1 / 10

Ilmu Jarh wa ta’dil dan Urgensinya

Ilmu Jarh wa ta’dil dan Urgensinya. A. Pengertian.

fancy
Download Presentation

Ilmu Jarh wa ta’dil dan Urgensinya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IlmuJarhwata’dildanUrgensinya

  2. A. Pengertian • Secarabahasa, al-jarhmerupakanmasdardarikatajaraha – yajrahu yang berartiakibatataubekaslukapadatubuhdisebabkanolehsenjata. Luka yang dimaksuddapatberkaitandenganfisik, misalnyalukaterkenasenjatatajam, atauberkaitandengan non fisikmisalnyalukahatikarenakata-katakasar yang dilontarkanseseorang • Secaraistilahilmuhadis, kata al-jarhberartitampakjelasnyasifatpribadiataukeadaanseorangrawi yang tidakadildanmenyebabkangugurnyaataulemahnyariwayat yang disampaikan. Kata al-tajrihmenurutistilahberartipengungkapankeadaanperiwayattentangsifat-sifatnya yang tercela yang menyebabkanlemahnyaatautertolaknyariwayatolehperiwayattersebut

  3. At Ta’dil • Adapunkatata’dilberasaldarikata ‘addala, yang berartimengemukakansifat-sifatadil yang dimilikiseseorang. • ilmu al-jarhwata’dilialahilmu yang mempelajaritentangetikadanaturandalammenilaicacat (kritik: al-jarh) dansekaligusmengungkapdanmemberirekomendasipositifatas (kesalehan: al-ta’dil) terhadapseorangrawimelaluilafadz-lafadzpenilaian yang tertentu, jugauntukmengetahuitingkatanlafadz-lafadztersebut (Abdurrahman Al-Mu’allimi Al-Yamani)

  4. JarhwaTa’dil • Padaprinsipnya, ilmujarhwata’diladalahbentuk lain dariupayauntukmenelitikualitashadisbisaditerima (maqbul) atauditolak (mardud). Adapun yang menjadiobjekpenelitiansuatuhadisselalumengarahpadaduahalpenting, yang pertamaberkaitandengansanad/rawi (rangkaian yang menyampaikan) hadis, dankeduaberkaitandenganmatan (redaksi) hadis

  5. bahwakesulitanpenelitianmatandisebabkanolehbeberapafaktor, yakni: • Adanyaperiwayatansecaramakna • Adanyaberagampendekatan • Sulitnyamelacaklatarbelakangasbab al-wurudhadis • Adanyakandunganpetunjukhadis yang berkaitandenganhal-hal yang berdimensi “supra rasional” • Sulitnyamendapatkitab-kitabkhusustentangpenelitianmatanhadis

  6. TujuanPenelitianSanaddanMatan • untukmengetahuikualitashadis. Kualitashadissangatperludiketahuidalamhubungannyadenganke-hujjah-an hadis yang bersangkutan. Hadis yang kualitasnyatidakmemenuhisyarattidakdapatdigunakansebagaihujjah • Penelitianhadismencakuppenelitiansanaddanmatan. Dalampenelitiansanad, padadasarnya yang ditelitiadalahkualitaspribadidankapasitasintelektualparaperiwayat yang terlibatdalamsanad, disampingmetodeperiwayatan yang digunakanolehmasing-masingperiwayatitu

  7. Landasantentangbolehnya Men-Jarh • Haiorang-orang yang beriman, jikadatangkepadamuorangFasikmembawasuatuberita, makaperiksalahdenganteliti agar kamutidakmenimpakansuatumusibahkepadasuatukaumtanpamengetahuikeadaannya yang menyebabkankamumenyesalatasperbuatanmuitu. نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَ فَرُبَّ مُبَلِّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ “Semoga Allah mencerahkanwajahorang yang mendengarsesuatudarikami, kemudiandiamenyampaikan (kepadaorang lain) sebagaimana yang diadengar. Bisajadiorang yang diberikabardarinyalebihpahamdaridia (yang mendengarlangsung). ”

  8. Denganmengacupadaayatdanhadisdiatas, secarategasmenganjurkantentangwajibnyatabayyundantasabbut (menelitikebenaranberita) dariseseorang yang fasik. Anjurannyaadalahkecermatandanketelitianmenerimasuatuberita. Apalagidariorang yang belumdikenalsosio-historisnyaataubelumdikenalterpercaya (siqah). Padakasusperiwayatanhadis, disampingtabayyundantasabutataske-siqah-an, diperlukanjugapenilaianterhadapkapabilitasdalamkuatnyahafalan (dhabith).

  9. Mengomentariduadalil di atas, Al-NawawidalamSyarhShahih Muslim mengatakan: bahwa al-jarh (kritik) terhadappararawi yang menukilkansuatuberitaatauriwayatadalahboleh. Bahkanwajib, berdasarkankesepakatanparaulamakarenaadanyakebutuhanmendesakdanmemangmengharuskanuntukdikritik demi membangundanmelindungisyariat.

  10. SyaratPenjarihdanmuta’addil • Taqwa • Wara • Jujur • MenghindariFanatismeGolongan • MemahamikaidahJarhwata’qil

More Related