1 / 49

PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL. ADALAH TOTAL NILAI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN PEMERINTAH DALAM KURUN WAKTU SATU PERIODE TERTENTU. ADA 3 ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL. PRODUK NASIONAL BRUTO ( DIHITUNG DENGAN METODE PENGELUARAN) PRODUK DOMESTIK BRUTO (DIHITUNG DENGAN METODE PRODUKSI)

cera
Download Presentation

PENDAPATAN NASIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENDAPATAN NASIONAL • ADALAH TOTAL NILAI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN PEMERINTAH DALAM KURUN WAKTU SATU PERIODE TERTENTU.

  2. ADA 3 ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL • PRODUK NASIONAL BRUTO ( DIHITUNG DENGAN METODE PENGELUARAN) • PRODUK DOMESTIK BRUTO (DIHITUNG DENGAN METODE PRODUKSI) • PENDAPATAN NASIONAL ( DIHITUNG DENGAN METODE PENDAPATAN)

  3. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL • METODE PRODUKSI • METODE PENDAPATAN • METODE PENGELUARAN

  4. PENDAPATAN NASIONAL MENURUT LAPANGAN USAHA

  5. PRODUK NASIONAL BRUTO AMERIKA

  6. METODE PRODUKSI • YANG DIHITUNG SEBAGAI PENDAPATAN NASIONAL ADALAH NILAI TAMBAH DARI MASING MASING KEGIATAN PRODUKSI. • NILAI PRODUKSI AKHIR – NILAI BAHAN MENTAH = NILAI TAMBAH DARI MASING MASING KEGIATAN PRODUKSI. • CONTOH: KAIN = Rp 1500, BENANG = Rp 1000 • NILAI TAMBAH =1500-1000 = 500

  7. METODE PENDAPATAN • YANG DIHITUNG SEBAGAI PENDAPATAN NASIONAL ADALAH TOTAL PENDAPATAN DARI FAKTOR PRODUKSI, YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA. • FAKTOR PRODUKSI PADA PRINSIPNYA ADA 4 YAITU: AKTIVA TETAP/ALAM, MODAL, TENAGA KERJA, KEPENGUSAHAAN • AKTIVA TETAP HASILKAN SEWA, MODAL HASILKAN BUNGA, TENAGA KERJA HASILKAN UPAH DAN KEPENGUSAHAAN HASILKAN LABA.

  8. METODE PENGELUARAN • YANG DIHITUNG ADALAH TOTAL PENGELUARAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKTOR SEKTOR PEREKONOMIAN YANG ADA DALAM NEGARA. • PADA PRINSIPNYA ADALAH SEKTOR RUMAH TANGGA, SEKTOR PERUSAHAAN, SEKTOR PEMERINTAH DAN SEKTOR PERDAGANGAN LUAR NEGERI.

  9. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

  10. MANFAAT MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL • MENGETAHUI STRUKTUR PEREKONOMIAN • MENGETAHUI PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN • SEBAGAI BAHAN MASUKAN UNTUK MENENTUKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH • TOLAK UKUR KESEJAHTERAAN SUATU NEGARA

  11. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO • TINGKAT KESEMPATAN KERJA YANG TINGGI • PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI NASIONAL • TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL YANG TINGGI • KEADAAAN PEREKONOMIAN YANG STABIL • DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL YANG MERATA • NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI YANG SEIMBANG

  12. KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO • KEBIJAKSANAAN FISKAL • KEBIJAKSANAAN MONETER

  13. PERBEDAAN GNP DAN GDP • GNP : TOTAL PRODUKSI BARANG DAN JASA BAIK YANG BERADA DALAM NEGERI ATAU LUAR NEGERI ( TIDAK TERMASUK BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN WARGA NEGARA ASING DI NEGARA TERSEBUT). • GDP : TOTAL PRODUKSI BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN OLEH SEMUA WARGA NEGARA YANG BERADA DI NEGARA TERSEBUT, BAIK WARGA NEGARA ASLI MAUPUN WARGA NEGARA ASING ( AKAN TETAPI TIDAK TERMASUK BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN WARGA NEGARA TERSEBUT DI NEGARA LAIN)

  14. PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA • TERTUTUP ARTINYA PEREKONOMIAN YANG TIDAK MENGENAL HUBUNGAN EKONOMI DENGAN NEGARA LAIN • SEDERHANA ARTINYA PEREKONOMIAN YANG TERDIRI DARI DUA SEKTOR YAITU SEKTOR RUMAH TANGGA DAN SEKTOR PERUSAHAAN

  15. SEKTOR RUMAH TANGGA • SEKTOR RUMAH TANGGA/ KELUARGA ATAU SEKTOR KONSUMEN ( HOUSE HOLD ATAU PERSONAL SECTOR), PENGELUARAN SEKTOR RUMAH TANGGA INI DISEBUT DENGAN PENGELUARAN KONSUMSI ( CONSUMPTION EXPENDITURE), DISINGKAT DENGAN C. • KONSUMSI YAITU SUATU KEGIATAN YANG MENGURANGI FAEDAH BARANG ATAU JASA

  16. SEKTOR PERUSAHAAN • SEKTOR PERUSAHAAN/ SEKTOR PRODUSEN ( BUSINESS SECTOR), PENGELUARAN SEKTOR INI DISEBUT DENGAN PENGELUARAN INVESTASI, DISINGKAT DENGAN (I). • YANG TERMASUK PENGELUARAN INVESTASI MELIPUTI PENDIRIAN BANGUNAN BANGUNAN BARU, MESIN BARU MAUPUN EXPANSI PABRIK YANG SUDAH ADA. • JADI YANG DIMAKSUD DENGAN PENGELUARAN INI ADALAH SEMUA PENGELUARAN UNTUK PRODUKSI. • PRODUKSI ADALAH SUATU AKTIVITAS UNTUK MENAMBAH DAYA GUNA SUATU BARANG/ JASA.

  17. ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN 2 SEKTOR BARANG & JASA PERUSAHAAN RUMAH TANGGA FAKTOR PRODUKSI BANK INVESTASI

  18. BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL • DALAM PEREKONOMIAN DUA SEKTOR , BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL ADALAH • Y = C+I • ASUMSI : INVESTASI DIANGGAP SEBAGAI VARIABEL EKSOGEN YAITU VARIABEL YANG NILAINYA TIDAK DITENTUKAN OLEH MODEL YANG DIGUNAKAN MISAL : VARIABEL Y, AKAN TETAPI NILAINYA DITENTUKAN OLEH KEKUATAN DILUAR MODEL. • JADI DALAM HAL INI VARIABEL EKSOGEN DIANGGAP SEBAGAI DATUM, NILAI VARIABEL TSB TAK PERLU DICARI ASAL USULNYA

  19. FUNGSI KONSUMSI • TINGGI RENDAHNYA KONSUMSI DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAHNYA PENDAPATAN NASIONAL. • C= a+cY • C= konsumsi • a = intersep /penggalkurva c padasumbuvertikal, besarnyakonsumsipadawaktu Y=0 • c= LERENG c MENCERMINKAN HASRAT BERKONSUMSI APABILA ADA PERUBAHAN PENDAPATAN NASIONAL. • BESARNYA MPC ADALAH • MPC= ∆C/ ∆Y

  20. FUNGSI TABUNGAN • ASUMSI : TINGGI RENDAHNYA TABUNGAN DITENTUKAN OLEH TINGGI RENDAH PENDAPATAN NASIONAL. • S= -a + sY • S = SAVING /TABUNGAN • -a = intersepkurva S padasumbuvertikal, dimananilai –a mencerminkanbesarnyatabunganpadawaktupendapatannasional =0 • s = hasratuntukmenabungjikaadaperubahanpendapatannasional. • MPS = ∆s/ ∆Y

  21. CARA MENCARI FUNGSI TABUNGAN • DARI SEGI SUMBERNYA Y= C+I • PENDAPATAN TERSEBUT DIGUNAKAN UNTUK KONSUMSI DAN TABUNGAN • Y= C+S • S=Y-C • S=Y-(a+cY) • S= y-a-cY • S= (1-c)Y-a atau S= -a+sY

  22. BESARNYA MPC DAN MPS • TIDAK LEBIH DARI 1 • TIDAK BERNILAI NEGATIF ( SELALU POSITIP) • MPC+MPS =1 • BUKTI : Y= C+S • JIKA Y BERUBAH JADI ∆Y MAKA C DAN S BERUBAH MENJADI ∆Y= ∆C + ∆S • JIKA KEDUA RUAS KITA BAGI DENGAN ∆Y MAKA ∆Y/ ∆Y = ∆C/∆Y + ∆S/ ∆Y • 1 = MPC+ MPS

  23. GAMBAR KURVA PENDAPATAN NASIONAL Y=Y • KURVA PENDAPATAN NASIONAL BERBENTUK 45 DERAJAT • HAL INI BERARTI PENDAPATAN NASIONAL BISA DIUKUR DARI SUMBU VERTIKAL DAN HORIZONTAL • 0a=0b a b

  24. GAMBAR KURVA KONSUMSI C,Y • KURVA KONSUMSI SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT. • NILAI a selalu positifdan mencerminkan besarnya konsumsi pada saat pendapatan nasional sama dengan nol Y=Y C= a+cY a

  25. Gambar kurva tabungan S,Y Y=Y • KURVA TABUNGAN SELALU MEMBENTUK SUDUT LEBIH KECIL DARI 45 DERAJAT • NILAI a SELALU NEGATIF DAN MENCERMINKAN BESARNYA TABUNGAN PADA SAAT PENDAPATAN NASIONAL SAMA DENGAN NOLDAN BERNILAI NEGATIF. • KURVA TABUNGAN TIDAK PERNAH MEMOTONG KURVA PENDAPATAN NASIONAL. S=-a+sY -a

  26. GAMBAR KURVA INVESTASI Y,I Y=Y • KURVA INVESTASI SELALU SEJAJAR DENGAN SUMBU HORIZONTAL KARENA INVESTASI MERUPAKAN VARIABEL EKSOGEN • INVESTASI SELALU BERNILAI POSITIF I Y1 Y2

  27. KURVA KONSUMSI, TABUNGAN, PENDAPATAN NASIONAL Y Y= C+I • Y BEP ADALAH Y=C • Y EQ ADALAH TINGKAT PENDAPATAN NASIONAL • Y EQ DAPAT TERJADI JIKA SYARAT S = I TERCAPAI • KURVA Y=C+I ADALAH PENJUMLAHAN VERTIKAL KONSUMSI DAN INVESTASI. KURVA INI SELALU SEJAJAR DENGAN KURVA KONSUMSI C=a+cY S=a+sY I Y BEP Y EQ

  28. BESARNYA PENDAPATAN NASIONAL EQUILIBRIUM? • CARA I : Y = C + I • CARA II : S = I

  29. CARA MENCARI Y EQUILIBRIUM • Y = C + I C = a+cY Y= a+cY+I Y-cY=a+I (1-c)Y=a+I Y= 1/(1-c) x (a+I) Y = a+I/(1-c)

  30. CARA MENCARI Y EQUILIBRIUM • S = I Y-C = I Y-(a+cY) = I Y-a-cY = I Y-cY = I+a (1-c)Y = I+a Y = a+I/(1-c)

  31. CONTOH SOAL DIKETAHUI: C= 50+0,75y I= 250 CARILAH: Y BEP? Y EQUILIBRIUM? C EQUILIBRIUM? S EQUILIBRIUM?

  32. CONT’D • Y BEP Y = C Y = 50+0,75Y Y-0,75Y = 50 0,25Y= 50 Y = 50/0,25 YBEP = 200 • Y EQUILIBRIUM Y = C + I Y= 50+0,75Y+250 Y-0,75Y = 300 0,25Y = 300 Y =300/0,25 Y EQUILIBRIUM = 1200

  33. CONT’D • C EQUILIBRIUM C= 50+0,75Y C= 50+0,75(1200) C= 50+900 C= 950 • S EQUILIBRIUM C= 50+0,75Y S= -50+0,25Y S= -50+0,25(1200) S= -50+300 S= 250 Y= C+S Y= 950+250 Y=1200

  34. PEREKONOMIAN 3 SEKTOR • VARIABEL PEMERINTAH MASUK DALAM PERHITUNGAN INI • Y= C+I+G • PERAN PEMERINTAH MEMPENGARUHI PEREKONOMIAN MELALUI PAJAK DAN TRANSFER PAYMENT • JIKA ADA PAJAK C= a+byd • Yd = y-Tx+Tr

  35. Jika ada pajak • C= a+bYd • Yd = Y-TX+TR • Y=C+I+G • Y=a+bYd+I+G • Y=a+b(Y-TX+TR)+I+G • Y=a+bY-bTX+bTR+I+G • Y-bY= a-bTX+bTR+I+G

  36. CONTOH • DIKETAHUI DATA HIPOTETIS SEBAGAI BERIKUT: C= 240+0,7yd Tr= 100 Tx=300 I=1000 G=400 Cari Y eq? Y BEP?

  37. CONTOH 2 • DATA HIPOTETIS SEBAGAI BERIKUT • C=30+3/4Yd • Tx=40 • Tr=20 • G=30 • I=100

  38. Contoh 3 • Data hipotetis sebagai berikut: • S=-120+1/5Yd • Tx=10 • Tr=5 • G=20 • I=400

  39. KEBIJAKAN FISKAL • KEBIJAKAN PEMERINTAH MELALUI APBN • LANGKAH LANGKAH PEMERINTAH UNTUK MENGADAKAN PERUBAHAN DALAM PENGELUARAN DAN PEMUNGUTAN PAJAKNYADENGAN TUJUAN MENGENDALIKAN PENGELUARAN AGREGAT SEHINGGA SESUAI DENGAN YANG DIKEHENDAKISERTA TINGKAT KEGIATAN EKONOMI YANG DIKEHENDAKI PULA

  40. APBN • TOTAL APBN HARUS SAMA-> MERUPAKAN PRINSIP AKUNTANSI • MESKIPUN JUMLAH TOTAL SAMA KITA BISA MEMILIKI KEBIJAKAN FISKAL YANG BEDAAPABILA STRUKTUR ANGKA BEDA • APBN DEFISIT,SURPLUS DAN SEIMBANG DALAM ARTI EKONOMIS HANYA MELIHAT STRUKTUR ANGKANYA

  41. APBN DEFISIT • APABILA SELURUH PENGELUARAN PEMERINTAH TIDAK BISA DIBIAYAI OLEH SUMBER KEUANGAN NEGARA YANG PALING UTAMA YAKNI PAJAK • APABILA PENERIMAAN PAJAK+ PINJAMAN DALAM NEGERI TIDAK BISA MENUTUPI SELURUH PENGELUARAN PEMERINTAH • APABILA PAJAK+PINJAMAN DN+PINJAMAN LN TIDAK BISA MENUTUPI PENGELUARAN PEMERINTAH ( DENGAN KATA LAIN PINJAM BANK SENTRAL/ CETAK UANG BARU)

  42. PENGELUARAN AGREGAT, TINGKAT KEGIATAN EKONOMI NEGARA DAN KEBIJAKAN FISKAL • KEBIJAKAN FISKAL PENTING UNTUK STABILKAN KEGIATAN EKONOMI PADA TINGKAT YANG DIKEHENDAKI • MENURUT KLASIK PEMERINTAH HARUS MENGELUARKAN PENGELUARAN SESUAI PENDAPATAN • ZAMAN KLASIK PEMERINTAH JALANKAN FISKAL SEIMBANG • SETELAH BERLAKU DEPRESI DUNIA , DISADARI KEBIJAKAN FISKAL SEIMBANG PERBURUK KEADAAN

  43. CONT’D • PADA MASA DEPRESI TINGKAT KEGIATAN EKONOMI MENURUN, PAJAK MENURUN, PENERIMAAN MENURUN, PENGELUARAN MENURUN • KETIKA NEGARA MAKMUR : INFLASI MENINGKAT, PAJAK MENINGKATPENERIMAAN MENINGKAT, PENGELUARAN MENINGKAT SEHINGGA PENGELUARAN AGREGAT MENINGKAT • HAL INI MEMPERBURUK INFLASI • MENJALANKAN KEBIJAKAN SEIMBANG TIDAK MENJAMIN KEBIJAKAN EKONOMI TINGGI TANPA INFLASI DAPAT DICAPAI. • AHLI SAAT INI CONDONG PADA KEBIJAKAN DEFISIT ATO SURPLUS UNTUK PENGARUHI PEREKONOMIAN

  44. PEMBELIAN BARANG DAN JASA ( POS PENGELUARAN APBN) G (+) Y(+) I(-) P, Q(+) Ar(+) AL(+)

  45. Pengeluaran barang dan jasa • Y= C+I+G • G AKAN SEBABKAN Y BERGESER MELALUI MULTIPLIER • PERUBAHAN Y AKAN MENENTUKAN P DAN Q YANG BARU • P DAN Q BARU AKAN MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG YANG BARU (L= LIQUIDITY OF PREFERENCE) • HAL INI AKAN MEMPENGARUHI TINGKAT BUNGA • SEMAKIN TINGGI TINGKAT BUNGA MAKA INVESTASI MENURUN

  46. GAJI PEGAWAI AW AY AC AY AP,AQ AI Ar AL

  47. TRANSFER PAYMENT A Tr A C AY AP,AQ A I Ar A L

  48. pajak A Tx(+) AC(-) AZ(-) AI(+) AP,AQ(-) Ar(-) AL(-)

More Related