1 / 43

BAB II

BAB II. KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS. Kewiraswastaan dalam perspektif psikologis dirumuskan menjadi beberapa bagian yaitu: pengertian (definisi) tentang kewiraswastaan (entrepreneurship) wiraswasta (entrepeneur) sikap mental wiraswasta ( entrepeneur mental attitude)

chance
Download Presentation

BAB II

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS

  2. Kewiraswastaan dalam perspektif psikologis dirumuskan menjadi beberapa bagian yaitu: • pengertian (definisi) tentang kewiraswastaan (entrepreneurship) • wiraswasta (entrepeneur) • sikap mental wiraswasta ( entrepeneur mental attitude) • bagan kewiraswastaan • Dimana hingga saat ini diantara ekonom dan psikolog belum ada kesamaan pendapat mengenai rumusan tersebut.

  3. 2.1 Pengertian Kewiraswastaan (Entrepreneurship) • Intidarikewiraswastaanataukewirausahaanataukewirakoperasian yaitu kemandirian atau kemampuan untuk berdiri sendiri(kemandirian dalam menciptakan, mengelola, dan mengembangkan usaha). Hanya yang berbeda adalah penerapannya, yaitu disesuaikan dengan bentuk badan usahanya (BUMNatau BUMSatau BUMK?) karena masing-masing badan usahatersebut mempunyai karakteristik yang salingberbeda.

  4. Pengertian Kewiraswastaan (Entrepreneurship) • Misalnya istilah kewiraswastaan atau kewirausahaan banyak diterapkan dalam BUMS/BUMN (seperti di PT, CV, Fa., Perjan, Perum, Persero dll), sedangkan kewirakoperasian diterapkan dalam BUMK karena disesuaikan dengan prinsip koperasi.

  5. Pengertian Kewiraswastaan (Entrepreneurship) • Istilah kewiraswastaan (entrepreneurship) berasal dari Perancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara”. • Kewiraswastaan secara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi (Masykur Wiratmo, 1996:2)

  6. Suparman Sumahamijaya (Bapak Wiraswasta Indonesia) Istilahdankonsepkewiraswastaanmulaidiperkenalkandi Indonesia olehSuparmanSumahawijayatahun 1967. Mengadopsiistilahdankonsepentrepeneurshipdari Robert Cantillon (1755) yang telahdisesuaikandengandasarfilosofisbangsa Indonesia (Thaufick Rashid, 1981).

  7. Pengertian Kewiraswastaan (Entrepreneurship) MenurutDaoedYoesoef (1981 : 82) : Kewiraswastaan (Entrepreneurship) adalahsuatuprofesi yang khasmerupakangabungan/interaksiantarapengetahuan (knowledge) dankiat (art)

  8. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) MenurutSuparmanSumahamijaya (1980 : 116) : Kewiraswastaanadalahseni, siasat, dansilatdalamusahadankerja, dalamartiseni, silat, dansiasatmenghadapidanmelawanresiko

  9. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) MenurutInpresNomor 4 tahun 1995: Kewiraswastaanadalahsemangat, sikap, perilaku, dankemampuanseseorangdalammenanganiusahadankegiatan yang mengarahpadaupayamencari, menciptakan, menerapkancarakerja, teknologidanprodukbarudenganmeningkatkanefisiensidalamrangkamemberikanpelayanan yang lebihbaikdanmemperolehkeuntungan yang lebihbesar (M. Affandi, 1997).

  10. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) Menurut Grayson: Kewiraswastaanadalahkegiatanmanusiadalamsistemperekonomianterpimpinmaupundalamsistemperekonomian liberal (Thaufick Rashid, 1981 : 8).

  11. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) MenurutJochenRopke (1993: 13) Our own thinking concerning entrepeneurial action is derived from field theory of social psychology and can be summarized with the following equation: EA = f (PR,C, E). Entrepeneurial Activity (EA) is a function or Property Rights (PR), Competency or ability (C ) , and the External enviroment (E).

  12. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) Dari pendapatbeberapaahli, dapatdisimpulkanbahwa: Kewiraswastaanmerupakansuatuprofesi (pekerjaan) yang dilakukanolehseseorangsecaraprofesionaldibidangduniausaha (bisnis). (JokoWidodo, 2000:114)

  13. PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) Wiraswasta harus memiliki: • hak/kebebasan untuk bekerja (mandiri). • kemampuan/kecakapan khusus (profesional). • keinginan untuk terikat dengan aktivitas khusus (lingkungan bisnis).

  14. KomponenKewiraswastaan • PandanganHidup (Way of Life) • Pandanganhidupwiraswastaindonesiaadalahpancasilatermuatdalampembukaanuud 1945 alineakeempat. • Aktivitasekonomiwiraswastaindonesiadidasaridua motif yaitu motif untukmencarikeutungan (profit motive) dan motif untukberbuatsosial (social motive)

  15. KomponenKewiraswastaan Wiraswasta (Entrepreneur) Wiraswasta adalah manusia yang melakukan semua atau beberapa fungsi kewiraswastaan (M. Amin Azis, 1978:41) Kewiraswastaan Profesi/pekerjaannya Wiraswasta Pelakunya

  16. KomponenKewiraswastaan Sikap Mental Wiraswasta(Entrepreneur Mental Attitude) Sikap mental wiraswasta merupakan sifat/ciri positif yang harus dimiliki oleh wiraswasta yang terdiri dari beberapa nilai kewiraswastaan.

  17. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Wiraswasta berasal dari kata Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan. Swasta = berdiri di atas kaki sendiri / berdiri atas kemampuan sendiri. Etimologis

  18. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Jadi, wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan dan keteladan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri (Suparman Sumahamija , 1981:5)

  19. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Wiraswasta adalah berasal dari dua kata yaitu wiira dan swasta yang isinya adalah manusia teladan di dalam berdikari (berdiri di atas kemampuan sendiri) (Moh. Afiaq , 1979:1)

  20. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Menurut M. SyafieIdrus, Entrepreneurdidefinisikansebagaipeople who have the ability to see and evaluate business opportunities; to gather the necessary resources to take advantage of them; and to initiate appropriate action to ensure success (1999: 4)

  21. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Artinya: wiraswastaadalahorang yang mempunyaikemampuanuntukmelihatdanmenilaipeluangbisnis; mengumpulkansumberdaya yang diperlukanuntukmemperolehmanfaatdaripeluangtersebut; danmemulaikegiatan yang sesuaiuntukmeraihkeberhasilan.

  22. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Beberapadefinisiwirausaha yang telahdisusunoleh Rushing antara lain: A person who assumes the risk associated with uncertainly A supplier of financial capital An innovator A decision maker A industrial leader A manager or superinterndent An organizer or coordinator of economic resources (YuyunWirasasmita, 1993: 1-2)

  23. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Berdasarkanbeberapapengertiandiatas, makadapatdisimpulkanbahwawiraswastaadalahseseorang yang mempunyaisikap mental yang positif, sehinggaberaniberusahadiataskemampuannyasendiri. MenurutSoehardiSigit, kewiraswastaandanwiraswastaadalahpengertian Indonesia dariistilahasingentrepreneurshipdanentrepreneur (1980: 1)

  24. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Adapundasarpertimbangan yang dipakaiolehSuparmanSumahamijayauntukmenggantiistilahentrepreneurdenganwiraswastakarenaadanyaperbedaandasarfilosofis yang dianutolehistilahentrepreneurship/ entrepreneur tersebut.

  25. Tabel 1 PerbedaanantaraKewiraswastaan/ WiraswastadenganEntrepreneurship/ Entrepreneur Sumber: Thaufick Rashid, 1981: 5-6; DochakLatief, 1984: 29-31; diolah

  26. 2.2 PengertianWiraswasta (Entrepreneur) Sedangkanpersamaanantarakewiraswastaanatauwiraswastadenganentrepreneurship atau entrepreneur adalahbahwakeduanyasama-samamengandungkomponen-komponensikap mental wiraswasta.

  27. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Pengertiansikappadaumumnyamenurutterminologipsikologisosial(social psychology)diantaranya: Sikapadalahsuatukeadaankesiapanmurnidan mental seseorang yang diaturmelaluipengalaman, menggunakanperintah yang mempengaruhitanggapanseseorangtersebutterhadapsemuasituasidanobjek yang salingberhubungan.

  28. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) MenurutMar’at, sikapmerupakankesiapanuntukbereaksiterhadapobjeklingkungantertentusebagaisuatupenghayatanterhadapobjektersebut. Bernhard mengemukakanbahwasikapadalahsuatupredisposisiataukecenderunganuntukmelakukansuaturespondengancara-caratertentuterhadapduniasekitarnya, baikberupaindividu-individumaupunobjek-objektertentu(WayanNurkancana, dkk., 1982: 249)

  29. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Jadi, sikapitu yang mengarahkanataumengendalikantindakanatauperilakuseseorangterhadapsuatuobjek. Secaralengkapdapatdikatakanbahwaseseorangdalammenanggapisuatuobjekitumenggunakanperasaan-perasaantertentu (afektif) yang akhirnyaterwujuddalamsuatutindakan (konatif). Di manakecenderunganbertindak yang mendasarkandiripadaperasaantersebut, terbentukdarihasilbelajar (koknitif) yang berupapengalamanhidupseseorang yang bersangkutan.

  30. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Adapunsalahsatucontohsikapdiatasadalahsikapseseorangterhadapduniausaha (bisnis), ataulazimdisebutsikap mental wiraswasta (entrepreneur mental attitude).

  31. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) MenurutBambang Tri cahyono (1983: 77) “Sikapberwiraswastainimengandungperasaandanmotivasiuntukselalumeningkatkanprestasiusaha. Karenaituuntukmembentuksikapberwiraswastadiperlukanwaktuuntukmenyenangiobjek-objekbarudalambisnis”. Pengertiandiatasmenunjukkanbahwaseseorangitudapatmempunyaisikap mental wiraswasta yang positif (baik), apabiladiamempunyaiperasaansenang (menyenangi) objekduniausaha (bisnis) yang dihadapi, makadapatmendorong (memotivisir) dirinyauntukselalumeningkatkanprestasididalamusahanya.

  32. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Berdasarkanbeberapapengertiansikapdiatas, akhirnyadapatdirumuskanpengertiansikap mental wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) sebagaisuatukecenderungandidalamdiriseseorangwiraswastauntukbertingkahlakukewiraswastaan(entrepreneurial behavior) didalammenanggapiobjekduniausahanyadenganmendasarkandiripadapengetahuandanperasaannyatentangnilai-nilaikewiraswastaan(entrepreneurship values).

  33. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) MenurutSoesarsonoWijandi (1988: 27): Wiraswastamencakupbeberapaunsurpenting yang salingterkaitdantidakterlepasdalamkehidupansehari-hari, yaitu • Unsurpengetahuan/ kognitif • Unsurketrampilan/ psikomotorik • Unsursikap mental/ tanggapan • Unsurkewaspadaan (perpaduanantaraunsurkognitifdansikap mental)

  34. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) • Komponen-komponen yang terkandungdidalamsikap mental wiraswastaantara lain: • KomponenKognitif • KomponenAfektif • KomponenKonatif • KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan • KomponenObjek

  35. A. KomponenKoknitif Yaitupengetahuansertapemahamanseorangwiraswastaterhadapduniausaha (obyek) yang dihadapi. B. KomponenAfektif Yaitumenunjukkanperasaan-perasaanseorangwiraswastaterhadapduniausaha yang dihadapi. Seorangwiraswastaharusmenyenangiprofesi (pekerjaannya) yang berhubungandenganduniausaha.

  36. C. KomponenKonatif Yaitukecenderunganbertindakataubertingkahlakukewiraswastaan(entrepreneurship behavior)didalammenanggapiduniausahanyadenganbekalbeberapaketerampilan, menurutWastySoemanto (1984: 63-75) diantaranya: (a)ketrampilanberpikirkreatif, (b)ketrampilandalampembuatankeputusan, (c)ketrampilandalamkepemimpinan, (d)ketrampilandalammanajerial, dan (e)ketrampilandalambergaulantarmanusia(human relations).

  37. D. KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan Yaitucirikhas (profil) dariseorangwiraswasta. Menurut M. SyafieIdrus (1999: 4-5), cirikhasentrepreneurantara lain • Percayadiri(self-confidence) • Berorientasipadatugas(task-result oriented) • Beranimengambilresiko(risk taker) • Mempunyaisikapkepemimpinan(leadership) • Mempunyaikeaslian(originality) • Beroriantasikedepan (future-oriented)

  38. D. KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan Menurut Scarborough, dkk. (1993:5), ciri lainnya yaitu: Proactive: berinisiatifsebelumdipaksaolehkeadaandanbersikapassertivenessyaitusegeramungkinmenyelesaikanmasalahdanmenyatakanbagaimanamenyelesaikannyapadaorang lain; Acheivement: mampumelihatdansegerabertindakapabilaadapeluang, bekerjadenganefisien, mempunyaiperhatianpadakualitas, berencanasecarasistematis, selalumemonitorapakahpekerjaansesuaidenganstandar; Commitment: mengeluarkanextraordinary effortuntukmenyelesaikansuatupekerjaan, sertarecognize (mengakui) pentingnyahubungandenganpelanggan(customers).

  39. D. KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan Casson (1993:2) mengatakan bahwa seseorang untukdikatakan sebagai wirausaha apabila memiliki kualitas-kualitas sebagai berikut: • Self-knowledge (berpengetahuan) • Imagination (kemampuan menghayal) • Practical-knowledge (kemampuan mengaplikasikan) • Analytical ability (kemampuan analitik) • Search skill (keterampilan menelaah) • Foresight (kemampuan memandang ke depan) • Computational skill (kemampuan menghitung) • Communicational skill (kemampuan berkomunikasi) • Organization skill(kemampuan berorganisasi)

  40. D. KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan Tingkah laku kewiraswastaan (Entrepreneurial behavior) seorang wiraswasta itu harus mencerminkan (menampakkan)nilai-nilai kewiraswastaan (Entrepreneurship values) yaitu:

  41. D. KomponenNilai-NilaiKewiraswastaan • Mempunyai gagasan (ide) • Mempunyai inisiatif (prakarsa) • Mempunyai daya cipta (kreatifitas) • Mempunyai kepercayaan pada kemampuan diri sendiri • Mempunyai tujuan hidup yang jelas • Mempunyai keberanian menghadapi resiko • Selalu bekerja sama • Tidak rendah diri (malu) dan malas • Mempunyai keterampilan wiraswasta dan keahlian menjual (Suparman Sumahamijaya, 1980: 52)

  42. E. KOMPONEN OBJEK Objek yang dihadapi oleh seorang wiraswasta adalah dunia usaha (bisnis). Jadi seorang wiraswasta yang baik, harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai dunia usaha, menyenangi dunia usaha, mempunyai minat dan sanggup bertingkah laku kewiraswaastaan di dalam dunia usaha (bisnis) dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai kewiraswastaan di atas.

  43. 2.4 BAGAN KEWIRASWASTAAN(DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGIS) OBJEK WIRASWASTA KOKNITIF DUNIA USAHA (BISNIS) AFEKTIF SIKAP MENTAL WIRASWASTA KONATIF NILAI-NILAI KEWIRASWASTAAN

More Related