1 / 60

TEKNIK PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMBUATAN PETA

TEKNIK PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMBUATAN PETA. Tatap Muka III. Teknik Pengumpulan Data untuk Pembuatan Peta. Terrestrial surveys Remote sensing (penginderaan jauh) Photogrammetrical survey Satellite data GPS data Keyboard entry Digitizing or scanning analogue maps

flower
Download Presentation

TEKNIK PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMBUATAN PETA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMBUATAN PETA Tatap Muka III

  2. Teknik Pengumpulan Data untuk Pembuatan Peta • Terrestrial surveys • Remote sensing (penginderaan jauh) • Photogrammetrical survey • Satellite data • GPS data • Keyboard entry • Digitizing or scanning analogue maps • Using existing boundary files

  3. Terrestrial surveys • Pengumpulan data diperoleh langsung dari pengukuran lapangan (terkait langsung dengan permukaan bumi) • Peralatan yang digunakan: theodolite, dirancang untuk pengukuran sudut, yaitu sudut horizontal dan sudut vertikal di mana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.

  4. Theodolite

  5. Remote Sensing (Inderaja) • Pengukuran atau perolehan data/informasi pada obyek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain jauh di atas obyek yang diindera

  6. Sejarah Inderaja (1) • Tahun 1862 Union Army mengambil foto dari balon udara untuk menganalisa pertahanan Richmond. • Awal tahun 1900-an kamera lebih kecil sehingga pengambilan foto dapat dilakukan dengan media layang-layang dan merpati. • Tahun 1909 Wilbur Wright, pertama kali mengambil foto dari pesawat terbang.

  7. Sejarah Inderaja (2) • Tahun 1920-an di Kanada foto udara mulai digunakan untuk keperluan pembuatan peta topografi dan sumber alam. • Tahun 1960-an mulai menggunakan satelit dan komputer. • Tahun 1972 AS meluncurkan satelit Earth ResourcesTechnollogy Satellite (ERTS-1 = Landsat 1) untuk mengumpulkan data sumber alam.

  8. Kelebihan Inderaja • Citra menggambarkan obyek dengan wujud dan letak yang mirip dengan keadaan sebenarnya, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, dan bersifat permanen. • Proses perekaman sangat cepat, dapat digunakan untuk memantau perubahan yang cepat. • Satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana

  9. Sistem Inderaja (1) • Sumber tenaga: tenaga elektromagnetik dari matahari. Tenaga elektromagnetik adalah paket elektrisitas dan magnetisme yang bergerak dengan kecepatan sinar pada frekuensi, panjang gelombang, dan jumlah tenaga tertentu. • Atmosfir, membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh.

  10. Sistem Inderaja (2) • Sensor, adalah alat yang dipasang pada wahana yang berfungsi sebagai alat perekam atau pemantau obyek di permukaan bumi yang sedang diteliti. Berdasarkan proses perekaman tenaga elektromagnetik yang diterima, dibedakan atas: • Sensor fotografi: direkam pada lapisan emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto. • Sensor elektronik: direkam pada pita magnetik.

  11. Inderaja

  12. Hasil Teknologi Inderaja • Citra (foto dan nonfoto), merupakan gambaran suatu obyek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik obyek yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya. • Noncitra: grafik, diagram, dan numerik.

  13. Resolusi dalam Inderaja • Resolusi Spasial: ukuran terkecil obyek yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor. • Resolusi Spektral: menunjukkan kerincian λ yang digunakan dalam perekaman obyek. • Resolusi Temporal: frekuensi perekaman ulang atas daerah yang sama. • Resolusi Radiometrik: kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal.

  14. Resolusi Spasial Citra (1) • Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi yang semakin rinci.

  15. Resolusi Spasial Citra (2) • Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi, sedang yang kurang baik dikatakan resolusi kasar atau rendah. • Resolusi spasial dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lapangan. • Pada citra digital, resolusi dinyatakan dalam meter per pixel.

  16. Pengolahan Citra • Pengolahancitraadalahprosesmemperbaikikualitascitra agar mudahdiinterpretasiolehmanusiaataukomputer. • Pengolahancitradiantaranyaadalah: • Pemberian koordinat citra (geocoding image) • Penajaman kontras warna (adjusting contrast) • Memperkecil ukuran file citra (compressing image)

  17. Interpretasi Citra (1) • Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya obyek tersebut • Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam penginderaan jauh karena tanpa mengenali obyek yang tergambar pada citra kita tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa terhadap citra tersebut

  18. Interpretasi Citra (1) • Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya obyek tersebut • Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam penginderaan jauh karena tanpa mengenali obyek yang tergambar pada citra kita tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa terhadap citra tersebut

  19. Interpretasi Citra (2) • Pengenalan identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra merupakan bagian pokok dari interpretasi citra. • Prinsip pengenalan identitas dan jenis obyek pada citra didasarkan pada karakteristik obyek dengan memperhatikan 8 unsur interpretasi, yaitu rona atau warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, letak atau situs, dan asosiasi kenampakan obyek

  20. Unsur Interpretasi Citra (1) • Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan keragaman warna dari kombinasi saluran/band citra, yaitu warna dasar biru, hijau, merah, dan kombinasi warna dasar seperti kuning, jingga, nila, ungu, dan warna lainnya

  21. Rona dan Warna

  22. Unsur Interpretasi Citra (2) • Bentuk adalah variabel kualitatif yang menguraikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek, misal: persegi, membulat, memanjang, dan bentuk lainnya. Bentuk juga menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci. Contoh: kenampakan pada citra pohon kelapa, sagu, nipah, enau berbentuk bintang; bangunan perkantoran mempunyai bentuk beraturan seperti huruf I, L, atau U; dan sebagainya.

  23. Bentuk

  24. Unsur Interpretasi Citra (3) • Ukuranmerupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Misal: ukuran rumah hunian relatif lebih kecil dibandingkan gudang dan pasar. • Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering dinyatakan dalam ujud kasar, halus, atau bercak-bercak. Misal: perairan bertekstur halus, daratan bertekstur kasar.

  25. Ukuran PERMUKIMAN PUSAT NIAGA

  26. Tekstur Daratan dan Perairan

  27. Unsur Interpretasi Citra (4) • Pola merupakan ciri obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan. Pola permukiman pedesaan biasanya tidak teratur tetapi ada hal yang dapat digunakan sebagai acuan seperti permukiman memanjang sepanjang jalan atau sungai. Perumahan yang dibangun oleh developer dikenali dengan polanya yang teratur.

  28. Pola Permukiman Pedesaan

  29. Unsur Interpretasi Citra (5) • Bayangan merupakan obyek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk obyeknya. • Situs merupakan hubungan antar obyek dalam satu lingkungan yang dapat menunjukkan obyek di sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain. Situs biasanya mencirikan suatu obyek secara tidak langsung.

  30. Bayangan

  31. Situs MANGROVE HUTAN

  32. Unsur Interpretasi Citra (6) • Asosiasi merupakan unsur antar obyek yang keterkaitan sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi obyek tertentu. Misal: sekolah merupakan asosiasi dari gedung sekolah dan halaman/lapangan untuk olah raga; stasiun kereta api merupakan asosiasi dari bangunan memanjang di tepi rel kereta api, tempat parkir kereta, tower air, dan kemungkinan bangunan bengkel kereta api.

  33. Asosiasi

  34. Global Positioning System (GPS) • Lengkapnya NAVSTAR GPS (Navigation Satellite and Ranging Global Positioning System), yaitu sistem radio navigasi dan penentuan posisi yang menggunakan satelit • Dirancang oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu dengan tingkat ketelitian yang tinggi

  35. Sejarah GPS • 1973  arsitektur GPS disetujui Dephan AS • 1978  peluncuran satelit pertama • 1994  mulai operasional Note: Selain Navstar GPS, ada Glonass (Global Navigation Satellite System) milik Rusia yang satelit pertamanya diluncurkan tahun 1982

  36. Sistem GPS • GPS dikelola dalam suatusistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama, yaitu: • Bagian angkasa (satelit) • Bagian pengontrol, • Bagian pemakai

  37. Prinsip Dasar PenentuanPosisi dengan GPS • perpotongan ke belakang dengan pengukuran jarak secarasimultan ke beberapa satelit GPS

  38. Satelit GPS (1) • Satelit GPS dianalogkan sebagai stasiun radio di angkasa yang dilengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini diterima oleh receiver GPS di permukaan bumi dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, maupun waktu.

  39. Satelit GPS (2) • Banyaknya satelit 24, menempati 6 bidang orbit • Setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dimana jarak antar satelit diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan probabilitas kenampakan paling tidak 4 satelit yang bergeometri baik dari setiap tempat di permukaan bumi pada setiap saat.

  40. Satelit GPS dalam Orbitnya

  41. Bagian Pengontrol • Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit yang berfungsi untuk: • Memonitordan mengontrol kelaikgunaan satelit-satelit GPS. • Menentukan orbit dari seluruh satelit GPS. • Stasiun kontrol tersebar di seluruhdunia, yaitu di Pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein, Hawai dan Colorado Springs.

  42. Sebaran Stasiun Kontrol

  43. Bagian Pengguna (Receiver GPS) • Menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. • Tipe alat receiver: • Navigasi/genggam: tingkat ketelitian 10 - 20 M • Pemetaan: tingkat ketelitian 1 - 5 M • Geodetik: tingkat ketelitian di bawah 1 M

More Related