posterior Lobus Atas Kanan dan Kiri • K duduk di kursi, condong kedepan pada bantal atau meja.

  23. Bronkus Lobus Atas Anterior Kanan dan Kiri • K berbaring telentang datar dengan bantal kecil dibawah lutut.

  24. Bronkus Lingual lobus Atas kiri • K berbaring miring kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi trendelenburg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm. tempatkan bantal di belakang punggung, dan gulingkan k seperempat putaran ke bantal.

  25. Bronkus Lobus tengah • Klien berbaring miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm. tempatklan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien seperempat putaran bantal.

  26. Bronkus Lobus Bawah Anterior Kanan dan Kiri • Klien berbaring terlentang dengan posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm. biarkan lutut menekuk pada bantal. Saya ga hamil kan sus?

  27. Bronkus Lateral Lobus bawah kanan • Klien berbaring miring dengan posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm

  28. Bronkus Lateral Lobus Bawah Kiri • Klien berbaring miring kanan dengan posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.

  29. Brokus superior lobus bawah Kanan dan Kiri • Klien berbaring telungkup dengan bantal di bawah lambung.

  30. Bronkus Basal Posterior Kanan dan Kiri • Klien berbaring telungkup pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.

  31. implementasi Untuk klien dewasa Untuk mendrainase segmen/lobus paru atas, posisikan klien : • Duduk tegak di tempat tidur atau kursi; lakukan terapi pada dada kanan dan kiri (Gbr. 4.3 A)

  32. Membungkuk ke depan pada posisi duduk; lakukan terapi pada punggung (Gbr. 4.3 B)

  33. Berbaring datar, lakukan terapi pada dada kanan dan kiri (Gbr. 4.3 C)

  34. Telungkup, miring kanan atau kiri; lakukan terapi pada punggung kanan atau kiri ( Gbr. 4.3 D)

  35. Untuk mendrainase lobus tengah, posisikan klien : • Telungkup, miring ke kiripada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada kanan ( Gbr. 4.3 E)

  36. Telungkup, miring kiri, dengan panggul ditinggikan, lakukan terapi pada punggung kanan (Gbr 4.3 F)

  37. Untuk mendrainase lobus basal/ bawah, posisikan klien : • Berbaring pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada kanan dan kiri (Gbr 4.3 G)

  38. Berbaring pada posisi trendelenburg telungkup; lakukan terapi pada punggung kanan dan kiri (Gbr 4.3 H)

  39. Berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi trendelenburg ; lakukan terapi pada punggung (Gbr 4.3 I)

  40. Berbaring telungkup disertai terapipada punggung kanan dan kiri (Gbr 4.3 J)

  41. Untuk anak-anak

  42. Respon n tindakan Paroksisme Batuk • Biarkan Klien beristirahat • Laporkan ketika klien memerlukan terapi bronkodilator • Auskultasi area paru Hemoptisis • Hentikan terapi dan laporkan segera ke perawat lainnya • Ukur tanda-tanda vital • Pertahankan kepatenan jalan nafas

More Related