1 / 15

Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Modul ke 3

Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Modul ke 3. ANALISIS PENENTU KEGIATAN EKONOMI DAN PENDAPATAN NASIONAL. Dosen Pengampu Mata Kuliah : SAMSUL ARIFIN, SE, MSE ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FE - UNTIRTA. Teori Ekonomi Klasik.

emlyn
Download Presentation

Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Modul ke 3

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PengantarIlmuEkonomiMakroModulke3 ANALISIS PENENTU KEGIATAN EKONOMI DAN PENDAPATAN NASIONAL DosenPengampu Mata Kuliah : SAMSUL ARIFIN, SE, MSE ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FE - UNTIRTA

  2. Teori Ekonomi Klasik • Dasar filsafat; perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) adalah self-regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam perekonomian. • Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini adalah; • Berlakunya hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own demand,” • Anggapan bahwa semua harga fleksibel

  3. Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena apabila harga-harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke tingkat semua (yaitu full employment). Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan masyarakat. Di Pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat hargapun naik. Teori Ekonomi Klasik (lanjutan) F Upah (W) S W1 W2 D1 D2 0 Jml Pekerja NU NF MS = MD = kP.Q MS = Penawaran Uang (Kebijakan Moneter) MD = Permintaan Uang K = Konstanta P = Harga Umum Q = GDP

  4. TeoriEkonomiKlasik (lanjutan) • Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. • Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. • Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui: • Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau • Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas. Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.

  5. Teori Ekonomi Keynes • Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi “Full Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. • Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. • Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.

  6. Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan) • Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi “Full Employment”-nya. • “Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun. Barang dan jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksikan dalam tahun tersebut (barang bekas atau barang yang diproduksikan tahun-tahun sebelumnya atau barang yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja dan faktor produksi lain, tidak termasuk dalam pengertian “barang dan jasa” dimaksud disini). • Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur: • Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C) • Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I) • Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi. Z = C + I + G

  7. Teori Ekonomi Keynes (Lanjutan) • Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda. Pengeluaran konsumsi tergantung pada pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga dan kecenderungan berkonsumsinya (propincity to consume). Pengeluaran investasi ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal efficiency of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran pemerintah ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori makro dianggap “eksogen”. • Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp. 1 maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari Rp. 1. pelipat atau multiplier ini tergantung pada besarnya marginal propensity to consume.

  8. Proses Produksi dan Pendapatan Masyarakat Proses Produksi Penghasilan Rumah tangga (Y) Ditabung (S) Dibelanjakan di Pasar Barang (C) M e r e n c a n a k a n P r o d u k s i Supply Barang & Jasa (Q) Pasar Barang Melihat situasi pasar Produsen Y = Q ; Y = C + S ; Q > C

  9. Bentuk umum fungsi konsumsi; C = besarnya konsumsi a = konstanta MPC = hasrat konsumsi (∆C/∆Y) Y = Pendapatan Fungsi saving diperoleh; Y = C + S S = Y – C = Y – (a + MPC.Y) S = besarnya saving MPS = hasrat saving (∆S/∆Y) 1 – MPC Fungsi Konsumsi, Saving C, S C = a + MPC.Y C = a + MPC.Y MPC = ∆C/∆Y S = -a + (1 – MPC.Y a } 0 -a } Y S = -a + (1 – MPC).Y MPC = Marginal Propincity to Consume MPS = Marginal Propincity to Save

  10. Fungsi Investasi • Variabel ekonomi ini ditentukan oleh tingkat bunga dan marginal effisiency of capital (MEC)/hasrat investasi. • Bila MEC < tingkat bunga, maka Invesatasi tidak dilaksanakan; • Bila MEC > tingkat bunga, maka Investasi dilaksanakan Tingkat Bunga (r) r S 5% 4% 3% 2% MEC MEC 100 200 300 400 0 0 I Investasi (I)

  11. Konsep Pelipat (Multiplier) • Multiplier adalah angka pengganda dari suatu variabel untuk menghasilkan besarnya perubahan variabel pendapatan nasional (permintaan agregat). • Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi ∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I. • Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan permintaan agregat (∆Z ) sebesar Bab II Teori Ekonomi Klasik & Keynes Muh. Yunanto (2007) Halaman 11

  12. Bekerjanya angka pengganda: Multiplier Effect Z (C + I + G) + ∆I 1150 ∆Z = 200 C + I + G 950 C = 100 + 0,8Y 230 190 100 50 I 40 G 0 Y 950 1150 500 ∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390

  13. Keseimbangan Pasar Barang(Keynes) P Z B Z1 L ∆I K A Z0 S R Z1 Z0 0 Y0 Y1 Y 0 M T Q

  14. Keseimbangan Pasar Barang(Keynes) Lanjutan… S P P S Z1 Z1 P S Z0 Z0 0 0 Q Q Gambar B Gambar A Z1 Z0 0 Q Gambar C

  15. TERIMA KASIH SERANG, ………………….2010 SAMPAI KETEMU DIPEMBAHASAN pandanganteoripenentukegiatanekonomi

More Related