html5-img
1 / 29

Accreditation

Accreditation. Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada RS karena telah memenuhi standar yang ditentukan. 3 Hal Pokok Akreditasi RS di Indonesia. ” Wajib ”, berkaitan dengan ijin RS

briar
Download Presentation

Accreditation

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Accreditation Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada RS karena telah memenuhi standar yang ditentukan

  2. 3 Hal Pokok Akreditasi RS di Indonesia • ”Wajib”, berkaitan dengan ijin RS • Tujuan utama: meningkatkan mutu pelayanan (UURS no 44/2011, pasal 40 ayat 1) Keselamatan Pasien menjadi standar utama • Pelaksana: KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) Permenkes RI, nomor 417/MenKes/ PER/II/2011, tentang KARS KMK RI, nomor 418/MenKes/SK/II/2011, tentang susunan keanggotaan KARS masa bakti 2011-2014.

  3. UURS no 44, 2011, pasal 40 ayat 1-3: (1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali (2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. (3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

  4. Standar akreditasi baru merupakan suatu PEDOMAN yang dapat digunakan untuk: • Memandu manajemen RS agar efektif dan efisien • Memandu RS dalam upaya memperbaiki mutu, keselamatan dan efisiensi pelayanan pasien • Meninjau ulang fungsi-fungsi penting RS • Mengetahui dan memahami standar akreditasi yang harus dipenuhi RS • Meninjau ulang pemenuhan harapan standar dan persyaratan tambahannya • Menjadi terbiasa dengan istilah yang digunakan di dalam standar

  5. Perubahan Paradigma Standar Akreditasi Baru • Tujuan akreditasi adalah peningkatan mutu • Memenuhi kriteria-kriteria internasional dan bersifat dinamis • Pelayanan berfokus pada pasien • Kesinambungan pelayanan • Prosesnya mencari bukti-buktitracer methodology • Survey upaya pencapaian RS terhadap skoring, berupa level-level pencapaian PRATAMA, MADYA, UTAMA, PARIPURNA

  6. Persiapan unit kerja: 1. Kebijakan pelayanan 2. Pedoman pengorganisasian 3. Pedoman Pelayanan 4. SPO 5. Bukti pelaksanaan 6. Program (Rencana Kerja Tahunan) 7. Laporan bulanan 8. Rapat 9. Orientasi 10. Pelatihan - Kerangka acuan/TOR- Bukti kegiatan (jadwal, presensi)- Pre dan post test- Laporan kegiatan

  7. Pedoman • Undang-Undang • Peraturan Pemerintah • Peraturan Presiden • Keputusan Presiden • Peraturan Menteri Kesehatan • Keputusan Menteri Kesehatan • Pedoman-Pedoman

  8. Standar Akreditasi Rumah Sakit Instrumen Akreditasi (2011 – 2007) • Parameter :314 (16 Yan) • Elemen Penilaian : 598

  9. Hasil Penilaian Survei 70-89 %

  10. SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS International Patient Safety Goals

  11. Sasaran I: Ketepatan Identifikasi Pasien Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien • Menggunakan dua identitas pasien • Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah • Sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis • Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur • Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan • identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

  12. Tracer: • Pasien cari bukti bukti penerapan di lapangan dari 5 elemen penilaian • Wawancara, petugas terkait: dokter, perawat rawat inap, OK  cari bukti bukti pemahaman dan pelaksanaan di lapangan • Observasi: gelang nama, saat penting dimaksud • Dokumen: Kebijakan dan SOP

  13. Sasaran II: Peningkatan Komunikasi yang Efektif Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan. • Perintah lisan, telepon atau hasil pemeriksaan, dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah. • Dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah. • Dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan. • Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi • keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara • konsisten.

  14. Tracer: • Wawancara: petugas terkait: Perawat dan petugas lain  - Cari bukti-bukti penerapan menerima perintah lisan dan lewat telepon - Bagaimana pemahaman dan pelaksanaan oleh petugas terkait di lapangan • Observasi: catatan RM • Dokumen: Kebijakan dan SOP, cek konsistensi di semua unit

  15. Sasaran III: Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) • Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat. • Implementasi kebijakan dan prosedur. • Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan di unit pelayanan pasien, kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan. • Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted)

  16. Tracer: • Wawancara: petugas terkait: perawat, inst farmasi  - - Telusuri bukti-bukti pelaksanaan, apakah ada proses identifikasi obat High-alert, penetapan lokasi dan pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat, cek pengetahuan mereka tentang hal tsb • Observasi: cari daftar obat high-alert dan elektrolit konsentrat • Dokumen: - Kebijakan dan SOP, cek kebijakan/SOP tentang identifikasi obat High-alert , penetapan lokasi dan pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat - Cek konsistensi di semua unit

  17. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien • Penandaan yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan • Checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional. • Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur "sebelum insisi/time out" tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan. • Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman • proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien, • termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang • dilaksanakan di luar kamar operasi.

  18. Tracer • Pasien cari bukti bukti penerapan di lapangan dari Empat elemen penilaian (pasien preoperasi dan pasien gigi) • Wawancara: petugas terkait: dokter, perawat OK  cari bukti bukti pemahaman dan pelaksanaan di lapangan • Observasi: tanda operasi di lokasi operasi ?, melbatkan pasien?, pelaksanaan time out? • Dokumen: Kebijakan dan SOP: ada check-list pra operasi,

  19. Sasaran V: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi suatu risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. • Mengadopsi / mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru (a.l dari WHO-Patient Safety) • Menerapkan program hand hygiene yang efektif. • Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk • mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko • infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

  20. Tracer • Pasien cari bukti-bukti penerapan di lapangan: apakah petugas kesehatan cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien • Wawancara: petugas terkait: dokter, perawat OK  cari bukti bukti pemahaman dan pelaksanaan di lapangan • Observasi: tanda operasi dilokasi operasi ?, melbatkan pasien?, pelaksanaan time out, • Dokumen: Kebijakan dan SOP : ada check-list pra operasi,

  21. Sasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien • Menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang, bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dll. • Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh. • Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan. • Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk • mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien • cedera akibat jatuh di rumah sakit.

  22. Tracer: • Pasien cari bukti bukti penerapan di lapangan: Tanyakan apakah petugas kesehatan menanyakan tentang hal hal yang terkait dengan risiko jatuh • Wawancara: petugas terkait: dokter, perawat  cari bukti bukti pemahaman dan pelaksanaan di lapangan tentang risiko jatuh, tanda pasien dengan risiko jatuh di RM, • Observasi: gelang pasien dengan risiko jatuh ?, tersedia nurse call di tempat tidur pasien dengan risiko jatuh ? , pengaman sisi tempat tidur?, tanda tanda daerah licin ? Pengaman sisi tangga ? • Dokumen: Kebijakan dan SOP : asesmen risiko jatuh, gelang pasien risiko jatuh, RM  pelaksanaan asesmen awal dan ulang pada pasien dengan risiko jatuh

  23. Standar Pengukuran Risiko Jatuh • Perawatan: Morse scale, 3 categories • Rawat Jalan & UGD: Up & Go • Paediatrik: Humpty Dumpty

More Related