10 likes | 98 Views
Founded in 1948 in France post-World War II, the COBRA movement by artists from Copenhagen, Brussels, and Amsterdam sought artistic freedom through experimentation. Embracing expressionism, it challenged abstract geometrical art and social realism, advocating for creativity. Despite lasting only three years, it left a significant mark on the art world, publishing works like Le Petit Cobra.
E N D
COBrA merupakangerakan pelukis Ekspresionisme. Seusai Perang Dunia II, sekitar 1948 di Prancis dibentuk sebuah gerakan yang disebut sebagai kumpulan seniman dari tiga kota besar di Eropa yaitu kota CO (Copenhagen), BR (Brussel), dan A (Amsterdam), antara lain: Karl Appel (Belanda), Cornelis Corneille (Belgia, 1922), Asger Jorn, Pierre Aleckinsky (Belgia, 1927), Karl Pederson (Denmark). Mereka mencari kesegaran baru lewat berbagai eksperimen, inilah salah satu karakter COBRA yang selalu menyiratkan kebebasan kreasinya. Gerakan ini kemudian berkembang, namun intens hanya tiga tahun. Malah ada yang menyebut ekspresinya mengarah pada perlawanan terhadap dogma seni abstrak geometri dan Realisme sosial. Selain pameran, mereka menerbitkan berbagai penulisan tentang seni di antaranya buletin Le Petit Cobra. Sebuah gerakan yang cukup penting sesudah Perang Dunia II. Eugene Brands Appel, Karel, Hip HIp Hooray, 1949, oil on canvas