1 / 45

Mochammad Maksum

Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Tidak Berkedaulatan. Mochammad Maksum. 1. AGRO BERVISI INDAH: Visi Pembangunan Pertanian ke depan: Terwujudnya Sistem Pertanian Industrial berkelanjutan yang berdaya saing , dan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan Kesejahteraan Petani.

clive
Download Presentation

Mochammad Maksum

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Tidak Berkedaulatan Mochammad Maksum 1

  2. AGRO BERVISI INDAH: Visi Pembangunan Pertanian ke depan: Terwujudnya Sistem Pertanian Industrial berkelanjutan yang berdaya saing, dan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan Kesejahteraan Petani. GROWTH-EQUITY-SUSTAINABILITY BERDAYASAING-BERKEADILAN-BERKELANJUTAN

  3. TETAPI, KETIKA: DEPTAN ’umuk’ kenaikan produksi padi nasional & potensi pertumbuhan produksi; dan HAL itu bersambut dengan syahwat BULOG untuk ancang-ancang eksportasi beras; serta bbrp PARPOL meng-klaim sukses-jasanya atas swasembada, sbg materi kampanye; FGD-Pangan UGM justru merasa prihatin atas kemajuan pengembangan sistem ketahanan pangan yang tidak berkedaulatan dan makin tidak jelas jluntrung-nya. Keprihatinan FGD-Pangan disampaikan dalam pleno antar kelompok FGD di Balai Senat UGM, difasilitasi oleh SA-UGM, MGB-UGM & PU-UGM.

  4. KETAHANAN PANGAN (HASIL FGD UGM): TIDAK BERDAULAT: didasarkan pada Romantisme Pangan Murah, tidak berbasis kedaulatan baik pada tingkat produsen & konsumen, RT & nasional BIAS SUPPLY: terkonsentrasi pada menajemen supply, produksi, impor, dan cadangan. Nyaris tidak menyentuh Demand Side Management seperti penguatan daya beli, selera konsumsi, dsb, sepanjang, beras masuk mulut. SANGAT SEMU! MANAJEMEN PAKAN. tidak berbeda dengan manajemen pakan kucing, anjing dan ... perkutut. BIAS BERAS-KOTA-INDUSTRI-KONSUMEN: tidak hanya bias karbohidrat, tetapi bias beras, bias kota, bias konsumsi & bias industri. Pangan Murah. TIDAK BERKEADILAN: Melenceng dr Development Triangle: growth-equity-sustainability 4

  5. THE JUSTICE PROCESS Menyelesaikanperselisihan Menyebabkan perselisihan KELUHAN PERTOLONGAN Orang atau kelompok orang merasa dirugikan sebagai akibat tindakan pihak lain &/ NEGARA (1) Keluhan diakui dalam konteks sistem keadilan. Memberikan hak atas pertolongan: formal/informal Ganti rugi, kompensasi, denda, hukuman dan bentuk lain, hasil dari proses keadilan (5) Pertolongan sampai kpd ybs Perlindungan hukum PENEGAKAN & PROSES (2) Orang atau kelompok orang mengetahui tersedianya dan kemana minta pertolongan KESADARAN HUKUM • ADJUDIKASI (formal) • Investigasi • Penuntutan • Keputusan • Banding • Putusan Akhir • INFORMAL?: (4) Orang memperoleh keputusan dari sistem keadilan bhw berhak atas pertolongan RISK = 0 BANTUAN HUKUM (3) Ybs menjalani proses-proses pertolongan 5

  6. KRISIS A2J DLM PANGAN Legal Protection (International law, UUD, & UULH dan regulasi lain, Hukum Adat, Syaria’ah, Jurisprudence) ) Demand Side: Supply Side: Solusi Legal Empowerment perselisihan efektif kesadaran hukum - mekanisme Adjudikasi bantuan hukum - - Prosekusi - Pemberdayaan legal lainnya - Enforcement ) - - Pengawasan: CSO,DPR ( organization,security, paralegal, etc ) 6

  7. model pembangunan rawan sosial: Pembangunan sbg: State buiding & Akumulasi Kapital Perubahan demografis Konfigurasi Pemilahan sosial Karakter individual karakter Kelompok/ Keluarga Sistem Peredam (pend/ kerohanian, dsb) Pemicu & Mobilisasi Cemburu, alienasi resah, & Frustrasi ??? Prevalensi: kekerasan 7

  8. KRISIS IMAJINASI: Dua episoda AGRO 2008: kosongnya 2898 seats SN-PTN ilmu pertanian, dan jebakan pangan global. Yang terakhir ini bermuara pada IMPAR-IMPOR mawon! Paduan Suara: (i) tidak menariknya pendidikan pertanian; dan (ii) tidak mampu bersaingnya usahatani domestik. Dua kelatahan solusi: (i) pembenahan pendidikan pertanian sehingga ABG tidak jijik thd pertanian; dan (ii) pengembangan riset dan teknologi pertanian sehingga berdaya saing. Itupun bersambut dg syahwat PERGURUAN TINGGI: ramai-ramai jual proposal ITULAH ketersesatan kolektif: parsial dan reduksionis, yang melenceng dari konteks. Meski Tidak dipungkiri bahwa episoda ekstrem dan rekomendasi yang telah disampaikan perlu pembenahan. Episoda tsb sekedar outcome, muara kecil, akibat tidak jelasnya kebijakan pangan nasional yang hanya mampu menebarkan kemerosotan sektoral dan daya saing agro. 8

  9. FAKTANYA: RAKYAT TANI & PERTANIAN • Produsen pangan dan bahan baku murah; • Target fiskal yang tidak masuk akal (PPN); • Pengaman inflasi ketika takut dua digit; • Kurban proteksi moneter thd industri • Bemper ketenagakerjaan ketika Negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja • Memungkinkan UMR/UMP/UMK: murah • Penopang kelayakan industri NON-AGRO

  10. Marjinalisasi Sektor SDA Dalam model pembangunan yang wataknya: Top-down: monolitik-sentralistik-otoriter; Kebijakan Ekonomi Berbasis sumberdaya asing (kapital, teknologi, SDM-skilled labors); Bias kebablasen thd industri non-pertanian; Pertanian? Teramat bias beras, lupa yang lain: SDA dan SDM lokal; MENGORBANKAN SEKTOR BERBASIS: SDA-PADAT KARYA-SDM LOKAL, KECUALI EKSPLOITASI THOK! ITU DULU: SEKARANG? TERNYATA NYARIS SAMA, MESKI KATANYA SUDAH DEMOKRATIS.. 10

  11. NYATANYA? • Ketika inflasi Okt 2005: 8,7% karena BBM, para petinggi koor: turunkan harga beras; Pada Pelaktikan KIB Reshuffle: koor lagi.. • KETIKA: Negara gagap dan gugup inflasi dua digit, paduan suara: harga beras harus diturunkan • Importasi menjadi bertubi-tubi, sampai mengundang parodi politik di DPR: Angket & Interpelasi nggembos. Atau sami’na wa atho’na? karena apa? • Akhir 2006: Bank Dunia kembali berfirman untuk turunkan harga beras, katanya penyebab kemiskinan • Maret 2007: INPRES 3/2007: tidak jelas makna politiknya: Harga beras lebih rendah dr Harga Gabah. lebih kacau • Agustus 2007: monopoli import beras kembali dianugerahkan kepada BULOG. Akumulasi Import 2007: 1,2 juta ton ; • Inpres 1/2008? Lebih tidak jelas dan Terbakar BBM • KETIKA HARGA BERAS DUNIA NAIK?

  12. SOLUSI PEREKONOMIAN SEMESTA: • KETIKA Harga melangit? BBM Meroket? • KETIKA Subsidi semakin dikurangi? • KETIKA Inflasi mendekati angka dua digit? • Perlu Kelayakan Investasi? & UMR/UMK murah? • KETIKA GURU BESAR & MHS harus cukup makan? • KETIKA SPMA & BOP-BOP Semakin Menjulang? • KETIKA KABINET RI Gagap-Gugup KRN BINGUNG? • MAKA: Paduan Suara Petinggi: PANGAN HARUS TETAP MURAH! • KORBANNYA: Rakyat Tani yang sudah fakir-miskin, harus ikhlas memperpanjang kemiskinannya agar supaya semua itu selesai.

  13. ROMANTISME BERAS MURAH? Beras sbg kebutuhan dasar, padahal daya beli publik sangat rendah: harus murah! IRRASIONALITAS: Masak caranya dg murah2kan beras yang rugikan petani Rakyat tani irigasi yg sudah miskin hrs ikhlas lbh miskin: beras lebih murah supaya rekan2nya yang muiskin, termasuk para dosen (krn gagalnya pembangunan bangsa?) bisa makan? Import Beras Lebih Murah?? harus kaji ulang krn daya saing tergantung: subsidi, proteksi, bunga kredit, pajak, kurs rupiah, teknologi, infrastruktur, dll-dll-dll Naif: Negara Kesatuan Berbasis Impor (NKBI) KETIKA: HARGA beras dunia melangit? 13

  14. DALIH POPULISTIK? Beras sbg kebutuhan dasar, padahal daya beli publik sangat rendah: harus murah! IRRASIONALITAS: Masak caranya dg murah2kan beras yang rugikan petani Rakyat tani yg sudah miskin hrs ikhlas lbh miskin: beras lebih murah supaya rekan2nya yang muiskin (krn gagalnya pembangunan bangsa?) bisa makan? Import Beras Lebih Murah?? harus kaji ulang krn daya saing tergantung: subsidi, proteksi, bunga kredit, pajak, kurs rupiah, teknologi, infrastruktur, dll-dll-dll Naif Sekali: Agraris kok Top Importer 14

  15. MAU EKSPOR ATO IMPOR? BISA DIATUR LIHAT KASUS MISALNYA: BERAS DALAM NEGERI RP 5.000/KG, IMPORT: US$ 500/TON (FOB): IMPOR ATO EKSPOR? TERGANTUNG KEBIJAKAN PERDAGANGAN, FISKAL DAN MONETER UNTUK RI: IMPORTASI DIMANJAKAN DG: KEMUDAHAN PERDAGANGAN RENDAHNYA TARIFIKASI (CUKAI) KEBIJAKAN MONETER YG PRO IMP0R: NILAI TUKAR RUPIAH YG OVER-PROTECTED (/VALUED) PADAHAL EKSPOR DARI THAILAND SUDAH DISUBSIDI NEGARA YBS. AGROINDUSTRI: JUGA BISA DIATUR (KITKAT) 15

  16. ESUK IMPORT SORE EKPORT: KETIKA: HARGA Dunia rendah, segala upaya dilakukan untuk membangun legitimasi importasi beras bagi stabilisasi. Kontroversi datapun dipilih yang defisit. Legitimasinya: karena defisit, diperlukan importasi bagi stabilisasi ketahanan pangan nasional dan rumah tangga terjaga. Paket Februari 2008.. bersama kedele & terigu KETIKA: Harga Dunia melangit mulai Maret, sampai 700 $/ton, bahkan konon, menyentuh 1000 $/ton, defisitpun bisa sontak berubah. Mereka yang tadinya bersyahwat importasi, tiba-tiba saja memiliki birahi jangka pendek u/ eksportasi. Tanpa ada yg berubah: yang defisit dikatakan surplus, hanya berselang sebulan lho? Maret, heheee? Pengadaan non-HPP digalakkan, dan kemudian dihentikan begitu harga global kembali menukik turun FAO-pun konon mengamini birahi bhw Republik akan lepas dari kerawanan pangan. Krn menjadi eksportir? 16

  17. Tabel 1. HPP menurut Inpres Tabel 2. HARGA BAHAN BAKU (GKG)/kg beras per Inpres 17

  18. Pengaruh konfigurasi alsin penggilingan padi terhadap rendemen dan kualitas beras (Deptan, 2008) Konsekuensi biayanya? 18

  19. Romantisme Beras Murah KEDAULATANPANGAN? ??PRODUKSI ?? ? I M P O R T A S I ? ? PENGADAAN : RENDAH  STOK U/ OP & BENCANA TIPIS TENGKULAK: KUAT, MUDAH MAIN SAAT STOK RENDAH KONSUMEN: ILUSIF  HRS MURAH  NAIK PASTI RESAH OP: HARGA RENDAH, STOK CEPAT HABIS  EFEKTIF?? PETANI: GAIRAH PROD?  KP/FS & KEDAULATAN P:? 19

  20. ITU BARU BERAS, LHA YG LAIN PANGAN: tarifikasi lunak residual products; dist pupuk; BM Nol terigu; kedele; HET pupuk; FS parsial dan tdk menjamin halalan-thoyyiban-mubarokan bg negara agraris TERNAK: penghapusan BUSEP; importasi sapi gendheng-telur busuk-paha ayam; flu burung dan musnahnya plasma nutfah PERIKANAN-KELAUTAN: Belum banyak arti. Trawl, nelayan miskin, subsidi BBM, over-fishing, illegal fishing, kedaulatan pulau-pulau kecil; Sipadan-Ligitan, dsb. 20

  21. YANG LAIN: KEHUTANAN: makin banyak foresters korupsi sektoral & rusak hutan makin marak; Konservasi-Kemiskinan; ill-logging: ekonomis-fisik-security; masih saja Kehutanan sebagai mesin politik. PARTISIPASI PUBLIK: tidak jelas, Plintiran. Lihat: UU41/99; UU7/2004; UUPM dan KK tambang AGRARIA: Tanpa Kemajuan! Konflik Adat:>1400. A2J: land dispute paling menonjol (hor/vertikal) KOK HITAM SEMUA? KRN DIKOTOMI EKONOMIS: FUNGSIONALISASI PERTANIAN SBG TUMBAL PEMBANGUNAN 21

  22. KRISIS MUTAKHIR: BALADA PUPUK & PPN Oktober-Desember: krisis pupuk bersubsidi selalu saja jadi persoalan langganan. Banyak sekali kasus ekportasi ilegal, salah sasaran, distribusi yang tidak lancar, macetnya fungsi KP3, dan PEMDA yang sekedar sami’na wa atho’na; Sampai hari ini, solusi yang dilakukan tidak juga menyelesaikan masalah. Tuntutan Rakyat Tani: SUBSIDI LANGSUNG DALAM KISRUH: PPN kok ya diusulkan. Dlolimkah? Teganya-Teganya? 22

  23. KRISIS MUTAKHIR: SWASEMBADA PALSU: GULA (9/2008) Swasembada: Produk Lokal PLUS produk Rafinasi Berbasis Imported Raw Sugar; KISRUH: Sementara ini penggilingan masih berjalan. Gula Ex PG-PG tidak terserap kondisinya sudah: very very over supply! PETA PASAR 2008: Ex PG: 4,23 juta ton/2008; Rafinasi: Imported raw sugar 1.55 Juta Ton; Impor industri Makanan-Minuman: 680.000 ton. Krisisnya: Gula Rafinasi sudah masuk pasar & menyerobot pasar gula Konsumsi 23

  24. ESUK TEMPE SORE DELE: Gonjang-ganjing tahu-tempe awal 2008 terjadi krn syahwat pejabat mupuk import kedele, terlebih setelah RI diamputasi IMF, 1998, serta terbius harga dunia yang murah dan kredit import tanpa bunga, 1999-2002, berikut segala rentenya. Produksi nasional: 1,8 juta ton (’92), 1,5 juta (’95) tertutup birahi impor. Produksi menjadi 808.000 (2005), 748.000 (2006), dan 608.000 ton (2007) Betul bahwa panasnya tahu-tempe ini adalah gejala global. Namun, tergantungnya kinerja sistem ketahanan pangan mengakibatkan gejala global tsb terasa berlipat ganda. Konsistensi kebijakan sangat dibutuhkan, bukan ketidakpastian, dan keasyikan dendang ria: esuk tempe sore dele seperti selama ini dilakukan. 24

  25. PAKET FEBRUARI : BUNUH DIRI 2008 BERAS: penambahan raskin 10 kg/RTM menjadi 15 kg dengan nilai Rp 2,6 trilyun; penegasan ulang penurunan Bea Masuk 18,2%; dan naiknya harga pembelian menjadi Rp 1600/kg; subsidi benih. KEDELE: BM 0%, PPN impor menjadi 2%, subsidi pengrajin Rp 1000/kg selama 6 bulan. Produksi? TERIGU & GANDUM: BM 0%, dan segala PPN ditanggung Pemerintah. HOPO TUMON?? MAKNANYA Apa??? Importasi: menonjol dengan tanpa indikasi berarti pembenahan domestik, terutama terigu & gandum; Terigu & gandum: ketergantungan tidak hanya terhadap importasi, tetapi 100% impor (>5 jt ton) MAKAN kedaulatannya? tidak terbatas kedaulatan pangan, tetapi kedaulatan & ketahanan RI 25

  26. MULTIDIMENSI KRISIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL FILSAFAT: melenceng dari ajaran leluhur ’Gemah Ripah Loh Jinawi’ KULTURAL: pembudayaan mandho LINGKUNGAN: tidak masuk hitungan KEADILAN: kurang memperhatikan rakyat tani sebagai produsen SYARE’AT: mekanisme harga yg tidak menjamin makanan yg halalan-thoyyiban-mubarakan menurut Fiqih Agama apapun.. POLITIK: ... ANTI KEDAULATAN! 26

  27. IMPORT: HARAM?? Ekspor-Import: meski itu urusan ekonomi & trading biasa yang saling menguntungkan, TETAPI Import adalah economic leakage. Untuk komoditas strategis: pertimbangan sosial-politik sangat penting, tidak hanya ekonomis, apalagi finansial & sekedar leakage FATAL: Dalih stabilisasi, daya beli, pangan murah & efisiensi: menjadi pembenar bagi segala importasi yang dilakukan; meski mencampakkan kedaulatan; Tidak terlalu problematik ketika ada uang, barang tersedia & harga murah dibanding RI; Tetapi itupun harus hati-hati karena memupuk ketergantungan & merusak gairah rakyat tani & pertumbuhan produksi; Import Dependency menjadi malapetaka Ketika harga dunia naik tajam seperti sebelum krisis 2008; Pendekatan Ketahanan Pangan berbasis romantisme pangan murah yg teramat kapitalistik itulah ashbabul musibah, biang segala SALAH KIBLAT RI ini. 27

  28. ITULAH : Ketahanan Pangan UU7/96: Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, aman, merata dan terjangkau masyarakat Key words: • Cukup: enersi & nutrisi • Aman: fisik & sosbud • Merata: antar tempat- waktu-kelompok • Terjangkau: fisik dan sosial-ekonomi FAO/WFP (1996): the access of all people at all time to good food for an active healthy life. Kata kunci: • availability • accessability • reliability • quality

  29. INSTITUSI SOSIAL POLITIK BUDAYA FISIK EKOLOGI EKONOMI TEKNIK AVAILABILITY ACCESSABILITY RELIABILITY QUALITY FS Drivers: Meso dan Makro 29

  30. SECURITY TO SOVEREIGNTY (DARI KATAHANAN MENUJU KEDAULATAN): • SECURITY & SOVEREIGNTY: terminologi sosial-politik • Ada beragam makna security. Kurang lebih: the condition of being protected against danger, hunger, loss and criminals; • Ada beragam makna Sovereignty. Kurang lebih: the exclusive RIGHT to complete control over an area of governance, people or oneself. • Untuk membedakannya, seorang negarawan China (Zhang Zhijun) pernah mengatakan: China's security policy is designed first and foremost to safeguard its sovereignty, unity and territorial integrity. (Security sbg mean)

  31. AWAL GAGASAN KEDAULATAN PANGAN: • Via Campensina in 1996, sebagai gerakan petani, nelayan, peternak, masyarakat adat, pecinta lingkungan, dsb. yang menyatakan: Food sovereignty sebagai: “the right of peoples to define their own food, agriculture, livestock and fisheries systems," sebagai perlawanan terhadap globalisasi dan liberalisasi pangan; • Ini diyakini lebih manusiawi dibandingkan Ketahanan Pangan. Food Sovereignty goes beyond food security (Food First, 2003)…. Food Security means that everyone must have the certainty of having enough food to eat … (Peter Rosset dalam Food First, 2003), …. sekedar kepastian dapat makan cukup … . (kok persis seperti manajemen pakan manuk?)

  32. KEDAULATAN PANGAN: Secara formal pendekatan ketahanan pangan sudah pula digeser menjadi Kedaulatan Pangan (Food Sovereignty) dalam World Food Summit: ”Five years later”, Rome 8-13 Juni 2002: ”Food sovereignty is the right of peoples, communities, and countries to define their own agricultural, labour, fishing, food and land policies which are ecologically, socially, economically and culturally appropriate to their unique circumstances”. 32

  33. Deklarasi Nyéléni, 2007 : (Mali, 27 Februari 2007) • ”Food sovereignty is the RIGHT of peoples to healthy and culturally appropriate food produced through ecologically sound and sustainable methods, and their RIGHT TO DEFINE their own food and agriculture systems” • DIMENSI: (i) Pangan: Kebutuhan Dasar; (ii) Reforma Agraria: Land & Access Reform; (iii) Proteksi SDA; (iv) Reorganisasi Tataniaga Pangan; (v) Penghentian Globalisasi Kelaparan; (vi) Kedamaian Sosial (social Peace); (vii) Kendali Demokratis (democratic control).

  34. UN GENERAL ASSEMBLY 2008: • Urusan kedaulatan pangan ini dtegaskan pula dalam Ditekankan pula dalam Special Report on the Right to Food, Human Right Council 7th session, Agenda item 3, : 10 Jan ’08, UN: sebagai solusi dan rekonstruksi terhadap hak atas pangan; • Menggariskan Kedaulatan Pangan Sebagai: • HAK SEJATI terhadap pangan & produksi pangan; • supremasi hak orang dan masyarakat terhadap pangan dan produksi pangan, yang jauh melebihi kepentingan & perhatian terhadap perdagangan; • Elemen kunci: penegakan kedaulatan individu dan nasional dalam kebijakan ketahanan pangan (FSP). • FOOD SECURITY FOR FOOD SOVEREIGNITY

  35. kita sudah lupa: Kepres RI 169/1963 ttg Hari TaniKonsideran Pertama: • bahwa tanggal 24 September, hari lahirnja Undang-undang Pokok Agraria merupakan hari kemenangan bagi Rakjat Tani Indonesia, dengan diletakkannja dasar-dasar bagi penjelenggaraan Land Reform untuk mengkikis habis sisa-sisa imperialisme dalam lapangan pertanahan, agar rakjat tani dapat membebaskan diri dari segala matjam bentuk penghisapan manusia atas manusia dengan beralat tanah, sehingga melempangkan djalan menudju ke arah masjarakat adil dan makmur

  36. TIDAKKAH KEDAULATAN ANDA TERUSIK? • Melihat penguatan sistem ketahanan pangan nir kedaulatan & berbasis impor (import-based); • Melihat kasus konkrit: krisis gula, terigu, kedele, daging, beras, dan sebagainya yang datang silih berganti, bukan karena potensi produksi, tetapi karena penghamba-an diri terhadap import; • Mendengar jual diri & bunuh diri sektor pangan RI karena orientasi pangan murah import; • Mengetahui dengan kasat mata bahwa garam negeri kepulauan dengan dg pantai terpanjang sak dunia ini impor garam sampai 50%; • Merasakan bahwa urusan pangan telah mencampakkan kedaulatan rakyat tani (KRT); • dsb..

  37. EKSPORT Kopi, Coklat, Jambu Mete Karet, Lada putih & Hitam Pala, Sawit, Cengkeh, Teh, Buah Tropis, dsb... TETAPI: BHN MENTAH! Ekspor getah karet, impor Bridgestone & Dunlop Ekspor klatak kakao, impor Silverqueen, Kitkat, dsb. Balada kedele: 0-70% TIDAKKAH rasa kedaulatan Anda Terusik? IMPOR (2007) Terigu: hehehee? Bawang Putih: 90% Susu: 70% Kedele: 70% Garam: 50% Gula: 30 % Daging sapi: 25% Kacang Tanah: 15% Jagung: 10% Beras: 3.5 %

  38. KRT: KEDAULATAN RAKYAT TANI? • KRT dalam pengelolaan sumberdaya: air, lahan, hutan, teknologi, dan segala lokalita; • KRT dlm produksi: krisis pupuk, pupuk subsidi yg hilang, benih unggul sulapan, obat palsu, tataniaga & romantisme pangan murah, cempe gudhig, dsb... • Hak Sosial yang mengganggu KRT: pendidikan, layanan kesehatan, raskin jadi rasnguk, rasmuk & susut, BLT, dll. Iktikad kapitalisasi melalui hak sosial RTM (Rakyat Tani Miskin) ini nyaris tidak pernah efektif, kecuali sbg pembenaran kebijakan; • Demoralisasi: budaya mandho: muzakki & ahli sedekah, berjama’ah pindah menjadi mustahiq..., yang paling berhak atas Raskin, Kompor Gas, dsb.. • BLT: Demoralisasi-pun dibiarkan oleh Agamawan

  39. SISTEM SOSIAL-EKONOMI-POLITIK NASIONAL SISTEM PEMBANGUNAN DAERAH SISTEM SOSIAL-EKONOMI DESA-DESA SISTEM EKONOMI PEDESAAN KRT PANGAN

  40. REORIENTASI KEBIJAKAN • Dikotomi ekonomis yg memanjakan sektor industri-kota-moderen & manganak-tirikan sektor pangan-pedesaan-tradisional adalah ashbabul mushibah marjinalisasi agroindustri. Sectoral injustice terhadap pangan & pertanian: harus dihentikan. • Diperlukan Reformasi Struktural (structural adjustment) kebijakan perekomian (fiscal, moneter, trade, infrastructural policies, dll) yang sinergis dan tidak menganaktirikan rakyat tani & pertanian. • Politik pangan: urusan hidup warga bangsa; syarat dg dimensi sosial-politik. terlalu mahal kalau terkontaminasi syahwat rente dan politisasi; • Tempatkan Kebijakan Pangan tidak terpisahkan dari kebijakan pertanian, dan Perekonomian Nasional • Kebijakan Pangan: kembalikan ke Kiblat yg benar: Pro Kedaulatan & KRT, dengan segala Dimensinya

  41. Export Agro & Rp/US$? ANCAMAN GLOBALPertanian-Pedesaan? YA: Bagi Introvert & Anti Agro KRISIS GLOBAL • Finansial? • Likuiditas? • Industri? • BBM? • Liberalisme? Export Agro & Rp/US$?: CHALLENGE & OPPORTUNITY Bagi: yg optimis, Pro Agro & kedaulatan

  42. DAMPAK DINI KRISIS: • FAKTA: EXPORT AGRO & NILAI RUPIAH MEROSOT! • WHY?: • Export Agro: terkonsentrasi pd bahan mentah ke negara industri. Ketika industri stagnasi, maka export merosot. • Nilai Tukar: terjebak proteksi berlebihan thd rupiah. Akibatnya, ketika permintaan US$ meroket (lego, psikis & spekulatif), mk kapasitas proteksi menjadi terbatas. • BERKAH MUSIBAH: ALHAMDULILLAH • EXPORT: Titik balik u/ reorientasi ke Agroindustri, bukan sekedar produksi bahan mentah murtah • RUPIAH: kemerosotannya adalah berkah bagi pertanian yg selama ini dianaktirikan. Impor akan tertekan & produksi domestik jadi lebih gairah & berdaya-saing • REORIENTASI: Kiblat yg benar: Pro agro-pangan-pedesaan.

  43. ILUSI PAD GOVERNMENT/ BUREAUCRATIC ECONOMY GI(PAD) GI ‘GI’ LABOR MARKET BIG GUY: CORP ECONOMY EKONOMI DAERAH TRADITIONAL (WELFARE) ECONOMY S D P

  44. Terapi Politik GG R + R POL EKOLOGI 4 2 SDP 5 GOVERNANCE TRIANGLE 1 PEMODAL: Uang informasi teknologi E SOC Progress SEC Progress ENV Progress PENGAMBILAN KEPUTUSAN G L J C P PASAR: SCP global-lokal GI PAD GG POL EKONOMI 3 GROWTH EQUITY SUSTAINABILITY EKONOMI: MASYARAKAT & KAWASAN SOCIAL & ENV development POL PROSPERTY

  45. TERIMA KASIH

More Related