1 / 42

Mia Endah Asmalasari 2009710045

TELAAH KRITIS ARTIKEL “Ketuban Pecah Dini dan Demam Intrapartum Sebagai Faktor Risiko Sepsis Neonatorum Onset Dini” Naufal Sastra Negara, Setya Wandita, Purnomo Suryantoro. Mia Endah Asmalasari 2009710045. REVIEW ARTIKEL. PENDAHULUAN.

casper
Download Presentation

Mia Endah Asmalasari 2009710045

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TELAAH KRITIS ARTIKEL“Ketuban Pecah Dini dan Demam Intrapartum Sebagai Faktor Risiko Sepsis Neonatorum Onset Dini”Naufal Sastra Negara, Setya Wandita, Purnomo Suryantoro Mia Endah Asmalasari 2009710045 Universitas Muhammadiyah Jakarta

  2. REVIEW ARTIKEL Universitas Muhammadiyah Jakarta

  3. PENDAHULUAN Sepsis neonatorum adalah sindrom klinik akibat respons sistemik terhadap infeksi pada bulan pertama kehidupan bayi. Di negara maju berkisar 1-4 kasus tiap 1000 kelahiran hidup. Sedangkan insidens di negara berkembang lebih tinggi 5-8 kali lipat. Sebagian besar hasil penelitian retrospekstif menunjukkan bahwa faktor-faktor maternal yang memegang peran penting adalah ketuban pecah dini, demam intrapartum dan korioamnionitis. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum terhadap peningkatan risiko sepsis onset dini. Penghitungan risiko relatif ketuban pecah dini menggunakan statistik Mantel-Haenszel. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  4. PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan rancang bangun studi kohort prospektif selama 2 tahun, antara bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 di Instalasi Maternal-Perinatal RS. Dr.Sardjito, Yogyakarta. Kriteria inklusi  populasi target pada penelitian ini adalah semua bayi baru lahir yang terpapar ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum. Populasi terjangkau adalah semua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Kriteria ekslusi / subjek tidak diikutsertakan  jika ibu mendapatkan antibiotik intrapartum atau neonatus menderita kelainan bawaan. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  5. Next... Pengambilan sampel  consecutive sampling sampai besar sampel terpenuhi. Data diambil dari aspek maternal dan neonatal yang didapatkan melalui anamnesis pada ibu, pemeriksaan fisik pada neonatus, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis sepsis. Neonatus yang memenuhi kriteria inklusi  dimasukkan dalam penelitan dan diikuti selama 72 jam. Banyak gejala yang ditemui selama penelitian Semua data dicatat didalam formulir penelitian untuk selanjutnya dipindah rekamkan dalam cakram magnetik dengan menggunakan program SPSS versi 10.0. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  6. Next... Analisis dilakukan secara terpisah untuk jenis paparan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum  analisis klasifikasi usia kehamilan dan berat badan lahir, dilanjutkan dengan penghitungan risiko relatif menggunakan statistika Mantel-Haenszel. Jumlah subjek dengan paparan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian  dengan paparan 268 neonatus, masing-masing 190 dengan paparan ketuban pecah dini, 47 dengan paparan demam intrapartum, dan 31 dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai dengan demam intrapartum. Sementara pada kelompok tanpa paparan 267 neonatus. Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna. Hasil penelitian ini juga menunjukkan demam intrapartum dengan ataupun tanpa ketuban pecah dini berhubungan dengan peningkatan risiko lebih dari empat kali. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  7. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  8. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  9. KESIMPULAN Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna. Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah. Angka biakan positif dijumpai pada 43,8% kasus. Penyebab utama patogen yang terisolasi adalah Escherichia coli (32%), diikuti oleh Pseudomonas sp (25%), Streptococcus sp (14,3%), dan Staphylococcus epidermidis (14,3%). Universitas Muhammadiyah Jakarta

  10. TELAAH KRITIS Dengancaramenjawab 20 pertanyaan Universitas Muhammadiyah Jakarta

  11. A. BUKTI DESKRIFTIF 1. Apakah eksposure dari penelitian ini?  Eksposure dari penelitian ini adalah Ketuban pecah dini & demam intrapartum pada neonatus Dengamempertimbangkan kemungkinan efek konfonding yaitu maturitas kehamilan & berat badan lahir. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  12. 2. Apakahoutcomenya? • Peningkatan risiko sepsis neonaturum onset dini Universitas Muhammadiyah Jakarta

  13. 3. Apakahdesainstudinya? • Penelitian ini menggunakan rancang bangun studi kohort prospektif selama 2 tahun, antara bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 di Instalasi Maternal-Perinatal RS. Dr.Sardjito, Yogyakarta. • Analisis menggunakan uji chi square antara Karakteristik dasar variabel maternal dan kelahiran pada kedua kelompok. • Penghitungan risiko relatif ketuban pecah dini dan/demam intrapartum menggunakan statistik Mantel-Haenszel. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  14. 4. Apakahpopulasistudidalampenelitianini? • Populasinya adalah semua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. • Kriteria inklusi  populasi target pada penelitian ini adalah semua bayi baru lahir yang terpapar ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum. • Kriteria ekslusi / subjek tidak diikutsertakan  jika ibu mendapatkan antibiotik intrapartum atau neonatus menderita kelainan bawaan. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  15. Next... Pengambilan sampel  consecutive sampling sampai besar sampel terpenuhi. Data diambil dari aspek maternal dan neonatal yang didapatkan melalui anamnesis pada ibu, pemeriksaan fisik pada neonatus, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis sepsis. Neonatus yang memenuhi kriteria inklusi  dimasukkan dalam penelitan dan diikuti selama 72 jam. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  16. Next... Jumlah subjek dengan paparan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama penelitian  dengan paparan 268 neonatus, masing-masing 190 dengan paparan ketuban pecah dini, 47 dengan paparan demam intrapartum, dan 31 dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai dengan demam intrapartum. Sementara pada kelompok tanpa paparan  267 neonatus. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  17. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  18. 5. Apakahhasilutamapenelitianini? • Pada penelitian prospektif ini, ketuban pecah dini tidak terbukti meningkatkan risiko secara bermakna. • Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah. • Angka biakan positif dijumpai pada 43,8% kasus. Penyebab utama patogen yang terisolasi adalah Escherichia coli (32%), diikuti oleh Pseudomonas sp (25%), Streptococcus sp (14,3%), dan Staphylococcus epidermidis (14,3%). Universitas Muhammadiyah Jakarta

  19. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  20. B. Validitas Internal Pertimbanganmengenaipenjelasanhubungan non kausal 6. Apakahadakemungkinanbahwahasilakhirdipengaruhi bias observasi? Iya ada, bias pada observer dalam mengambil sampel, mnghitung dan menganalisis data. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  21. 7. Apakahadakemungkinanbahwahasilakhirdipengaruhikonfonding? Ada, satu – satunya faktor perancu pada penelitian ini yaitu karakteristik maturitas kehamilan & berat badan lahir yang diukur dengan penghitungan RR gabungan menggunakan statistik Mantel-Haenszel Selain itu faktor yang akan diukur yaitu KPD &/ DI diukur secara terpisah menggunakan statistik Mantel-Haenszel, Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh konfonding Universitas Muhammadiyah Jakarta

  22. 8. Apakahadakemungkinanbahwahasilakhirdipengaruhi chance variasi? Didapatkan : 5,3% dari 190 neonatus dengan paparan ketuban pecah dini (RR 1,76; IK 95% 0,71-4,37), 12,8% dari 47 neonatus dengan paparan demam intrapartum (RR 4,26; IK 95% 1,55-11,7), dan 12,9% dari 31 neonatus dengan paparan ketuban pecah dini yang disertai demam intrapartum (RR 4,31; IK 95% 1,38-13,5) Analisis stratifikasi berdasarkan maturitas kehamilan dan berat badan lahir, menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara bermakna. Meskipun demikian. risiko relatif ketuban pecah dini pada kelompok neonatus cukup bulan dan/atau berat badan lahir cukup tidak meningkat secara bermakna (RR 1,12; IK 95% 0,44-2,86 dan RR 1,33; IK 95% 0,57-3,84). Universitas Muhammadiyah Jakarta

  23. Next... Jika RR nya tinggi maka tidak ada chance variance, yaitu pada paparan demam intrapartum sebesar 4,26 kali Kemungkinan hasil akhir dipengaruhi chance variance pada paparan ketuban pecah dini Universitas Muhammadiyah Jakarta

  24. Kesimpulanvaliditas internal untukpertimbangan non kausal: Hasilpenelitianini kemungkinan kecildipengaruhiolehvariasi chance, kemungkinanada bias observasidan konfonding yaitu maturitas kehamilan & berat badan lahir namunbisadiabaikan dengan analisis perhitungan yang berbeda/dipisahkan menggunakan pengukuran statistik Mantel-Haenszel. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  25. C. ValiditasInternal Pertimbanganmengenaihubungankausal yang positif Universitas Muhammadiyah Jakarta

  26. 9. Apakahadahubunganwaktu yang benar? • Ada hubungan waktu dari penelitian ini, eksposure Demam Intrapartum mendahului terjadinya risiko risiko sepsis neonaturum onset dini ataupun Ketuban pecah dini disertai Demam Intrapartum mendahului terjadinya risiko risiko sepsis neonaturum onset dini. • Desain studi kohort memungkinkan untuk melihat adanya hubungan waktu, apakah sebab mendahului akibat, karena penelitian ini dilakukan selama dua tahun. • Demam intrapartum merupakan faktor risiko independen sepsis onset dini, sementara ketuban pecah dini hanya meningkatkan risiko secara bermakna pada kelompok neonatus kurang bulan dan berat badan lahir rendah. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  27. 10. Apakahhubungan yang terjadikuat? • Hubungan antara ketuban pecah dini dan demam intrapartum yang menjadi risiko sepsis neonaturum onset dini menunjukkan hubungan yang signifikan  4 kali lipat berisiko Universitas Muhammadiyah Jakarta

  28. 11. Apakahadahubungan dose-respons? • Hubungan dose respon terlihat jika neonatus hanya KPD, DI, KPD & DI. Hal ini menunjukan KPD pada neonatus tidak menimbulkan risiko secara bermakna, namun jika terjadi DI maka risiko menjadi 4,26 kali, lain halnya jika DI disertai KPD menunjukan hasil yang bermakna pada peningkatan risiko sepsis neonaturum onset dini sebesar 4,31 kali. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  29. Next.. • Selain itu paparan jenis bakteri disertai KPD &/ DI juga mempengaruhi risiko. • Juga kejadian maturitas persalinan & BBLR bisa disertai KPD &/ DI mempengaruhi risiko terjadinya sepsis neonaturum onset dini. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  30. 12.Apakahhasilakhirnyakonsistendengantujuanstudi? • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum terhadap peningkatan risiko sepsis onset dini. • Dan hasilnya tetap konsisten dengan tujuan studi. • Memperhatikan faktor perancu  dianalisis Universitas Muhammadiyah Jakarta

  31. 13.Apakahadaspesifitastertentudalamstudi? • Spesifisitas menunjukan bahwa kejadian KPD tidak menunjukan perbedaan yang bermakna. Pada penelitian ini sebesar 1,76 kali. • Namun lain halnya jika adanya DI, KPD &/ DI  yang menunjukan risiko sakit lebih besar yaitu 4 kali lipat Universitas Muhammadiyah Jakarta

  32. D. Validitaseksternal Generalisasihasilakhir Universitas Muhammadiyah Jakarta

  33. 14. Dapatkahhasilstudiditerapkanpadapopulasi yang eligible? Hasilstudidapatditerapkanpadapopulasi yang eligible karenatelahdilakukan sampling padapemilihanpesertastudi. Adanya kriteria inklusi & ekslusi. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  34. 15.Dapatkahhasilstudiditerapkanpadapopulasisumber? Ya tentu, mengingatbahwapopulasisumbersamadenganpopulasi eligible dalampenelitianiniyaitusemua bayi baru lahir yang dirawat di Instalasi Maternal Perinatal RS Dr.Sardjito dengan ketuban pecah dini dan/atau demam intrapartum, selama dua tahun dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 dantelahdilakukan sampling makahasilstudidapatditerapkanpadapopulasisumber. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  35. 16.Dapatkahhasilstudiditerapkanpadapopulasirelevanlainnya? Iya, studi ini sangat bisa diterapkan pada populasi relevan lainnya. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  36. E. Perbandinganhasilstudidenganbuktilain Universitas Muhammadiyah Jakarta

  37. 17. Apakahhasilstudikonsistendenganbukti lain, khususnyadaristudi yang serupaataudesainstudi yang lebihkuat? Ya, beberapa penelitian sesuai dengan hasil studi ini yaitu : • Hasil yang hampir sama dilaporkan oleh Schuchat dkk bahwa risiko neonatus yang terpapar ketuban pecah dini tidak meningkat secara bermakna pada kasus sepsis onset dini dengan etiologi yang bukan Streptococcus grup B. • Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chacko & Sohi melaporkan bahwa insidens sepsis onset dini pada neonatus dengan prematuritas dan berat badan lahir rendah tidak meningkat secara bermakna jika tidak disertai dengan faktor maternal (misal : KPD, DI) • Hal ini sesuai dengan beberapa laporan studi yang menunjukkan risiko infeksi cairan amnion meningkat secara bermakna pada neonatus dengan prematuritas yang disertai ketuban pecah dini Universitas Muhammadiyah Jakarta

  38. 18. Apakahkeseluruhanbuktimenunjukkanspesifisitastertentu? • Iya, dengan melihat karakteristik usia kehamilan, berat badan lahir, juga patogen penyebab pada kejadian KPD, DI, KPD &/ DI. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  39. 19. Apakahhasilstudi plausible, dalamsuatumekanismebiologi? • Ya, Sepsis neonatorum adalah sindrom klinik akibat respons sistemik terhadap infeksi pada bulan pertama kehidupan bayi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor maternal (ketuban pecah dini, demam intrapartum dan korioamnionitis) Universitas Muhammadiyah Jakarta

  40. 20. Jikasatuefekutamadapatditunjukkan, apakahhasilitukoherentdengandistribusieksposuredan outcome? • Informasi mengenai distribusi eksposure dapat diamati dari distribusi dari hasil analisis risiko relatif pada kejadian KPD, DI, KPD &/ DI juga gabungan dari paparan tersebut dengan maturitas kehamilan & Berat badan lahir • Terlihat bahwa efek utamanya yaitu dapat teramati pada semua kelompok studi. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  41. Universitas Muhammadiyah Jakarta

  42. TERIMA KASIH Universitas Muhammadiyah Jakarta

More Related