E N D
Madq University Press ' 'r*1* * -t: . lrr*li''.,..,r' &,
BAHAN GALIAN INDUSTRI Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc.' PhD. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
KATA PENGANTAR Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, antara lain disebutkan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalqh pokok-pokok kemakmuran ralqtat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran ralqtat. Kekayaan alam yang dimaksudkan di atas adalah sumber daya mineral yang salah satunya adalah Bahan Galian Industri. Secara keseluruhan Indonesia memiliki Bahan Galian Industri dalam jumlah dan variasi yang cukup melimpah, tetapi secara setempat-setempat pada umum- nya sangat terbatas. Oleh sebab itu pemberdayaan Bahan Galian Industri yang paling sesuai, diusahakan oleh rakyat, dan dapat diusa- hakan dengan teknologi sederhana. Buku ini disusun dari berbagai pustaka dan hasil penelitian serta pengalaman lapangan, diramu dan dikemas secara praktis dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah ilmiah. Buku ini terdiri dari sebelas Bab dengan urutan Bab I-I[ membahas tentang Pendahuluan; Perusa- haan Pertambangan; Teknik Eksplorasi dan Eksploitasi; Bab IV-IX membahas tentang Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuarl sedimen, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung api, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam dan ultra basa, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses ubahan hidrothermal dan Bahan Galian lndustri yang berkaitan dengan batuan malihan, Bab X meng- uraikan tentang Keselamatan Keq'a yang perlu mendapat perhatian oleh semua pelaku industri, diakhiri dengan Bab XI yang membahas tentang Strategi Pengelolaan Sumber Daya Mineral. Dari uraian singkat tersebut, memberi gambaran bahwa buku ini Hak Penerbitan @ 2009 GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS P.O. Box 14, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 E-mail : gmupress@ugm.ac.id Homepage : http://www.gmup.ugm.ac.id Cetakan portama Cetakan kedua Cetakan ketlga Maret 1998 September 20M Maret 2009 Dilarang mengulip dan memperbanyak tanpa izin teftulis dari penerbil, sobarTrrrr atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, plr<ttoprint, microfilm dan sebagainya. 1499.10.03.09 Diterbitkan dan dicetak oleh: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS Anggota IKAPI 081'1171,-C2E lsBN 979420-449-8
vt tidak hanya dapat dipergunakan oreh mereka yang menaruh minat tentang Ilmu geologi tetapi juga dapat dirrpnfaaikari oreh masyarakat yang ingin memberdayakan Bahan Galian Industri sebagai komoaitas ekonomi. Semoga apa yang diuraikan dalam buku ini bermanfaat. DAFTAR ISI Yogyakarta, September I 99g KATA PENGANTAR Penyusun vii DAF-TAR ISI xii xiii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN 1. Sumber Daya Mineral ................ 2. Sumber Daya (Resource) dan Cadangan (Re- serve) 3. Menghitung Cadangan ............... I 2 5 BAB II. PERUSAHAAN PERTAMBANGAN 1. Kuasa Pertambangan (KP) 2. Persyaratan dan Prosedur Permohonan KP ........ 8 3. Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertam- bangan 4. Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD) 5. Persyaratan dan Prosedur Permohonan SIPD .... l3 6. Proscdur Pennohonan SIPD ......... 7. Pengendulian dan Pengawasan Usaha Pertam- - bangan TEKNIK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI l. Teknik Eksplorasi 2. Kualitas Contoh Batuan 3. Tcknik Ekploitasi -1. Peledakan .............. 7 I I 12 14 15 BAB III. 16 18 26 28
viii 1X l0.Andesit dan basalt I l.Pasir gunung api 5. Pengolahan Bahan Galian Industri 6. Pemasaran 34 36 135 140 BAB IV. BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITAN DENGAN BATUAN SEDIMEN A. SUBKELOMPOK A 1. Batu gamping 2. Dolomit 3. Kalsit 4. Marmer 5. Oniks 6. Fosfat BAB VI BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITAN DENGAN INTRUSI PLUTONIK BATUAN ASAM DAN ULTRA BASA 1. Granit dan Granodiorit 2. Gabro dan Peridotit ................ 3. A1kali Felspar 4. Bauksit 5. Mika 6. Asbes 38 55 57 59 62 63 148 150 t52 152 1s5 157 65 67 BAB VII BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITAN DENGAN ENDAPAN RESIDU DAN ENDAPAN LETAKAN l. Lempung 2. Pasir Kuarsa 3. Intan 4. Kaolin 5. Zirkon 6. Korundum 7. Kelompok Kalsedon 8. Kuarsa Kristal 9. Sirtu BAB VIIIBAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT- AN DENGAN PROSES UBAHAN HIDROTHER- MAL 1. Barit 2. Gipsum 3. Kaolin 4. Talk 5. Magnesit ............... B. SUBKELOMPOK B 1. Bentonit 2. Ball clay dan Bond clay 3. Fire clay ........... 4. Zeolit 5. Diatomea ............... 6. Yodium 7. Mangan 8. Feldspar BAB V BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITAN DENGAN BATUAN GLTNLTNG API l. Obsidian 2. Perlit 3. Pumice 4. Tras 5. Belerang 6. Trakhit 7. Kayu terkersikan 8. Opal 9. Kalscdon 72 19 82 83 9r 93 95 103 160 170 178 185 192 r93 195 198 201 109 ll1 113 116 t22 t27 203 205 206 206 207 209 128 130 132 6. Pirofilit
xl 2tt 215 217 Pemindahan Kuasa Pertambangan .................... 251. Hubungan Kuasa Pertambangan dengan Hak Tanah Pemilik Bahan Galian Batasan Pertambangan Rakyat Macam Bahan Galian yang Diusahakan .......... 259 Kuasa (Izin) Pertambangan Yang Melakukan Penambangan Bentuk Usaha Pertambangan ............... Tujuan Adanya Pertambangan Rakyat Pungutan Negara Berkaitan dengan Kuasa Pertambangan ............... Toseki 8. 9. 7. 8. 9. Oker Tawas 257 258 258 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT. AN DENGAN BATUAN MALIHAN l. Kalsit 2. Marmer 3. Batu Sabak 4. Kuarsit 5. Grafit 6. Mika 7. Wolastonit BAB IX. 219 220 220 222 223 224 226 ...............:......,.,-,.... 259 259 259 260 260 DAFTAR PUSTAKA 262 BAB X. KESELAMATAN KERIA l. Kecelakaan Akibat Kerja dan Pencegahannya .. 2. Statistik Kecelakaan Kerja ......... 3. Peraturan Perundangan Dibidang Keselamatan Kerja ......... 4. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran 5. Pesawat/Pembangkit Uap ............ 6. Pengamanan Mesin dan Alat Mekanik 7. Bahan Berbahaya dan Keselamatan Kerja ......... 8. Alat-alat Tangan 9. Aneka Pendekatan Keselamatan lain ................... STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MINERAL l. Penggolongan Bahan Galian 2. Usaha Pertambangan Bahan Galian 3. Pengusaha Pertambangan Bahan Galian 4. Kuasa Pertambangan ............... -5. Bentuk Kuasa Pertambangan ............... 6. Isi Kuasa Pertambangan ............... 7. Peranan Gubernur/Kepala Daerah Dati I-pro- pinsi .......... 228 230 231 232 237 239 241 24s 247 BAB XI. 25t )\) 253 253 254 255 255
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Ukuran dan jumlah agregat pada pengujian keta- hanan terhadap pelapukan Susunan gradasi agregat yang diuji dan jumlah bola baja ........... Tujuan dan sistem pengolahan bahan galian industri Tatanama batugamping sesuai dengan kadar mag- nesium Tabel 1. Gambar 1. Bagan alir kegiatan pada kuari andesit Gambar 2. Bagan alir pengolahan gipsum Gambar 3. Bagan alir pengolahan butir bentonit Gambar 4. Bagan alir pengolahan mineral zeolit ........ Gambar 5. Bagan alir pengolahan feldspar Gambar 6. Bagan alir pengolahan tras ..................... 28 23 70 Tabel2. 78 24 Tabel 3. 86 35 Tabel 4. 107 t2t t24 40 Tabel 5. Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan di Amerika Serikat Species zeolityangumum didapatkan dalam batuan . Persyaratan bijih mangan untuk batere kering Standart komposisi kimia Tras Sifat fisik breksi pumice, bata merah dan batako ....... Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca ..... Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api Spesifi kasi pasir kuarsa untuk pengecoran .................. Derajat kejernihan intan ........... Wama dan kejernihan intan Sifat bahaya kebakaran beberapa bahan yang dipakai dalam industri Klasifikasi bahan-bahan yang dapat meledak menu- rut kecepatan naiknya tekanan 47 Gambar 8. Bagan alir proses pengolahan bongkah ande- sit/basalt menjadi ukuran sesuai dengan keperluan Gambar 9. Bagan alir pengolahan batuapung .............. Tabel 6. TabelT. 84 139 100 tt6 t44 146 Tabel 8. Gambar 10. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa 175 Tabel 9. Tabel 10. Gambar 1 1. Bagan alir proses pengolahan kaolin secara umum r89 176 t77 t78 Tabel 11. Gambar l2.Bagan alir pengolahan kaolin untuk pengisi 190 Tabel 12 Tabel 13. 183 t84 Tabel 14. Tabel 15. 233 Tabel 16. 235
BAB I PBNDAHULUAN 1. SUMBER DAYA MINERAL Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pemben- tukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi. Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian. Betapa pentingnya kedudukan bahan galian di Indonesia maka melalui Peraturan Pernerintah No. 27 tahun 1980. Pemerintah Republik Indonesia membagi bahan galian menjadi 3 golongan yaitu: o Bahan galian strategis disebut pula sebagai bahan galian golongan A terdiri dari: minyak bumi, bitumen cair, lilin bek-u, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thoriurn bahan galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, timah. o Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B. terdiri dari: besi, mangaan, molibden, khrom, wolfram, vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, ytriunt, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriotit, fluorspar, barit, yodium, brom, khlor, belerang. . Bahan galian non strategis dan non vital, disebut pula sebagai bagan galian golongan C. Terdiri. dari: nitrat, nitrit, fbsfat, garam batu (halit), asbes, talk. mika. grafit. magnesit, yarosit. leusit, tawas (alum), oker, batu pemata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kao- lin. feldspar, gipsum, bentonit. tanah diatomea. tanah serap (fuLler
2 3 earth'), batu apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu kapur, doiomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepan- jang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertam- bangan. Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis t;rmasuk dalam bahan galian golongan yang lain. Secara geologi bahan galian industri terdapat dalam ketiga jenis batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf, mulai dari yang berumur Pra Tersier sampai Kuarter. Bahan bangunan alam tidak lain adalah bahan galian industri yang belum diientuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Bahan galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan galian industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat rulis, barang pecah belah sampai kreasi seni dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui rekayasa teknik. a. Sumber Daya (Resource) Dikenal dua istilah yaitu Sumber Daya yang diketahui (identified resource') dan Sumber Daya yang belum ditemukan (wtdiscot,ered resource). Disamping itu dikenal pula istilah: o Sumber Daya Tingkat Spekulatif (Speculutive Resource) Adalah potensi sumber daya bahan galian yang mungkin dapat diproduksi dari suatu daerah prospek bahan galian dimana data yang dijadikan dasar perhitungan terutama mengacu pada hasil stucli pustaka dan penelitian lapangan sepintas (rer:ognii.e). . Sumber Daya Tingkat Hipotetis (HypotheticaL Resource) Adalah potensi sumber daya bahan galian yang mungkin dapat diproduksi dari suatu daerah prospek bahan galian dimana data yang dijadikan dasar adalah tinjauan lapangan secara regional serta hasil analisa laboratorium. Dengan demikian maka sumber daya tingkat spekulatif merupakan tingkat perhitungan yang relatif sangat kasar dibandingkan dengan sumber daya tingkat hiporetis. b. Cadangan (Reserve) Mengacu pada klasifikasi hasil Koordinasi Teknis Neraca Sumber Daya Alam Nasional (1991), Cadangan (Resente) dibedakan menjadi: o Cadangan Hipotetik (Hypothetir:al Resen,e) Adalah cadangan suatu bahan galian yang bersifat deduktif/ dugaan dari kemungkinan faktor-faktor geologi yang mengontrolnya atau dugaan dari hasil penyelidikan arvaVtinjau. Tingkat keyakinan cadangan sebesar (10-15)7o dari total cadangan yang diduga. o Cadangan Tereka (Probable Reserve) Adalah caclangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkan atas tinjauan lapangan dengan tingkat keyakinan cadangan (20-30)Ea dari total cadangan yang ada . Cadangan Terindikasi (lndicated Resente) Adalah cadangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkan atas penelitian lapangan dan hasil analisa laboratorium dengan tingkat keyakinan cadangan (50-60)Vo dari total cadangan yang 2. SUMBER DAYA (RESOURCE) DAN CADANGAN (RESERVE) Di Indonesia cukup banyak terdapat batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf yang berumur Pra Tersier sampai Kuarter. Sebagai akibat proses geologi yang telah berlangsung jutaan tahun secara kese- luruhan menghasilkan macafi) dan jumlah bahan galian industri yang cukup banyak, namun secara setempat-setempat mempunyai jumlah yang mungkin sangat terbatas. Untuk mengetahui kualitas suatu bahan galian dikenal istilah sumberdaya ( Re source ) dan Cadangan ( Re se n,e ).
4 5 terindikasi. o Cadangan Terukur (Measured Reserve) Adalah cadangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkan atas penelitian lapangan secara sistematis dan hasil analisa labora- torium dengan tingkat keyakinan cadangan (80-85)Vo dari total cadangan yang ada. Disamping istilah tersebut di atas didalam perhitungan cadang- an suatu bahan galian dikenal pula: . Cadangan Ditempat (ln Place/Geologicctl Reserve/Reserve Base) Adalah jumlah bahan galian yang sebenarnya terdapat di bawah tanah yang telah dihitung melalui persyaratan ekonomi pertambangan dalam kondisi tertentu. Dalam kegiatan penambangan komersial cadangan ditempat selanjutnya dievaluasi untuk memperhitungkan berapa sebenamya jurnlah bahan galian yang dapat dimanfaatkan melalui operasi penambangan. Dalam hal ini dikenal istilah Cadangan dapat ditambang. o Cadangan Dapat Ditambang (Recoverable Resen,e) Adalah jumlah cadangan bahan galian yang diharapkan akan dapat ditambang dengan menggunakan teknologi pada saat perhitungan. Cadangan dapat ditambang dalam metode tambang blka (open cut mining) pada umumnya diperhitungkan lebih dari 907o dari cadangan ditempat, tetapi dalam lingkungan tambang dalam (underground mining) khususnya yang cukup dalam pada umumnya diperhitungkan faktor perolehan kurang dari 60Vc. Kondisi struktur endapan, metoda penambangan memegang peranan penting dalam menentukan faktor pembatas bagi bahan galian yang mempunyai afti ekonomi. Angka prosentase tersebut sangat mungkin bersifat lokal, diperoleh dari pengalaman operasi tambang dan hanya berlaku untuk bahan galian yang bersangkutan. o Cadangan Dapat Dijual (SaleabLe Reserue) Apabila bahan galian dari hasil tambang dapat dijual tanpa mengalami benefisiasi/peningkatan mutu seperti pencucian, pemilah- an dan sebagainya seluruh perolehan tambang tersebut seluruhnya akan dapat dijual. Tetapi apabila hasil tambang tersebut terlalu kotor dan perlu dibenefiasi untuk memenuhi permintaan pasar. maka jumlah bahan galian yang akan dapat dijual di kurangi oleh faktor benefisiasi. Faktor ini sebagian ditentukan oleh kualitas bahan galian itu sendiri dan sebagian oleh spesifikasi bahan galian yang akan dijual sesuai dengan permintaan pembeli. Bilamana data pencucian dan spesifikasi sudah dapat ditentukan maka akan dapat diperkirakan besarnya cadangan dapat dijual (Saleable Reserve) yang menyatakan nilai ekonomis sebenarnya dari endapan bahan galian tersebut. 3. MENGHITUNG CADANGAN Memperhitungkan Sumber Daya atau Cadangan bahan galian industri sangat sederhana dibandingkan dengan bahan galian yang lain. Hal ini pada dasamya disebabkan oleh kesederhanaan geometri endapan bahan galian tersebut terutama yang telah dideliniasi oleh kegiatan eksplorasi. Evaluasi Sumber Daya atau Cadangan bahan galian industri dalam lingkup Pengelolaan Sumber Daya (Resource Management) memerlukan tindak tambahan sehubungan dengan ketelitian pelaporan eksplorasi. Penilaian suatu cadangan bahan galian industri dapat dilakukan dengan beberapa metoda sesuai dengan tingkat eksplorasinya sepefti metode poligon, esopah, penampang melintang atau metode geometri lainnya. Dengan metode tersebut atau metode konvensional lainnya dianggap bahwa ketebalan lapisan bahan galian industri yang bersangkutan dapat diikuti dan diketahui dari singkapan yang ada. Karena kesederhanaan geometri endapan bahan galian tersebut, ditunjang dapat diamati dilapangan biasanya metode konvensional tersebut cukup dapat diterima. Catatan: Data planimeter ditetapkan untuk perhitungan cadangan bahan galian dari data permukaan (peta geologi). Asumsinya adalah bahwa volurne cadangan diperhitungkan sebagai hasil perkalian antara kelas dua bidang pembatas yang saling sejajar (yang merupakan manifestasi
6 interval garis kontur). Tubuh bahan galtan dianggap sebagai bukit, yang terdiri atas bentuk prisma terpancung/bentuk piramid/bentuk kerucut. Rumusan pri sma terpancung Y =1l2xHx(A+B) V = volume (mr) H - jarak (selisih) dua bidang pembatas (m) A = luas biclang kontur bawah (mr) B = luas bidang kontur atas (rnr) BAB II PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Rumusan piramid/kerucut V=l/3HxA V, H dan A identik keterangan diatas Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33, Ayat (3) dise- butkan, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Di dalam pasal tersebut tersirat didalam kekaya- an alam salah satu di antaranya adalah bahan galian industri. Agar semua bahan galian tersebut di atas memberi manfaat sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan penambangan bahan galian tidak terkecuali juga bahan galian industri akan mengubah keadaan lingkungan. Oleh karenanya semua kegiatan yang berkaitan wajib diusahakan secara benar dan memper- hatikan keseimbangan alam yang dilaksanakan dengan sadar dan tidak perlu pengawasan. Berkaitan dengan hal tersebut seorang pengusaha bahan galian diwajibkan untuk memahami dan melaksanakan konsep- konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam (Resource Management). Untuk mewujudkan hal tersebut telah diatur pengusahaan pertambangan bahan galian golongan A dan B yang diatur dalam bentuk Kuasa Pertambangan (KP) sedang untuk bahan galian golong- an C dalam bentuk Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD). Parameter A, B dan H dapat dihitung dari peta topografi sedang H merupakan beda tinggi (elevasi) dari bidang A ke bidang B, luas bidang A dan B dihitung dengan cara planimeter. Rumusan perhitungan cara planimeter A =(P-Q)x(m/n)2xUu A = luas kontur (m2) P = pembacaan akhir pada planimeter Q - pembacaan awal pada planimeter m = skala peta-peta topografi n = skala planimeter (ditetapkan) Ua = unit area, merupakan konstante I. KUASA PERTAMBANGAN (KP) Dikenal 6 jenis KP yaitu KP Penyelidikan Umum, KP Eksplo- rasi, KP Eksploitasi, KP Pengolahan dan Pemurnian, KP Pengangkut- an dan KP Penjualan. Kuasa Pertambangan dapat diberikan kepada:
8 9 o Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Pertambangan o Perusahaan Negara o Perusahaan Daerah o Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daerah o Koperasi o Badan atau Perseorangan Swasta yang memenuhi syarat o Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan atau daerah dengan koperasi dan atau badan/perseorangan swasta yang meme- nuhi syarat-syarat o Pertambangan Rakyat. Perlu diketahui bahwa bahan galian golongan A pada hakekat- nya hanya dapat diusahakan oleh Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Pertambangan dan Energi dan Perusahaan Negara. Selain itu dapat pula diusahakan oleh swasta maupun Pertambangan Rakyat dengan syarat tertentu seperti telah diatur dalam Undang- Undang No. I I tahun 1967, pasal 7 dan pasal 8. a. Persyaratan Permohonan KP Persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon dalam. surat permohonan KP adalah sebagai berikut: o Surat permohonan bagi perusahaan harus diajukan di atas kop surat perusahaan pemohon dengan dibubuhi materai tempel dan bagi perorangan diajukan di atas kertas bermaterai dengan ketentuan yang berlaku. o Peta bagan/wilayah yang dimohon dengan skala 1:50.000 untuk Pulau Jawa dan Pulau Bali, atau skala l:250.000 di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali. o Surat Jaminan Bank dari Bank Pemerintah sesuai dengan Keputusan MPE No. 749/I{PTSIM/Pertamben/1981 dengan ketentuan bahwa Jaminan Bank tersebut baru dapat dicairkan setelah disetujui atau ditolaknya permohonan KP yang bersangkutan. r Setoran Pajak Terhitung (SPT) tahun terakhir. o Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). o Pernyataan tenaga ahli, perjanjian kerja tenaga ahli, fotokopi ljazah, daftar riwayat hidup dan fotokopi Karru Tanda Penduduk (KTp). o Fotokopi KTP penanda tangan surat permohonan. o Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu dari maksud dan tujuannya menyebutkan berusaha di bidang pertambangan dengan disertai bukti pendaftaran akte tersebut pada pengadilan Negara setempat bagi CV dan Firma serta tambahan pengesahan dari Departemen Kehakiman bagi PT dan Anggaran Dasar yang disahkan oleh instansi yang berwenang bagi Koperasi. Untuk permohonan KP Eksploitasi di samping persyaratan tersebut di atas ditambah lagi dengan: o Laporan Eksplorasi lengkap. o Laporan Studi Kelayakan juga meliputi Rencana Kerja Eksploitasi. 2. PIiRSYARATAN DAN PROSEDUR PBRMOHONAN KP Persyaratan dan prosedur permohonan KP oleh perusahaan yang berlaku, diajukan kepada Menteri Pertambangan dan Energi (MPE). Wewenang Menteri Pertambangan dan Energi tersebut kemudian dilimpahkan kepada Direktur Direktorat Jendral pertam- bangan Umum (DJPU) dengan mengacu pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi (Kepmen MPE No. 2027, WZO\/ME/1985 tanggal 28 September 1985), sehingga permintaan Kp dan penye- lesaiannya menjadi wewenang Direktorat Jendral pertambangan Umum. Sebagai pelaksanaan keputusan menteri tersebut, oleh Direk- torat Jendral Pertambangan Umum dikeluarkan Keputusan No. 667.W2011040000/1986 tanggal I I November 1986. b. Prosedur Permohonan KP Secara umum prosedur permohonan dan proses yang diakui oleh Direktur Direktorat Jendral Pertambangan Umum atas nama
L2 13 3. PENGAWASAN DAN PBMBINAAN USAHA PERTAM- BANGAN 4. SURAT IZIN PERTAMBANGAN DAERAH (SIPD) Pengusahaan pertambangan bahan galian golongan C termasuk bahan galian industri hanya dilaksanakan setelah mendapat izin dari yang berwenang. Jenis-jenis SIPD adalah: SiPD Eksplorasi, SIPD Eksploitasi, S IPD Pen golahan/Pemurn ian, S IPD Penj ualan, S IPD Pengangkutan. SIPD dapat diberikan kepada: o Perusahaan Daerah o Koperasi o Badan Usaha Milik Negara o Badan Hukum Swasta o Perorangan o Perusahaan dengan modal milik bersama antara Negara/Badan Usaha Milik Negara (BLIMN) dengan Pemda TK I dan atau Pemda TK II atau Perusahaan Daerah (PD) o Perusahaan dengan modal bersama antara BUMN dan atau pemda TK yIyPD dengan Koperasi, Badan Hukum Swasta atau perorangan. Pengawasan dan pembinaan pengusahaan pertambangan, baik mencakup aspek teknis pertambangan maupun manajerial, secara umum menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri pertambangan dan Energi. Menteri tersebut melaksanakan wewenang eksekutif Pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan di bidang pertambang- an sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Direktur Direktorat Jendral Pertambangan Umum dalam hal ini melaksanakan wewenang yang dilimpahkan oleh MPE untuk menjalankan pengawasan dan pembinaan terhadap pengusahaan pertambangan umum, kecuali sebagian bahan galian golongan C .yang telah dilimpahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat I. Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan tersebut terutama melip'rti keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan produksi, prinsip konservasi dan pengelolaan lingkungan yang baik. Selama berlakunya KP, Direktur Jendral Pertambangan Umum (DJPU) berkewajiban mengurusi dan membina pelaksanaan Kp, menjamin hak-hak serta di lain pihak menjaga agar kewajibannya dipenuhi sesuai dengan ketentuan KP, mulai dari tahap penyelidikan umum sampai tahap operasi produksi termasuk pemasarannya. Para pemegang KP berkewajiban menyampaikan laporan berkala setiap triwulan dan laporan tahunan mencakup segala kegiatan utama yang dilakukan. Pemegang KP juga berkewajiban membayar iuran pertambangan (iuran tetap dan iuran produksi), memberikan batas wilayah KP Eksplorasi dan atau Eksploitasi serta membayar ganti rugi tanah yang dipakai. Di lain pihak para pemegang Kp berhak atas pelayanan, antara lain dalam benuk bantuan dalam pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti masalah pembebasan lahan, permasalahan lingkungan, gangguan para penambang tanpa izin dan lain-lain. 5. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERMOHONAN SIPD Persyaratan dan prosedur permohonan SIPD diajukan kepada Gubernur KDH seperti telah diatur oleh Peraturan Daerah (percla) Propinsi Daerah Tingkat I. a. Persyaratan Permohonan SIPD adalah: . Mengajukan permohonan tertulis kepada Gubemur dengan melam- pirkan l) Rekomendasi dari BupatiAValikotamadya sctempat di mana penambangan akan dilaksanakan. 2) Peta lokasi di mana penam- bangan akan dilaksanakan. r Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, setelah mempertim- bangkan aspek-aspek tataguna tanah, land reform, hak-hak atas tanah
11 untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha untuk mengetahui jumlah cadangan/ketebalan perlapisan dan kualitas/mutu bahan galian diperlukan pekerjaan: BAB III a. Pemboran inti Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal yang berada dibawah permukaan tanah, disarnping itu mengetahui ketebalannya. Teknik melerakkan titik rokasi pemboran inti ini agar dida- patkan kedalaman yang maksimal dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta topografi. oleh sebab itu apabila didaerah tersebut belum/tidak didapatkan pera topografi dengan skala yang meiradai, maka perlu dibuat pera topografinya terlebih dahulu. Sesuai dengan tingkat kedaraman pemboran yang diinginkan dan waktu yang tersedia, pemboran inti dapat dilaksanakan dengan: o Alat bor auger, yang dioperasikan secara manual oleh tenaga manusia. AIat ini sesuai diterapkan apabila sasaran pemboran merupakan batuan yang lunak, sedang kemampuan kedalaman pemboran sangat dangkal. oleh sebab itu apabila batuan yang akan dibor cukup tebal/cukup dalam maka perpindahan lokasi pemboran secara sistematis perlu dilakukan. Suatu keuntungan dari metode ini adalah bahwa alat bor auger mudah dilepas dari rangkaiannya sehingga dapat diangkut dengan mudah. o Alat bor inti yang dioperasikan dengan mesin. Alat ini sesuai diterapkan pada batuan yang lunak ataupun pada bagian yang keras. Kemampuan membor alat ini cukup dalam, sehingga pemindahan lokasi pemboran dapat dilakukan seminimal mungkin apabila dikehendaki pencapaian keseluruhan pemboran yang sangat dalam. Didalam operasinya, mengerjakan pemboran dengan alat ini memerlukan keahlian khusus, terutama didalam memakai peralatan pemboran inti yang dapat dilepas. Dari kedua alat pemboran inti tersebut apabila dikehendaki perolehan inti pemboran dapat mencapai loovo, dan inti pemboran tersebut siap untuk dilakukan analisa laboratorium. untuk masing- TEKNTK EKSPLORASI DAN EKPLOITASI 1. TEKNIK EKSPLORASI Pembagian bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk (1990) adalah sebagai berikut: o Kelompok I: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan Batuan sedimen. Kelompok ini dibagi menjadi: o Sub Kelompok A: Bahan Galian lndustri yang berkaitan dbrigan batugamping . Sub Kelompok B: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya. o Kelompok II: Bahan Galian lndustri yang berkaitan dengan batuan gunung api. o Kelompok III: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam dan ultra basa. . Kelompok IV: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan. o Kelompok V: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal. o Kelompok VI: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan metamorf. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka teknik eksplorasi awal yang ditetapkan adalah pemetaan geologi permukaan utamanya mendasarkan atas singkapan batuan dipermukaan.
20 21 0,03 mm, ketebalan ini dapat diketahui dengan membandingkan warna mineral yang tampak pada mikroskop pada saat nikol disilangkan (misalnya mineral homblende) dengan warna mineral baku seperti yang terlihat pada wama interferensi. . Apabila telah diperoleh ketebalan yang diinginkan, preparat dipanas- kan sebentar, kemudian ditutup dengan gelas penutup, biarkan sejenak sampaidingin. o Beri label sesuai dengan informasi sampel, preparat ini siap untuk dideterminasi. dan ditimbang lagi = b gram. Harga selisih a - b gram merupakan bahan yang hilang terbakar. c. Analisa Difraktometer Sinar X Analisa ini diperlakukan untuk batuan yang sulit ditentukan jenis unsur kimianya dengan petrografi karena mempunyai butir yang sangat halus, antara lain untuk jenis lempung/tanah liat. d. Analisa besar butir b. Analisa kimia Analisa besar/ukuran butir dilakukan dengan mengikuti prose_ dur sebagai berikut: o Ambil sampel secara acak seberat 100 gram. e Pisahkan ukuran butir dengan cara diayak pada ayakan berjenjang. Agar hasilnya baik pergunakan ayakan bermesin dengan waktu secukupnya. ' sel anj utnya diti mban g. o Prosentase analisa ukuran butir dapat ditentukan. Cotatan'. Analisa ukuran butir cocok untuk contoh bahan galian yang bersifat lepas. Analisa kimia dinilai relatif rebih rinci dibandingkan dengan analisa petrografi. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia (senyawa oksida) dalam batuan. pemeriksaan komposisi kimia dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: o Contoh batuan digiling hingga mencapai ukuran 100 mesh lalu dikeringkan pada temperatur l50o c dalam cawan platina, kemudian di fitsing dengan NazCO: pada suhu 1.000o C. Tambahkan aquades dan HCl, panasi hingga kering. Ulangi perlakuan tersebut sampai larut lalu disaring untuk penentuan kadar SiO2. Filtratnya untuk penentuan kadar trace elemenls dengan mengguna- kan AAS (Atomic Absorptbn spectrophcttometer). untuk kadar Calsium (Ca) dan atau Magnesium (Mg) yang tinggi, clitentukan dengan cara Kompleksiometer. Dengan AAS akan segera dapat dike- tahui macam-macam unsur dan jumlahnya secara tepat dan cepat. Perhitungan kandungan air dilakukan sebagai berikut: contoh batuan ditimbang beratnya. Kemudian dimasukan ke dalam oven pada temperatur 100 - 105" C maka semua air akan keluar dan menguap. Sampel tersebut kemudian ditimbang lagi. Selisih berat yang diperoleh merupakan berat kandungan air. Perhitungan bahan hilang terbakar dilakukan sebagai berikut: contoh dipanaskan pada suhu 105" C dan ditimbang = a gram. Kemudian dipanaskan lagi pada.futnqce sampai 1.000" C, selima 1,5 - 2 jam, Sampel yang tertampung dalam setiap ayakan dengan mesh tertenfu, e. Analisa berat jenis Berat jenis yang diukur pada contoh batuan adalah bulk density. Hal ini disebabkan batuan merupakan kumpulan mineral yang masing- masing mineral mempunyai berat jenis tersendiri. Prinsip pengukuran berat jenis sebagai berikut: o contoh batuan dipa,askan dalam oven pada suhu minimum l00o c supaya semua air yang ada di dalamnya menguap, kemudian didinginkan pada suhu kamar. o Contoh batuan ditimbang untuk mengetahui beratnya. o Volume batuan ditentukan. o Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi berat dengan volume.
25 24 o Hasil pengujian tersebut dinyatakan sebagai bilangan bulat dalam prosen. o Keausan batuan yang cukup besar akan berpengaruh pada kekuatan perkerasan jalan karena langsung bergesekan dengan roda-roda kendaraan. sampai beratnya tetap. o Benda uji dan bola baja dimasukan ke dalam mesin LoS ANGELES. o Putar mesin dengan kecepatan 30 - 33 rpm sebanyak 500 putaran untuk gradasi A, B, C dan D, serta 1000 putaran untuk gradisi E, F dan G (lihat tabel berikut). o Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin, kemudian saring dengan saringan no. 12. o Butiran yang tertahan diatasnya, dicuci bersih, selanjutnya dikering- kan dalam oven pada suhu I l0o + 5o C sampai beratnya tetap. o Perhitungan keausan sebagai berikut: i. Pengujian kuat tekan bebas Untuk mencegah kerusakan konstruksi akibat beban (misalnya lalu lintas), agregat harus cukup kuat menahan tekanan. Kuat tekan suatu bahan adalah kemampuan batuan tersebut dalam menahan beban atau gaya tekan yang dikenakan sehingga batuan tersebut pertama kali mengalami deformasi. Besarnya kuat tekan batuan dipengaruhi oleh tekstur, mineral penyusun, porositas maupun gesekan dengan bidang penekan. Pada pengujian kuat tekan bebas batuan diperlukan contoh batuan dengan bentuk tertentu yaitu dalam bentuk kubus atau silinder. Hal tersebut dimaksudkan agar perbedaan kuat tekan yang terjadi pada keduanya tidak berbeda, dan kalaupun ada perbedaan tersebut sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Rumus kuat tekan bebas (Krynine dan Judd, 1957): K=a-bxl00Zo b dimana: a = berat benda semula (gram) b - berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram) K - tingkat keausan Tabel 2. Susunan gradasi agregat yang diuji danjumlah bola baja Berat dan gradasi benda uji (gram) Ukuran Lewat (mm) Saringan Iertahan (mm) c A Kuat tekan tpl = I kg/cm 2 B C D E F A 76.2 63.5 50.8 38,1 25.4 r9,05 t2.7 9,5 r 6,15 4,75 63.5 50.8 38, r 25,4 19.05 17,7 9,51 6,35 4,75 2.36 2.500 2.500 5.000 5.000 dimana: P = kuat tekan bebas batuan (kg/cm2) P = besar gaya yang menekan (kg) A = luas penampang yang dikenai gaya (.*'). 5.000 5.000 1.250 l'250 1.250 r.250 -5.000 i!.500 Cara melakukan untuk pengujian kuat tekan bebas batuan: o Contoh dibuat bentuk kubus dengan sisi 7 - l0 cm. o Kedua sisi yang menempel pada alat tekan dibuat lebih licin. . Contoh dipasang pada alat penguji, pembacaan alat menunjukan nol. o Tekanan diberikan secara perlahanJahan sampai contoh batuan mulai pecah, pembacaan dilakukan pada saat batuan mengalami pecah awal. 2.-500 2.500 2.500 2.500 5.000 ll Jumlah bola 12 t2 t2 8 6 12 Beraf bola (gram) 5.000 +25 4.584 +25 2.500 +15 3.330 !20 5.000 +25 5.000 !25 5.000 +25
21 26 o Nilai P diketahui demikian pula nilai A, dengan mempergunakan rumus di atas nilai Kuat tekan (p) dapat dihitung. bangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus antara lain terdapat pada tambang phospat didaerah Ciamis (Jawa Barat), tambang gipsum di daerah Ponorogo (Jawa Timur). Dalam melaksanakan kegiatan tambang terbuka tahapan kerja yang perlu diperhatikan sebagai berikut: o Pengupasan tanah penutup (land clearing) perlu dilakukan apabila di atas endapan bahan galian terdapat tanah penutup (.soil) dan tumbuh- tumbuhan. o Bagian tanah penutup yang subur sesudah dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan yang nantinya dimanfaatkan kembali pada saat melakukan reklarnasi. o Secara umum kegiatan penambangan dari suatu kuari meliputi pem- beraian (pembongkaran, pemuatan, pengangkutan dan penimbunan). o Cara pemberaian atau pembongkaran bahan galian dari batuan induk- nya tergantung dari kekerasan bahannya. Jika lunak pembongkaran dapat dilakukan dengan alat gali manual (cangkul, ganco, dsb) atau alat gali mekanis yang tergolong dalam excavator. Jika agak keras pembongkaran dibantu dengan alat penggaru (ripper). Untuk bahan galian yang keras atau sangat keras, pembongkaran dilakukan dengan pemboran dan peledakan. o Kegiatan selanjutnya adalah pendorongan dan pemuatan, pengang- kutan diakhiri dengan penumpahan/penimbunan pada unit pengo- lahan. Urutan kegiatan tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1). Di Indonesia bahan galian industri tersebar luas dan penam- bangannya relatif mudah dilakukan. Oleh sebab itu penambangan ba- han galian industri selain dilakukan oleh pengusaha besar juga oleh masyarakat setempat. Perbedaan kemampuan modal pengusaha me- nyebabkan mutu produk bahan yang dihasilkan akan sangat bervariasi. Pada umumnya tambang skala kecil dikerjakan oleh 2 - 5 orang pekerja bekerjasama dengan pemilik tanah untuk menjual produksinya kepada pedagang pengumpul. 3. TEKNIK EKSPLOITASI Pada umumnya bahan galian industri terdapat didekat permu- kaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul dibawah permukaan yang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena teriJesak oleh keperluan bahkan ada bahan'galian yang berada di bawah air. Sehubungan dengan hal tersebut di atas teknik penambangan bahan galian industri berdasarkan atas cara kerjanya teknik penambangan dapat dilakukan dengan : o digali misalnya penambangan batugamping o disemprot dengan pompa bertekanan tinggi misalnya penambangan pasir . disedot dengan pompa hisap misalnya penambangan pasir di laut. Disamping itu berdasarkan atas tempat kegiatan penambangan dilaksanakan dikenal: o Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan dilakukan diper- mukaan tanah/bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang dihasilkan, letak dan bentuknya kuari dibagi menjadi: o Kuari tipe sisi bukit (.sirlr hill type), dengan lereng yang ber- jenjang. o Kuari tipe lubang galian (pir type/ sun surface ry,pe), yaitu kuari yang endapannya terletak di bawah permukaan tanah dan topo- grafinya mendatar sehingga setelah ditambang akan membentuk cekungan (pil ) berjenjang. o Tambang bawah tanah, dikenal dengan istilah lubang tikus (gophering), disebut pula sebagai lubang marmot, biasa diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penam-
29 28 kurang dari 5.000 fps (dari beberapa inchi sampai beberapa feet per detik). Tekanan yang dihasilkan kurang dari 50.000 psi. Untuk penggunaan ditempat yang mengandung gas atau berdebu bahan peledak ini harus lulus uji sebagai "permissible explosive" (permined explosives). Bahan peledak jenis ini biasanya dipergunakan ditambang batubara. Bahan peledak lemah yang tidak perlu lulus uji disebut non perntissible explosives. Contoh bahan peledak lain adalah: black powder, propellant. Pendorongan dan pemuatan Pemboran lubang tembak I Y a. Bahan peledak industri (komersial) pat.la unit pengolahan I Merupakan bahan peledak kimia yang lazim digunakan untuk keperluan pertambangan/pembangunan. Bahan peledak yang diguna- kan untuk kepentingan militer tidak termasuk dalam bahan peledak industri. Jenis bahan peledak industri antara lain: o Black Powder Terbuat dari campuran arang, belerang dan potasium nitrat 8C + 35 + l0 KNO3------+ 3K2SO4 + 2K2CO3 + 6 COz + 5 Nz. Dibuat dalam 2 bentuk yaitu: o bentuk butiran (granulzr) untuk isian sumbu api o bentuk pellet untuk isian lubang tembak o Dinamit Tennasuk jenis bahan peledak kuat dengan bahan dasar Nitro Glycerin (NG). Berdasar atasFomposisinya dikenal: . Straight Dynamite Komposisi: NG 20 - 6lVa, NiNOr 59 -237o o Celltine Dynamite Konrposisi: campuran NG dan NC (disebut Blasting Gelatine - BG) sebagai bahan dasar, ditambah NaNOr atau KNO3 sebagai sumber Oxygen. Gelatine dynamite tahan terhadap air sehingga mampu disimpan hingga 3 tahun. o Ammonia Gelatine Dynamite Komposisi: BG sebagai bahan dasar, ditambah ammonium nitrat I Gambar l. Bagan alir kegiatan pada kuari andesit. 4. PELEDAKAN Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama untuk membongkar batuan/bahan galian dari batuan induknya. Secara garis besarjenis bahan peledak dibedakan menjadi: o Bahan peledak mekanis (mechanical explosives) o Bahan peledak kimia (chemical explosives) o Bahan peledak nuklir (nuclectr explosives) Dari ketiga jenis bahan pr:ledak tersebut di atas yang umum digunakan sebagai bahan peledak industri ialah jenis bahan peledak kimia yang berdasarkan atas kecepatan reaksinya dibedakan: o Bahan peledak kuat, mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi yaitu 5.000 - 24.000 fps (l - 6 mile per detik), tekanan yang dihasilkan sangat tinggi yaitu 50.000 - 4.000.000 psi. Sifar reaksinya ialah detonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut (shock wave). Termasuk jenis bahan peledak kuat yaitu semua jenis dinamit antara lain TNT (Tri Nitro Toluena), PETN (Penta Ery-Thritol Nitrate). o Bahan peledak lemah, mempunyai kecepatan reaksi rendah yaitu
3l 30 b. Sifat gas beracun (NHaNO:) sebagai sumber Oxygen. Permissible Explosive Komposisi: Ammonium Gelatine Dynamite ditambah Sotlium Chlorida (NaCl) yang berfungsi sebagai .flame depressarzl untuk mendapatkan temperatur peledakan rendah, volunre gas seclikit clan penyalaan sesingkat mungkin sehingga mengurangi kemungkinan terjadi ledakan skunder. Blasting Agent Blasting Agent merupakan bahan kimia yang apabila belum dicampur, belum mempunyai daya leclak. Tetapi setelah dicampur dengan perbandingan tertentu akan merupakan bahan peleclak Bahan peledakjenis ini tennasuk bahan peledak kuat. Contoh:ANFO (Ammonium Nitrat + Fuel Oil) Reaksi kimia: 3NH1NO3 + 2CH2-+ CO: + 3N2 + 7H2O (94Ea) (47c) Sifat ANFO: Harganya murah, sangat ni,dah rusak karena air, sesuai digunakan dibatuan yang kering. Kecepatan detonasi sangat dipengaruhi oleh diameter lubang ternbak. Hasil terbaik apabila lubang tembak lebih dari 2.-5 inchi (6,3-5 crn). S lurry/lVatergel Explosi ves/Emul sion Jenis ini tidak peka terhadap gesekan api ataupun rangsangan me- kanis lainnya. Oleh karenanya dinilai sangat aman dalam penggu- naannya dan tahan air. Terdiri dari campuran AN atau SN (Sodium Nitrat) dengan combustible fuel sebagai sensitizer dan air (sampai 207o), ditambah bahan pengikat (gelling agent). pada jenis emulsi bahan pengikatnya sejenis oli dan lllin (wax). Combustible fuel yang dipakai:gula cair, serbuk gergaji. belerang, logam Mg atau Al, kadang-kadalg TNT Contoh bahan peledak jenis ini: o Tovex (produksi Du Pont - USA) e Aquagel (produksi Atlas - USA) o Emulite (produksiNitro Nobel - Swedia) o Gel. Powder (produksi Hercules - USA) Bahan peledak yang meledak dapat rnenghasilkan dua jenis gas yang berbeda silatnya yaitu: o Sntoke, tidak berbahaya terdiri dari uap atau asap putih o Funte, cukup berbahaya karena beracun, terdiri dari gas karbon monoksida (CO) dan Oksida Nitrogen (NO atau NO2), gas rersebut berwarna kuning. Funtes dapat terjadi bila peledak; . Yang diledakkan tidak memiliki keseimbangan Oksigen . Telah dalam keadaan rusak karena lama atau penyimpanan tak benar o Penyalaan yang tidak sempurna. o Oleh karena timbul Junrcs yang beracun dan cukup berbahaya bagi pekerja, maka dalam setiap operasi peledakan baik dipermu- kaan atau di bawah tanah, saltrh satu prosedur yang harus diikuti adalah membiarkan tempat yang baru saja diledakan sekurang- kurangnya satu jam sampai diperkirakan tempat tersebut terbebas dari furnes. c. Lokasi penyimpanan bahan peledak Beberapa persyaratan lokasi dimaksud: o Harus mudah dicapai, aman terhadap daerah lingkungan dan memperhatikan j arak keselamatan terhadap situasi sekelil ing o Bila dimungkinkan dipilih pada daerah berbukit yang dapat memberi perlindungan terhadap gedung, jalan raya dan instalasi umum. . Sesuai fungsinya tempat penyimpanan dibedakan: o Tempat penyimpanan induk (main storage) o Tempat penyimpanan sementara dilapangan Gudang penyimpanan trahan peledak d. Gudang dimaksud harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Memiliki konstruksi yang cukup kuat, tahan peluru, tahan api dengan lantai tidak lembab
JJ 32 . Kep Men Hankam no. Kep/01/ltrVl/1984 tentang pengawasan dan pengendalian bahan peledak o Skep Men Hankam no.Skep/l98/MltM984 tentang perincian bahan peledak . Skep Men Hankam no.Skep/l99lM/frIll984 tentang penunjukan pelabuhan bagi pemasukan, pengeluaran dan pengangkutan antar pulau bahan peledak o Juklak Kapolri no.Juklak/06 BlXUl979 r Intruksi Presiden RI.no.9 tahun 1979 tentang peningkatan, pengawasan dan pengendalian senjata api. o Dibidang. pertambangan umum, perizinan mengenai bahan peledak ditangani oleh Direktorat Teknik Penambangan o Untuk menjadi juru ledak diwajibkan memiliki keahlian tentang hal tersebut dengan bukti sertifikat. . Atap terbuat dari bahan yang ringan, pintu dilengkapi dengan kunci yang baik o Terdiri dari 2 bangunan/bagian yang telpisah: . Bangunan pertama khusus untuk menyinlpan bahan peledak o Bahan kedua khusus untuk ntenyimpan detonator o Bahan peledak dan detonator tidak boleh disimpan dalam satu bangunan yang disatu tempat . Dilengkapi dengan penangkal petir dan harus diperiksa setiap 6 bulan. e. Tatacara penyimpanan bahan peledak Tatacara penyimpanan harus mengikuti ketentllan sebagai berikut: o Bahan peledak disinrpan dan disusun menurut sistem rak dengan tumpukan yang serendah-rendahnya, 30 cm di atas lantai . Tinggi susunan bahan peledak tidak boleh lerbih 1,80 m, dan sirkulasi udara harus diperhatikan . Di dalam gudang bahan peledak tidak boleh disirnpan benda lain o Dilarang mentbuka peti bahan peledak pada jarak kurang dari l5 m dari gudang bahan peledak o Suhu dalam gudang tidak boleh lebih dari 3.5" C. g. Pembuatan lubang temtrak Lubang tembak dibuat pada batuan yang akan diledakan dan; o Dibuat dengan alat ttor o Jurnlah lubang tenrbak satu atau lebih tergantung kepentingan r Kedalaman dan lebar lubang tembak menyesuaikan dengan jenis o Sebelurn diisi dengan bahan peledak tiap lubang tembak harus dibersihkan dengan konrpresor. f. Peraturan-peraturan tentang bahan peledak Agar bahan tidak disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, Pemerintah telah rnembuat peraturan yang menyangkut . Pengadaan (pembuatan dan perrbelian) o Pengangkutan . Penyimpanan dan penggunaan bahan peledak Untuk pengamanan bahan peledak, beberapa peraturan yang berlaku; o Kepres no.27 tahun 1982 tentang pengadaan bahan peledak h. Sistem peledakan Untuk menghemat waktu dan tenaga untuk menghancurkan batuan dibuat lebih dari satu lubang tembak. Oleh sebab itu sistem peledakau dapat di lakrrkan dengan; o Serentak, apabila peledakan dilakukan dengan skala kecil sehingga suara dan getaran yang ditintbulkan tidak membahayakan o Beruntun (deluyed blu.srirtg), apabila peledakan dilakukan dengan skala nrenengah-besar sehingga apabila dilakukan peledakan tunggal
34 35 di pulau Wetar diolah dengan cyclone, classifier, filter dan pengering (dryer). suara dan getaran yang dihasilkan diduga sudah berdampik negatip. Dampak ini akan menjadi lebih besar apabila peledakan dilakukan serentak. Catatan o Tempat yang akan diledakan agar diberi tanda (biasanya dengan bendera merah yang dapat dilihat darijarak minimal 500 m) o Berikan tanda peringatan awal (biasanya dengan bunyi sirine) agar daerah sekitar diamankan . Pilih Sistem peledakan sesuai dengan kepentingan dan berdampak seminimal mungkin sebagai akibat suara dan getaran yang ditim- bulkan o Berikan tanda perrngatan a(hir (biasanya seperti pada peringatan awal) apabila lokasi ledakan sudah dinyatakan aman untuk melan- jutkan pekerjaan/kegiatan. o Yakinkan bahwa petugas kegiatan peledakan mempunyai kewenang- an melaksanakan pekerj aan tersebut. Tabel 3. Tujuan dan sistem pengolahan bahan galian industri Tujuan Sistcrn Contoh pemurnian dengan konsentrasi alat-alat konsentrasi t'eldspar, zirkon peningkatan kadar suatu unsur alat konsentrasi dan proses kimia belerang hasil penyulingan peningkatan sifat kimia pembakaran dengan tungku batu kapur bakar (CaO) Pengolahan Bahan Galian Industri pengaktifan secara kimia zeolit alaralat konsentrasi - pemecahan - delaminasi pemolesan dan pembentukan peningkatan sifat fisik kaolin berlapis sifat viskositas keputihan tinggi peningkatan bentuk dan penampilan marmer batu permata 5. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN INDUSTRI Pengolahan bahan galian industri jauh lebih beraneka ragam dibanding dengan bahan logam. Pengolahan bertujuan untuk mening- katkan mutu dan berbagai nilai seperti tingkat konsentrat, kadar se- suatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan. Berbagai cara pengolahan bahan galian industri dapat digambarkan Tabel 3. Uraian beberapa sistem pengolahan adalah sebagai berikut: b. Peningkatan kadar sesuatu unsur Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses penyu- lingan (frazer) dalam usaha mendapatkan belerang dengan mutu tinggi. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jenis dengan mineral yang lain dan sifat kemagnitannya telah dilakukan pada penambangan pasir besi di Cilacap. a. Pemurnian dengan konsentrasi Penambangan intan yang dipisahkan dari mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja goyang dan alat-alat Jig. Pemurnian feldspar mempergunakan proses gaya berat dan juga floatasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan cara floatasi, sedang barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing penambangan emas c. Peningkatan sifat kirnia Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah pemba- karan batu gamping untuk mendapatkan calsium oksida. Peningkatan mutu zeolit dengan pengolahan secara benefisiasi dan kimia temyata telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
36 3',] d. Peningkatan sifat fisika Untuk batugamping sebelum siap digunakan melalui jalur pe- masaran yang relatif panjang. Penggalian batugamping dapat dilaku- kan dengan cara sederhana dan semua orang dapat melakukannya. Hasilnya dapat langsung drjual kepada pihak pabrik pembakaran kapur. Ditempat ini batugamping mengalarni proses pengolahan yaitu pembakaran di tungku. Contoh lain pada pengusahaan kaolin, penambangan sangat sederhana. Kaolin dari tambang diproses melalui tahap pencucian dan pengendapan setelah itu dipanggang untuk dikeringkan, kemudian digiling. Produk dari proses pengolahan ini berupa tepung kaolin yang dapat dipasarkan sebagai filler ke pabrik cat, pabrik keramik dengan persyaratan Yang tidak tinggi. Kaolin juga dapat diproses secara lebih canggih antara lain melalui floatasi, filtering dan bleachirtg untuk menghasilkan produk berupa bubuk kaolin berbutir sangat halus, bertekstur seragam, sangat murni, bersih dari kotoran dan mengkilap, memiliki sifat high gloss dan brightness dan tidak mudah bereaksi (chemically inert). Bubuk kaolin berkualitas tinggi ini antara lain diperlukan oleh industri obat- obatan. pabrik kertas berkualitas tinggi (yaitu untuk papercoating), untuk bahan kosmetik dan lain-lain. Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa meningkatkan produk bahan galian industri diperlukan proses pengo- lahan dengan kecermatan tinggi yang pada akhimya dapat mening- katkan multiguna dari bahan galian tersebut sehingga pemasaran- nyapun menjadi lebih luas. Kecermatan kerja diperlukan dalam semua tahap kegiatan; eksplorasi yang teliti untuk menemukan dan membatasi cadangan yang baik, jumlahnya harus cukup, kualitas bahan galian harus serasi dan konsisten; kegiatan penambangan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh bahan galian dengan sedikit pengotoran. Agar dapat diperoleh bahan galian yang konsisten komposisinya diperlukan pengolahan yang cermat baik secara fisik maupun kimiawi. Hasil akhir memenuhi persyaratan yang diinginkan konsumen. Pengolahan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan kepu- tihan dengan pencampuran (blending) untuk mendapatkan jenis kaolin dengan mutu prima. e. Peningkatan bentuk permukaan Cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batu hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggo- sokan (polishing). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan pengolahan bahan galian dalam usaha untuk meningkatkan mutu merupakan suatu rekayasa teknologi yang perlu ditingkatkan. Tiap-tiap bahan galian memerlukan penanganan usaha dan teknologi yang sesuai. Pengolahan bahan galian industri harus memenuhi spesifikasi untuk keperluan tertentu. Dalam pemakaian dan pasaran berbagai bahan diperlukan untuk berbagai tujuan dengan spesifikasi yang berlainan. 6. PEMASARAN Dalam usaha penambangan bahan galian industri, pemasaran merupakan masalah yang lebih sulit dari pada penambangannya. Untuk usaha bahan galian yang dapat menjual hasil tambangnya tanpa melalui proses pengolahan, pada umumnya hanya soal angkutan saja yang menjadi kendala dalam pemasaran. Usaha penggalian pasir dan batu yang dapat memasarkan hasil galiannya langsung kepada penjual bahan bangunan, tidak akan kesulitan dalam pemasaran asal lokasi usahanya berdekatan letaknya dengan si pembeli. Kelangsungan usaha bahan galian industri sangat ditennrkan oleh lokasi dan biaya angkutan mengingat produk yang harus dipasarkan selain berat juga besar volumenya, sedang harga satuannya relatif rendah.
39 ienis kalsirudit apabila batu gamping tersebut fragmental, kalkarenit apabila batu gamping tersebut berukuran pasir, dan kalsilutit apabila batu gamping tersebut berukuran lempung. Tingkat pengotoran/kon- taminasi oleh mineral asing berkaitan erat dengan ukuran butirnya. Pada umumnya jenis batu gamping ini dilapangan menunjukkan berlapis. Adanya perlapisan dan struktur sedimen yang lain serta adanya kontaminasi mineral tefientu yang akan memberi warna dalam beberapa hal memberikan nilai tambah setelah batu gamping tersebut terkena sentuhan teknologi. Selain itu mataair mineral dapat pula mengendapkan batu gamping yang disebut sebagai endapan sinter kapur. Batu gamping jenis ini terjadi karena proses kimia di alam, peredaran air panas alam maka melarutlah batu gamping di bawah permukaan yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi. Secara kimia batu gamping terdiri dari atas kalsium karbonat (CaCOr). Di alam tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batu gamping menjadi batu gamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCOrMgCOr. Hasil penyelidikan hingga kini menyebutkan bahwa kadar Calsium Oksida batu gamping di Jawa umumnya tinggi (CaO > 50Vo). Selain magnesium batu gamping kerapkali tercampur dengan lempung, pasir, bahkan jenis mineral lain. Pada umumnya batu gamping yang padat dan keras mempunyai berat jenis 2. Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batu gamping yang sarang (porus). Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dari putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah, bahkan hitam. Semuanya disebabkan karena jumlah dan jenis pengotor yang ada. Warna kemerahan disebabkan oleh mangaan, oksida besi sedang kehitaman karena zat organik. Batu gamping yang mengalami metamorfose berubah meniadi marmer. Di beberapa daerah berbatu gamping yang tebal lapisannya didapatkan gua atau sungai bawah tanah yang terjadinya berkaitan erat dengan kerjanya airtanah. Air hujan yang mengandung COz dari udara dan COz hasil pembusukan zat organik dipermukaan setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu gamping yang dilaluinya BAB IV BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BER. KAITAN DENGAN BATUAN SEDIMEI{ Mengacu pada Tushadi dkk. 1990 kelompok bahan galian ini dibagi menjadi Subkelompok A: Bahan galian industri yang berkaitan dengan batu gamping dan Subkelompok B: Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya. A. SUBKELOMPOK A 1. Batu gamping Dikenal batu gamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelenterata, Moluska dan Protozoa, Foraminifera dan sebagainya, jenis batu gamping ini sering disebut sebagai batu gamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral yang merupakan anggota dari Coelenterata. Batu gamping ini merupakan pertumbuhan/perkembangan koloni Koral, oleh sebab itu dilapangan tidak menunjukkan perlapisan yang baik dan belum banyak mengalami pengotoran mineral lain. Batu garirping klastik, merupakan hasil rombakan jenis batu gamping non klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, sedimentasi. Oleh karenanya selama proses tersebut terikut jenis mineral lain yang merupakan pengotor dan memberi warna pada batu gamping yang bersangkutan. Akibat adanya proses sortasi maka secara alamiah akan terbentuk pengelompokan ukuran butir. Dikenal
40 41 sepanjang rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung adalah: Tapak Tuan, Kab. Aceh Selatan. Sumatera Utara: Penen antara Kota Tinggi dan Ujung Menah Lapas, Bohorok antara'Ianjung Naman dan Selang Pungkur, Prapat sekitar Danau Toba; Tarutung; Balige. Sumatera Barat: Padang Tarab, Kab. Agam; Silungkang, Kec. Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Bancah Lawas dekat Padang Panjang; Kolok sebelah barat Sawahlunto Kab. Sijunjung: Karang Putih selatan lndarung; Singkarak Kab. Tanah Datar. . Riau:Kec. Kampar Kiri Kab. Kampar o Sumatera Selatan: Kec. Baturaja, Kab. Kc-rmering Ulu; Ds. Muara Dua; Ds. Pedangan; Lahat. Jambi: Siulak Deras Mudik, Kab. Kennci; Kotabaru, Kec. Danaur Krinci; Muara Ponco Kec. Sungai Mahan; Sungai Fenuh. Bengkulu: Air Bandung Kiri dan Kanan, Kec. Lebong Utara; Air Saleh, Air Nyuruk, Air Panjang, Kec. Lebong Utara, Kab. I{ejang Lebong; Muara Air Kasam, Kab. Rejang Lebong; I{ulu Air Palik, Kec. Kerkop Lubuk Durian Kab. Bengkulu Utara. Lampung: Pematang Emas antara I'ar4ung Karang - Ranrai; Wai Metro, Kec. Lima, Lampung Utara. Jawa Barat: P. Tunda, Kab. Serang, Pulau Panjang di teluk Banten; Muncang Kab. Rangkasbitung; Buluheum, Kec. Cipanas, Kab. Lebak; Jagabaya, Kec. Parungpan3ang; Jampang Tengah Kab. Sukabumi; Pangkalan Karawang; Tagogapu; Bongas, Palimanan Cirebon, Taraju, Tasikmalaya; Kec. Sukareja, Tasilcnalaya; Kec. Cibalong Tasilcnalaya; Kec. Cijulang, Kec. Pangandaran, Kec. Kalipucang. Jawa Tengah: Kab. Cilacap, Nusakambangan, Karangpucung, Karang-trawang, Darmakradenan; Karangbolong; Kebumen; Suko- lilo; Pati; Pamolan; Rembang; Pegunungan Selatan Wonogiri. Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Wonosari, Pegunungan Selatan. Jawa Timur: Kec. Merakurak, Kab. Tuban; Kec. Kebomas, Gresik; lndro, Gresik, Kec. Babat, Kab. Lamongan; Baureno, Kab. Bojonegoro, Socah Timur, Kab. Bangkalan, Madura, Kec. Labang, CaCO: +2COz+ H2O-----+ Ca(HCO3)2 + CO2 Ca(HCO:)z larut dalam air sehingga lambat laun terjadilah rongga dalam bentuk gua atau sungai bawah tanah. Seperti dijelaskan dimuka, secara geologi batu gamping mungkin berubah menjadi dolomitan (MgO 2,2Vo - lO,9Vo) ata:u dolomit (MgO > l9,9vo) karena pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari laut kedalam batu gamping tersebut. Disamping itu dolomit juga diendapkan secara tersendiri atau bersamaan dengan batu gamping. Ada hubungan yang erat antara batu gamping dan dolomit seperti yang dikemukakan oleh Pettijohn (1949). Tabel 4. Tatanama batu gamping sesuai dengan kadar magnesium (pettijohn, 1949) Kadar dolomit i7o) 0-5 5-10 10-50 50-90 0 - 100 Nama batuan Kadar MgO (%) 0,1 * r,r t,t - 2,2 2,2 * 10,9 to,9 - t9,7 t9.7 - 2t.8 Batu gamping Batu gamping bermagnesium Batu gamping dolomitan Dolomit berkalsium Dolomit Catatan: dolomit tidak larut dalam HCl. Tempat Diketemukan Penyebaran batu gamping di alam mudah dikenal pada foto udara yang menunjukkan rona yang khas berwarna terang. Dalam beberapa hal kenampakan karst dapat dikenali pada foto udara, pada peta topografi ataupun dilapangan khususnya pada batu gamping nonklastik. Tempat diketemukan dengan berbagai kualitas dan jumlah cadangan: o Aceh: meliputi Lam Teungoh, Kec. Pakan Badaeve, Kab. Aceh; Krueng Raya, Kab. Aceh Besar; Ujung Pidie, Kab. Pidie; Bahr pahat, Lhokseumawe, Kab. Aceh Utara; Pantai Barat Aceh, Kec. Lhokseumawe, Kab: Aceh Besar; Kec. lndrapuri, Kab. Aceh Besar;
42 43 Kab. Bangkalan Madura. Kalimantan Barat: Kotawaringin, S. Pinoh, S. Melawi; Dayak kecil, Kasinhr dan Purukcau serta Jukin, Kp. Wonorejo, Kp. Pendreh, S. Tiung, Gn. angah, Kec. Tewe Tengah, Kec. Gunung Timung; S. Menawing, Bukitsari, Kec. Murung, Kab. Barito Utara. Kalimantan Timur: Kp. Ujoh Halang, Kec. Long Iram, Kab. Kutai; batu Butok, Kab. Pasir; Desa Bebulu Darat (Rintik) Kab. Pasir; Ds. Lambangka, Kab. Pasir; Gn. Batu, Ds. Sesulu, Kab. Pasir; Teluk Sulaiman Kab. Berau. Kalimantan Selatan: Pleihari, Manunggul, S. Satui daerah Peg. Meratus; S. Jantung Timur Banjarmasin; Pandangbatung, Kandang- gunung; Cantung Kab. Kotabaru. Bali: Prapat Agung, Kab. Buleleng; Sekiti; Nusa Penida, Kab. Klungkung; Bukit Unggaran Kab. Badung. Nusa Tenggara Barat: Mangkung Kec. Praya Barat, Kab. Lombok Tengah; Pengembor, Kec. Sengkol, Kab. Lombok Tengah; Kete Kec. Praya Barat Kab. Lombok Tengah; Rumbitan, Turuai, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah; Tente, Wera Barat, Sape, Kab. Bima; Mojo Karangjati-Taliwang, Cereweh, Plampang, Kab. Sumbawa. Nusa Tenggara: Labuhan Bajo, Kec. Komodo, Kab Manggarai; Lewoleba, Kec. Ili Nape, Kec. Omesuri, Kec. Banyusari, Kab. Flores Timur; Butik Hitokolok, Bukit Pedang, Bukit Talibu, Kab. Sikka; Atambua, Atapupu, Kab. Belu; Taelias, Eban, Moil Toho, Kab. Timor Tengah Utara; Ds. Alak, Kec. Kupang Barat, Kab. Kupang. Sulawesi Utara: Tinombo, Sumalata, Bolaang Mongondao, Wori, P. Bunaken, P. Siladen, Kec. Belang, Kec. Bolalang, Kec. Lolak, Kec. Dumoga dan Kec. Maelang. Sulawesi Tengah: Tonassa, Kab. Pangkep; Bantimurung Kab. Maros; Bojong Kab. joneponto; Watan Soppeng Kab. Soppeng; Malusetasi, Kab. Bamr;Takalar, Kab. Takalar. Sulawesi Tenggara: Tanjung Ponopono, Gn. Puuwatu, Laimena Anggoro; Pegunungan Marombea (Kab.Kendari); Wawo, Kab. Kolaka;P. Muna, P. Buton, Kep. Wakatohi, Kep. Timoro. Maluku: Daruba; Morotai, Wasite, Fayaul, Halmahera Tengah, P. Mandioli; Masohi di reluk Elpa, p. Seram; Tahuha; p. Obi, W. Bujanana;P. Manggali Barat. o Irian Jaya: Bukit Mlabator; Mlasadin, Remu, S. Klamono, Skandi, Kab. sorong, Abe pantai, Gn. Mer, Hitam dan Gn. Syakisro, Kab. Jayapura; Biak Teminabuan. Saparua, P. Warsansan, Gn. Tanah P. Misool; Teknik Penambangan Pada umumnya deposit batu gamping clitemukan dalam bentuk bukit. oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kuari tipe sisi bukit (side hill type). tJntuk penambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan sistem peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain escavator dan ripper (penggaru), sedang untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. Apabila batu gampingnya tidak keras, pemberaian dibantu dengan membuat sederetan "lubang" tembak yang diisi dengan lempung. Sesudah lempung diisikan pada masing-masing lubang lalu dituangkan padanya air. Akibatnya lempung mengembang yang akhirnya dengan bantuan "linggis" batu gamping mudah dibongkar. Apabila skala penambangannya kecil, sistem yang diterapkan dalam kegiatan penambangan adalah sistem gophering, mengikuti bagian/jalur batu gamping yang relatif mudah dibongkar. Disamping hal tersebut teknik penambangan juga mempertimbangkan ukur- an/bentuk pembongkaran yang diinginkan. Mempertimbangkan kese- lamatan kerja sistem gophering tidak dianjurkan. P e ng olaha n da n P e manfaatan Cara pengolahan hasil penambangan sangat ditentukan oleh rencana pemanfaatan/penggunaan batu gamping antara Iain untuk: o Fondasi rumatr/pengeras jalan/bangunan fisik lainnya. Apabila disekitar daeratr/ditempat tersebut tidak didapatkan jenis
i ti I( I 45 44 menghasilkan kapur padam (hydrated/slukecl quicklime) dengan mengeluarkan panas. Pengkalsinasian batu gamping/dolomit tersebut umurnnya dilakukan dalam dapur tegak untuk produksr kecil-kecilan dan dalam dapur putar (ftiln) untuk produksi besar-besaran. Sesuai dengan bahan bakunya maka kapur yang dihasilkan adalah batuan beku,/batuan lain yang lebih keras, maka batu gamping dapat climanfaatkan untuk keperluan tersebut. Untuk itu dipilih batu gamping yang pejal dan tidak berlubang. Bentuk dan ukuran tidak ada standart, tetapi seyogyanya mudah diangkat oleh tenaga manusia. Bagaimanapun kerasnya batu gamping akan mudah lapuk dan larut oleh air hujan. Oleh sebab itu batu gamping untuk fondasi rumah disarankan untuk rumah yang tidak menahan beban berat. Disamping itu fragmen batu gamping tidak disarankan untuk campuran adonan semen cor, karena disamping batu gamping mempunyai kekerasan rendah juga mudah larut dengan air yang bersifat asam. Untuk pengeras jalan tidak disarankan untuk jalan yang menahan beban berat. Apabila terpaksa dipergunakan untuk dinding saluran atau bendung, dituntut pengerjaan yang sempuma, karena batu gamping mudah larut dalam air yang mengalir. Batu gamping yang dibuat berukuran krakal tidak disarankan untuk pengeras alas bantalan rel kereta api. Apabila hal ini terpaksa dilakukan karena tidak ada pilihan lain, maka pengontrolan harus lebih sering dilakukan. Penetral keasaman tanah Tanah yang terlalu asam misalnya di daerah gambut, tidak sesuai untuk budidaya pertanian karena tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Dalam usaha untuk menetralkan keasaman tanah, salah satu caranya dengan menambah kapur/batu gamping. K4rena batu gu*pirg mudah larut dalam air dalam usaha penetrblan tanah disarankan dipergunakan flagmen batu gamping yang berukuran kerikil-kerakal, bukan berukuran pasir. Hal ini dilakukan dengan maksud fragmen batu gamping tersebut dapat tahan lama sebagai bagian dari tanah dan tidak mudah larut dalam air. Batu gamping yang dimanfaatkan langsung dari hasil penanrbangan dan belum dimatikan/dibakar. Kapur tohor dan kapur padam Kapur tohor (quick lirne) dlhasilkan dari batu gamping yang dikalsinasikan, yaitu dipanaskan dalam dapur pada suhu 600" C - 900" C. Kapur tohor ini apabila disiram dengan air secukupnya akan I ir 9oo"c > cao+cor Kapur tohor kalsium e Batu gamping: CaCO3 Batu gamping o Dolomit :CaCO3MgCO, -j4l{T- Dolomit CaOMgO + CO2 Kapur tohor dolomitan Reaksi bolak balik ini telladi pada tekanan 1 atm. Apabila tekanan lebih besar dari I atm maka gas CO2 yang terbentuk akan bereaksi dengan CaO dan membentuk kembali CaCOr (hard burnedlover- burneQ. Untuk menghindari ini suhu harus dinaikkan hingga 1000' C - 1200" C dan kapur tohor yang berbentuk harus segera didinginkan. Kapur tohor tidak dapat disimpan terlalu lama karena dengan air dan udara (kelembaban) akan menimbulkan panas. Reaksi kimianya sebagai berikut: CaO + H20;------+ Ca(OH)2 + panas Kapur tohor Kalsium Kapur padam Kalsium CaOMgO + H2O ;----) Ca(OH)2 Mg(OH)z + panas Kapur tohor dolomitan Kapur padam dolomitan Demikian pula CO2 dari udara menyebabkan kapur tohor tidak mumi lagi karena terbentuk kembali Kalsium Karbonat. Reaksinya sebagai berikut: CaO+CO. =CaCO.r Dari uraian tersebut di atas disimpulkan bahwa mutu kapur to- hor/padam tergantung pada : . mutu bahan asal/batu gampingnya . cara memproduksinya.
46 41 Untuk menghasilkan kapur tohor yang memenuhi persyaratan ter- tentu diperlukan batu gamping tertentu pula. Unnrk bahan bangunan seyogyanya mengandung MgO cukup rendah dan ini dihasilkan apabila banr gampingnya berkadar MgCO3 rendah. Apabila kadar MgCO3 cukup tinggi seperti pada batu gamping dolomit maka kemungkinan terjadi penurunan mutu kapur tohor yang diperoleh jika bahan tersebut dipakai sebagai bahan bangunan. Adapun keterangan proses sebagai berikut: o MgO yang terbentuk pada temperatur tinggi lebih sulit diseduh dengan air dibanding dengan yang terbentuk pada suhu rendah. o Makin tinggi suhu yang dipakai makin tidak aktif zat tersebut. o Pembentukannya tidak dapat dihindari karena pada reaksi penguraian CaCOr dibutuhkan suhu yarg lebih tinggi daripada untuk menguraikan MgCO:. Suhu jadi lebih tinggi lagi apabila yang digunakan ialah bongkahan batu gamping yang lebih besar, MgO yang terbentuk pada suhu agak tinggi dapat pula terseduh menjadi Mg(OH)r meskipun lambat. o Kehadiran MgO bersama CaO dalam bahan bangunan akan menyebabkan kejadian sebagai berikut: o CO yang terjadi pada pembakaran normal lebih mudah diseduh daripada MgO, akibatnya Ca(OH)z akan lebih cepat terbentuk daripada Mg(OH)2 sehingga dalam campuran tersebut terdapat MgO dan Ca(OH)z atau MgO dengan sedikit Mg(OH)z dan banyak Ca(OH)z o Pada pengerasan (setting) Ca(OH)z akan lebih dulu mengeras [Ca(OH)z + COz = CaCO:r + H2O], sedangkan MgO belum atau baru akan mengalami penyeduhan, MgO + H2O = Mg(OH)2 yang disertai penambahan isi. o Akibatnya dinding yang terbuat dari bahan tersebut akan retak- retak atau ada bagian yang meloncat. . Apabila penyeduhan dilakukan diudara dan bahan bangunan itu digunakan setelah CaO dan MgO terseduh semua menjadi Ca(OH)z dan Mg(OH)2 maka ada kemungkinan Ca(OH)2 bereaksi dengan CO2 (dari udara) menjadi CaCOr sebelum ter pasang dan CaCOr tidak aktif lagi sedang MgO yang tidak aktifhanya berfungsi sebagai bahan pengisi (ballast). Di Indonesia sampai sekarang belum ada standart tentang kapur tohor dan kapur padam. Di bawah ini susunan kimia kapur tohor yemg diperdagangkan di Amerika Serikat sebagai berikut: Tabel 5. Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan di Amerika Serikat (menurut A.I.M.E dalam lndustrial Minerals and Rocks/Lime th. 1970) Komposisi Kapur tohor kalsium ( hi g h calcium q uickline) Kapur tohor dolomitan (doLomitic quickline) 93,28 - 98,00 0,30 - 2,50 0,20 - 1,50 0, l0 - 0,50 0,r0 - 0,s0 0, l0 - 0,90 0,40 - 1,50 55,60 - 57,50 37,60 - 40,80 0,10- 1,50 0,05 - 0,40 0,05 - 0,50 0, l0 - 0,90 0,40 - 1,50 CaO Mgo si02 Fe2Oj Al2ol H:O Cor Mutu kapur tohor sebagai hasil kalsinasi dibedakan: o terbakar lunak (sofi burnecl) dengan sifat: . kapurnya sarang, . tidak begitu mengkerut o terbakar terlalu masak (hard burned, overburned) o kurang sarang dan kompak . cukup mengkerut Bahan untuk kalsinasi (pembuatan kapur tohor) yang paling baik adalah kayu karena tipis kemungkinan bahwa kapur tohor yang dihasilkan terlalu masak. Kayu terbakar dengan temperatur yang relatif rendah tetapi dengan nyala yang panjang sehingga bongkah batu gamping yang dipanaskan terselimuti seluruhnya nyala tersebut sehingga menimbulkan kondisi yang sangat baik untuk penyaluran panasnya. Dalam usaha difersifikasi bahan bakar Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian (1976) telah melakukan penelitian
! 48 49 pembakaran kapur dengan bahan bakar batubara dengan melakukan modifikasi pada tungku rakyat. Di samping unsur pengotor sebagai akibat bawaan batu gamping seperli telah diuraikan di atas, akibat pengkalsinasian, kapur tohor dapat mengandung beberapa unsur pengotor lainnya antara lain inti (core) CaCOt yan1 tidak terbakar dan bahan-bahan yang teg'adi akibat persenyawaan CaO dengan alumina, silika dan sebagainya. Seluruh kadar bahan pengotor tersebut dalam kapur tohor berkisar antara 4-10%. Di Amerika Senkat kapur kalsium (high calcium quicklime) umumnya dipergunakan dalam bidang industri dengan standa( CaO > 90o . Untuk industri tertentu bahan pengotor seperti fosfor (P) dalam industri karbid, belerang (S) dalam pembuatan baja, warangan (arsenat) dan Jloor (F) dalam pembuatan serbuk masak (buking powder) serta Fe2O3 (Oksida besi) ihlam pembuatan gelas merupakan unsur yang tidak diingini. Bahan bangunan Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester, adukan pasangan bata (mortel), pembuatan semen tras ataupun semen merah" Di Indonesia kapur yang dipergunakan umunmya adalah kapur kalsium, karena batu gamping di lndonesia pada umumnya berkadar Magnesium rendah. Di Amerika Serikat kapur kalsium un'rulnrlya dipergunakan dalam industn sedang kapur dolomitan dipergunakan dalam bidang bangunan. Syarat yang diperlukan sebagai standart adalah (CaO + Ivigo) minimum 95%; (SiO: + Al:O: + Fe2O3) maksimum 5o/,; COz maksimum 3oh dan 70% lolos ayakan 0.85 mm. Kapur padam apabila dicampur dengan tras akan membentuk semacam semen dan apabila dicampur dengan serbuk bata akan membentuk semen merah. Terjadinya sifat semen dalam campuran dengan kapur dan air oleh kedua bahan tersebut karena kandungan oksida alumina dan silika yang bersifat asam dalam kedua bahan tersebut membentuk perse- nyawaan sebagai berikut: Ca(OH)z +AlzO: + 5HzO----+ CaOAlzO:6H2O (semen) Daya tahan semen tras bertambah bila padanya ditambahkan semen Portland sebanyak 10-15% atau kadar kapumya dinaikkan 40-60%. Semen tras sangat baik dipergunakan ditempat yang lembab/berair dan merupakan bahan murah dalam pembuatan batako. Bahan penstabilan jalan raya Pemakaian kapur padam dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengu- rangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan tersebut. Reaksi yang berlangsung diduga sama dengan pembentukan semen tras. Pemakaian kapur padam sebesar 1-6o% sesuai dengan keadaan tanah dan konstruksi jalan yang akan dibuat. Bahan baku pernbuatan semen portland Dalam pembuatan semen batu gamping merupakan bahan baku utama. Untuk memproduksi satu ton semen diperlukan paling sedikit satu ton batu gamping disamping lempung, pasir kuarsa dan gipsum serta pasir besi. Pembuatan semen dapat dilak'ukan dengan dua cara yaitu proses basah dan kering. Sebagai pedoman umlrm pabrik dengan produksi semen lebih besar dari 1 juta ton per tahun biasanya dipakai proses kering karena lebih ekonomis sedang proses basah menguntungkan untuk pabrik dengan produksi dibawah I juta ton per tahun. Bahr gamping sebagai bahan baku semen diperlukan kurang lebih 75 - 80% dari bahan baku seluruhnya. Beberapa persyaratan batu gam- ping yang harus dipenuhi antara lain kadar CaO 50-55o/o; MgO mak- simum 2% (di negara tertentu sampai 5%); kekentalan (viscositas) luluhan 3200 centipoise (40% H2O); kadar FezOt 2,47o/o dan AlzO: O,95yo. Seperli diketahui semen portland merupakan hasil yang dida- pat dengan jalan memadukan CaO, Al:Or, Fe2O3 dan SiO: menjadi satu campuran. Dari analisis kimia semen portland, proses reaksi antara oksida- oksida adalah sebagai berikut: CzS : jika temperatur tinggi maka akan terjadi reaksi antara SiOz dan CaO membentuk CzS (dikalsium sulfur) Ca(OH): + SiO2 + (n-1) H2O----+ CaO.SiOz nH2O (semen)
51 )() Semen portland tipe III (high earb strength portland cement) Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi pada permukaan setelah terjadi penyekatan, mengandung trikalsium silikat (CrS) lebih tinggi dibanding tipe I sehingga mengeluarkan panas hidrasi tinggi dan cepat mengeras. Semen portland tipe IV (low heat ponland cement) Merupakan semen portland yang pengguniumnya memerlukan panas hidrasi rendah mengandung tetrakalsium silikat (Ca AF = 4 CaO AhO:) dan dikalsium silikat (CzS = 2CaO SiO) tinggi o Semen portland tipe V (sulfate resisting portland cement) Merupakan portland semen yang penggunaannya memerlukan tahanan yang tinggi terhadap sulfat, mengandung tetrakalsium alumino fenite (C4 AF) tinggi, trikalsium sulfat (C3A) rendah dibanding tipe I sehingg tahan terhadap zat kimia. Pada umumnya semen di Indonesia mempunyai ketentuan kadar CaO 250Vo. Menurut Standart Industri Indonesia kadar CaCO: t 857o;MgO <5Vo dan CaO250Vo . Unruk menghasilkan I ton semen beberapa pabrik semen di Indo- nesia memerlukan bahan baku sebagai berikut: r ,'r .rJ,.l rl.rl),rl r;i\'lr'lrl);rlt scttttta ('3S ritcrrjacii C.S maka CaO 1;rr,.,, ,:tl;r lr:rl iis ltrlebrltan dari ),anB diltu{uirkur (',,'r . t,clcbiharr Al2C)j sclltua bcrcaksi dengan CaO membentuk CrA (trikalsium aluminat = 3 CaO AlrO:). C+AF : C4 AF (tetrakalsium alumina i'erit = CaO AI2O3 Fe2O3) rnerupakan hasil reaksi dari FezOr + CaO + AlzOr ntemhetrtuk Ca AF. Jika temperatur makin tinggi, maka terjadi reaksi antara SiO: dan CaO membentuk C2S, dan dapat mengubah CzS meniadi C:S. Unruk membuat semen dengan kadar CzS tinggi dilakukan pem- bakaran dua kali, pertama pembakaran bahan mentah dan kedua clinker. Masing-masing mempunyai peran: . C:S; pemberi kekuatan paling banyak sepanjang masa terutama kekuatan awal sampai umur 28 hari . CzS; pemberi kekuatan pada masa terakhir yaknijangka I tahun dan selanjutnya, komposisi ini sifat khusus yang disyaratkan tidak ada. o C-rA; menurunkan suhu pembakaran hingga dapat menggunakan panas yang lebih sedikit dan memberikan kekuatan awal dengan waktu I -3 hari o C+AF; menurunkan suhu pembakaran dan memberikan kekuatan semen dalam jumlah sedikit sekali atau hampir tidak ada. Semerr po(land menurut ASTM dapat dibagi menjadi; o Semen portland tipel (regular ponland cement) Merupakan semen portland biasa yang tidak memerlukan pcrsyaratan khusus dalam pengerjaannya, proses mengeras dan pengembangan kckuatan lainbat, dipergunakan untuk konstruksi beton umum. . Semen p-ortland tipe II (moderate heat of hardening portland cemcnt) Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan torhadap sulfat, dimana syarat-syarat konstruksi tidak bcginr berat, panas hidrasi sedang yang bersifat mengeras dan pengembangan kekuatemnya lebih cepat 1,25 ton 0,23 ton 0,17 ton 1,332ton 0,268 ton 0.067 ton 7,22 ton 0,25 ton 0.09 ton Batu gamping Lcmpung Batuan silika (rijang) Batu gamping Lempung Pasir silika Batu gamping Lempung Pasir silika PT. Semen Padang PT. Semen Gresik PT. Semen Tonasa Sebagai bahan tambahan adatah gypsum yang berfungsi untuk memperlambat proses pengerasan semen apabila telah dicampur dengan air. Pembuatan karbid Bahan utama untuk pembuatan karbid ialah kapur tohor (+ 60Vo) dan
').) 53 1..,,1..1 ,1t ,1o",,) l)rsilnrl)ulll rlrr clipcrlukar-r bahan lain seperti antrasit, 1r.tr.lt'rrrrr t.kr' (clrrlrorr black). Kapur tohor untuk pembuatan karbid nrt'rrrrrul AS lM (l 258 - 52 adalah: Total CaO minimum 92%;MgO rrrirksirlum l,l5o/o; SiO2 maksimum2oh1. Fe2O3 tidak lebih dari 0,5%; S maksimum 0,2oh; P maksimum 0$2%; hilang dalam pemijaran pada contoh yang diambil di tungku 4,0oh. Karbid merupakan bahan utama untuk pengelasan logam. Tambahan dalam proses peleburan dan pemumian baja Batu gamping/dolomit dipakai sebagai imbuh pada tanur tinggi da- lam peleburan dan pemumian besi dan logam lainnya. Besi mengan- dung silika dan alumina sebagar unsur tambahan dalam proses pele- buran unsur tersebut bersenyawa dengan bahan pengimbuh berupa kerak cairanlslag yang mengapung di atas lelehan besi sehingga mudah dipisahkan. Di samping itu batu gamprng ini diperlukan untuk mengikat gas-gas seperti SO2, H2S dan HF'. Pcnyebaran panas pada tanur metalurgi harus baik. Untuk itu drsyaratkan batu gamping mempunyai kadar CaO yang tinggi. Batu gamping/dolomit yang lunak akan hancur sebelum tercapai titik cair logamnya. Persyaratan utama batu gamping untuk keperluan ini; CaO minimum 52o/o; SO2 (maksimum) 4'/o; Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3'/r; MgO maksimum 3,5oh; Fe2O5 maksimum 0,650/o; sedang untuk dolomit MgO ll-l9o/o; SiO2 maksimum 6ah; Al2O3 + Fe:O: + MgO maksimum 57o. Bahan pemutih (Serbuk CaC-O:) Merupakan batu gamping hablur murni yang ditumbuk halus/digerus menjadi tepung halus. Bahan bakunya merupakan batu gamping non klastik yang, berwarna putih atau CaC03 buatan berupa hasil sam- pingan pembuatan basic magnesium karbonat dari dolomit. Syarat utama dari bahan pemutih adalah CaCO3 yang hampir mumi (CaCO3, 98%), kehalusan * 325 mesh, plastisitas, daya serap terhadap minyak, wama putih bersih dan PH > 7,8. Bahan pemutih ini dipakai dalam industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis (coating) dan pengkilap yang dipakai dalam industri cat, selebihnya selain unhrk industri kertas dipakai pula dalam pembuatan ban (industri karet) kertas sigaret, tinta putih, pasta gigi, mercon/bahan peledak, isolasi kabel, obat-obatan dan industri kimia lainnya. Soda abu Batu gamping dipakai untuk membuat soda abu dengan proses amonia soda. Untuk memprodusir 1 ton soda diperlukan l-1,25 ton batu gamping. Di Amerika batu gamping yang dipakai untuk keperluan ini, disyaratkan mengandung CaCOs 90-99o/o; MgCO3: 0,6oh;Fe2(\ + AlzO: + SiOz: O,3oA. Bahan penggosok Pada umumnya dipakai dolomit (43% MgO3). Dolomit dikalsina- sikan menjadi MgO dan CaO yang tidak mengandung air,yanglazim di sebut Vienna lime merupakan bahan penggosok pada beberapa macam logam dan mutiara. Penggunaan terutama dipakai sebagai bahan penggosok dan pembersih barang/logam yang akan dipemikel supaya unsur nikel dapat lebih meresap. Pembuatan logam magnesium dan air laut Pembuatan alumina; untuk melakukan desilifikasi pada penyin- teraannya. Floatasr Untuk pemumian emas, air raksa, seng, nikel dan timbal, pembersih bijih uranium. Pembuatan senyawa alkali Dalam industn alkali jenis batu gampingyang dolomitan merupakan bahan utama. Syarat utama mengandung MgO:60/o Sebagai pembasmi hama Sebagai warangan timbal (PbAsO:) dan warangan kalsium (CaAsO:) atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan. Bahan pupuk clan insektisida dalam pertanian Dalam pertanian batu gamping umumnya dipakai dalam bentuk serbuk apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatif tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium dan magnesium yang berkurang akibat panenan, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur padam dipergunakan sebagai desin- fektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya. a a
55 54 . Penjemihan air Dalam penjernihan pelunakan air untuk ind,lsrri, kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalarm proses yang dinamakan proses kapur soda. Kapur menghilangkan bikarbonat sebagai penyebab kekerasan sementara pada air. Air kotor yang banyak mengandung bakteri akan bersih selama 24-48 jam apabila dibubuhi kapur yang cukup banyak, dernikian pula air yang keruh akan menjadi jemih. Air yang mengandung CO2 dinetralkan oleh kapur untuk meng_ hindari dari karat pada pipa yang menyalurkan kekonsumerr. Kapur dolomitan dipakai untuk rnenghilangkan silika dari eir paclrr ketel- keteluap. Dengan mempergunakan kapur dalam penjernrhan air juga diendapkan besi, mangaan, senyawa florida. Kapur juga dipergu- nakan untuk membersihkan sampah buangan pabrik. Bahan keramik Dalam industri keramik, batu gamping dip*ai sebagai imbuh untuk menurunkan suhu leleh benda-benda keramik. Tujuannya untuk mempengaruhi pemuaian panas masa sesudah dibakar, sehingga sesuai dengan pemuaian glasir. Dengan demikian glasir tidak retak atau lepas. Pemakaian banr gamping untuk benda keramik + l}Vc. Batu gamping ini juga dapat diganti dengan kuarsa. Glasir Batu gamping dipakai dalam jumlah sedikit dalam pembuatan glasir. Susunan glasir terdiri dari frit 9l,47at kaolin 8,67o. Fnt dibuat dari campuran meni timbal 44,3Vo, asam borat l2,l7o; kaolin 9,3Vc ktarsa 26,0Vo dan kapur 8,37o. Baiu gamprng yang dipergunakan disya- ratkan: CaCOr minimum 977o, FezO", maksimum 0,3olo SiOz 2,007c dan SOr 0,17o. Industri kaca Dalam pembuatan kaca diperlukan + 507o pasir silika dan bahan lain seperti soda (NaCO3), kapur dan lain-lain. Kapur dapat berasal dari batu gamping atau dolomit. Persyaratan batu gamping menurut standar Perancis mempunyai kadar SiO2 0,96Va, Fe2O3, O,04Vo, AlzOt 0,147o, MgO 0,l5%o, CaO 55,87o. Untuk dolomit dengan standar Perancis adalah SiO2 0,l5Vo, FetOt 0,037o, AlzOt 0,05Vo, MgO 20,807a dan CaO 3l,8Vo. Bata silika Untuk pembuatan bata silika, kapur diperlukan dengan persyaratan CaCO: minimum 9O7o; MgO maksimum 4,57o; FezO3 + Al2O3 maksimum l,5olo, SiO2 + yang tak larut maksimum 37o; COZ maksimum 57o. Bahan tahan api Dikenal dengan nama "dead burned dolomite" umumnya dipakai sebagai pelapisan (linind tanur peleburan baja. Bahan dibuat dari dolomit dengan komposisi MgCOr 357a, SiOz maksimum 1,07o Fe2Or maksimum l,SVo, AlzO3 maksimum 1,5 sisanya sebagai CaCOr. Bahan ini dibakar sedemikian rupa sehingga hasil yang diperoleh adalah tidak aktif lagi (secara kimia). 2. Dolomit Kebanyakan dolomit didapatkan bersama-sama dengan batu gamping. Dolomit umumnya terjadi karena proses pclindihan (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedaram batu gamping. Proses ini disebut dengan proses dolomitisasi yaitu proses penggantian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah mine- rallunsur dolomit (Mg CO3) maka dibedakan CaCO: = l00Vo dikenal sebagai batu gamping CaCO,+>107o Mg CO3 dikenal sebagai batu gamping dolomitan CaCO.+> 45Vo MgCOr dikenal sebagai dolomit Berkaitan dengan hal tersebut di atas karena surnber rrragnesium berasal dari air laut sedang bahr gamping menjadi dolomit karena proses pelindihan maka kcbanyakan secara stnrr.iqr',rl-is dolomit didapatkan dibagian bawah dari satu scri batu gampirrg. Di samping itu dolomit dapat diendapkan tersendiri sebagai evaporir. I)olonrir sendiri masif, butiran halus hingga kastrr. hqru,arna lbn-ahu putih, kebiruan, kunin. :lenrarr iristal berbentuk hexagouul. I)olornrt ticlak larut dalam HCl, kadaug dijurrrpai bersama halir dln gipsunr.
57 56 Lihat uraian pada batu gamping pada pembahasan penggosok o Pertanian Sebagai pupuk sumber unsur Mg dan pengatur PH tanah o Industri kimia Sebagai bahan baku untuk membuat/mendapatkan logam mag- nesium. Kekerasannya antara 3,5 - 4 dengan Berat Jenis 2,8 - 2'9' Tempat Diketeruukat, Telah dir:raikan di atas dolomit didapatkan berasosiasi dengan batu gamping. Tempat diketemukan antara lain o Daerah Istimewa Aceh: daerah Kungkr Aceh Tenggara o Sumatera Utara: Pengoloan Tapanuli Selatan o Sumatera Barat: Kp. Manggis, Lubuksikaping o Jawa'Iengah: Pamotan o Jawa Timur: Tamperan' Kab. Pacitan, Gtr' Ngaten, Gn' Ngimbang Tuban, Sekapuk, iab. Gresik' Sedayu, Kab' Tuban' Gn' Klakak Kab' Gresik. Socah Bangkalan, G' Lengis Kab. Gresik, Pacitan Lamongan . Timor Timur: Abe Pantai sekitar Gn" sejahiro' Gn' Mer dan Tanah Hitam. 3. Kalsit Merupakan mineral kalsium karbonat yang murni. Jenis mineral ini terjadi karena penghabluran kembali larutan batu gamping akibat pengaruh air tanah/hujan. Endapan kalsit diketemukan berupa pengisian rongga, tekanan dan kekar, sehingga jumlahnya tidak banyak karena sifatnya setempat-setempat. Mempertimbangkan cara terbentuknya dan sifat batu gamping klastik maupun batu gamping non klastik, kemungkinan dijumpai endapan kalsit sangat besar didaerah batu gamping non klastik. Kemungkinan akan menjadi bertambah besar tentang keberadaan endapan kalsit apabila batu gamping non klastik mengalami proses perlipatan/tektonik sehingga terbentuk rekahan dimana endapan kalsit berada. Oleh sebab itu pada umumnya didapatkannya kalsit berkelompok mungkin dapat luas ataupun sempit penyebarannya. Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit juga dapat terbentuk karena proses metamorfose kontak atau regional pada batu gamping yang diterobos oleh batuan beku. Kalsit dapat pula terbentuk akibat proses hidrothermal temperatur rendah dan berasosiasi dengan senyawa sulfida. Mineral kalsit dengan rumus kimia CaCO: dipergunakan sebagai skala kekerasan Mohs berderajad 3, dengan berat jenis 2,71, sistem kristal heksagonal, mempunyai warna berva- riasi, yang murni tidak berwarna (colorless), putih, coklat, kuning atau kehijauan. Warna tersebut akibat kontaminasi mineral lain misalnya oksida besi (coklat-kemerahan), mangaan (coklat kehitaman). Teknik Penambangan SePeni Penambangan baltt gamPing Pengolahan dan Pemanfoatan nYa . Bahanbangunan Penggrrnaannya tidak jauh berbeda dengan batu gamprng . Sebagai kapurtohor Proses kalsinasi dilakukan seperti pada batu gamping. Apabila sesudah proses kalsinasi didapatkan kapur tohor dolomitan (CaOMgO) maka bahan ini cukup baik untuk campuran adukan purungun bata (mortel) tetapi tidak baik untuk plaster (lihat uraian pada batu gamPing) . Bahan tahan aPi (reliaktori) Pada tungku pemanas atau nrngku pencair (lihat uraian pada batu gamping pada pembahasan bahan tahan api)' o Penggosok
58 59 Kristal kalsit yang tidak berwarna dipergunakan untuk prisma polarisasi pada mikroskop Keperluan industri Sebagai bahan pemutih dan pengisi ffiller), cat, gelas, plastik, karet dan penetral asam, industri farmasi, pengecoran logam. Keperluan industri kertas Dengan bergesemya teknik pembuatan kerlas dari asam ke netral atau "alkalin" maka kedudukan kaolin yang selama ini dipakai sebagai bahan pelapis tergeser oleh kalsit. Dengan cara ini kerlas yang dihasilkan mempunyai daya serap tinta yang lebih baik dan tidak memantulkirn cahaya. o Pertanian Serbuk kalsit dapat dipergunakan sebagai fertilizer/pupuk sebagai penetral tanah asam. Tempat Diketemukan Kalsit pada umumnya dijumpai berasosiasi dengan gamping khususnya pada batu gamping non-klastik. Kalsit bernilai ekonomis didapatkan antara lain di: o Daerah Istimewa Yogyakarta: Samigaluh Kab. Kulon Progo, Semanu, Ponjong dan Tepus Kab. Gunung Kidul. Jawa Timur: Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec. Pringkuku; Talem, Gn. Tumpuk, Kepil, Kab. Pacitan, Trenggalek, Tanen, Bukit Gubik, Kalidawe, Denok, Panggung, Wuni, Tulungrejo, Kab. Tulungagung; Bantur Selatan, Wonogoro, Gedongan, Sumberman- jing wetan, Sendangbiru, Tambakrejo, Bowotrate, Kab. Malang. Nusa Tenggara Barat: Desa Sari Kec. Sape, Kab. Bima. Sulawesi Selatan: Bojong Kab. Jenoponto. batu yang o a a a Teknik Penambangan Seperti telah diuraikan di atas kalsit terdapat berkelompok berasosiasi dengan batu gamping. Oleh sebab itu kalsit ditambang dengan mempergunakan peralatan sederhana antara lain gancu, linggis. Demikian sederhananya dan tidak memerlukan keahlian khusus sehingga dapat dilaksanakan oleh masyarakat/pertambangan rakyat. Kalsit dapat pula dikumpulkan dari hasil sampingan penambangan batu gamping. 4. Marmer Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorfose kontak atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitam-coklat, pyrit, ilmenit memberi warna coklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jurnlah sedikit mineral lain yaitu dolomit, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen, tremolit, wolastonite, visuvianite, forste- rite, olivin, talk, brucit, serpentin dan periklas. Disamping itu tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolite facies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya marmer diklasifikasi sebagai berikut: P e ng olahan dan P emanfaatanny a Kalsit yang dikumpulkan dari tempat penambangan dipisah- pisahkan (sortasi) berdasarkan atas warnanya. Kemudian dibersihkan dari kemungkinan masih terikutnya batu gamping. Proses selanjutnya dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel, kemudian dikeringkan dan digerus sehingga menjadi serbuk yang halus. Serbuk ini dimanfaatkan sesuai dengan kepentingan baik melewati kalsinasi atau tidak dikalsinasi. o Keperluan optik t,
61 60 sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai akibat proses metamorfose regional. Tempat didapatkannya marmer adalah: r Sumatera: Daerah P. Nias dan Tapanuli o Jawa Barat: Daerah Palimanan di G. Kudo, G. Kromong (marmer biru) o Jawa Tengah : Daerah Banjamegara di G. Kebunrh, Bernal, Bukit Jiwo, G. Djokotua Bayat Klaten Jawa Timur: Daerah Panggul, Tulungagufg, Campurdarat Di daerah ini pernah berdiri: PT. Industri Marmer Indonesia. Tulungagung Sulawesi: Daerah sekitar Tonasa Timor: Daerah sekitar Kupang Irian Jaya Statuary rnarble Architectural marble Ornamental marble Onix marble Cipdin marble Ruin marble Breccia marble Shell marble Berdasarkan daya tekstur lembut, putih bersih wruna, tekstur, mutu dan kekuatan bagus warna indah dan bervariasi : mangandung dolomit/arorganit, transparan mengandung mika dan talk tekstur halus dan seginya tak teratur tekstur kasar dan persegi terdapat fosil. aus dan kekuatan tekan marmer dibedakan: a a O a a a a a Daya aus (mm/menit) Kelas Kuat tekan (kg/cm2) < 0.100 0.100 - 0.130 0.130 - 0.1 60 < 0.160 I r 500 - 2000 r200 - 1400 990 - I 100 300 - 800 a 2 a 3 4 a Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu retakan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama. Teknik Penambangan Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh block marmer sebesar-besarnya. cara penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan sistem kuari berjenjang akan mencegah kerusakan. Pe ngolahan dan Pemanfaatan o Bahan bangunan o Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun lantai. o Industrirumah tangga Sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan ataupun meja. Pecahan dari marrner dimanfaatkan untuk tegel campuran semen. Tempat Diketemukan Marmer terbentuk sebagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamor- fosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi instrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batu gampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping
62 63 6. Fosfat 5. Oniks Endapan fosfat di Indonesia terdapat dibeberapa gua di Indonesia dalam berbagai bentuk dari butiran, bongkahan sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsium fosfat terdapat sebagai endapan permukaan, endapan gua dan endapan bawah permukaan. Secara garis besar proses pembentukan ketiga jenis fosfat guano ini adalah sama yaitu merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan atau air tanah. Endapan fosfat permukaan umumnya terdapat dilapisan teratas batu gamping klastik, endapan fosfat bawah permukaan terdapat dalam rongga pada tubuh batu gamping terumbu sedang endapan fosfat gua terdapat di dasar gua batu gamping dan berasal dari kotoran kelelawar dan burung. Batuan fosfat merupakan batuan yang mengandung apatit. Dikenal 4 jenis apatit yang sering didapatkan dalam fosfat yaitu: Apatit :Ca5(POa)3$Ce) Hydroxyapatit :Cas(PO+)rOH Oxyapatit : Caro(PO+)r(COr) Carbonate apatit : Caro(PO+)o(CO.,XHzO) Endapan fosfat di alam berwarna abu-abu, kebiruan, hitam, jingga hingga putih kotor. Penggolongan fosfat didasarkan atas kadar PzO-s. Fosfat yang terdapat di Jawa rata-rata berkadar PzOs 30-40Vo. Endapan oniks mempunyai komposisi kimia CaCO-r terdiri dari mineral kalsit yang berlapis dengan ketebalan dan pola yang bervariasi. Umumnya berwarna putih kekuningan dan agak bening sehingga tembus pandang. Oniks terjadi pada rongga atau tekanan batu gamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat baik yang terjadi pada temperatur panas atau dingin. Bila oniks ini terkena proses metamorfose maka akan terbentuk oniks marmer. Seperti marmer, oniks tidak tahan terhadap larutan asam oleh sebab itu disarankanjangan sampai terkena air hujan. Tempat Diketemukan Endapan oniks yang sudah diketahui keberadaannya antara lain o Jawa Barat : Ciniru, Kab. Kuningan o Jawa Tengah: Daerah Wirosari . Jawa Timur : Desa Jari, Kec. Bubulan, Kab. Bojonegoro; P. Bawean Kec. Sangkapura, Kab. Gresik; Petiken, Kab. Mojo- kerto Teknik Penambangan Seperti penambangan marmer Tempat Diketemukan P e n g o lahan dan P e manfadt an ny a Di Indonesia penyebaran batu gamping sangat luas, demikian juga dijumpainya endapan fosfat berhubungan erat dengan keberadaan batu gamping. Tempat-tempat diketemukan endapan fosfat antara lain: o Daerah Istimewa Aceh: Gua Sigeum di Desa Monikeum, Kec. Lhoknga Kab. Aceh Besar: Gua Truh Desa Monikeum Kec. Lhoknga, Kab. Aceh Besar; Gua Tujuh Desa Kulee Kec. Batee, Kab. Aceh Besar; Gua Gle Teumiga Kp. Krueng Tunong, Kec. Lamno Jaya Kab. Aceh Barat. Oniks digergaji/digerenda sesuai dengan peruntukannya. Kare- na sifatnya yang tembus pandang dan berwarna putih kekuningan oniks dimanfaafkan sebagai: o Untuk hiasan/omamen Dibentuk sebagai asbak, vas, lampu duduk/gantung atau bentukan dekorasi lainnya. I i
64 65 o kian Jaya; P. Ajawidi barat laut Salpiori, Ajam Aru dekat Kp. Soroan. Sumatera Utara: Gua Telpus, gua air dekat Kp. Namada daerah Lau Buluh Kab. Tanah Karo. Jawa Barat: Gn. Jambu Kec. Leuwiliang Kab. Bogor; Jampang tengah Kab. Sukabumi; Nyalindung Kab. Sukabumi; Gn. Cibentik Cileungsi Bogor, Cibunut, Cileungsi Bogor; Dewa Sawarna Kab. Lebak; Desa Cihideung Kab. Lebak; Desa Bayah Kab. Lebak; Kp. Paliamanan Cirebon; Desa Bojongmanik Kab. Lebak; Cigugur Kab. Ciamis; Desa Babakan Kec. Parigi Ciamis; Desa Batukoras Cijulang, Ciamis; Desa Cikalong Pangandaran; Padaherang Kab. Ciamis; Tunggiling Kalipucang, Ciamis. Jawa Tengah: Margasari Kab. Tegal; Pemalang Pekalongan; Jekenan Semarang; Kendal; Keling; Sukolilo Kab. Pati; Branti Kayem Grobogan Pati; Karangrayung Grobogan; Sawangan, Ajibarang; Salaman Kab. Magelang; Ajibarang Kab. Banyumas; Wuryantoro Kab. Wonogiri; Baturetno Kab. Wonogiri; Pracimantoro Kab. Wonogiri; Jatilawang Kab. Kroya; Gua Banteng Gombong; Karangbolong , Turian Kebumen Ponjong Gn. Kidul; Semanu Gn. Kidul. Jawa Timur: Semanding Tuban; Palong (timur Tuban) Kab. Tuban; Blitar Selatan Kab. Blitar; Babat Ka. Lamongan Kab. Gresik; Gn. Malang Panceng Gresik; Paciran Kab. Lamongan; Kemantren Prupuk Kab. Gresik; Sedayu Kab. Gresik; Karawang, Bangkalan Madura; Komundung, Pamekasan Madura, Sumenep Madura. Kalimantan Timur: Bukit Kapur dekat Kp. Ujoh Kab. Kutai; Gua Bukit Kapur di Kp. Sanggulan Kec. Sebulu Kab. Kutai; Gua G. Perigi Kec. Long Ikis Kab. Pasir; Gua Batu Desa Sesulu Kab. Pasir. Kalimantan Selatan: Telaga Langsat (sebelah timur Kandengan) Kab. Hulu Sungai Selatan; Padang Batung; Gn. Batuhapu;Gn. Talikur. Timor Timur: Kp. Daemena, Desa Abo Kec. Quelicau Kab. Baucau; Kp. Laleia, Kec. Vemasse Kab. Manatuto. Sulawesi Tenggara: Gua Laboranda, Lawela P. Buton; Gua Laompo, Gua Masiri, Gua Lokulepa dan Gua Reno, P. Buton; Gua Bahari Ds. Wapulaka, Kec. Sampolawa, P. Buton; Gua Lalole, Gua Kagundigundi, Gua Pagalompa, Kec. Bantauga, P. Siompu. Teknik Penambangan Penambangan fosfat pada umumnya dilakukan dengan cara sederhana. Hal ini terpaksa dilakukan karena cadangan endafan fosfat relatif sedikit. Untuk cadangan endapan fosfat yang cut<up besar, penambangan dilakukan semi mekanis seperti C.v. tri Dharma di Jawa Barat; c.v. Fackindo di Jawa Timur dan c.v. Masyarakat dan PT. Tri Ubaya Paksi di Jawa Timur. P e n g olahan dan P e manfaatan Pengolahan fosfat cukup sederhana. Dari hasil penambangan fosfat yang tercampur tanah dicuci, kemudian diplcah sampai berdiameter 3 cm, dikeringkan dengan sinar matahari, selanjutnya digiling dan diayak sampai berupa tepung berukuran g0 mesh. Pemanfaatannya: r Pertanian Dipergunakan sebagai pupuk baik pupuk buatan (TSp dan DSp) maupun pupuk alam untuk tanah yang asam. r Industri Dimanfaatkan dalam industri untuk pembuatan detergen, asam fosfat dan industri kimia lainnya. 7. Rijang Rijang (sio2) terbentuk dari proses repracernent terhadap batu gamping oleh silika organik atau anorganik. Rijang berbutir .ungu, halus (crypto crystalline) umumnya berwarna kemerah-merahan (merah hati), kadang-kadang berwarna kehijauan atau kehitaman, nilai kekerasan 7.
I 67 66 Sri Giri Sejati Wonogiri sebuah anak perusahaan binaan dari Perusahaan Negara Pusri Palembang yang mendidik, melatih dan membina para calon pengrajin batu mulia. Tempat Diketemul<an Kebanyakan rijang didapatkan di sungai sebagai endapan aluvial. Dengan demikian baik bentuk, ukuran warnanya sangat bervariasi. Tempat dijumpainya rijang antara lain: o Daerah Istimewa Aceh: Sungai Tutut, Meulaboh, Aceh Barat; Blangkejeren Aceh Tenggara; Jawa Barat: Cigelang Kab. Sukabumi; Waluran Kab' Sukabumi, Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi; Jawa Tengah: Tirtomojo, Kab' Wonogiri; Kismantoro dan Pracimantoro Kab. Wonogiri; o Jawa Timur: Sungai Cepoko, Sungai Winong, Sungai Kedung Semar Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo; Sungai Ngrendeng Kec' Tulakan, Kab. Pacitan;Badegan Kab' Ponorogo, Arjosari Kab' Pacitan' o Kalimantan Barat: Sungai Kapuas; o Kalimantan Selatan: Kp. Simpang Empat; Martapura, Kab' Banjar; r Sulawesi Selatan: S. Tandiwoto, Lengkuna, Bakumponbini; Tondo; o NusaTenggaraTimur: Wowonato. 8. Gipsum Gipsum dengan rumus CaSO+2HzO mempunyai kekerasan 2 dan dipakai sebagai salah satu standart kekerasan Mohs. Dilapangan gips didapatkan dalam bentuk lembaran pipih, kristalin, serabut didaerah batu gamping, batu gamping dan fumarole. Konsep utama terbentuknya gips adalah terdapatnya Ca*2 dan SOa-2, yang tersebut terakhir dapat berasal dari belerang (S) atau pirit (FS2). Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan (misal pada batulempung) akan menghasilkan gipsum yang berlembar pipih. Adanya fumarol dari daerah batuan yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gips kristal. Demikian pula adanya pirit (FeSr. Disamping itu gipsum berbentuk akibat hidrothermal yang berdekatan dengan batuan karbonat akan menghasilkan gips kristal seperti didapatkan di daerah Ponorogo. Secara teoritis gipsum mempunyai komposisi CaO 37,6Vo, SOt 46Vo dan HzO 20,9Vo. Dipasaran dikenal: o Gelas maria = selenit; lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan tembus pandang r Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutra o Alabaster;jenis gips yang berutir halus r Batu gips; berbutir halus sekali dan kompak Gipsum sering didapatkan bersama dengan halit dan anhydrit (Gips: CaSO+ 2HzO; Anhydrit CaSO+). Teknik Penambangan Rijang kebanyakan didapatkan sebagai endapan aluvial, 9:'g* demikian pinambangan dilalcukan dengan cara sederhana. Karena jumlahnya sedikit kebanyakan pencarian dilakukan oleh rakyat' P e ng olahan dan P emanfaatannY a Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata. oleh sebab itu kebanyakan dibentuk sebagai hiasan (ornament). Pengolahan di awali dengan rencana penggunaannya. Oleh sebab itu dengan gerenda dan gergaji bongakahan ruang dibentuk sesuai dengan feinginan, kemudian dipoles hingga mengkilap. Dengan berbagai desain polesan rijang siap untuk dipasarkan. Membentuk batu setengah permata untuk perhiasan dilakukan dengan jiwa seni. Di daerul Wonogiri terdapat Unit Bina Industri Batu Mulia (UBIBAM) Tempat Diketemukan Seperti diuraikan di atas gips didapatkan dalam berbagai bentuk kristal. Tempat didapatkannya gips antara lain: o Daerah Istimewa Aceh: Pante Raya, Kec. Trenggading, Kab. Aceh Utara didapatkan berwarna bening, berupa bongkah dengan ukuran
il 68 69 sampai 30 cm. . Jawa Barat: Jati, Cibareng, Teluk Jambe Kab. Karawang; Cidadap Tasikmalaya; Subang dan Sumedang; o Jawa Tengah: Jatingaleh, Semarang dan Gaplok Kab. Blora; Mojosari, Sedan, Tanjung Sulang, Ngandang Kab. Rembang; . Jawa Timur: Bukul, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo dijumpai inengisi rekah-rekah pada andesit; Bojonegoro, Kalianget, Madura. o Kalimantan Timur: Sedadap, P. Nunukan, P. Sebatik Kab. Bulungan; Sungai Belayan, Kab. Kutai. o Nusa Tenggara Barat: Ds. Kuta, Pujut Lombok Tengah, o Nusa Tenggara Timur: Teun, Boutena, Lamaknen; Managa, Lamakera, Kukuwerang Kec. Solor Timur (dijumpai berupa lensa- lensa pada batuan dasit terubah), o Sulawesi Tengah: Polipobom Kab. Donggala, o Sulawesi Selatan: Cangkareng, Kab. Soppeng (diperkirakan terbentuk akibat proses penguapan air laut pada zaman Miosen- Pliosen);Laballe, Kec. Ajangale Kab. Bone (berbentuk urat-urat pada batu lempung). Dalam jumlah yang relatif sangat sedikit gips dalam bentuk kristar di- campur bersama dengan bahan baku semen portland untuk bersama- sama dipanaskan/dicampur dalam kiln. Tujuan menambah.gips ke dalam semen, agar semen tidak cepat membeku apabila diaduk dengan air. o Bahan plester Anhydrit dalam bentuk serbuk diaduk dengan cairan perekat dan siap dipergunakan untuk plester dinding o Bahan pembuat cetakan Serbuk anhydrit ditambah air secukupnya. Bahan campuran ini siap untuk dipakai sebagai bahan pembuat cetakan r Kedokteran Serbuk anhydrit direkayasa untuk spalk. e Bahan pembuat kapur tulis Serbuk anhydrit dicampur dengan air. Adonan ini siap untuk dicetak menjadi kapur tulis. o Alat optik dalam mikroskop polarisasi Gips yang pipih untuk keping gips. Dengan adanya keping gips yang merupakan asesori pada ntikrosk,,n ,",roOufi maka identifikasi suatu mineral dapat lebili rtr:rta. o Industri kimia Sebagai bahan utanta pcrnbtilrt .r\arrr \ull:tl o Industri makanalr Dicampur dalanr be.tuk arrlrrrlrit dengan bahan pembuat tahu. Dengan campuran anhydrit dan kedelai yang sudah dibuat sebagai bahan dasar perusahaan kecil dalam bentuk bubur tahu. Tahu menjidi r latif keras dan awet. Di alam gipsurn merupakan mineral hidroskalsium sulfat (caSoa2H2o). Sifat fisik rrineral antara lain: berwarna putih, kuning, abu-abu, merah jingga atau hitam, bila tidak murni; lunak, pe.jal kekerasan antara l,-5 - 2, b.d.: 2,35 dan mempunyai kilap sutera. Kelarutan dalam air adalth 2,1 grll pada suhu 40" C;1,g grll pada 0o C dan 1,9 grll parla suhu 70o - 90o C. Kelarutan bertambah dengan penambahan HCI atau HNOr. Pada umumnya gipsum mempunyai komposisi CaO:32,67o; SOr; 46,52o dan H2O: 2O.9To. Teknik Penambangan Teknik penambangan dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana ataupun dengan sistem gophering apabila bentuk deposit sebagai retas-retas atau mengisi bongkahan. P e n g olahan d an p e manfaatanny a Gips yang diperoleh dari tempat penambangan dibersihkan dari kotoran kemudian dicuci dengan air lalu dikeringkan. Apabila diingin- kan akan dibuat tepung gips, harus dirubah dahulu gips (CaSOa zHzO) menjadi anhydrit (CaSO+) dengan cara dimasukan dalam tungku pemanas. Keluarkan gips yang masih dalam bentuk kristal dari oven. Gips yang telah berubah menjadi anhydrit siap untuk dibuat serbuk. o Bahan tanrbahan semen portland
7l 70 i I bahan proses tersebut tidak perlu dilakukan seluruhnya, tergantung pada kualitas dan jenis gipsum yang dibutuhkan. Dalam penggunaannya gipsum dibagi menjadi 2 jenis yaitu: o Gipsum yang belum dikalsinasi, dimanfaatkan untuk: o Industri semen portland dengan persyaratan minimum 357o minimum 2/3 berat SO3 maksimum 0,17o maksimum 97o 95Vo (-14 mesh) . Industri pertanian sebagai conditioner tanah yang mengandung alkali dan sebagai pupuk terutama pada tanaman kacang tanah. o Industri kertas, cat dan insektisida sebagaifiller. o Gipsum yang telah mengalami proses kalsinasi antara lain untuk: e sektor konstruksi : papan dinding (wallboard) dan partisi bidang kedokteran : cetakan gigi, spalk industri pasta gigi dengan persyaratan: o CaSO+ llzH2O : >93Vo o Waktu pengerasan : 5 - 20 menit o Ukuran partikel : - 100 mesh (> 957o) - 30 mesh (I00Vo) industri keramik/sanitair, untuk cetakan dengan persyaratan (menurut ASTM) o CaSO+ ll2Hzo o Waktu pengerasan o Kuat tekan o Ukuran partikel - 100 mesh (> 90Vo) - 30 mesh (IN%o) o SOs o CaO o Garam Na dan Mg . Hilang pUar o Ukuran partikel Peremukan II & Pengayakan ----------------1 Produk gipsum untuk semen a a Gipsum untuk filler dan pertanian > 807o 20 - 40 menit > 1800 psi Gambar 2.Bagan alir pengolahan gipsum o industri bahan tahan api, sumber pembuatan asam sulfat, ammonium sulfat, untuk kapur tulis, lumpur pemboran. Selain diproduksi oleh alam, gipsum dihasilkan juga dengan memproses air laut dan airkawah yang banyak mengandung sulfat dengan menambahkan unsur Kalsium padanya. Sebagai produk sam- pingan pembuatan asam fosfat, asam sulfat dan asam nitrat. Produk ini Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk menghilangkan mineral pengotor yang terkandung didalamnya serta untuk mendapatkan spesifikasi yang diperlukan industri pemakai. Pada dasarnya garis besar, pengolahan gipsum terdiri dari 3 tahap yaitu; preparasi (penge- cilan ukuran, pengayakan dan lain-lain) kalsinasi dan formulasi. Tam-
72 73 disebut gipsum sintetis. Sebagian besar dari gipsum (98Vo) dipakai oleh industri semen' Sisanya dimanfaatkan untuk industri keramik dll' batuan tersebut. Pembentukan lempung karena pelapukan sebagai akibat reaksi ion-ion H* yang terdapat dalarn air tanah dengan mineral-mineral silikat. H* umumnya berasal dari asam karbon yang terbentuk sebagai akibat pembusukan oleh bakteri terhadap zat-zat organik yang terdapat dalam tanzfi. Menurut Keller (1957) ion Hidrogen ini dapat pula berasal dari: asam-asam organik akar halus tumbuhan berasal dari air itu sendiri Menurut Wollast (1961) pada proses pelapukan: o bila laju aliran lebih cepat dibanding dengan pelarutan yang terjadi maka akan terbentuk gibsit o bila laju aliran makin rendah dibanding dengan pelarutan yang tejadi maka akan terbentuk kaolinit o bila laju aliran hampir terhenti, suatu reaksi yang lambat akan terjadi antara kation dengan AI(OH)3 dan silika membentuk monmorilonit. Proses hidrothermal Pada alterasi hidrothermal yang sangat lemah. rnineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit cenderung membentuk klorit. Pada alterasi lemah, kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral mika, fero magnesium dan feldspar plagioklas umumnya akan r-nembentuk monmorilonit. Terjadinya monmorilonit terutama disebabkan oleh adanya mag- nesium. Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun mika primer yang terbentuk karena alterasi hidrothermal sering ditemukan zonl-zorra yang terbentuk lingkaran dengan susunan dari dalam keluar adalah: . yang terdalarn serisit o kemudian kaolinit r disusul monmorilonit dan terakhir klorit Bentonit di Ponza Italia terbennrk oleh alterasi dari abu gunungapi. Proses transformasi./detri vikasi Proses transformasi/detrivikasi dari abu gunungapi yang sempuma B. SUBKELOMPOK B a Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedirnen lainnya. Yang termasuk dalam jenis ini adalah: a a 1. Bentonit Bentonit adalah jenis lempung yang 807o lebih terdiri dari mineral monmorilonite (Na. Ca)0.:: (Al.Mg)rz Si+ Oro (OH)z n H:O' bersifat lunak (kekerasan I pada skala Mohs, berat jenis antara l,J - 2,7, mudah pecah, terasa berlernak. mempunyai sifat mengembang apabila kena air. Menurut Knight, 1896 nama lain dari bentonit adalah Soap Clay, Taylorit, Bleaching clay, Fullers earth. Konfolensit, Saponit, Smegmatit. Sifat bentonit antara lain: . Berkilap lilin umumnya lunak, plastis dan sarang o Berwarna pucat dengan kenampakan putih, hijau ntuda. i;el.riru merah muda dalam keadaan segar dan menjadi krem bila lapuk yang kemudian berubah menjadi kuning, merah coklat serta hitam. o Bila diraba terasa licin seperti sabun dan kadang-kadang pada permukaannya dijumpai cermin sesar. . Bila dimasukan kedalam air akan menghisap air sedikit atau banyak. o Bila kena hujan singkapan bentonit berubah menjadi bubur dan bila kering akan menirnbulkan rekahan yang nyata. Terbentuknya bentonit disebabkan oleh: o Proses pelapukan Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya mineral lempung adalah komposisi batuan, komposisi kimia air dan daya lalu air tersebut pada batuan. Yang tersebut terakhir ini dipengaruhi oleh iklim inacam batuan dan relief serta tumbuhan yang berada di atas
; 74 75 akan terjadi apabila debu gunungapi tersebut diendapkan dalam cekungan danau atau laut. Gelas alam(natural glass) yang dikandung abu gunung api lambat laun akan mengalami detrivikasi seperti pada endapan piroklastik di Laut Tengah dekat G. Vesuvius dan Sisilia. Monmorilonit dijumpai pula pada endapan resen disekitar kepulauan Azores yang bersifat vulkanis dan diduga tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan endapan-endapan yang dibawa dari daratan. . Proses pengendapan kimia Menurut Millot (1970) monmorilonit dapat terbentuk tidak saja dari tufa tetapi merupakan endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat silikaan. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedi- mentasi dan tidak berasosiasi dengan tufa adalah attapulgit, sepeolit dan monmorilonit, terbentuk dalam cekungan sedimen yang bersifat basa dimana karbonat, silika pipih, fosfat laut dan sebagainya terbentuk. Perlu ditekankan disini bahwa pada lingkungan ini banyak mengandung larutan silika yang dalam beberapa hal dapat mengen- dap sebagai flint, kristobalit (dan monmorilonit) atau bersenyawa dengan alumunium dan magnesium. Seperti diuraikan di atas bentonit didefinisikan sebagai lempung halus yang mengandung 80Va monmorilonit. Lempung tersebut sebenarnya lebih tepat disebut lempung monmorilonit tetapi didunia perdagangan tetap lebih senang menyebut bentonit. Di alam dikenal 2 jenis bentonit yaitu: o Natrium bentonit (Na bentonit) ( = Wyoming bentonit) Jenis ini mengembang kurang lebih 8 kali bila dicelupkan dalam air o Kalsium-Magnesiumbentonit Jenis ini mengembang 1,5 kali bila dicelupkan alam air. Jenis Ca-Mg bentonit secara teknik dapat dijadikan Na-bentonit. Miosen. Sumatera Utara: Daerah Pangkalan Brandan, terdapat dalam Formasi Seureula yang terinterkalasi oleh batupasir dan lumpur, jenisnya Ca- Mg bentonit dapat dipakai untuk lumpur pemboran setelah diaktifkan. Riau: Daerah Kab. Inderagiri Hulu terdapat mineral monmorilonit, kuarsa, kaolinit dan mika; sekitar desa Petai, Nia, Lembu, Lipat kain Kab. Singingi; Paranap Kec. Paranap; sekitar desa Rombatan Kec. Rengat tediri dari mineral monmorilonit dan kuarsa; Sungai Tanang dan Sungai Adar Kec. Siberida; kampung Krupe Berangin Kec. Inderagiri terdiri dari mineral monmorilonit, kuarsa dani kaolin; Kampung Kinali, Bukit Pedusunan, Desa Pelapakan, Kec. Kuanten Mudik; sekitar Basuaoh Kec. Kuantan Hulu Kab. Inderagiri; sekitar Rawagedong, Kec. Longgam Kab. Kampar. Sumatera Selatan: Kebon Agung Kab. Tanjungenim terdapat Ca-Mg bentonit dalam Formasi Palembang yang berumur Pliosen; Bantaian, Ujan, G. Megang terdapat Ca bentonit dalam Formasi palembang yang berumur Pliosen; Tebing Tahisapi Muaraenim terdapat Ca-Mg bentonit dalam Formasi Palembang yang berumur Miosen; Belimbing Prabumulih terdapat Ca-bentonit dalam Formasi Palembang Tengah; Bangko Tanjungenim terdapat Na-bentonit; Merapi, Lahat; Silangit Musi Rawas terdapat Ca-Mg bentonit berasosiasi dengan kaolin. Bengkulu: Tabah Pananjung Kab. Bengkulu Utara; Talangbaru Muaraaman; Tanjung Agung, Kerlop Jawa Barat: Jasinga Kab. Bogor; Nanggung Kab. Bogor; Bojong Manik, Kab. Lebak; Cilayang makam Jepang Kab. Lebak; Leuwidamar Kab. Lebak; Pangkalan, Sukanagara Kab. Cianjur; G. Walang, Warung Bitung, Kab. Cianjur; Lengkong Kab. Sukabumi; Kawalu Kab. Tasikmalaya; Manonjaya Kab. Tasikmalaya; Karangnunggal Kab. Tasikmalaya; Tomo Kab. Sumedang; Situraja Kab. Sumedang; Desa Kamal, Tanjung Kerta Kab. Sumeda4g; Hasian, Tanjungkerta, Kab. Sumedang; Desa Wanasari, Kec. Buahdua, Kab. Sumedang; Subang. Kab. Subang. t Tempat Diketemukan Di Indonesia bentonit terdapat cukup banyak antara lain o Daerah Istimewa Aceh: Daerah Tupin, Reusip, Belangkaring Lokseumawe terdapat pada Formasi Julu Rayeu yang berumur
76 77 . Jawa Tengah: Sumberlawang Kab. Sragen; Tangen Kab. Sragen; Sangiran Kab. Sragen; Gundih Kab. Grobogan; Jatingaleh Kab. Semarang; Bandung Klan Wonosegoro Kab. Boyolali; G. Candi, Bangsri, Simo Kec. Karanggede Kab. Boyolali; Bandungan, Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali; Klego Kec. Karanggede Kab. Boyolali; Klari, Kec. Klari Kab. Boyolali; Lemah Jaya Kec. Moeden Kab. Banjamegara; Kendel, Boyolali. . Daerah Istimewa Yogyakarta: Patuk, Sepat, Gembyong Kab. Gunung Kidul, Gayamharjo, Kab. Sleman. o Jawa Timur: Jahurpang, Sokokidul, Pule, Kori, Dongko; Jajai, Kab. Trenggalek Tanjungagung, G. Ujong Kab. Tranggalek; Petung, Klumpit; Jeblogan; Nagapoh, Jatipokoh, Kasasi, Kab. Ponorogo; Slahung, Ngipung, Kab. Ponorogo; Ngampak, Mraen, Baso Lor, Kab. Ponorogo; Jatipahak, Kasri, Kab. Ponorogo; Tanggunggunung Kab. Tulungagung; Punung, Donorojo Kab. Pacitan; Saren Kab. Pacitan; Nganut Kec. Bandar Kab. Pacitan; Banyuurip, Ngandong, Sonde, Betos, Sumberlawang Kab. Ngawi; Pandangan Kab. Lamongan; Kampung Jabon, Kutugan, Pletes dan Boncikal Kec. Bantur Kab. Malang; Sitiarjo, Sumberagung Kec. Sumbermanjing Kab. Malang; o Timor Timur: Desa Mulia-Que licai, Desa Venilale Kab. Bobonaro . Sulawesi Utara: Kec. Modayang, Kab. Boloangmangandow. katkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan. o Proses pengaktifan Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit. Proses pengaktifan dilak-ukan khusus untukjenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit jenis ini di bagi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif. Pengaktifan bertujuan untuk melarutkan unsur pengganggu seperti: Ca, Al, Mg, Fe, Na, K, dll. Dengan memakai media pengaktif HzSO+ (5Vo) danHCl (57o) pada suhu 100oC dalam selang waktu 2-4 jam. Hasil proses ini bentonit dipakai untuk menjernihkan minyak kelapa. o Proses pengubahan ion Kation yang bervalensi tinggi atau yang berukuran kecil pada umumnya akan menggantikan kation yang bervalensi rendah atau yang berukuran besar. Atas dasar ini maka kation H* jauh lebih kuat menggantikann kation K* seperti terlihat sebagai berikut: H* > Mg*'> ca*z > Li*l > Na*l> K*l Kation Ca*2 pada bentonit dapat pula didesak oleh Na*r apabila konsentrasi Na*r cukup tinggi. Pengubahan kation ini dilakukan dengan menghilangkan atau mengeluarkan dari sistem produk samping yang terjadi seperti terlihat pada reaksi berikut: Ca bentonit + NazCO: -----+ Na bentonit + CaCO: Teknik Penambangan Produk CaCOr yang terbentuk selalu dikeluarkan dari sistem. Oleh karenanya reaksi akan berlangsung kekanan. Adapun pemanfaatan bentonit adalah sebagai berikut: o Na-bentonit . Dimanfaatkan sebagai lumpur pemboran minyak bumi/gas/panas bumi o Sebagai bleaching powder mtnyak sawit, industri kimia, farmasi o Sebagai pencampur semen, insektisida, sabun o Karena pengembangannya besar (8 x) dimanfaatkan untuk pe- nyumbat kebocoran bendungan. Bentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab itu teknik penambangan dengan sistem kuari dan dapat mempergunakan peralatan sederhana. Pengolahan dan Pemanfaatan Bentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan di- angkut kepabrik untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pema- r&Son; penggilingan dan pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikan dengan penggunaannya. Pengolahan lanjut bertujuan untuk mening-
I 78 79 Ca-Mg bentonit o Bahan pembuat Na-bentonit dengan proses pengaktipan dengan asam o Industri penyaringan lilin, minyak kelapa, industri baja yaitu sebagai perekat pasir cetak dalam proses pengecoran baja o Industri kimia sebagai katalisator, zat pemutih, zat penyerap, pengisi, lateks, tinta cetak. Bongkahan bentonit dari tambang I I ;l i, ri i: Preparasi ukuran butir Untuk lumpur pemboran menurut American Petroleum Institute (API) spesifikasi No. 13 B Na-bentonit dipersyaratkan sebagai beri- kut: o Analisa saringan basah US Sieve No. 200 : Sisa maksimum 47o o Kandungan air saat pengiriman o Pada contoh basah seberat 225 grambentonit dalam 350liter air: o pembacaan Fann VC meter : pada 600 rpm minimum 30 o yield point 100 lbs/sqft : 3 kali kekentalan plastis r penyaringan :Maksimum 13,5 cc o Pada suspensi 22,5 ppgkekentalan terbukti:Minimum 15 Cp r Wetyield Persyaratan Na-bentonit sebagai Viscosifier: o Analisa saringan kering US Sieve No. 200 : Maksimum 27o . Pengembangan Pengayakan 100 mm +10mm :Maksimum 107o Pengeringan 1,5 jam dengan burner Pengayakan (5 mm) Pengeringan I jam dengan burner :Minimum 94,02bbUton : l0 - 12 kali volume kering : Magnetik dan radioaktif o Tidakmengandungbahan-bahan + 200 mesh - 200 mesh 2. Ball clay dan Bond clay Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit = AlzSizOs(OH)a /anS bentuk kristalnya tidak sempurna (40- 60Vo), ilit (18-337o), kuarsa (7-22Vo) dan mineral lain yang mengandung karbon (l- %o). Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka lempung tersebut disebut bond clay. Ball clay dan bond clay umumnya bersifat sangat plastis karena terdiri dari partikel sangat halus, mempunyai daya ikat dan daya alir yang sangat baik. Ball clay dan bond clay terbentuk sebagai akibat PRODUK AKHIR + 200 mesh - 200 mesh Gambar 3. Bagan alir pengolahan butir bentonit
80 81 sedimentasi dalam lingkungan lakustrin atau delta, berasosiasi dengan endapan pasir, lanau dan lignit/batubara. Oleh sebab itu didapatkan setempat-setempat baik dalam bentuk lensa atau nodul dan berwarna gelap. Pengujian terhadap bahan galian di lapangan dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan air sedikit, kemudian di'plintir'l dengan tangan sehingga bentuknya seperti silinder. Bentukan tersebut kemu- dian dibengkokan perlahan-lahan sehingga terbentuk melengkung. Apabila pada bagian lengkungan terjadi retakan-retakan terbuka lebar maka menunjukkan mutu bahan galian tersebut relatif kurang plastis sehingga dikatakan jelek. Apabila dengan perlakuan yang sama tidak terjadi retakan-retakan maka bahan galian tersebut mempunyai sifat plastisitas tinggi sehingga katakan baik. Lamongan. Kalimantan Barat: Sebawi Kab. Sambas, Pangkalan batu Kab. Ketapang; Motrando Kab. Sambas; Mandor dan Salamantan Kab. Sambas; Ds. Balai, Karangan Kec. Sekayam, Kab. Sanggau; Kalimantan Tengah: Tanjungkalap; G. Mas sebelah barat S. Kahayan Kalimantan Selatan: Bitahan, Rantau Kab. Tapin, Tatakan, Rantau, Kab. Tapin; Sembelimbingan dan Stagen Kab. Tanah Laut; Stagen Selatan Kotabaru, Kab. Kotabaru; Sulawesi Utara: Podo Kab. Minahasa, Unan Kalo. Minahasa. a a Teknik Penambangan Ball clay dan bond clay merupakan bahan galian yang lunak dapat dijumpai dekat permukaan atau agak dalam dari permukaan. Apabila terdapat didekat permukaan cara penambangan dilakukan dengan sistem kuari, dan apabila jauh dari permukaan sistem penam- bangan dengan gophering atau membuat sumuran dapat dilakukan. Peralatan yang dipergunakan cukup sederhana walaupun demikian apabila dikehendaki dapat dilakukan dengan alat mekanis. Tempat Diketemukan o Sumatera Barat: Ombilin, terdiri dari mineral disordered kaolinit, ilit, kuarsa dan feldspar, cocok untuk keramik Low Refractory, Salido: S. Beningin Sinjung, Sawahlunto Kab. Sawahlunto; o Sumatera Selatan:Tambang Mahmud, P. Bangka P. Belitung; o Riau: Air Semenal, P. Karimun Besar; S. Jodoh Balui Darai, P. Bentam, Tj. Tili, S. Terusan, Gesek dan G. Bintan P. Bintan; o Jawa Barat: Cicarucung, Cisaat Kab. Sukabumi, Ciadeg Kab. Bogor, G. Guruh dan Cipicung, Cisaat Sukabumi, Bojongmanik, Kab. Sukabumi; o Jawa Tengah: Cangkring, Sambiroto, Pamotan Kab. Rembang, Sedan Kab. Rembang, Blora, Kedung Jati, Jatijajar, Gombong Kab. Kebumen, Ruwakan Kab. Kebumen, Jatingaleh Kab. Semarang; o Jawa Timur: Tengger Kulon, Bancar, Tuban; Kp. Trikil - Krajan, Ds. Gondosari, Kec. Punung, Kab. Pacitan; Kp. Jatigunung, Ds. Jatigunung Kec. Tulakan, Kab. Pacitan; Kp. Kedungdowo, Ds. Wonogondo, Kec. Wonogondo/Kebonatung Kab. Pacitan; Kp. Donorojo, Ds. Donorojo Kec. Punung Kab. Pacitan; Kp. Nglebo, Ds. Wonokerto Kec. Karangan Kab. Trenggalek: Sekitar Wates, Kec. Wat6s, Kab. Blitar; Ds. Tunggu, Nyengir Kec. Mantup Kab. P e ngolahan dan P emanfaatan Komposisi utama dari ball clay dan bond olay adalah kaolinit = Al+Si+Oro (OH)s yang bersifat liat dan tahan panas dan menghisap cairan. Pemanfaatan antara lain: o Untuk bahan industri keramik dan bata tahan api . Campuran makanan ternak (pelet) . Sebagai bahan r,ulkanisir dalam industri karet Ball clay dan bond clay yang berasal dari daerah penambangan tercampur dengan mineral/bahan organik pengotor. Oleh karenanya terlebih dahulu bahan galian ini dibersihkan dari kotoran dengan hand sorting terutama mineral yang berwarna (pada umumnya Oksida besi). Kemudian dilanjutkan dengan proses floatation untuk memisahkan dari butiran yang lebih kasar atau dari pengotor zat organik, sesudah
83 82 Teknik Penambangan terlebih dahulu dilakukan proses grinding. Dalam proses floatation diperlukan air dalam jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengan sistem pengendapan dan sirkulasi. Fire clay merupakan bahan galian yang lunak. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan sistem kuari dengan alat sederhana. Sistem penambangan gophering tidak dianjurkan, tetapi apabila karena kondisi geologi terpaksa harus dilaksanakan dengan teknik penambangan yang aman. 3. Fire clay Merupakan bahan galian yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna (melorit = disordered kaolinit), ilite, kuarsa dan mineral lempung lainnya, bersifat plastis, dilapangan tidak menunjukan perlapisan. Jenis lempung ini tahan terhadap suhu tinggi (lebih dari 1600" C) tanpa terjadi pembentukan masa gelas. Secara megaskopis sulit membedakan antara fire clay dan ball clay. Hal ini dapat diketahui dengan metoda AAS dimana kaolinit merupakan komposisi utama. Berbeda dengan ball clay dan bond clay, fire clay terbentuk akibat proses sortasi dan sedimentasi yang telah lanjut sehingga didalamnya tidak memperlihatkan adanya perlapisan, diendapkan pada lingkungan lakustrin ataupun delta yang umurrrnya mengandung batubara. P e ng olahan dan P e manfoatan Fire clay dari hasil penambangan dibersihkan dari kotoran terutama dari kontaminan pengganggu yang umumnya merupakan oksida besi yang berwarna coklat. Kemudian dilakukan proses pemisahan ukuran butir dengan cara diaduk dengan air lalu diendapkan pada bak pengendapan. Endapan yang berada dibagian atas diambil dan siap dimanfaatkan untuk pembuatan bata tahan api. 4. Zeolit Tnolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat terhidrasi dari logam alkali dan alkali tanah (terutama Ca dan Na), dengan rumus umur Lm Alx Sig O2nH2O (L = logam). Sifat umum dari zeolit adalah merupakan kristal yang agak lunak, berat jenis 2-2,4, warna putih coklat atau kebiru-biruan. Kristalnya berwujud dalam struktur tiga dimensi yang tak terbatas dan mempunyai rongga-rongga yang berhubungan dengan yang lain membentuk saluran kesegala arah dengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali atau alkali tanah yang terdapat pada strukturnya. Dialam saluran tersebut akan terisi oleh air yang disebut sebagai air kristal. Air kristal ini mudah dilepas dengan melakukan pemanasan, mudah melakukan pertukaran ion-ion dari logam alkali atau alkali tanah dengan ion-ion elemen lain. Cara dan lingkungan terbentuknya zeolit sangat berva- riasi. William (1992) didalam bukunya Natural Zeolities, zeolit dike- lompokkan menjadi 3 yaitu: c T,eolit yang terbentuk pada temperatur yang tinggi, dimana pada a Tempat Diketemulean o Sumatera Selatan: Air Batu Kab. Ogan Komering Hulu merupakan endapan sekunder bersama-sama dengan kaolin, G. Meraksa, Kab. Ogan Komering Hulu. o Jawa Barat: Cicarucug Kab. Bogor; Parungpanjang Kab. Bogor; Kebunbeura, Kab. Bogor. o Kalimantan Selatan: Binuang Kab. Tapin (terdapat dalam sedimen Paleogen, berasosiasi dengan batubara. o Kalimantan Timur: Sigihan Kab. Kutai (terdapat dalam batuan sedimen Miosen dan berasosiasi dengan lapisan batubara); Merandai Kab. Kutai (terdapat dalam batuan sedimen Pliosen, berasosiasi dengan batubara); Tg. Pude Kab. Kutai. o Sulawesi: Daerah Mengempan; Tondongkura.
84 85 masing-masing temperatur tertentu akan terbentuk jenis zeolit tertentu pula. Yang termasuk dalam group ini adalah akibat dari proses magmatik primer, proses metamorfose kontak, proses metamorfose hidrothermal, proses penurunan dan pengangkatan lingkungan pembentukannya dengan disertai metamorfose regional. o Tnolit yang berbentuk didekat permukaan lingkungan sedimentasinya dengan perubahan proses kimia merupakan faktor utama. Yang termasuk group ini adalah sebagai akibat pengaruh pergerakan air tanah, pelapukan ataupun karena sifat alkalin pada saline lake deposits. o Z,eolit yang terbentuk pada suhu rendah pada lingkungan pengen- dapan laut o Tnolit yang terbentuk sebagai akibat dari terbentuknya craters dilingkungan dasar laut yang menghasilkan fast hidrothermal zeolitization dari gelas vulkanik. Proses-proses tersebut di atas akan berakibat bervariasinya luas penyebaran zeolit yang terbentuk disamping bervariasinya ion-ion elemen alkali dan alkali tanah yang diikat dan mengakibatkan terben- tuknya spesies zeolit. Oleh Breck (vide Riyanto, l99l) dilaporkan telah ditemukan puluhan spesies zeolit, tetapi dari sekian banyak, hanya 9 jenis yang sering terdapat dalam mineral seperti tersebut pada tabel di bawah ini. Pembentukan zeolit secara alamiah sangat menarik sehingga memunculkan pemikiran tentang pembuatan zeolit dengan proses yang sama. Pada kenyataannya sedimentasi zeolit berlangsung secara berkesinambungan terutama yang terbentuk pada dasar lautan. Dari penelitian oceanografi diketahui bahwa zeolit spesies phillipsit meru- pakan mineral yang paling banyak didapatkan dialam. Perihal zeolit buatan, peneliti mencoba meniru proses hidrother- mal pada mineral zeolit yang terjadi dialam. T.eolit buatan direkayasa dari gel alumino silikat jenis gel tersebut dibuat dari larutan-rarutan natrium aluminat, natrium silikat dan natrium hidroksida. Struktur gel terbentuk karena polimerisasi anion-anion aluminat dan silikat. Kelihatannya komposisi dan struktur gel hidrat ini diten tukan oleh ukuran dan struktur dari hasil proses polimerisasi. Perbedaan dan komposisi kimia dan distribusi berat morekul dari larutan silikat asal akan menyebabkan perbedaan struktur zeorit yang terjadi. Selama kristalisasi gel ion natrium, senyawa aluminat dan silikat mengalami penyusunan ulang sehingga terjadi struktur kristal. Sampai saat ini kurang lebih 30 macam zeolit telah berhasil dibuat dalam keadaan murni, dengan mengubah variabel seperti temperatur kristalisasi dan komposisi awal dari gel. Gel yang bersifat seperri zeolit dapat diperoleh pula apabila abu tangkai padi ..merang,' direndam dalam air. Tempat Diketemukan I I Tabel 6. Spesies Zeolityang umum didapatkan dalam batuan Mempertimbangkan kegunaan zeolit yang cukup bervariasi, pencarian endapan zeolit terus dilaksanakan. Tempat-tempat yang sudah diketahui keberadaannya antara lain: o Jawa Barat: Desa Naggung, Bogor; Bayah Kab. Lebak (elah diusahakan oleh PT. Prodmin dan PT. Bamas); Geger Bitung Kab. Sukabumi (elah diusahakan oleh PT. Windu Rejo, pT. Mineral Aleh Indo dan PT. Gram); Limusnunggal Kab. Sukabumi; Cisaru, Cisolok Kab. Sukabumi; Cikembar Kab. Sukabumi; Cikalong Kab. Tasikmalaya; Leuwidamar Kab. Lebak; Cikidang Kab. Sukabumi o Jawa Tengah: Wadaslintang Kab. Wonosobo Zeolit Tahun penemuan Komposisi Unit Sel I Ca2[(AlO2)a (SiOr3] 18 H2O Na 16 [(AlO2)16 (SiO2)32] l6 H2O Ca+ (Aln Si23 O72) 24 H2O (K,Na)r9 [(Al02)rg (SiO2)22] H2O Caa Al3 Si16 O48 l6 H2O Na6 [(AlO2)3 (SiOr4o] 24H2O Na6 [(,4102)6 (Sio2)jo] 24 H2O (Ca Mg K2 Na)a.5 [(AlOz)e (SiO2)27] 27 H2O (K,Na)2 (Ca Mg)z [(A16 Si$ Or2)] l8 H2O Kiabasit Analsim Leumontit Phillipsit Heulandit Mordenit Klinoptilotit Erionit Ferrierit 772 784 801 824 785 864 890 890 .918 I I
il 87 86 Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kab. Kulon Progo Jawa Timur: Slahung, Ngendut Kab. Ponorogo; Sekitar Kalitengah Kab. Blitar; Sekitar Tambarejo Kec. Sumbermanjing Kab. Malang; G. Cagak Ketro, Wonosidi Kab. Pacitan Nusa Tenggara Timur; Kec. Nangapada, Kab. Ende. a a Umpan Zeolit (minimal 307o klinoptiolit atau6OVo zeolitberukuran 15 cm Mesin pemecah batu/dengan Palu Teknik Penambangan ukuran 3 cm Kebanyakan zeolit yang mempunyai nilai ekonomi, terletak didekat permukaan. Oleh karenanya, penambangan dilakukan dengan sistem kuari baik dengan mempergunakan alat mekanik, semi mekanik ataupun peralatan sederhana. I i I rl alias atas Pembuangan P e ngolahan dan P emanfaatan I Pengolahan zeolit sangat tergantung dari tujuan pemanfa- atannya.Pengolahan zeolit bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Pada prinsipnya pengolahan dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap preparasi dan tahap aktipasi. o Tahap preparasi: Dengan mempertimbang zeolit mempunyai tingkat kekerasan yang rendah maka preparasi dengan menggunakan mesin giling (mill) yang mampu memproduksi sampai ukuran lebih kecil dari 100 mesh dan mengkombinasi-kan dengan sistem siklun untuk dapat mengelompokan hasilnya menjadi fraksi-fraksi. Umpan untuk mesin giling ini dapat berupa hasil pemecahan secara manual yang berukuran 3 cm ataupun dapat dilakukan dengan mesin pemecah. Ketidak mampuan siklun dalam memisahkan menjadi fraksi, menyebabkan masih diperlukan proses pengayakan. Apabila tahap ini sudah selesai untuk keperluan khusus masih memerlukan pengolahan aktipasi. r Proses aktipasi Proses ini dilakukan dengan pemanasan dan atau dengan pereaksi zat ymtg dipergunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan HzSO+. I aliran bawah aliran bawah Fraksi-fraksi ukuran zeolit ,l il Pereaksi kimia NaOH dan H2SOa il Pengolahan Pengolahan air perikanan It Gambar 4. Bagan alir pengolahan mineral zeolit
7 89 88 kapur per hektar memberikan hasil 2,33 ton biji jagung kering dibanding tanpa perlakuan yaitu 0,95 ton. Pemberian zeolit 6 ton per hektar tanpa kapur menghasilkan 2,30 ton brji jagung. Pengaruh residu, sisa pemberian kalsit dan zeolit ke dalam tanah masih tampak pada periode tanam ketiga bahkan periode selanjutnya. Bidang perikanan Zeolit dalam bentuk serbuk (sebelurn aktipasi) dipnkai sebagai penyerap/pengontrol amonium yang biasa dikeluarkan oleh ikan atau akibat pembusukan sisa makanan. Apabila hal ini tidak dikontrol jurnlah amonium yang terkumpul akan meracuni ikan tersebut. Dengan penambahan zeolit, pada luasan ruang yang sama jumlah ikan yang dapat dipelihara dapat lebih banyak. Bidang peternakan Di bidang peternakan, zeolit dimanfaatkan sebagai bahan penambah makanan temak seperti unggas, babi, domba, sapi dan binatang pemamah biak lainnya. Tnolit akan menambah cepat pertumbuhan dan menambah berat badan ternak yang bersangkutan. Sebuah penelitian menunjukan penambahan 57o klinoptilolit terhadap makanan babi menambah berat antara 25 - 29Vo dibanding dengan makanan normal. Bidang lingkungan Dalam bidang lingkungan zeolit dapat dimanfaatkan untuk: . sebagai bahan penghilang bau . sebagai penangkap ion Ca*2 (dalam air) o sebagai penyerap gas N2, 02 dan CO2 setelah melalui pengaktipan pemanasan dapat dimanfaatkan untuk pengolahan limbah radioaktif 1Sr8s;, dipergunakan sebagai bahan penukar untuk menangkap/mengisolasi Iogam besi dan mangaan yang terdapat dalam air, karena keberadaan logam besi dan mangaan dalam air sangat merugikan penggunaannya baik untuk keperluan rumah tangga/industri. sesudah diaktipasi dengan NaOH zeolit dapat dimanfaatkan untuk menyerap logam berat seperti Pb,Cu dan Mn, juga dapat untuk menyerap NH4, NOl dan COD, dengan demikian cukup bagus Bagan alir pengolahan mineral zeolit secara skematis ditunjukkan Gambar 4. Pemanfaatan zeolit cukup bervariasi : Bahan bangunan fisik T.eolit yang dibentuk sebagai blok/balok dengan ukuran tertentu (tanpa diawali dengan pengolahan lanjut) dapat dipergunakan'sebagai dinding rumah. Pekerjaan tambahan dalam bentuk pemolesan akan memperjelas struktur dan tekstur sedimen sehingga lebih menarik. Berhubung zeolit mempunyai tingkat kekerasan rendah, maka mudah lapuk dan mudah tererosi oleh air hujan. Oleh karenanya pemakaian zeolit sebagai dinding rumah harus dihindarkan langsung dari sinar mataharilair hujan. Untuk bangunan air penggunaan zeolit tidak disarankan, disamping bersifat porous juga tidak tahan terhadap arus/aliran air. Bidang pertanian Pemanfaatan tepung zeolit (sebelum aktipasi) dari jenis klinoptilolit pada tanah pertanian dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini sebagai akibat kemampuan zeolit terhadap kapasitas penyimpan (adsorpsi) dan penyimpanan (retensi) ammonium dan kalium. Dengan adanya penambahan zeolit pada tanah maka proses nitrifikasi dapat lebih ditingkatkan. Percobaan pemberian zeolit dan kapur serta dengan pemupukan N,P dan K telah dicoba pada tanah podsolik merah kuning. Hasilnya dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai dan iagung. Pemberian kapur dan zeolit berpengaruh nyata terhadap sifat kimia tanah seperti peningkatan kalsium (Ca), kalium (K) pH tanah dan penurunan alumunium (Al), sehingga berpengaruh nyata terhadap peningkatan hasil tanaman kedelai dan jagung, tetapi tidak berpengaruh nyata pada kapasitas tukar kation (KTK), nitrogen dan fosfor yang tersedia. Terjadi interaksi yang nyata antara pemberian kapur dan zeolit terhadap berat biji kedelai dan jagung. Sebagai pegangan pemberian kombinasi kapur dan zeolit K2'ZA (artinya 2 ton kalsit + 6 ton zeolit) per hektar memberikan hasil tertinggi yaitu i.450 ton biji kering kedelai per hektar dibanding tanpa perlakuan K0Z0 yaitu 0,256 ton per hektar. Pemberian 2 ton
9t 90 o Fe2O3 = 20,00 gram o CaO = 16,50 gram . MgO = o Na2O = 11,40 gram o K2O = 28,40 gram o TIOZ = o P2O5 = untuk pengolahan air buangan. Jika diaktipkan dengan NaOH dan HzSO+ dapat dipergunakan untuk pengolahan air sungai guna mendapatkan air bersih. o Bidang industri o Sebelum diaktipasi dengan NaOH atau HzSO+, zeolit dapat dipergunakan untuk bahan penjernih minyak kelapa sawit. Penambahan belat 3Eo (berat/volume) menunjukkan kejernihan dengan transmitan sebesar 5IVo sedangkarbon aktip787o o Znolit (sebelum aktipasi dengan NaOFI/H2SOa) dapat dipakai menyerap zat warna yang terdapat dalam minyak hati ikan hiu. Hasil yang diperoleh menunjukkan, peningkatan nilai transmitan untuk minyak adalah sebesar 2lVo dan kandungan vitamin A pada minyak tersebut menurun sebsar 9,7 7o o Ze,olit (sebelum diaktipasi) dapat dipergunakan sebagai bahan pengisi dan memberi sifat yang lebih baik dari pada dengan memakai lempung atau kaolin o Tnolit dapat dipergunakan untuk memperoleh normal parafin dari berbagai timbunan umpan hidrokarbon, juga metan dari gas hasil perusahaan bahan organik seperti sampah dan tinja o Penyerapan dan pemisahan air, karbon dioksida dan belerang dari gas alam, penyerapan nitrogen dari udara dalam produksi gas oksigen dan pengerirtgan gas freon o Masih dalam penelitian lanjut, pengembangan penelitian energi matahari, penggunaan panel-panel zeolit juga memberikan prospek yang baik terutama yang mempunyai panas serapan rendah seperti mordenit. 3,30 gram 2,40 gram 0,10 gram 5. Diatomea Disebut pula sebagai tanah diatomea (diatomeus earth) atau kloseguhr. Diatomea sebenarnya adalah sejenis ganggang, bersifat plankton, dimana jaringan batangnya terdiri dari SiOz. Koloni diato- mea akan berkembang baik apabila ditempat itu terdapat batuan piroklasik/yang cukup banyak mengandung SiOz. Diatomea mem- punyai berat jenis rendah (+ 0,45) oleh sebab itu agar diatomea yang mati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air harus kecil. Sifat diatomea yang lain adalah berat jenis rendah (0,45), daya serap air 25-45Vo, warna putih-coklat tergantung kontaminasinya, kemampuan daya hantar listrik atau panas rendah, dilapangan membe- rikan kenampakan seperti lembaran tipis dan mudah dipisahkan. Tempat Diketemukan o Sumatera Utara: P. Samosir, Tapanuli (dengan kandungan SiO2: 84,0-92,57o, Al2O3: 5,7-t3,8%o, CaO: 0,2-0,6Vo; KzO: 0,7-l,2Vo; Na2O: 0,4-0,8Vo: HzO: I,|Vo; FezO3: I,03Vo); Balige, Siborong- borong o Jawa Barat: Cicurug, Bogor; Darma, Kuningan (dengan kandungan SilOZ: 45,70-85,23%o, AlzO:: 34,20-4,86Vo, Fe2O3: 6,?-0-L,4?o, TiO: 1,20-0,21Vo, P2O5: 0,07'0,0LVo, HzO: 12,t8-4,86Vo, bahan organik: 6,67-11,30Vo); Cianjur Selatan; Cineam, Tasikmalaya; Nanggung, Bogor; Kec. Pagelaran, Cianjur. o Jawa Tengah: Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit, Dalap perdagangan zeolit diproduksi dalam 2 jenis yaitu dalam bentuk tepung yang berukuran 50-70 mesh dan 150 mesh, serta bentuk fragmen dengan ukuran butir L,2,3,4, dan 5 mm. Kedua jenis tersebut telah dikemas dengan ukuran 1,2y2,5,10 dan 15 kg. Adapun komposisi setiap kilogram zeolit adalah sebagai berikut: o SiO = 694,80 gram o Al2O3 = 126,70 gram
I 93 92 yang rnenghasilkan panas. Bahan penyannglfiher Adanya SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomea dimanfaatkan sebagai penyaring airlminyak kelapa. Bahan pemutih Dicampur dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan sebagai bahan pemutih pada industri keftas, cat tembok ataupun plamerlfiller. Bahan keramik Diatomea sebagai salah satu sumber silika sebagai pencampur bahan keramik disamping itu dimanfaatkan juga sebagai isolator pada industri elektronik, katal isator dalam laboratorium kimia. Bahan penggosok logam Kandungan SiOz yang tinggi, menyebabkan diatomea dapat dipergunakan sebagai bahan penggosok logarn. Temanggung; Sangiran, Solo; Sumberlawang, Solo; Wadaslintang, Wonosobo; Wonosegoro, Boyolali. . Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta (dalam bentuk tuf kaca yang dapat sebagai pengganti diatomea den gan komposisi SiO z: 5 5,20Vo; NazO : 1,7 37o ; AlzO: : 1 6,80Vo ; KzO : l,ljVo ; Fe2O3 : 3,307o ; CaO : 4,5 5Vo; H2O: 5,27 7a ; MgO : l,38%o). . Jawa Timur: Kabuh, Jombang (dengan komposisi: SiOz: 35,0-52,07o; AlzO:: 11,0-19,07o; Fe2Or: 4,0-6,OTa); Karangasem, Kriyan, Mojokerto Teknik Penambangan Diatomea merupakan bahan galian yang lunak. pada umumnya didapatkan dekat permukaan. OIeh karenanya sistem penambangan dilaksanakan dengan sistem kuari, mempergunakan peralatan seder- hana. 6. Yodium Yodium (iod.ine) merupakan unsur halogen yang terberat dan aktip didapatkan pada tumbuhan laut dan mata airlsumber air garam (brine). Yodium sebagai bahan galian berasosiasi dengan cekungan minyak bumi dan gas bumi ataupun ada pada mata air garam. Yodium terdapat bersama dengan bromium. Secara garis besar terjadinya yodium diawali sewaktu bitumenal batuan berubah menjadi minyak bumi, maka larutan yodium dan bromium kedalam air yang menyertai minyak. P e n g o lahan dan P e manfaatan Diatomea yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah pengolahan dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengan kepentingannya antara lain: o Bahan bangunan Diatomea dicampur dengan bahan perekat, kemudian dicetak tekan dapat dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun wallboard. Bata cetak tekan dengan diberi pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai dinding peredam. r Bahan isolator/peredam panas Karena sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan bahan perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran. Salah satu penggunaannya untuk isolator pipa gas/cairan Tempat Diketemukan o Sumatera: A. Conong, Langsa Aceh; Kesambah, Rejang; Gemura, Ngabang; r Jawa Barat: Tegalwaru, Karawang (per 1000 gram air 71 mgr); Ciraos. Karawang, Cibarusa Bekasi (3,4 mgr); Pondok Gedeh, Bogor (17,0 mgr); Palimanan, Cirebon (31,0 mgr); o Jawa Tengah: Penasinan, Pemalang (13,0 mgr); Sogonerto, Weleri