html5-img
1 / 27

TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG

TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG. DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN ROBBI CAHYADI, ST, MT. Cilegon, Mei 2008. Permasalahan Transportasi Kota. “Ada Gula ada Semut” Tingginya jumlah penduduk akibat Tingkat Urbanisasi yang Tinggi Dampak Industrialisasi

ferris
Download Presentation

TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN ROBBI CAHYADI, ST, MT Cilegon, Mei 2008

  2. Permasalahan Transportasi Kota • “Ada Gula ada Semut” • Tingginya jumlah penduduk akibat Tingkat Urbanisasi yang Tinggi • Dampak Industrialisasi • Daya Tampung Kota

  3. Dampak Laju Urbanisasi • Semakin jauh rata – rata pergerakan manusia (lama perjalanan) : permukiman bergeser ke pinggiran kota, bekerja di pusat kota • Semakin banyak Wanita yang bekerja : pergerakan yang dilakukan KELUARGA semakin banyak • Semakin banyak Pelajar dan Mahasiswa : adanya pergerakan tambahan di Pusat Kota • Semakin banyak wisatawan

  4. Data Jumlah Penduduk Perkotaan di Indonesia

  5. PERKEMBANGAN JUMLAH KOTA BESAR DENGAN PENDUDUK > 1 JUTA JIWA • Tahun 1950 : JAKARTA • Tahun 1970 : JAKARTA, BANDUNG, SURABAYA • Tahun 1990 : JAKARTA, BDG, SURABAYA, MEDAN, SEMARANG, BOGOR, MAKASSAR, PALEMBANG • Tahun 2025 : ……………, CILEGON ???

  6. Data Jumlah Penduduk di Banten

  7. Sistem Transportasi Makro Sistem Kegiatan Sistem Jaringan Sistem Pergerakan Sistem Kelembagaan

  8. Sistem Transportasi Makro,Sistem Kelembagaan • Sistem Kegiatan : TATA GUNA LAHAN = Bappenas, Bappeda Prov, Bappeda Kota, Bappeda Kab. • Sistem Jaringan : SARANA (MODA) & PRASARANA TRANSPORTASI = Bina Marga (PU), Perhubungan • Sistem Pergerakan : REKAYASA LALU LINTAS = Perhubungan, Organda, Polantas, Masyarakat

  9. Hubungan Dasar Antara Sistem Kegiatan–Sistem Jaringan–Sistem Pergerakan • Aksesibilitas & Mobilitas • Bangkitan dan Tarikan Pergerakan • Sebaran Penduduk • Pemilihan Moda • Pemilihan Rute

  10. Bangkitan - Tarikan i j Pergerakan yang berasal dari ZONA i Pergerakan yang menuju ZONA j

  11. Kawasan Cilegon Saat ini (Establish) • Kawasan MERAK  Gerbang Masuk Pulau Jawa dari Pulau Sumatera • Pelabuhan Ciwandan (PELINDO) • Kawasan Industri : KIEC, Bojonegara, dll • Kawasan Wisata, Jasa, Perdagangan, dll

  12. Transportasi Cilegon di Masa Mendatang Harus dilihat secara REGIONAL dan NASIONAL

  13. Rencana Kawasan Ekonomi Khusus Bojonegara BOJONEGARA HARBOUR BOJONEGARA MERAK Lokasi SEZ TOL ROAD CILEGON

  14. SITE LAHAN K.E.K. BOJONEGARA KAWASAN HIJAU/LINDUNG 1.793 Ha PELABUHAN BOJONEGARA • Ketersediaan lahan untuk pengembangan Industri maupun perdagangan seluas 5.357 Ha di kec Bojonegara dan Puloampel (Surat Bupati Serang) • Cadangan lahan pengembangan seluas 1.327 Ha di Kramatwatu bag. utara (Surat Bupati Serang) yang telah disesuaikan dengan Tata Ruang Wilayah (RTRW) LAHAN BOJONEGARA 1.150 Ha KEC. P.AMPEL MARGAGIRI FERRY PORT KAWASAN BUDIDAYA PERTANIAN 1.665 Ha KEC. BOJONEGARA KAWASAN BUDIDAYA NON PERTANIAN 3.692 Ha KEC. JOMBANG CILEGON ZONA INDUSTRI DAN RANCANG BANGUN 1.327 Ha

  15. Malaysia Singapura SUMATERA Bojonegara Merak JALUR PELAYARAN INTERNASIONAL Cilegon HUBUNGAN REGIONAL KAWASAN EKONOMI BOJONEGARA

  16. RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA • TEKNIS : • Total Panjang : 29 KM • Lebar : 60 M • 2 x 3 lajur jalan mobil, double track KA di tengah, 2 x 1 jalur jalan motor • Lokasi 50 Km dari Gunung Krakatau dan di disain tahan terhadap pengaruh gempa / tsunami • Melintasi 3 pulau yaitu P. Prajurit, P. Sangiang, P. Ular • Terdiri dari 2 jembatan gantung berbentang ultra panjang yaitu 3,5 km dan 7 km, serta 3 jembatan konvensional berbentang 6 – 7,5 Km • BIAYA dan WAKTU : (estimasi) • Biaya studi dan jasa engineering USD 190 juta atau Rp. 1,8 trilyun • Biaya konstruksi USD 9.810 juta atau 90,2 trilyun • Total USD 10 milyar • Waktu pelaksanaan konstruksi 6-10 tahun P.Ular Anyer Bakauheni P.Sangiang P.Panjurit

  17. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH REGIONAL CILEGON DAN SERANG RAYA • JALAN TOL RUAS SERDANG-BOJONEGARA ( 14,5 KM) PERSIAPAN TENDER • PENINGKATAN KAPASITAS JALAN CINCIN PANTAI UTARA BOJONEGARA-SERANG-TANGERANG. • PELEBARAN JALAN SERDANG – BOJONEGARA – MERAK MENJADI 4/2 D SEPANJANG 35 KM • PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN CILEGON • PENINGKATAN STATUS JALAN KOTA MENJADI JALAN PROVINSI PADA TAHUN 2011 UNTUK JALAN – JALAN LINTAS KAB/KOTA • PEMBANGUNAN JALAN CINCIN BARAT CILEGON – ANYER – PASAURAN • PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN TAKTAKAN – GN. SARI - ANYER

  18. Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan Jalan Nasional Serdang – Bojonegara – Merak (34,85 Km) Rencana Jalan Tol Serdang – Bojonegara (15,96 Km) Jalan Tol Tangerang - Merak Jalan Provinsi Cincin Utara : Terate – Dadap/Batas DKI (88,60 Km) Jalan Nasional Cilegon – Pasauran (Cincin Barat) Jalan Nasional Serang - Cilegon Jalan Lingkar Selatan Cilegon

  19. Transport Demand Management (TDM) atau Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT). Predict and Provide “Ramal dan Sediakan” Pendekatan Konvensional Predict and Prevent “Ramal dan Cegah” Pendekatan Baru

  20. Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi • Kembalikan Kapasitas Jalan • Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas : Perbaikan persimpangan, Prioritas angkutan umum, Kebijakan Perparkiran, dll • Peningkatan Kapasitas Jalan (Aternatif terakhir) : Pembangunan baru, Pelebaran, Pembangunan Simpag Tidak Sebidang, dll

  21. Transport Demand Management (TDM) atau Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT). Batasan Lingkungan KT1 PT1 PT1 KT2 PT2 KT0 PT0 PT0 Pendekatan Konvensional Pendekatan MKT

  22. Konsep MKT

  23. Konsep MKT Pergeseran Waktu • Strategi pemisahan jam masuk kerja pegawai dan jam sekolah : usaha ini dilakukan untuk menghindari jam puncak dengan melakukan pergerakan lebih awal atau setelah jam sibuk. • Pembatasan waktu pergerakan untuk angkutan barang

  24. Konsep MKT Pergeseran Lokasi /Rute • Kebijakan road pricing dan three in one. • Penetapan rute angkutan barang, rute khusus angkutan umum, dll

  25. Konsep MKT Pergeseran Lokasi /Rute • Mobil antar jemput : dapat berupa kebijakan mobil bus antar jemput untuk anak sekolah, karyawan swasta atau PNS. • Kebijakan peningkatan pelayanan angkutan umum • Kebijakan konversi angkutan kota menjadi bus. Misalkan 5 unit angkutan kota dikonversi menjadi 1 unit bus 3/4 untuk mengurangi jumlah kendaraan yang bergerak dijalan. • Perbaikan fasilitas pejalan kaki • Pergeseran moda transportasi ke telekomunikasi : Kebutuhan yang bersifat informasi dan jasa dapat dipenuhi tanpa harus melakukan pergerakan, cukup menggunakan teknologi seperti mobile telephone atau e-mail

  26. Konsep MKT Pergeseran Lokasi Tujuan • Penetapan rencana tata ruang yang mengatur penyebaran pusat – pusat kegiatan sehingga pergerakan yang terjadi akan tersebar juga. • Rayonisasi sekolah (SD, SMP dan SMA) yang mengatur penduduk untuk tidak bersekolah diwilayah yang jauh dari lokasi rumahnya. Rayonisasi dilakukan agar setiap penduduk yang berniat sekolah agar tidak bersekolah diluar rayon yang ditentukan

  27. THE END

More Related