1 / 17

NURSE-CLIENT RELATIONSHIP

NURSE-CLIENT RELATIONSHIP. HUBUNGAN PERAWAT - KLIEN. = Nurse –Client Interaction Interaksi P-K = Nurse- Client relationship  Hubungan P-K = Therapeutic relationship  hubungan terapetik. = Hubungan interpersonal P-K Hubungan P-K adlah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses kep.

Download Presentation

NURSE-CLIENT RELATIONSHIP

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NURSE-CLIENT RELATIONSHIP

  2. HUBUNGAN PERAWAT - KLIEN = Nurse –Client Interaction Interaksi P-K = Nurse- Client relationship Hubungan P-K = Therapeutic relationship  hubungan terapetik. = Hubungan interpersonal P-K Hubungan P-K adlah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses kep. Pada saat P-K berinteraksi  kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan askep.

  3. Dalam hub. Itu perawat menggunakan pengeth komunikasiguna memfasilitasi hubungan yang efektif. Hubungan P-K ad/ hubungan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tujuan klien. Pada dasarnya hubungan P-K bersifat profesional yang diarahkan pada pencapaian tujuan.

  4. Hubungan P-K merupakan hubungan interpersonal  titik tolak saling memberi pengertian. Persolan mendasar adanya saling membutuhkan dimana terjadi komunikasi pribadi antara P-K dimana perawat membantu dan klien menerima bantuan. King : Hubungan P-K pengalaman belajar terjadi pada dua orang yang berinteraksi dalam hubungan masalah klien dan berusaha menyelesaikan.

  5. Terhadap hubungan : keduanya memberikan hasil positif  peningkaan pertumbuhan, kemampuan peningkatan diri, belajar, koping dan adaptasi. Dalam hubungan P-K memperoleh menggunakan pengalaman hidupnya, intelegnesi, nilai-nilai, keyakinan dan motivasi untuk melakukan perubahan. Perawat-Klien sistem unik yang bertemu menjalin hubungan. Hubungan p-K bukan hubungan sosial tetapi terapetik, berisfat personal, berfokus pada klien dan bertujuan

  6. Perbedaan Hubungan terapetik dg hubungan sosial : Hubungan terapetik : • Perawat dengan klien. • Bertujuan, berfokus pada klien, klien membutuhkan bantuan. • Perawat aktif mendengarkan dan memberi respon, sikap menerima, memahami, dan menyadarkan klien.

  7. Hubungan sosial ; • Terjadi setriap hari dalam bergaulan • Komunikasi bersifat dangkal dan tidak mempunyai tujuan • Banyak terjadi dalam pekerjaan, aktifitas sosial • Pembicaraan tidak terfokus, tetapi mengarah pada kebersamaan dan rasa senang • Dapatdirencana, tetapi juga tidakdirencanakan.

  8. Membangun trust (rasa percaya) : Hubungan P-K, layaknya hubungan ibu dengan anaknya  hubungan saling percaya. Perawat berupaya meyakinkan diri bahwa kehadirannya diperlukan, perawat mempunyai kemampuan membantu klien dalam menyelesaikan masalah. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa pasien tidak terbuka/kurang percaya pada perawat. perawat gagal meningkatkan partisipasi klien dalam askep. Faktor persepsi perawat memandang klien sekedar objek dan bukan subjek. Kesadaran diri perawat dalam situasihubungan.

  9. Konsisitensi dalam berhubungan, tidak cepat puas. Kerterandalan,dan kejujuran Sikap percaya pada perawat akan membantu memfasilitasi sikap percaya pada klien. Tahap hubungan P-K ; • Tahap orientasi : - Dimulai saat pertama kali berhubungan. - 5 ciri pokok : testing, building trust, identification of problems and goals, clarification of role, contract formation.

  10. Tujuan utama tahap orientasi  Membangun trust. 2.Tahap Bekerja : - menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan - Membangun suasana yg mendukung untuk proses berubah. 3. Tahap terminasi : -Penilaian perncapaian tujuan dan perpisahan. - terminasi disampikan sejak awal/tdk mendadak

  11. Terminasi direncanakan. Kesulitan mengakhiri hubungan • Perpisahan terjadi secara permanen  keduanya mengalami cemas, sedih, dan perasaan kehilangan • Reaksi klien  denial, penarikan diri, menolak untuk berkomunikasi. • Perawat bantu klien mengenal perasaannya tetang perpisahan, membantru memberi dukungan.

  12. Faktor mempengaruhi klien dalam berhubungan • Perbedaan perkembangan • Perbedaan budaya • Perbedaan gender • Gangguan pendengaran • Gangguan penglihatan • Dying :Komunikasi khusus. Kadang2 klien ketakutan,nyeri, tdk dapat berkomunikasi. Nada suara halus, lembut dan ruangan yang redup  meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan. Penting orang terdekat mendampingi Perawat tetap berkomunikasi walaupun pasien tdk sadar.

  13. Bahasa tubuh (Body Language): 1. Gerak tubuh 2. Ekspresi wajah 3. Pandangan terfokus 4. Postur tubuh 5. Jarak tubuh dan keterdekatan - 50 cm  intim - 50-150 cm  hubungan kurang intim - 150 – 350 cm  hubungan sosial - 350 cm  dihadapan orang banyak.

  14. 6. Sentuhan--. Interaksi  kontak fisik. (maakna sentuhan) 7. Pakaian  cara dan jenis pakaian, rambut perhiasan dan rias wajah  berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati, dan identitas diri.

  15. Kesimpulan : Kewajiban perawat memberikan askep kembangkan hubungan saling percaya  dibentuk dalam interaksi P-K. Hubungan dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan sosial. Hubungan P-K  sengaj dijalain, terfokus pada klien, bertujuan menyelesaikan masalah klien. 3 tahap interaksi yang dilalui. Dalam berhubungan banyak faktor yang perlu diperhatikan baik pada klien maupun perawat.

  16. Perawat profesional  bila mampu mencitakan hubungan terapetik dengan klien. Keikhlasan, empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien.

  17. SEKIAN Julianus Ake

More Related