1 / 16

KONSEP KARAKTER BANGSA

WAWASAN KEBANGSAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER PANCASILA IMPLIKASINYA TERHADAP UJIAN NASIONAL* ** Cholisin. * Disampaikan dalam Seminar tentang Wawasan Kebangsaan dan Pendidikan Karakter Pancasila Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul tanggal 26 Maret 2012 .

chaeli
Download Presentation

KONSEP KARAKTER BANGSA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. WAWASAN KEBANGSAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER PANCASILA IMPLIKASINYA TERHADAP UJIAN NASIONAL*** Cholisin *Disampaikandalam Seminar tentangWawasanKebangsaandanPendidikanKarakterPancasilaDiselenggarakanolehPemerintah Daerah KabupatenBantultanggal 26 Maret 2012 . ** StafPengajarJurusanPKndanHukum FIS UNY

  2. KONSEP KARAKTER BANGSA • Karakter Bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. • Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dankomitmen terhadap NKRI (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ,2010 : 7)

  3. PENDIDIKAN KARAKTER RAKYAT Menurut Bung Hatta, adalah: MANDIRI, TAHU HAK DAN KEWAJIBAN, MAU MENGAMBIL TANGGUNG JAWAB ( Rikard Bagun.2002. Seratus Tahun Bung Hatta, halaman xix).

  4. KEPRIBADIAN BUNG HATTA • BEBAS; • TEKUN; • SANTUN; • SALEH; • PATRIOTIK; • AKTIF BERORGANISASI (“Swalow”, “Sarekat Usaha”, “JSB” > disiplin diri)

  5. LATAR BELAKANG KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA • Disorientasidanbelumdihayatinyanilai-nilaiPancasilasebagaifilosofidanideologibangsa. • Keterbatasanperangkatkebijakanterpadudalammewujudkannilai-nilaiesensiPancasila. • Bergesernyanilai-nilaietikadalamkehidupanberbangsadanbernegara • Memudarnyakesadaranterhadapnilai-nilaibudayabangsa. • Ancamandisintegrasibangsa. • Melemahnyakemandirianbangsa .

  6. NASIONALISME SBG FAKTOR PENTING BAGI KEMAKMURAN BANGSA ISSP (International Social Survey Programme) yang berbasisdiNorwegiapadatahun 1995 (melibatkan 23 negara) dan 2003 (melibatkan 34 negara) menunjukkanterdapatkorelasipositifantarasemangatkebangsaandantingkatkemakmuransebuahbangsa.

  7. KARAKTERISTIK BANGSA BANGSA YANG MAJU DAN MODERN • Dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat memiliki etika yang dipegang teguh • Warga masyarakat memiliki tanggungjawab • Masyarakat memiliki trust, yang didasarkan pada kejujuran • Warga masyarakat saling menghormati hak orang lain • Warga masyarakat patuh kepada hukum dan aturan • Warga masyarakat memegang teguh tepat waktu • Masyarakat memiliki ethos kerja(Ohmae, 2005; Bailey, 2004; Plotkin, 2002; Harrison, 2000, dalam Zamroni 2006)

  8. ADA 10 PRASYARAT UNTUK MENJADI BANGSA/ NEGARA YANG MAJU, SEJAHTERA DAN KAYA. 1. Berpegang pada prinsip – prinsip etika yang kuat; 2. Berdisiplin tinggi; 3. Bertanggung jawab; 4. Menghormati hukum dan peraturan; 5. Menghargai orang lain; 6. Senang bekerja (“Kerja itu Mulia”); 7. Bekerja keras untuk dapat menabung dan berinvestasi; 8. Berkemauan untuk bertindak hebat; 9. Menghargai waktu; 10. Betul-betul memanfaatkan sain dan teknologi. (MT Zen, 2005).

  9. LEADING IN CHARACTER EDUCATION SBG KOMITMEN UNY Komitmentersebut, ditegaskanrektor UNY ketika Dies ke-47 tanggal 21 Mei 2011, sbgbentukkeprihatinanterhadapnilai-nilaiPancasiladan agama yang ditanggalkanbegitusajahanyauntukmemperolehkepentingansesaatdanmenjadi slogan sematabagisebagiananakbangsa (PengantarRektor, untukbukuPendidikanKarakterdalamPerspektifTeoridanPraktek, 2011: xiii).

  10. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI KARAKTER YANG UNGGUL • Permasalahannyameskipunkarakterbangsaitupenting, dankitatelahmemilikisumbernilaikarakteryaitunilaidasarPancasilasebagaiideologikomprehensif yang jauhlebihungguldariideologi liberal dansoialiskiri (komunis) yang partikular, namunkondisikarakterbangsamasihmemprihatinkan.

  11. LanjutanPancasilasbgsumbernilai… • KeunggulanPancasiladiakuiolehfilsufmaupunahlisejarahasing. SetelahPidatoSoekarnodi PBB pada 30 Sept 1960, “To Build the Worlds Anew” ygmemperkenalkanPancasilakepadaDunia, RusselmemujiPancasilasebagaijalantengahdanmenyebutSoekarnosebagaiGreat Thinker in the East . (YudiLatif, 2011:.47).

  12. WATAK GURU BELAJAR DARI PARA BAPAK PENDIRI BANGSA • WELL INFORMED; • WELL READ; • WELL EQUIPED; • GERAKAN SOSIAL.

  13. BAPAK PENDIRI NEGARA TENTANG PERAN GURU • Ki Hajar Dewantara :ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. • Bung Karno : “orang tidak dapat mengajarkan apa yang dikehendakinya, tidak juga apa yang diketahuinya, orang hanya dapat mengajarkan apa yang dihayatinya”.

  14. UNTUK MEMBENTUK KARAKTER DIPERLUKAN KOMITMEN • Karakter sebagai sesuatu yang menarik/penting (afective commitment); • Karakter sebagai suatu kebutuhan (continuance commitment); • Karakter diperkuat dengan norma (normatif commitment)

  15. IMPLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI UJIAN NASIONAL • Penilaian karakter menjadi bagian yang melekat pada ujian nasional, terutama sikap dan perilaku jujur (nilai kejujuran) harus menjadi komitmen DIY. Karena kejujuran inilah sebagai faktor penting bagi perkembangan prestasi anak bangsa dan kemajuan dan kemakmuran bangsa. • DIY dikenal sebagai daerah putih, telah membuktikan bahwa meskipun ada penurunan dalam UN tetapi unggul dalam SNMPTN.

  16. BACAAN Darmiyati Zuhdi, eds. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, Yogyakarta : UNY Press. Fisip UI.2006. Restorasi Pancasila : Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas, Jakarta : Panitia Simposium Peringatan Hari Lahirnya Pancasila. Yudi Latif.2011. Negara Paripurna : Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta : Gramedia.

More Related