1 / 66

Soil Transmitted Helminth

Soil Transmitted Helminth. Kartika Ishartadiati. Soil Transmitted Helminth. Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah Yang termasuk STH adalah : Ascaris lumbricoides Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

brosh
Download Presentation

Soil Transmitted Helminth

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Soil Transmitted Helminth Kartika Ishartadiati

  2. Soil Transmitted Helminth • Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah • Yang termasuk STH adalah : • Ascaris lumbricoides • Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale • Trichuris trichiura • Strongyloides stercoralis

  3. Ascaris Lumbricoides

  4. Ascaris lumbricoides • Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh manusia • Penyakit : Ascariasis • Tersebar secara kosmopolitan • Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan kelembaban tinggi, sanitasi hygiene yang kurang baik • Di negara berkembang, 1 dari 4 orang terinfeksi.South east Asia 73 %, Afrika 12 %, Amerika Tengah / Selatan 8 % • Prevalensi di Indonesa; 60-90% Terutama di daerah tertinggal dan daerah kumuh • Kematian jarang terjadi kecuali terdapat penyumbatan usus

  5. Ascaris lumbricoides = round worm • Nama dalam bahasa Indonesia : cacing gelang / cacing gilig • Hospes definitif : manusia • Penyakitnya disebut : Askariasis • Habitat / predileksi : lumen usus halus • Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized) • Penularan: peroral (tertelan telur infektif)

  6. Morfologi • Telur : mempunyai 4 tipe yaitu : • Dibuahi ( fertil/fertilized egg ) • Matang / berembryo (berisi larva) • Tidak dibuahi (infertil/unfertilized egg) • Decorticated (dapat fertil maupun infertil)

  7. Telur Ascaris lumbricoides • Telur yang dibuahi Fertilized egg - bulat lonjong - ukuran 45-70 x 35-50 mikron • dinding telur tebal dan transparan tdd 3 lapis ; . Lipoidal vitelline membrane . Lapisan glikogen . Lapisan albuminoid • kuning kecoklatan • telur matang berisi larva KTantular

  8. Telur Ascaris lumbricoides • Telur berembrio/ matang/infektif • Telur decorticated

  9. Telur Ascaris lumbricoides Telur yang tidak dibuahi (unfertilized egg) • bentuk lebih lonjong • lapisan albuminoid lebih tipis • ukuran 88-94 x 40-50 mikron Cacing betina dapat memproduksi telur sampai 200.000 telur/hari. KTantular

  10. Morfologi • Dewasa : • Silindris • Jantan panjangnya 10-31 cm • Betina panjangnya 22-35 cm • Putih kecoklatan atau kuning pucat • Tubuh tertutup kutikula yang halus bergaris-garis tipis • Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2 subventral) • Jantan : ujung posterior runcing dengan ekormelengkung ke arah ventral, dilengkapi 2 buahspicula (spiculum) berukuran 2 mm dan banyak papil-papil kecil. • Betina: ujung posterior membulat dan lurus

  11. Cacing dewasaAscaris lumbricoides Sumber: CDC

  12. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

  13. Telur tertelan bersama makanan/minuman /kontaminasi tangan  di dalam usus halus, dinding telur pecah  larva keluar  penetrasi dinding usus  pembuluh darah  jantung  paru  oesophagus  tertelan lagi sampai usus halus  dewasa jantan dan betinaperlu waktu 60 - 75 hari

  14. Bila keadaan lingkungan sekitar telur baik , seperti :- tanah liat, kelembaban > 80%, cukup O2- tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung- temperatur 22-23º Cdalam waktu 3 minggu telur menjadi infektif bagi manusia.Telur dapat bertahan sampai beberapa tahun.

  15. Epidemiologi • Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa. • Akibat bermain tanah yang mengandung telur, mengkontaminir tangan, makanan, mainan mereka. • Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci.

  16. Patologi dan Gejala Klinik Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ) tidak menimbulkan gejalaKelainan yang ditimbulkan akibat : 1. migrasi larva (4-16 hari setelah menelan telur) 2. cacing dewasa (6-8 minggu setelah menelan telur)

  17. Akibat Migrasi Larva • Trauma/ perdarahan dalam jaringan paru . Reaksi radang disekitar larva . Peningkatan mukus di bronchus, spasme • Sensitisasi pada host, allergi, serangan asthma • Demam • Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak, urticaria  Sindrom Loeffler Pada pemeriksaan darah : sel Eosinophil meningkatPada pemeriksaan auskultasi : wheezing dan ronchi

  18. Akibat Cacing Dewasa • Habitat cacing dewasa di dalam lumen usus halus menghisap makanan dari host • Gejala klinik tergantung dari : . jumlah cacing / berat ringannya infeksi . keadaan umum penderita • Faktor yang menimbulkan gejala : . Faktor mekanis, karena gerak cacing dewasa . Faktor khemis, karena produksi metabolik dari cacing  Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia, gejala keracunan, oedema, appendicitis • Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui anus, mulut bersama muntahan

  19. Akibat Migrasi Cacing Dewasa Migrasi cacing dewasa mencapai organ lain, menimbulkan gejala akut seperti : . Ileus, obstruksi usus . Perforasi usus, cacing menembus dinding usus . PeritonitisKomplikasi sering dijumpai pada anak-anak

  20. Diagnosa • telur dalamtinja : dari hapusan langsung / cara konsentrasi • larva dalam sputum : gastric washing • anamnesa yaitu keluarnya cacing dewasa melalui mulut, hidung, anus

  21. TerapiAlbendazole (Albenza) : 400 mg single doseMebendazole (Vermox) : 200 mg per oral, 3 hariPyrantel pamoateIvermectin LevamisolPencegahanPerbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan.Pengobatan penderita / sumber infeksi.

  22. Hookworm

  23. CACING TAMBANG = Hookworm • 2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator americanus • Penyakitnya disebut : ancylostomiasis/necatoriasis • Hospes definitif : manusia • Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum • Bentuk infektif : larva filariform

  24. Distribusi geografis & epidemiologi • Kosmopolitan terutama di daerah tropis dan subtropis. • Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang. • Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif (filariform) yang menembus kulit.

  25. Morfologi Telur Hookworm • bulat lonjong • kulit terdiri dari 1 lapis hyaline yang transparan • ukuran 57-76 µm x 35-47 µm

  26. Morfologi Larva • Rhabditiform Gemuk, tidak infektif, panjang 250µ • Filariform Langsing, infektif, 600µ

  27. Morfologi cacing dewasa • Berbentuk silindrik & bengkok, putih kelabu, kecil . betina :9-13 x 0,4-0,6 mm . jantan : 5-11 x 0,3-0,45 mm • Cuticula cukup tebal • Ujung ekor : . betina runcing . jantan terdapat bursa copulatrix, organ seperti payung yang ditegakkan oleh ruji-ruji dari chitine yang susunannya khas untuk tiap spesies.Di dalam bursa terdapat 2 buah spiculae yang langsing panjang.

  28. Perbedaan Morfologi Cacing Dewasa Ancylostoma duodenale • Arah kepala : mengikuti lengkung tubuh (huruf c) • Letak vulva :di posterior pertengahan tubuh • Rongga mulut : di bagian ventral, mempunyai 2 buah gigi yang hampir sama besar di tiap sisi • Bursa copulatrix : melebar, ruji dorsal bercabang tiga Necator americanus • Berlawanan lengkung tubuh ,spt menengadah ke atas spt bentuk kail (huruf s) • Di anterior pertengahan tubuh • 2 buah lempeng pemotong semilunar di ventral, 2 buah yang agak kecil di dorsal • Memanjang dan bulat, ruji dorsal pendek bercabang dua

  29. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

  30. Siklus Hidup Hookworm Telur dikeluarkan bersama tinja  waktu 1-2 hari pada kondisi optimal menetas  larva rhabditiform (bersifat aktif, pendek gemuk, mencari makan dari debris)  5 hari larva filariform (langsing, non feeding, infektif bagi manusia) menembus kulit pada dorsum pedis /kulit tangan ( pekerja tambang/petani )  pembuluh darah  jantung  paru-paru menembus alveoli disebut “ lungmigration ” oesophagus  usus halus cacing dewasa. Waktu yang diperlukan mulai dari infeksi sampai menjadi dewasa sekitar 5-6 minggu. Kondisi optimal :- tanah bersifat lepas (pasir), pertukaran hawa/oksigen- kelembaban cukup, suhu 23–30ºC- tidak terkena matahari langsung

  31. Cacing menempelkan diri dan menggigit sebagian mukosa usus halus sambil menghisap darah hospes dibantu dengan adanya antikoagulan yang disekresi cacing. • Jumlah darah yang dihisap dapat dideteksi dengan radioisotop Cr 51, . pada Ancylostoma duodenale perhari : 0,2 ml . pada Necator americanus perhari : 0,034 ml

  32. Jumlah telur yang dihasilkan oleh . Ancylostoma duodenale 20.000 /hari . Necator americanus 10.000/hari • Jangka waktu ketahanan hidup . Ancylostoma duodenale 6 -8 tahun . Necator americanus 4 -5 tahun

  33. Gejala Klinis 1. Karena migrasi larva 2. Karena cacing dewasa

  34. Gejala karena migrasi larva • Gejala pada kulit akibat penembusan larva, mengakibatkan dermatitis lokal, inflamasi, berupa erythematous, papula, vesikel dengan oedema lokal. “ground itch”. Bisa berlangsung sampai 2 minggu. Sering terjadi infeksi sekunder. • Gejala akibat larva di jaringan paru, nyeri tenggorokan, batuk, mirip gejala pharyngitis. • Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi

  35. Gejala karena cacing dewasa • Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi • Gejala anemia , terjadi secara perlahan sesuai infeksi yang menahun Anemia gizi besi, hipochromic micrositikFaktor yang berperan sebelum timbul anemia:- jumlah cacing tambang / intensitas infeksi- cadangan zat besi penderita- nutrisiPatokan untuk menentukan terjadinya anemia :Pada wanita dan anak-anak, beratnya infeksi dengan hitung telur per gram tinja = 2000, sedang pada laki dewasa = 5000Anemia yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik maupun mental.

  36. Diagnosa • Secara klinis : berdasar anmnesa dan gejala • Secara Laboratoris : • Spesimen :Feces menemukan adanya telur • Spesimen :Darah adanya gambaran anemia hipokromik mikrositer

  37. Terapi • Mebendazol (Vermox), 2x100mg selama 3 hari berturut-turut • Pyrantel pamoate (Combantrin), dosis tunggal 10-20mg/kgBB

  38. Pencegahan • Pengobatan penderita. • Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin. • Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis.

  39. Strongyloides stercoralis

  40. Strongyloides stercoralis • Nama dalam bahasa Indonesia : cacing benang • Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis • Hospes definitif : manusia dan hewan • Habitat / predileksi : cacing betina  pada mucosa duodenum dan jejunum; cacing jantan JARANG ditemukan di dalam hospes (?) • Bentuk infektif : larva filariform

  41. Distribusi geografis • Di daerah tropis dan subtropis, daerah panas dengan kelembaban tinggi.

  42. Telur • Jarang ditemukan di tinja • Morfologi menyerupai telur Hookworm • Menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja sebagai larva rhabditiform

  43. Larva Strongyloides stercoralis Larva rhabditiform: - pada faeces Larva filariform: - langsing panjang - ekor bercabang

  44. Cacing dewasa • Cacing dewasa bentuk parasitik :C. Betina : - kecil langsing, tak berwarna (2,2 x 0,04 mm) - cuticula striated - buccal cavity pendek - oesophagus silindris panjang • Cacing dewasa bentuk free living :C. betina : panjang 1mm, uterus berisi telurC. jantan : panjang 0,7 mm, ekor lancip membengkok ke ventral, dan terdapat spiculae

  45. Siklus Langsung(Paracitic cycle) Larva filariform di tanah  kontak melalui kulit / mulut  menembus kulit  sirkulasi darah  jantung  paru  kapiler pembuluh darah  alveoli  oesophagus  usus halus  dewasa jantan & betinaDari larva untuk mencapai paru 3 – 13 hariAuto infeksi : Larva filariform dapat penetrasi kulit perianal pada , - penderita dengan higiene jelek - konstipasi - defekasi dibersihkan dengan tissue

  46. Siklus Tidak Langsung(Free Living Cycle) Larva rhabditiform keluar bersama dengan tinja :a. pergantian kulit 2x  larva filariformb. pergantian kulit 4x  di tanah tumbuh menjadi dewasa jantan & betina  fertilisasi  telur  larva rhabditiform

  47. Gejala Klinis • Disebabkan oleh larvaa. kelainan pada kulit : creeping eruption seperti pada Ancylostoma (berupa garis lurus, sifat lebih progresif ). Gejala : dermatitis, urticariab.larva dalam paru : pneumonitis gejala : demam,batuk + sputum mukopurulen, dyspnea / sesak, urticaria c. pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi, perdarahan gastrointestinal

  48. Gejala Klinis … 2. Disebabkan oleh cacing dewasa a. infeksi ringan : asimptomatik, mual, muntah, nyeri perut, diare ringan b. infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare berat, dehidrasi, kolik

  49. Diagnosa • Sampel (specimen ) : feces  ditemukan adanya larva rhabditiform Biakan feces 3 hari  menjadi larva filariform dan cacing dewasa free living

More Related